7
Q
ud
= Debit udara m
3
jam Wmin
= Kebutuhan udara minimum m
3
kg bahan bakar Bbt
= Laju pembakaran kgjam Menurut Abdullah et al. 1998 debit udara pada proses perancangan untuk
pembakaran perlu ditambahkan kelebihan udara sebesar 40 dari total debit udara yang dibutuhkan secara teoritis.
Q = Q
ud
1+40 .......................................................................5 Q = Debit udara perancangan m
3
detik Dalam pembakaran sampah dalam alat pembakar sampah adalah jumlah oksigen
yang harus masuk ke dalam ruang pembakaran. Karena hal tersebut akan mampengaruhi kesempurnaan pembakaran. Selain itu permulaan pembakaran juga harus diperhatikan
baik jenis dan panass yang dibutuhkan untuk memulai pembakaran.
2. Panas Pembakaran
Energi panas yang dihasilkan oleh suatu proses pembakaran dapat diduga besarnya melalaui beberapa pendekatan diantaranya melalui pendekatan pancaran panas dari hasil
pembakaran dan pendekatan nilai kalor yang dikandung oleh bahan bakar per massa bahan bakar.
a. Pendekatan jumlah energi panas pembakaran berdasarkan pancaran gas hasil pembakaran didekati melalui sifat radiasi gas yang menyerap. Menurut McCabe
et. al. 1999 gas-gas yang dihasilkan dalam proses pembakaran memiliki kemampuan untuk memancarkan atau meyerap panas. Besarnya energi yqng
dipancarkan atau diserap tersebut dapat dicari melalui persamaan berikut:
q = Energi panas Watt
σ = Tetapan Boltzman 95.672 X 10
-8
Wattm
2 o
K
4
T
G
= Suhu absolut gas
o
K ε
G
= Emisivitas gas A
= Luas permukaan yang menyerap panas m
2
b. Pendekatan energi panas yang dihasilkan oleh suatu proses pembakaran adalah melalui nilai kalor yang dikandung oleh bahan bakar. Besarnya energi panas
hasil pembakaran tersebut dapat dicari melalui persamaan berikut: ̇ .................................................. 7
̇ = laju massa bahan bakar kgs
Nkl = Nilai kalor bahan bakar Jkg
Energi panas yang dihasilkan pada alat pembakar sampah ini dapat dimanfaatkan untuk menaikkan suhu air dengan mengunakan alat pemindah panas. Pada penelitian ini
digunakan pipa besi sebagai alat penukar panasnya.
3. Penanganan Gas Hasil Pembakaran
Dalam proses pembakaran yang dihasilkan gas-gas buang asap yang memliki kandungan bahan padat. Untuk itu diperlukan penanganan agar gas buangan tersebut
bersih dan tidak mencemari lingkungan. Penanganan gas tersebut dapat dilakukan dengan menambahkan cerobong dan ruangan penyaringan bahan padatan pada gas.
8
Menurut Porges dan Porges 1979 di dalam Budiman 2001 luas cerobong asap dapat didekati dengan persamaan berikut:
A = Luas Lubang Cerobong m2 Q
c
= Debit gas hasil pembakaran pada cerobong m
3
detik V = Kecepatan gas mdetik
Sedangkan tinggi cerobong dapat dihitung dengan persamaan berikut:
h
d
=Tekanan udara dalam ruang pembakaran mm.air H
c
= Tinggi cerobong m T
1
= Suhu diluar cerobong
o
K T
2
= Suhu didalam cerobong
o
K Suhu yang terjadi umumnya pada alat pembakar sampah berkisar antara 600
o
C hingga 800
o
C. Dengan suhu pembakaran seperti itu maka ruang pengendapan zat padat akan berkisar antara 400 hingga 500
o
C. Dengan suhu seperti itu dapat digunakan untuk pengeringan sampah yang memiliki kadar air diatas 70 dan disalurkan ke heat
exchanger yang dapat digunakan untuk memanaskan fluida yang. Beberapa alat pembakar sampah menggunakan ruang tersebut untuk membakar kembali zat padat
yang masih tersisa.
D. SISTEM PINDAH PANAS