PEMANFAATAN ENERGI PADA RUANG PENGENDAPAN ZAT PADAT

26 Gambar 15. Perubahan Suhu Air Maksimum Hasil Pemanasan Dari percobaan tersebut dapat terlihat bahwa kemampuan menaikkan suhu sistem pindah panas juga dipengaruhi nilai kalor bahan yang dibakar. Ketika bahan yang dibakar lebih dominan kertas yang memiliki nilai kalor yang lebih kecil dibandingkan dengan plastik maka suhu kemampuan menaikkan suhu pada sistem pindah panas di alat pembakar sampah juga lebih kecil dibandingkan dengan percobaan II, III dan IV dimana bahan yang dibakar mayoritas plastik. Pemanfaatan energi untuk pemanasan air disini masih minim dan dapat ditingkatkan lagi jika melihat dari hasil pemanfaatan energi yang ada pada pemanas air yang berkisar antara 9.979 hingga 16.266 kJ hal tersebut masih terlalu jauh jika potensi dari nilai kalor biomassa saja sekitar 12000 kJkg sehingga pada penelitian kali ini terlihat bahwa masih banyak panas yang terbuang melalaui dinding dan asap hasil pembakaran. Pemanfaatan energi panas yang dihasilkan dapat ditingkatkan dengan menambah panjang pipa atau memperbesar diameter pipa. Pada hasil simulasi Lampiran 8 didapatkan bahwa dengan menambah panjang pipa menjadi 5 m didapatkan perbedaan suhu sebesar 22 o C, sedangkan dengan menambah diamater pipa menjadi 0.0254 m didapatkan perbedaan suhu sebesar 32 o C. hal tersebut terjadi karena luas bidang pindah panas semakin lebar sehingga pindah panas yang terjadi akan semakin besar.

F. PEMANFAATAN ENERGI PADA RUANG PENGENDAPAN ZAT PADAT

Alat pembakar sampah dilengkapi dengan ruang pengendapan zat padat asap. Ruang tersebut digunakan untuk mengendapkan zat padat yang terbawa ole asap sehingga tidak ikut keluar dengan asap melalui cerobong. Ruang ini memiliki suhu yang cukup tinggi sehingga dalam percobaan kali ini dimanfaatkan untuk mengarangkan batok kelapa. Berikut tabel yang menjelaskan mengenai nilai suhu tertingi pada ruang pengendapan zat padat dengan jumlah arang yang dihasilkan. Tabel 9. Nilai Suhu Tertinggi di Ruang Pengendapan Zat Padat dan Jumlah Arang yang Dihasilkan Suhu Ruang Pengendapan Zat Padat o C Jumlah Arang yang Dihasilkan Gram Percobaan I 405 500 Percobaan II 381 400 Percobaan III 390 250 Percobaan IV 317 200 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 1 2 3 4 Δ T o C Percobaan 27 Gambar 16. Hasil Pengarangan Batok Kelapa Gambar 17. Jumlah Arang Batok Kelapa yang Dihasilkan Dari data di atas terlihat bahwa suhu tertinggi pada ruang pengendapan zat padat berkisar antara 317 hingga 405 o C. Suhu tersebut berpotensi untuk mengarangkan suatu bahan. Dari hasil percobaan terlihat bahwa dengan suhu sebesar itu dengan waktu yang berkisar antara 2 jam hingga 4 jam pada pembakaran sampah sudah dapat menghasilkan arang sebanyak 200 hingga 500 gram. Pengarangan banyak terjadi pada batok kelapa yang menempel di dinding. Hal tersebut terjadi karena energi panas yang diterima oleh batok kelapa yang menempel di dinding batok kelapa akan lebih besar karena perpindahan panas melalui radiasi lebih lambat dibandingkan dengan konduksi. Terjadi perbedaan pada hasil arang yang dihasilkan pada percobaan III dan IV dengan percobaan I dan II hal tersebut terjadi karena lama pembakaran pada I dan II lebih panjang dibandingkan dengan percobaan III dan IV dengan lama pembakaran yang berbeda akan berpengaruh pada lama pengarangan sehingga berpengaruh pada hasilnya.

G. ANALISIS HASIL UJI UNJUK KERJA ALAT