Hubungan Beban Kerja dengan Usia Menopause pada Ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
IKNA QONITA
1111104000018
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H / 2015 M
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
vi
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ikna Qonita
Tempat, Tgl, Lahir : Serang, 24 Maret 1995
Alamat : Majalawang RT01/01 Desa Umbul Tengah
Kecamatan Taktakan Kota Serang, Banten
No. Telp/HP : 082299842560
e-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. TK Ikhsaniyah Serang 2. SDN Lontar Baru Serang 3. SMPN 1 Kota Serang 4. SMAN 1 Kota Serang
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Riwayat Organisasi :
1. Anggota Paskibra SMPN 1 Kota Serang 2006-2009
2. Koordinator Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 1 Kota Serang 2010-2011 3. Koordinator Jurnalis MADING CITRA SMAN 1 Kota Serang 2010
(7)
vii
6. Wakil Menteri Kementerian Riset dan Teknologi Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan 2012-2014
(8)
viii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2015
IKNA QONITA, NIM: 1111104000018
Hubungan Beban Kerja dengan Usia Menopause pada Ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
xxi + 78 halaman + 18 tabel + 2 gambar + 6 lampiran ABSTRAK
Memasuki usia paruh baya dan menjadi tua merupakan hal yang menakutkan bagi sebagian wanita. Mereka akan merasa khawatir dirinya akan menjadi tidak sehat dan tidak cantik lagi. Padahal, masa tua dan menopause merupakan salah satu tahap yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya. Usia menopause setiap wanita berbeda-beda tergantung faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah beban kerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi adalah ibu usia 45-55 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Umbul Tengah. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Sistematik Random Sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 79 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk karakteristik responden dan beban kerja ibu menggunakan recall alokasi waktu 1 x 24 jam. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman Rank dengan derajat kepercayaan 90%. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 32 responden yang memiliki beban kerja ringan sebanyak 17 responden (80,9%) diantaranya belum menopause, 13 responden (59,1%) menopause normal, dan 2 responden (5,6%) lainnya menopause prematur. Pada 47 responden yang memiliki beban kerja berat sebanyak 4 responden (19,1%) diantaranya belum menopause, 9 responden (40,9%) menopause normal, dan 34 responden (94,4%) lainnya menopause prematur. Hasil analisis data diperoleh p-value yaitu sebesar 0,000 (< 0.1) dengan kekuatan korelasi sebesar 0,666. Secara statistik menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang, yaitu semakin berat beban kerja responden maka semakin cepat pula usia menopausenya.
Kata kunci: menopause, usia menopause, beban kerja. Referensi: 36 (1985-2014)
(9)
ix JAKARTA
Undergraduated thesis, July 2015
IKNA QONITA, NIM: 1111104000018
The Relationship Between Workload with The Age of Menopause of Mother at Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
xvii + 78 pages + 18 tables + 2 charts + 6 attachments
ABSTRACT
Entering the half elderly phase of life and getting old is the scariest thing for some of women. They will feeling worry if their will become unhealthy and not beauty anymore. Getting old and menopause is the one phase that must be through by women in their life. Every women has different menopause age based on factors that affect them. One of them is workload. The purpose of research is to determine the relationship between workload and the age of menopause of mother at Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang. The research used quantitative method with cross sectional design. The population was 45-55 years old women who live in Kelurahan Umbul Tengah. The sampling method used systematic random sampling. The sample size were 79 people. Data collecting was using a kind of participant and the workload using time allocation recall 1 x 24 hours. The statistical test used was Spearman Rank Correlation test with a degree of confidence was 90%. The result found there are 32 people who have low workload, 17 people with un-menopause, 13 people with menopause normally, and 2 people with menopause prematurely. There are 47 people who have high workload, 4 people with un-menopause, 9 people with menopause normally, and 34 people with menopause prematurely. The results analysis of data obtained that p-value was 0,000 (< 0,1) at 90% confidence level. Statistically stated that there is the relationship between workload and the age of menopause of mother at Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang (p = 0,000 < 0,1).
Keyword: menopause, age of menopause, workload Reference: 36 (1985-2014)
(10)
x
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT. Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Beban Kerja dengan Usia Menopause pada Ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang”.
Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. D e d e R o s y a d a M A , selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan dan Ernawati, S.Kp, M.Kep., Sp.KMB., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah.
5. Ibu Yenita Agus, S.Kp., M.Kep., PhD dan Ns. Uswatun Khasanah, MNS, selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan
(11)
xi
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Orang tua ku, Mamah Yusbaitun, S.Pd, MM dan Abah Masrur Ibnu Usman, S.IP yang telah mendidik, memberikan rasa cinta dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini, selalu mendoakan untuk kesuksesan penulis, memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis selama proses menyusun skripsi ini. Tak lupa juga untuk kakak ku Ikvi Takhiyati, S.Pd dan adik-adikku Empa dan Owim yang juga memberikan doa, dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini. Dan tak lupa Teh Yayah, A Maf, Nayla dan Kaisar serta keluarga besar lain yang selalu memberikan doa serta dukungan selama proses menyelesaikan skripsi ini
8. Sahabat-sahabat Sukma Mardiyah, Niekha Zoelienna, Mia Nur Fauziah, Laras Nurmuttaqina dan Jessita Putri Dhiary yang telah membantu, memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan, mengundang tawa, memberikan dukungan, serta mendoakan selama proses menyelesaikan skripsi ini.
9. Tak lupa sahabat-sahabat yang sudah seperti keluarga, UDO-ers UIN Jakarta, Aji, Gita, Titin, Tika, Ira, Shinta, Anril, Fitria, dan masih banyak lagi yang selalu memberi semangat dan mengundang tawa, Terima kasih banyak.
(12)
xii
10.Teman-teman BEM FKIK 2012, BEM PSIK 2014 dan PSIK angkatan 2011..
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membutuhkannya.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan untuk kita semua. Amiinn.
Tangerang Selatan, 01 Juli 2015 Penulis
(13)
xiii
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... v
RIWAYAT HIDUP ...vi
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ...ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR SINGKATAN ... xvii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ...xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Menopause ... 9
(14)
xiv
2. Klimakterium ... 9
3. Usia Menopause ... 12
4. Klasifikasi Menopause ... 13
5. Proses Menopause ... 14
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause ... 15
7. Perubahan yang Terjadi pada Masa Menopause ... 18
B. Beban Kerja Ibu ... 23
1. Definisi Beban Kerja Ibu ... 23
2. Pengukuran Beban Kerja Ibu ... 24
C. Penelitian Terkait ... 27
D. Kerangka Teori ... 29
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 30
A. Kerangka Konsep ... 31
B. Hipotesis ... 32
C. Definisi Operasional ... 33
BAB IV METODE PENELITIAN ... 36
A. Desain Penelitian ... 36
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36
1. Populasi Penelitian ... 36
2. Sampel Penelitian ... 36
(15)
xv
D. Metode Pengumpulan Data ... 40
E. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43
1. Uji Validitas ... 43
2. Uji Reliabilitas ... 43
F. Tahapan Penelitian ... 44
G. Pengolahan dan Analisa Data ... 46
1. Pengolahan Data ... 46
2. Analisa Data ... 47
H. Etika Penelitian ... 48
BAB V HASIL PENELITIAN ... 49
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 49
1. Data Geografi ... 49
2. Data Demografi ... 49
B. Analisis Univariat ... 49
1. Karakteristik Responden ... 49
2. Beban Kerja ... 54
C. Analisis Bivariat ... 60
1. Hubungan antara Beban Kerja dengan Usia Menopause .. 60
BAB VI PEMBAHASAN ... 62
A. Karakteristik Responden ... 62 B. Beban Kerja ... 68
(16)
xvi
D. Keterbatasan Penelitian ... 75
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(17)
xvii BMI : Body Mass Index
FSH : Follicle Stimulating Hormone
HDL : High Density Lipoprotein
IK : Interval Kelas
LDL : Low Density Lipoprotein
LH : Luteinizing Hormone
NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
PNS : Pegawai Negeri Sipil
SPSS : Statistical Products and Service Solutions
UHH : Usia Harapan Hidup
(18)
xviii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 33 Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden di
Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 49 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Menopause
Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 50 Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Menarche
Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 50 Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak
Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 51 Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Melahirkan Anak
Terakhir Responden di Kelurahan Umbul Tengah
Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 51 Tabel 5.6. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit
Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 52 Tabel 5.7. Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian Kontrasepsi
Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 53 Tabel 5.8. Distribusi Responden Berdasarkan Status Merokok
Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
(19)
xix
Tabel 5.10. Alokasi Waktu 24 Jam Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 54 Tabel 5.11. Status Kerja Responden di Kelurahan Umbul Tengah
Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 56 Tabel 5.12. Besar Keluarga Responden di Kelurahan Umbul Tengah
Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 57 Tabel 5.13. Ketersediaan Tenaga yang Membantu Responden di
Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 57 Tabel 5.14. Total Nilai Beban Kerja Objektif Responden di Kelurahan
Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 58 Tabel 5.15. Beban Kerja Objektif Responden di Kelurahan Umbul
Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 58 Tabel 5.16. Total Nilai Beban Kerja Subjektif Responden di Kelurahan
Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 59 Tabel 5.17. Beban Kerja Subjektif Responden di Kelurahan Umbul
Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 59 Tabel 5.18. Hubungan Beban Kerja dengan Usia Menopause pada Ibu
di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun 2015 ... 60
(20)
xx
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 29 Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 31
(21)
xxi
Lampiran 1 Penjelasan Penelitian
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 3 Kuesioner Karakteristik Responden
Lampiran 4 Kuesioner Beban Kerja Ibu
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian
(22)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan yang kita lalui akan mencapai pada masa penuaan. Penuaan yang dialami salah satunya adalah terjadi pada fungsi sistem reproduksi. Pada wanita, salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami yaitu menopause, masa dimana proses menstruasi terhenti secara alami. Menopause yang terjadi secara alami merupakan tahap yang normal dalam kehidupan (Heffner dan Danny, 2006).
Secara fungsional, menopause dapat dianggap sebagai “sindrom berkurangnya kadar estrogen”. Keadaan ini ditandai dengan berhentinya menstruasi dan pada mayoritas wanita, timbul tanda dan gejala sebagai respon fisiologis terhadap perubahan pada ovarium dan hipotalamus. Respon tersebut kemudian berperan terhadap perubahan fisiologis menopause. Respon fisiologis tersebut seperti hot flushes (rasa panas), insomnia, atrofi vagina, pengecilan payudara, dan penurunan elastisitas kulit. Osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler merupakan dampak lebih lanjut dari menopause (Heffner dan Danny, 2006).
Memasuki usia paruh baya dan menjadi tua merupakan hal yang menakutkan bagi sebagian wanita. Wanita yang telah mengalami menopause digambarkan banyak mengalami masalah antara lain merasakan pergeseran dan perubahan fisik dan psikis yang mengakibatkan timbulnya satu krisis dan
(23)
simptom-simptom psikologis yang akan mempengaruhi kualitas hidup pada wanita yang telah memasuki masa menopause (Larasati, 2009). Mereka akan merasa khawatir dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Padahal, masa tua dan menopause merupakan salah satu tahap yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya. Kekhawatiran yang berlebihanlah yang menyebabkan masa-masa ini menjadi sulit (Kasdu, 2002 dalam Herawati, 2012).
Menurut WHO (2012) Usia Harapan Hidup (UHH) pada wanita di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Di Indonesia sendiri UHH pada wanita tahun 1990 adalah 64 tahun, kemudian meningkat pada tahun 2000 menjadi 69 tahun, pada periode 2010-2015 meningkat menjadi 70,1 tahun dan diperkirakan meningkat menjadi 72,2 tahun pada periode 2030-2035 (Bappenas, 2013). Studi epidemiologis mengungkapkan fenomena yang menunjukan fakta bahwa usia menopause wanita di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini semakin cepat (Herawati, 2012).
Seorang wanita dengan wanita lainnya memiliki usia menopause yang berbeda tergantung faktor yang mempengaruhinya (Safitri, 2009). Rata-rata usia menopause adalah antara 48 dan 52 tahun (paling sering terjadi di usia 51 tahun), namun tidak menutup kemungkinan untuk terjadi pada usia yang lebih muda atau lebih tua dengan batas usia 40 sampai 60 tahun dan itu tergolong normal (Brashers, 2007). Pada wanita Indonesia, umunya menopause terjadi sekitar usia 45-55 tahun (Purwantyastuti, 2005 dalam Safitri, 2009).
Menurut Blumel (2011), dengan usia menopause yang semakin cepat sedangkan peningkatan UHH pada wanita yang semakin tinggi, maka
(24)
3
diperkirakan sepertiga kehidupan wanita berada pada masa menopause, yakni menjalani kehidupan dengan keluhan fisik dan psikologis yang semakin panjang (Herawati, 2012).
Jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2000 mencapai 203,46 juta orang dengan 101,81 juta penduduk wanita. Sekitar 25% atau 15,5 juta orang dari penduduk wanita Indonesia akan mencapai usia menopause, jumlah meningkat menjadi 11% pada tahun 2005. Pada tahun 2008 sekitar 25,32 juta wanita memasuki usia menopause. Pada tahun 2015 diperkirakan jumlah tersebut akan bertambah sebesar 14%. Tahun 2020 diperkirakan jumlah wanita yang hidup dalam usia menopause adalah 30,3 juta orang (Baziad, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2009), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi usia menopause seperti usia menarche, beban pekerjaan, status perkawinan, jumlah anak, usia melahirkan, pemakaian kontrasepsi, merokok, konsumsi alkohol, dan riwayat penyakit. Selain itu, ras/etnik, status sosial ekonomi, dan BMI (Body Mass Index) juga turut mempengaruhi usia terjadinya menopause (Gold, Bromberger, Crawford, dkk, 2001).
Namun, Baziad (2003) menyebutkan bahwa usia pertama haid (menarche), melahirkan pada usia muda, maupun berat badan tidak terbukti mempercepat datangnya menopause, faktor genetik kemungkinan berperan terhadap usia menopause. Lain halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiasih (2003) mengenai beberapa faktor ibu yang berhubungan dengan usia menopause pada ibu-ibu di pusat pembinaan lanjut usia Desa Cimari
(25)
Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat pada bulan april yang menyatakan bahwa riwayat penyakit dengan usia menopause tidak menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik, namun terjadi hubungan yang bermakna pada usia menarche dan status gizi dengan usia menopause.
Selain itu, hasil penelitian Sintania (2014) menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian menopause dini pada ibu ibu di wilayah kerja puskesmas Baso kabupaten Agam salah satunya adalah beban pekerjaan. Semakin berat beban pekerjaan seorang wanita, maka akan semakin cepat mengalami menopause, begitu pun sebaliknya, semakin ringan pekerjaan wanita maka akan semakin normal usia menopause yang dialaminya. Sehingga wanita yang bekerja akan mengalami menopause lebih cepat dibanding wanita yang tidak bekerja (Yatim, 2011).
Wanita memiliki peranan penting sebagai pemelihara kesehatan keluarganya sehingga menjadi sasaran penting program kesehatan. Namun dengan alasan membantu dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangganya, maka banyak wanita yang memilih untuk bekerja diluar. Hal ini tergambarkan dari data jumlah tenaga kerja wanita di Indonesia yang semakin meningkat setiap tahunnya dan pada tahun 2012 persentase wanita yang bekerja mencapai 47,91% dengan persentase wanita yang bekerja di perkotaan sebesar 44,74% dan di pedesaan sebesar 51,10% (BPS RI – Sakernas, 2012).
Menopause akan mempengaruhi kualitas hidup wanita tidak terkecuali wanita yang bekerja. Gambaran kualitas hidup tersebut dipengaruhi oleh empat aspek dilihat dari seluruh kualitas hidup dan kesehatan secara umum
(26)
5
yaitu kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Sehingga semakin cepat wanita mengalami menopause, semakin cepat pula hal-hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka (Larasati, 2009).
Penduduk wanita di Kelurahan Umbul Tengah, Kecamatan Taktakan Kota Serang pada tahun 2014 berjumlah 2.210 orang atau sekitar 48,3% dari total penduduk yaitu 4.577 orang dan 259 orang diantaranya berusia 45-55 tahun. 858 orang dari jumlah penduduk wanitanya selain menjadi ibu rumah tangga juga bekerja sebagai petani, buruh, pedagang, pengusaha kecil menengah, pembantu rumah tangga, Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan swasta, karyawan pemerintahan, dan lain sebagainya (Data Profil Kelurahan, 2014).
Pada bulan Januari 2015, peneliti melakukan studi pendahuluan pada 20 ibu usia 45-55 tahun di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang. Hasil dari studi pendahuluan tersebut adalah dari 20 ibu usia 45-55 tahun, 12 diantaranya telah mengalami menopause dan sisanya belum mengalami menopause. Lima orang diantaranya mengalami menopause alami (45-55 tahun), dan tujuh orang lainnya mengalami menopause prematur (<45 tahun). 11 orang diantaranya memiliki beban kerja berat dan 9 orang lainnya memiliki beban kerja ringan.
Penelitian yang dilakukan Safitri (2009) dan Sintania (2014) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi usia menopause dirasa belum terlalu rinci menjelaskan mengenai hubungan beban kerja dan usia menopause juga instrumen penelitian yang digunakan masih secara umum, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih spesifik lagi tentang Hubungan Beban Kerja
(27)
dengan Usia Menopause pada Wanita di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang.
B. Rumusan Masalah
Wanita pada dewasa ini memiliki aktifitas fisik yang tidak kalah banyak dengan laki-laki tidak terkecuali wanita di wilayah Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang. Selain aktifitas rumah tangga, wanita yang berperan ganda sebagai pekerja juga mendapatkan tambahan beban kerja dari pekerjaannya. Menurut beberapa penelitian, beban kerja terbukti mempengaruhi usia menopause yaitu semakin berat beban kerja maka semakin cepat wanita mengalami menopause. Menopause merupakan hal yang menakutkan dan mengganggu kenyamanan bagi sebagian wanita karena menopause dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka baik secara fisik, psikologis, hubungan sosial maupun lingkungan. Sehingga semakin cepat wanita mengalami menopause maka semakin cepat pula hal tersebut mempengaruhi kualitas hidup mereka. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan apakah ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang.
(28)
7
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui karakteristik responden dan data demografi ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
b. Mengetahui beban kerja objektif dan subjektif ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
c. Mengetahui usia menopause ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
d. Mengetahui hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam melakukan penelitian dan penulisan ilmiah serta meningkatkan pemahaman mengenai hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu.
2. Bagi Ibu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu sehingga hasilnya dapat dijadikan acuan dalam melakukan pencegahan terjadinya menopause dini.
3. Bagi Institusi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam bidang keperawatan maternitas yang berguna untuk pengembangan pemberian
(29)
edukasi kepada masyarakat berupa penyuluhan tentang hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu.
4. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, dan bahan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi usia menopause pada ibu.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang dengan batasan usia ibu yang dijadikan sampel 45-55 tahun.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang karakteristik responden dan kuesioner beban kerja.
(30)
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Menopause
1. Definisi Menopause
Menopause adalah penurunan fungsi indung telur yang dialami oleh wanita sehingga produksi hormon estrogen berkurang yang mengakibatkan terhentinya menstruasi. Penurunan fungsi reproduksi ini begitu dirasakan oleh wanita. Laki-laki juga mengalami penurunan fungsi reproduksi yang dikenal sebagai andropause, namun hal ini terjadi lebih lambat dibanding penurunan fungsi reproduksi pada wanita. Menopause juga dapat diartikan sebagai terhentinya masa subur wanita (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
Seiring dengan bertambahnya usia, jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai pada waktunya tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Hal ini terjadi secara alamiah. Oleh karena itu, menopause merupakan menstruasi alami terakhir yang dialami oleh wanita (Baziad, 2003). Wanita telah dapat dikatakan mengalami menopause apabila wanita tersebut tidak mengalami menstruasi (amenorrhea) selama 12 bulan, kadar follicle stimulating hormone (FSH) darah >40 Miu/ML dan kadar estradiol <30 pg/ml (Baziad, 2003).
2. Klimakterium
Hal lain yang berkaitan dengan menopause adalah klimakteri atau klimakterium. Antara masa reproduksi dan masa senium terdapat masa
(31)
peralihan yang disebut dengan klimakterium. Awal masa klimakterium sulit untuk ditentukan, tetapi berdasarkan keadaan endokrin (kadar hormon estrogen turun dan kadar hormon gonadotropin meningkat) dan gejala-gejala klinis jika ada, maka dapat dikatakan bahwa klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause (Pinem, 2009).
Klimakterium berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada saat ini kadar hormon estrogen telah rendah yang sesuai dengan keadaan senium. Dengan demikian klimakterium lamanya lebih kurang 13 tahun (Pinem, 2009). Pada masa klimakterium, wanita akan mulai merasakan perubahan yang gejala timbulnya tidak sama, bergantung pada faktor budaya, tingkat pendidikan, lingkungan, dan genetika (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
Klimakterium terbagi dalam beberapa fase sebagai berikut:
a. Pramenopause
Pramenopause merupakan masa sebelum menopause. Fase ini terjadi antara usia 40 tahun dan merupakan penanda dimulainya fase klimakterium. Tanda-tanda yang muncul pada fase ini adalah siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak, dan kadang-kadang disertai nyeri haid (dismenorea) (Baziad, 2003).
Pada awal pramenopause, pada 7 hari pertama terdeteksi peningkatan kadar FSH (lebih dari 30 IU/l) yang menunjukkan kadar menopause (Pinem, 2009). Kadar FSH yang tinggi mengakibatkan terjadinya perangsangan ovarium yang berlebihan (hiperstimulasi)
(32)
11
sehingga kadang-kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi (Baziad, 2003).
b. Perimenopause
Fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Kadar progesterone akan tetap rendah meskipun terjadi ovulasi. Kadar FSH, luteinizing hormone (LH) dan estrogen sangat bervariasi. Pada umumnya wanita telah mengalami berbagai jenis keluhan klimakterium (Baziad, 2003).
c. Menopause
Menurut Baziad (2003), setelah memasuki usia menopause akan selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>40 mIU/ml). Pada sebagian wanita, kadar estradiol pada awal menopause dijumpai rendah, sedangkan pada sebagian wanita lain, apalagi pada wanita gemuk kadar estradiol dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses aromatosasi androgen menjadi estrogen di dalam jaringan lemak.
Perubahan pada ovarium yang terjadi sebelum menstruasi berhenti (menopause) yang terjadi pertama-tama adalah terjadinya kegagalan fungsi korpus luteum di ovarium yang menyebabkan terganggunya interaksi antara hipotalamus – hipofisis. Kegagalan ovarium ini bersifat irreversible (Pinem, 2009). Akibat lainnya dari terhentinya perkembangan folikel dan ovulasi adalah peningkatan sirkulasi gonadotropin, FSH dan LH akibat hilangnya efek umpan balik negative estrogen dan amenorea akibat tidak adanya stimulasi endometrium oleh hormon-hormon steroid ovarium (Pinem, 2009).
(33)
d. Pascamenopause
Pascamenopause adalah masa setelah menopause, dimana ovarium tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol berada antara 20-3- pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat yang disebabkan karena terhentinya produksi inhibin akibat tidak tersedianya folikel dalam jumlah yang cukup. Rendahnya kadar estradiol menyebabkan endometrium menjadi atropik dan tidak mungkin muncul haid lagi (Baziad, 2003).
3. Usia Menopause
Saat masuknya seseorang dalam fase menopause sangat berbeda-beda. Wanita di Eropa tidak sama usia menopausenya dengan wanita di Asia (Baziad, 2003). Pada tahun 2000, usia menopause bagi perempuan Indonesia sekitar 49 tahun (Pinem, 2009). Hal ini diperkuat oleh Kumalasari dan Andhyantoro (2012) yang mengatakan bahwa usia menopause di Indonesia kurang-lebih 49 tahun, tetapi biasanya sejak wanita di atas 40 tahun menstruasi sudah tidak teratur, siklus sering terjadi tanpa pengeluaran sel telur, hal ini berarti kemungkinan untuk hamil kecil, namun bila terjadi kehamilan pada usia ini, kemungkinan besar memperoleh anak yang cacat atau dengan kualitas yang kurang baik.
Pada usia 45-49 tahun, fertilitas wanita tinggal 5% saja (Baziad, 2003). Dengan demikian, siklus ovarium yang terdiri dalam pertumbuhan folikel, ovulasi kemudian pembentukan korpus luteum lambat laun berhenti. Pada 25% perempuan usia 40 tahun, siklus menstruasi tidak disertai ovulasi atau anovulator (Pinem, 2009).
(34)
13
Menopause terbanyak terjadi pada usia 50 tahun (Safitri, 2009). Tidak jauh berbeda, Brashers (2007) mengatakan bahwa rata-rata usia menopause adalah antara 48-52 tahun dan paling sering terjadi pada usia 51 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usia terjadinya menopause sangat bervariasi. Umumnya wanita Indonesia mengalami menopause di usia 45-55 tahun (Purwantyastuti, 2005 dalam Safitri, 2009).
4. Klasifikasi Menopause
Menopause dapat dibagi dalam empat jenis yaitu: a. Menopause Alami
Menopause alami adalah perdarahan menstruasi spontan untuk terakhir kalinya. Terjadi pada rata-rata usia 51.2 tahun. Definisi ini berlaku untuk wanita yang telah mempertahankan ovariumnya dan yang tidak pernah mengkonsumsi pil estrogen atau kontrasepsi maupun terapi pengganti hormone estrogen (Voda, 1930). Jumlah folikel akan terus berkurang secara alami seiring bertambahnya usia.berkurangnya jumlah folikel disebabkan oleh folikel itu sendiri sampai akhirnya tidak ada lagi folikel yang tersisa, yang berarti wanita tersebut telah memasuki usia pascamenopause (Baziad, 2003).
b. Menopause Buatan
Menopause buatan dapat terjadi secara tiba-tiba. Penyebabnya bisa karena operasi pengangkatan rahim (histerektomi), atau pengangkatan ovarium dan rahim dengan kemoterapi maupun radiasi (Voda, 1930). Pengangkatan organ-organ reproduksi ini terbukti dapat menurunkan kadar hormone.
(35)
c. Menopause Premature
Usia terjadinya menopause memang bervariasi, namun jika menopause terjadi pada usia 40 tahun maka menopause ini dinamakan menopause premature (Manuaba, 2009). Lain halnya dengan Benson (2008), ia menyebutkan bahwa jika sel telur habis pada usia kurang dari 35 tahun, maka akan terjadi menopause premature. Menopause premature akan menyebabkan keluhan-keluhan pramenopause dialami lebih cepat. Salah satu keluhannya adalah hot flushes yang diakibatkan oleh kenaikan hormone gonadotropin (Manuaba, 2009).
d. Menopause Lambat
Menopause lambat adalah menopause yang terjadi setelah usia 55 tahun (Manuaba, 2009). Salah satu faktor yang memungkinkan seorang wanita akan mengalami keterlambatan menopause adalah apabila memiliki kelebihan berat badan. Apabila seorang wanita mengalami obesitas maka wanita tersebut akan memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi dalam seluruh masa hidupnya (Fox-Spencer dan Brown, 2007).
5. Proses Menopause
Jumlah folikel dalam ovarium pada waktu lahir lebih kurang 750.000 buah dan semakin lama semakin berkurang jumlahnya (Pinem, 2009). Sebagian wanita yang usia 35 tahun masih memiliki 100.000 folikel, sedangkan wanita yang lain pada usia yang sama hanya memiliki 10.000 folikel. Setiap wanita yang masih mengalami haid, meskipun sudah
(36)
15
tidak teratur, ovariumnya masih memiliki lebih kurang 1000 folikel dan kemungkinan hamil selalu ada (Baziad, 2003).
Menurut Pinem (2009), jumlah folikel pada waktu menopause tinggal beberapa ribu buah dan folikel yang tersisa ini lebih resisten terhadap rangsangan gonadotropin. Dengan demikian, siklus ovarium yang terdiri dalam pertumbuhan folikel, ovulasi kemudian pembentukan korpus luteum lambat laun berhenti, kejadian ini yang dinamakan menopause.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi menopause, diantaranya yaitu:
a. Usia haid pertama kali (menarche)
Safitri (2009) dalam penelitiannya mengatakan bahwa ada pengaruh usia menarche terhadap menopause. Wanita yang usia menarchenya <14 tahun akan mengalami menopause lebih cepat dibanding wanita
yang usia menarchenya ≥14 tahun (Lin Li, dkk, 2012).
b. Jumlah anak
Beberapa peneliti mengatakan bahwa semakin sering seorang wanita melahirkan maka akan semakin lama ia memasuki usia menopause. Semakin sering wanita melahirkan maka semakin banyak jumlah anak yang telah dilahirkan (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). Salah satu penelitian yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh antara jumlah anak terhadap usia menopause adalah penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2009).
(37)
c. Usia melahirkan anak terakhir
Semakin tua usia seorang wanita ketika melahirkan, semakin tua pula usia menopausenya. Proses penuaan pada sistem reproduksi akan diperlambat oleh kehamilan dan persalinan, maka menopause akan terjadi lebih lama (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). Hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan di Beth Israel Denconees Medical Center di Boston menyatakan bahwa wanita yang masih melahirkan pada usia diatas 40 tahun akan mengalami menopause pada usia yang lebih tua (Safitri, 2009).
d. Status perkawinan
Status perkawinan secara tidak langsung mempengaruhi usia terjadinya menopause (Safitri, 2009). Wanita yang tidak menikah dan bekerja memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dibanding wanita yang menikah dan bekerja/tidak bekerja, sehingga usia menopausenya akan lebih muda (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
e. Beban kerja
Pada wanita yang bekerja, sumber stress berasal dari lingkungan kerja, sehingga dapat meningkatkan stress kerja yang akan mempercepat wanita tersebut dalam mengalami gejala menopause (Hammam, Abbas, dan Hunter, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Baso Kabupaten Agam oleh Sintania (2014) menyatakan bahwa ada hubungan antara beban pekerjaan dengan menopause dini pada ibu. Hubungannya adalah semakin berat beban pekerjaan seorang wanita, maka akan lebih cepat mengalami
(38)
17
menopause dan semakin ringan beban pekerjaan ibu maka akan semakin normal menopause yang dialaminya.
f. Riwayat penyakit
Wanita yang mengalami pengangkatan rahim karena penyakit tertentu akan mengalami gejala menopause pada usia yang lebih muda (Kumalasari dan Andyantoro, 2012). Selain itu, pada wanita yang mengalami penyakit jantung akan lebih cepat mengalami menopause secara alami (Gold, dkk, 2001).
g. Pemakaian kontrasepsi
Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi jenis hormonal akan mengalami menopause pada usia yang lebih tua. Hal ini dikarenakan kontrasepsi jenis hormonal bekerja dengan cara menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Safitri (2009) bahwa wanita yang pernah menggunakan kontrasepsi akan mendapatkan menopause di usia yang lebih tua. Meskipun jenis kontrasepsi tidak berpengaruh terhadap menopause. h. Status Merokok
Wanita yang merokok diduga akan lebih cepat mengalami menopause (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). Terdapat beberapa penelitian yang mendukung, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Lin Li dkk terhadap wanita di Cina pada tahun 2012. Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa wanita yang merokok secara signifikan
(39)
memiliki usia menopause yang lebih muda dibanding yang tidak merokok.
i. Body Mass Index (BMI)
Tingkat BMI yang rendah berhubungan dengan usia menopause yang lebih muda (Lin Li, dkk, 2012). Sama halnya yang dikatakan oleh Kumalasari dan Andhyantoro (2012) bahwa hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita diduga dapat mempengaruhi usia menopause. Jaringan adipose merupakan tempat diproduksinya hormon estrogen dan banyak didapatkan pada wanita yang obesitas. Sehingga pada wanita yang obesitas menopause akan terjadi lebih lambat (Gold, dkk, 2001).
j. Sosial ekonomi
Tingkat ekonomi wanita yang dipengaruhi oleh suami yang bekerja atau tidak bekerja juga tingkat pendidikan yang mempengaruhi tingkat ekonomi diduga berpengaruh terhadap usia menopause (Gold, dkk., 2012, Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
k. Budaya dan lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimakterium dini (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
7. Perubahan yang Terjadi pada Masa Menopause
Kumalasari dan Andhyantoro (2012) menyebutkan beberapa perubahan yang terjadi pada menopause dalam bukunya.
(40)
19
a. Jangka Pendek 1) Perubahan Fisik
Beberapa organ reproduksi akan mengalami perubahan sebagai akibat terhentinya menstruasi. Rahim mengalami atropi, panjangnya menyusut, dan dindingnya menipis. Jaringan miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan mengandung lebih banyak jaringan fibrotik sehingga serabutnya menjadi berlebihan. Serviks menyusut sehingga tidak menonjol ke dalam vagina bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina. Lipatan-lipatan saluran telur menjadi lebih pendek, menipis, dan mengerut dan rambut getar yang ada pada ujung saluran telur atau fimbria menjadi hilang.
Selain itu terdapat perubahan fisik lainnya yang menjadi tanda dan gejala menopause sebagai berikut.
a) Perasaan panas (hot flushes)
a. Rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas (seperti leher dan dada).
b. Warna kulit menjadi kemerahan di daerah dada, leher, dan wajah serta terasa adanya peningkatan suhu pada perabaan akibat dari gejolak panas yang terjadi.
c. Kadar estrogen yang menurun akan mempengaruhi jaringan-jaringan yang sensitive atau yang bergantung pada estrogen sehingga timbul gejolak panas.
(41)
d. Mempengaruhi pola tidur karena sering terjadi pada malam hari.
e. Bisa terjadi dalam jangka waktu hanya beberapa menit sampai dengan 1 jam.
f. Tingkat stress mempengaruhi gejala ini dan dapat berkurang jika udara dingin.
g. Setelah 4-5 tahun pasca menopause, gejala ini akan menghilang.
b) Kelainan kulit, rambut, dan gigi
a. Kadar estrogen yang rendah dapat mempengaruhi jaringan kolagen sebagai jaringan penunjang pada tubuh.
b. Penurunan kadar estrogen yang lama kelamaan akan menghilang akan menyebabkan kulit kering dan keriput, rambut terbelah-belah dan rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah, sariawan, dan terjadi kerusakan pada kuku.
c) Vagina kering
a. Perubahan yang terjadi pada vagina ini dapat menimbulkan rasa sakit ketika berhubungan intim. b. Keluhan atau gangguan dirasakan pada epitel vagina,
jaringan penunjang, dan elastisitas dinding vagina. d) Tidak dapat menahan buang air kecil (inkontinensia urin)
(42)
21
Tidak dapat menahan buang air kecil merupakan salah satu fisiologis yang terjadi pada penuaan. Hal ini dirasakan terutama ketika bersin dan batuk. Penyebabnya adalah dinding serta lapisan otot polos uretra wanita –yang mengandung banyak reseptor estrogen –mengalami gangguan penutupan uretra karena kadar estrogen yang berkurang.
e) Penambahan berat badan
Turunnya kadar estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolism lemak diduga berhubungan dengan bertambahnya berat badan atau melebarnya ukuran tubuh pada lansia.
f) Gangguan mata
Mata akan terasa kering dan gatal akibat dari berkurangnya produksi kelenjar air mata karena menurunnya kadar estrogen.
g) Nyeri tulang dan sendi
Persendian akan terasa sakit dan ngilu. Usia yang semakin bertambah mengakibatkan beberapa organ tidak lagi mengadakan remodeling bahkan sebaliknya mengalami proses penurunan. Contohnya terjadi pada tulang.
2) Perubahan Psikologis
Selain terjadi secara fisik, perubahan juga terjadi secara psikologis. Hal ini tentu mempengaruhi kehidupan wanita dalam
(43)
menjalani masa menopausenya. Pengetahuan dan pandangan masing-masing wanita mempengaruhi respon psikologis yang dirasakan.
Perubahan psikis yang dirasakan timbul karena perubahan fisik dan hormonal yang terjadi. Sensitivitas akan meningkat, mudah tersinggung, suasana hati yang mudah berubah, mudah marah, kurang percaya diri, sulit dalam berkonsentrasi, perubahan perilaku, menurunnya daya ingat, kehilangan gairah seksual, dan bahkan sampai depresi sebagai akibatnya. Gejala-gejala ini akan mengganggu kehidupan sosial dan kemampuan dalam beraktivitas sehari-hari.
b. Jangka Panjang 1) Osteoporosis
Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan osteoporosis karena tulang dapat menjadi rapuh dan patah. Osteoporosis umumnya terjadi pada tulang berongga, yaitu tulang paha, panggul, dan lengan bawah. Asupan kalsium yang kurang, sinar matahari, aktivitas fisik dan olahraga, kekurangan gizi, kelainan kelenjar gondok, merokok, penggunaan alkohol, dan kortikosteroid seperti pada penderita asma dan lupus dapat mempercepat osteoporosis.
2) Penyakit jantung koroner
Penurunan kadar estrogen dapat meningkatkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) dan menurunkan kadar HDL (High
(44)
23
Density Lipoprotein). Hal tersebut dapat meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner pada wanita.
3) Demensia tipe Alzheimer
Kadar estrogen yang rendah mempengaruhi sistem saraf pusat atau otak. Hal ini dapat mengganggu proses yang terjadi di sistem saraf pusat seperti kemampuan berkonsentrasi yang menurun dan kehilangan ingatan jangka pendek. Sulit tidur, gelisah, depresi, sampai pada kepikunan tipe Alzheimer dapat dialami jika kekurangan estrogen dalam waktu lama dan berat serta dipengaruhi faktor keturunan dan proses penuaan.
B. Beban Kerja Ibu
1. Definisi Beban Kerja Ibu
Dewasa ini banyak ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah yang mengakibatkan peran ganda seorang ibu sehingga beban kerja mereka menjadi bertambah berat (Yulianis, Martianto, dan Hastuti, 2008). Secara umum ibu memiliki beban kerja di sector public maupun domestic. Ibu yang berperan sebagai pekerja di sector public untuk mencari tambahan penghasilan, tetapi dituntut untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik. Hal tersebut mengakibatkan ibu memiliki beban kerja yang cukup berat (Lestari, 2011).
Beban kerja merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk menyelesaikan suatu tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan pada waktu tertentu (Winarsunu, 2008). Beban kerja adalah
(45)
berat ringannya kegiatan yang dilakukan seseorang sehari-hari termasuk pekerjaan rumah tangga maupun pekerjaan yang dilakukan oleh responden untuk mendapatkan imbalan berupa uang (Safitri, 2009). Beban kerja ibu adalah suatu kewajiban atau tanggung jawab seorang ibu dan tanggapan atas kewajiban tersebut diukur berdasarkan jawaban contoh terhadap pertanyaan meliputi jumlah alokasi waktu kegiatan ibu sehari, status kerja ibu, besar keluarga, ketersediaan tenaga yang membantu (Yulianis, 2003).
2. Pengukuran Beban Kerja Ibu
Beban kerja ibu dapat diukur secara objektif maupun subjektif. Beban kerja ibu secara objektif terdiri dari beberapa hal yang dapat diukur yaitu alokasi waktu kegiatan ibu sehari, status kerja ibu, besar keluarga, dan ketersediaan tenaga yang membantu. Hal tersebut dapat mempengaruhi beban kerja ibu. Secara subjektif, beban kerja akan dilihat dari persepsi ibu terhadap beban kerjanya (Yulianis, 2003).
a. Beban kerja: objektif 1) Alokasi waktu
Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan dalam sehari. Alokasi waktu diukur dengan metode recall 1x24 jam. Alokasi waktu meliputi enam kegiatan ibu yaitu kegiatan produktif, kegiatan domestik, kegiatan pribadi, kegiatan sosial, kegiatan pengasuhan dan kegiatan istirahat (Yulianis, 2003).
Kegiatan produktif yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat menghasilkan uang untuk menambah pendapatan keluarga.
(46)
25
Untuk kegiatan domestik yaitu kegiatan rumah tangga seperti bersih-bersih rumah, mencuci pakaian dan memasak. Makan, minum, mandi, shalat, membaca Al-qur’an dan tidur merupakan jenis kegiatan pribadi. Kegiatan pengasuhan yang dimaksud berupa kegiatan memberi makan anak/cucu, bermain bersama anak/cucu, menidurkan anak/cucu, dan memandikan anak/cucu. Kegiatan sosial dapat berupa perkumpulan sosial (Yulianis, 2003).
Mangkuprawira (1985) membagi waktu ibu secara umum pada enam kegiatan yaitu waktu rumah tangga, semua waktu yang digunakan untuk kegiatan rumah tangga yang tidak bernilai ekonomis seperti membersihkan rumah, mencuci, memasak, dan mengasuh anak, waktu mencari nafkah, yaitu semua waktu yang digunakan untuk menambah penghasilan keluarga, waktu sosial, yaitu waktu yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial seperti gotong royong, menjenguk orang sakit, mengunjungi tetangga, mendatangi pengajian dan arisan, waktu pendidikan, yaitu semua waktu yang digunakan ibu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu, waktu pribadi, yaitu waktu yang digunakan untuk kepentingan pribadi seperti makan, minum, sholat, membaca Al-Qur’an dan tidur. Dan waktu luang, yaitu sisa waktu diatas.
Hasil penelitian Mangkuprawira (1985) menyebutkan bahwa rata-rata waktu ibu di pedesaan untuk rumah tangga
(47)
sebesar 5,6 jam, mencari nafkah 2,3 jam perhari, sosial 1,3 jam perhari, pendidikan sebesar 0,2 jam per hari, waktu luang 4,6 jam perhari dan sisanya untuk kegiatan pribadi.
2) Status kerja
Status kerja adalah suatu keadaan dimana ibu bekerja atau tidak bekerja selain pekerjaan ibu rumah tangga (Yulianis, 2003). 3) Besar keluarga
Besar keluarga sama dengan jumlah anggota keluarga. Besar keluarga dikategorikan sesuai acuan konsep Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menjadi
keluarga kecil dengan jumlah anak ≤2 orang, keluarga sedang
dengan jumlah anak 3-4 orang, dan keluarga besar dengan jumlah
anak ≥5 orang (Yulianis, 2003). 4) Ketersediaan tenaga yang membantu
Dukungan dari keluarga terkadang dibutuhkan dalam menjalankan fungsi rumah tangga. Tenaga bantuan dapat berasal dari suami, anak, saudara, maupun ibu/mertua.
b. Beban kerja: subjektif
Selain menggunakan pengukuran beban kerja secara objektif, dapat pula dilakukan pengukuran beban kerja secara subjektif yaitu menggunakan persepsi ibu terhadap beban kerja. Persepsi ini menggambarkan bagaimana tanggapan ibu mengenai pekerjaan yang
(48)
27
dilakukan yaitu berupa perasaan ringan, sedang dan berat (Yulianis, 2003).
Beban kerja secara subjektif didapatkan dari persepsi ibu terhadap beban pekerjaan yang dilakukan, diukur berdasarkan jawaban terhadap kesukaan, kelelahan dan beratnya pekerjaan yang dirasakan oleh ibu berupa aktifitas domestik dan publik (Yulianis, 2003).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yulianis, Martianto, dan Hastuti (2008), terdapat hubungan antara persepsi (beban kerja subjektif) dengan beban kerja objektif. Maksudnya adalah jika beban kerja meningkat maka persepsi cenderung meningkat pula.
C. Penelitian Terkait
Salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Sintania (2014) mengenai Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Menopause Dini pada Ibu Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Baso Kabupaten Agam menyatakan bahwa terdapat hubungan beban pekerjaan dengan menopause dini pada ibu yaitu semakin berat beban pekerjaan seorang wanita, maka akan lebih cepat mengalami menopause, dan semakin ringan pekerjaan wanita maka akan semakin normal usia menopause yang dialaminya. Penelitian lainnya yang mendukung adalah hasil penelitian Sepdiarti, Indasah, dan Mayasari (2014) yang menyatakan bahwa beban kerja ternyata berpengaruh terhadap usia menopause.
(49)
Penelitian lainnya yang terkait dengan penelitian ini adalah penilitian Herawati (2012) dan Safitri (2009). Namun, hasil dari kedua penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan usia menopause, melainkan terdapat faktor-faktor lainnya seperti usia menarche, usia terakhir melahirkan, pemakaian kontrasepsi, dan riwayat penyakit.
(50)
29 D. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi:
- Usia menarche - Jumlah anak - Usia melahirkan - Status perkawinan
- Wanita dengan penyakit tertentu - Pemakaian kontrasepsi
-- Merokok - BMI
- Sosial ekonomi
- Budaya dan lingkungan
(Gold, Bromberger, Crawford, dkk, 2001; Kumalasari dan Andhyantoro, 2012; Safitri, 2009)
Beban kerja
Usia Menopause:
- Menopause premature ( < 45 tahun)
- Menopause normal (45-55 tahun)
- Belum menopause
(Manuaba, 2009; Purwantyastuti, 2005 dalam Safitri, 2009)
Jangka pendek: 1) Fisik
Hot flushes
Kelainan kul
Vagina kering
Inkontinensi
Penambahan B
Gangguan m
Nyeri tulang 2) Psikologis
Sensitivitas m
Mudah tersi
Labil
(51)
30
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian merupakan model pendahuluan dari sebuah penelitian yang mencerminkan hubungan variabel-variabel yang diteliti (Swarjana, 2012). Peneliti memerlukan kerangka konsep sebagai landasan berpikir dalam melaksanakan suatu penelitian yang dikembangkan dari tinjauan teori sehingga mudah dipahami. Berikut ini adalah variabel-variabel yang akan diteliti berdasarkan tinjauan teori yang telah dipaparkan oleh peneliti pada bab sebelumnya.
1. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah usia menopause ibu di Kelurahan Umbul Tengah yang dikategorikan menjadi menopause premature (<45 tahun), menopause normal (45-55 tahun), dan belum menopause.
2. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah beban kerja ibu di Kelurahan Umbul Tengah yang dikategorikan menjadi beban kerja ringan, sedang dan berat.
(52)
31
3. Variabel perancu (confounding variable)
Variabel perancu pada penelitian ini adalah menarche, jumlah anak, usia melahirkan, riwayat penyakit, pemakaian kontrasepsi, status merokok, dan BMI.
Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini digambarkan dalam kerangka konsep penelitian pada skema berikut ini:
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
Beban Kerja
Variabel confounding 1. Menarche
2. Jumlah anak 3. Usia melahirkan 4. Riwayat penyakit 5. Pemakaian kontrasepsi 6. Merokok
7. BMI
Usia Menopause:
- Menopause premature ( < 45 tahun)
- Menopause normal (45-55 tahun)
- Belum menopause
-Subjektif 1. Ringan 2. Berat
Objektif 1. Ringan 2. Berat
(53)
B. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2012). Hipotesis dari penelitian ini
adalah “Ada hubungan yang positif dan signifikan antara beban kerja
dengan usia menopause pada ibu di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
(54)
33 C. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1. Beban Kerja Objektif
Kewajiban ibu dalam menyelesaikan kegiatan dalam sehari meliputi alokasi waktu, status kerja, besar keluarga, dan ketersediaan tenaga yang membantu.
Kuesioner Menghitung dari hasil penjumlahan skor variabel-variabel beban kerja yang ditanyakan pada kuesioner beban kerja kemudian
dikategorikan berdasarkan cut of point rata-rata.
Beban kerja objektif ibu: 1. Ringan (< mean) 2. Berat (> mean)
(Yulianis, 2003)
Ordinal
2. Beban Kerja Subjektif
Persepsi ibu terhadap kegiatan domestik dan publik meliputi perasaan suka, lelah, berat, maupun kombinasi ketiganya.
Kuesioner Menghitung dari hasil penjumlahan skor variabel-variabel beban kerja yang ditanyakan pada kuesioner beban kerja kemudian
dikategorikan berdasarkan cut of point rata-rata.
Beban kerja subjektif ibu: 1. Ringan (< mean) 2. Berat (> mean)
(Yulianis, 2003)
Ordinal
3. Usia Menopause Usia ketika responden mengalami menopause.
Kuesioner Menanyakan melalui kuesioner:
karakteristik responden.
Usia menopause: 1. Belum Menopause 2. Menopause normal, jika
terjadi pada usia 45-55
(55)
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 2005 dalam Safitri,
2009).
3. Menopause premature, jika terjadi pada usia <45 tahun (Manuaba, 2009).
3. Menarche Usia responden ketika pertama kali mengalami menstruasi.
Kuesioner Menanyakan melalui kuesioner: data umum
Usia menarche: 1. ≥14 tahun 2. <14 tahun (Lin Li, dkk, 2012)
Rasio
4. Jumlah Anak Jumlah anak yang
dilahirkan oleh responden.
Kuesioner Menanyakan melalui kuesioner:
karakteristik responden
Jumlah anak: 1. ≥4 orang 2. <4 orang (Safitri, 2009)
Rasio
5. Usia Melahirkan Anak Terakhir
Usia responden ketika melahirkan anak terakhir.
Kuesioner Menanyakan melalui kuesioner:
karakteristik responden
Usia melahirkan: 1. >40 tahun 2. ≤40 tahun (Safitri, 2009)
Rasio
6. Riwayat Penyakit
Jenis penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh responden.
Kuesioner Menanyakan melalui kuesioner:
karakteristik responden
Riwayat penyakit: 1. Tidak Ada 2. Ada
- Penyakit yang mengakibatkan pengangkatan rahim - Penyakit jantung - Lainnya
(Gold, Bromberger,
(56)
35
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Crawford dkk, 2001) (Kumalasari dan Andyantoro, 2012) 7. Pemakaian
Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi oleh responden.
Kuesioner Menanyakan melalui kuesioner:
karakteristik responden
Pemakaian kontrasepsi: 1. Pernah
2. Tidak Pernah
Nominal
8. Merokok Status responden apakah ia merokok produk tembakau, baik sering (sehari sekali) atau kadang-kadang (tidak setiap hari) (WHO, 2008).
Kuesioner Menanyakan melalui kuesioner: karakteristik responden Merokok: 1. Tidsk 2. Ya Nominal
9. Body Mass Index (BMI)
Status gizi responden berdasarkan berat badan dan tinggi badan.
Kuesioner Menanyakan melalui kuesioner:
karakteristik responden
BMI:
1. Underweight (<18,5 kg/m2)
2. Normal (18,5-24,9 kg/m2)
3. Overweight (25-29,9 kg/m2)
4. Obesity (≥30 kg/m2)
(57)
36
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Cross sectional merupakan desain penelitian dimana pengukuran atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu waktu (Hidayat, 2008). Peneliti akan melakukan pengukuran terhadap beban kerja ibu sebagai variabel yang mempengaruhi dengan kategori ringan, sedang, dan berat, kemudian dilihat hubungannya dengan usia menopause sebagai variabel yang dipengaruhi.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh subjek atau objek yang memiliki karakteristik tertentu untuk diteliti (Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang berusia 45-55 tahun dan tinggal di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang. Menurut data dari kelurahan setempat, ibu yang berusia 45-55 tahun berjumlah 259 orang. RW 01 berjumlah 85 orang, RW 02 51 orang, RW 03 15 orang, RW 04 56 orang, dan RW 05 52 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Tehnik pengambilan sampel yang
(58)
37
digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik sampling probabilitas atau random sampling secara sistematik. Supaya sampel yang digunakan dalam penelitian sesuai, maka peneliti menentukan kriteria inklusi sebagai berikut:
a. Ibu yang berusia 45-55 tahun yang tinggal di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
b. Ibu yang sehat fisik dan mental
c. Ibu yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian d. Status perkawinan : menikah
Sedangkan kriteria ekslusi sebagai berikut:
a. Ibu yang tidak berdomisili tetap di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
b. Ibu yang mengalami gangguan memori c. Ibu yang mengalami amenorea primer
Dalam menentukan besar sampel, maka perlu dihitung berdasarkan Rumus Slovin (Notoatmodjo, 2012):
n = besar sampel N = besar populasi
d = derajat kesalahan yang diinginkan 10% = 0,1 N
1 + N (d)2 n =
(59)
Kemudian angka populasi dimasukan dalam rumus yaitu:
=
=
= 72,14 ≈ 72
Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki 90%, maka besar sampel yang diperoleh dengan menggunakan rumus tersebut adalah 72 orang.
Peneliti menambahkan 10% dari total sampel sebagai cadangan untuk mengantisipasi terjadinya sampel yang drop out. Maka jumlah sampel menjadi 72 + (10% x 72) ≈ 79 responden.
Setelah didapatkan jumlah sampel secara keseluruhan, kemudian dilakukan tehnik pengambilan sampel secara cluster random sampling dengan menggunakan Rumus sampling Fraction sebagai berikut:
Fi = Ni/N
Kemudian besarnya sampel per cluster yaitu:
ni = fi x n
259
1 + 259(0,1)2 n =
259
1 + 2,59
259
(60)
39
fi = sampling fraction cluster
Ni = banyaknya individu yang ada dalam cluster N = banyaknya populasi seluruhnya
n = banyaknya anggota yang dimasukkan sampel
ni = banyaknya anggota yang dimasukkan menjadi sub sampel
Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
F1 = 85/259 = 0,3 F2 = 51/259 = 0,2 F3 = 15/259 = 0,06 F4 = 56/259 = 0,21 F5 = 52/259 = 0,2
Kemudian:
n1 = 0,32 x 79 = 25,28 = 25 n2 = 0,2 x 79 = 15,8 = 16 n3 = 0,06 x 79 = 4,74 = 5 n4 = 0,21 x 79 = 16,59 = 17 n5 = 0,2 x 79 = 15,8 = 16
Maka setelah jumlah sampel per cluster didapatkan, pengambilan sampel dilakukan secara random dengan mengambil nomor urutan sampel yang ganjil (1, 3, 5, dst).
(61)
C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei 2015-Juni 2015. 2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang yang terdiri dari lima RW (Rukun Warga), yaitu RW I Majalawang, RW II Tegal Tonggleng, RW III Munjul, RW IV Umbul Tengah, dan RW V Sitauan.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data (Hidayat, 2008). Alat ukur atau instrumen penelitian dibutuhkan dalam melakukan pengumpulan data. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang ditujukan langsung pada responden. Pertanyaan tersebut mengenai karakteristik responden seperti pertanyaan mengenai status dan usia menopause.
Beban kerja ibu diukur dengan menjumlahkan data alokasi waktu untuk kegiatan ibu dalam sehari, status kerja ibu, besar keluarga, ketersediaan tenaga dan dukungan keluarga untuk membantu pekerjaan ibu. Semua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, untuk alokasi waktu ibu digunakan Recall 1 x 24 jam. Alokasi waktu ibu terdiri dari enam jenis kegiatan. Kegiatan tersebut adalah kegiatan produktif, domestik, pribadi, istirahat, sosial, dan pengasuhan (Yulianis, 2003).
(62)
41
Menurut Agarwal (2004) dalam Manullang, dkk (2014), terkait dengan aspek waktu, pola aktivitas harian dapat dibedakan menjadi aktivitas hari kerja dan aktivitas akhir pekan. Hari kerja terdiri dari hari Senin sampai Jumat, sedangkan hari Sabtu dan Minggu adalah hari libur. Aktivitas harian seperti bekerja dan melakukan aktivitas rumah tangga dan aktivitas non-harian seperti rekreasi pada akhir pekan.
Diadopsi dari suatu anekdot bahwa sebaiknya masyarakat jangan
membeli suatu barang yang dihasilkan pada hari Senin dan hari Jum’at, tetapi
belilah suatu barang yang dihasilkan pada hari Selasa dan hari Kamis, atau lebih baik lagi yang dihasilkan pada hari Rabu karena pada hari tersebut para pekerja bekerja dengan semangat yang tinggi dan prima sehingga produk yang dihasilkan adalah yang terbaik dari hari lainnya, karena pada hari lainnya seperti hari Senin para pekerja belum begitu tekun mengerjakan pekerjaannya karena masih mengalami kelelahan setelah pulang dari liburan. Sedangkan
pada hari Jum’at pikiran para pekerja tidak konsen pada pekerjaannya
dikarenakan mereka memikirkan apa yang akan dilakukannya selama liburan. Maka dari itu pengumpulan data dilakukan pada hari rabu ketika responden diperkirakan totalitas dalam melakukan aktivitas harian (Septiani, 2006).
Penilaian pada kuesioner beban kerja dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Alokasi waktu ibu a. Kegiatan produktif
1) Skor 2 untuk skala > mean 2) Skor 1 untuk skala < mean
(63)
b. Kegiatan domestik
1) Skor 2 untuk skala > mean 2) Skor 1 untuk skala < mean c. Kegiatan pribadi
1) Skor 2 untuk skala > mean 2) Skor 1 untuk skala < mean d. Kegiatan istirahat
1) Skor 2 untuk skala > mean 2) Skor 1 untuk skala < mean e. Kegiatan sosial
1) Skor 2 untuk skala > mean 2) Skor 1 untuk skala < mean f. Kegiatan pengasuhan
1) Skor 2 untuk skala > mean 2) Skor 1 untuk skala < mean 2. Status kerja ibu
a. Skor 2 untuk ibu yang bekerja b. Skor 1 untuk ibu yang tidak bekerja 3. Besar keluarga
a. Skor 2 untuk jumlah anak > 2 orang b. Skor 1 untuk jumlah anak ≤ 2 orang 4. Ketersediaan tenaga yang membantu
a. Skor 2 jika tidak ada tenaga yang membantu b. Skor 1 jika ada tenaga yang membantu
(64)
43
Setelah itu, skor dari setiap variabel dijumlahkan sehingga dapat diperoleh skor minimum 9 dan maksimum 18. Kemudian beban kerja objektif dibagi dalam dua kategori yaitu ringan dan berat. Penggolongan kriteria dilakukan dengan cara menentukan cut of point rata-rata (mean) sehingga hasilnya sebagai berikut:
Ringan : < nilai mean Berat : > nilai mean
Beban kerja subjektif terdiri dari 14 pertanyaan yang masing-masing diberi skor. Skor 1 untuk jawaban suka, skor 2 untuk jawaban lelah. Skor 3 untuk jawaban berat, skor 4 untuk jawaban suka dan lelah, skor 5 untuk jawaban suka dan berat, skor 6 untuk jawaban lelah dan berat, skor 7 untuk jawaban suka, lelah, dan berat, sehingga diperoleh skor minimum 14 dan maksimum 98. Kemudian beban kerja subjektif dibagi dalam dua kategori yaitu ringan dan berat. Penggolongan kriteria dilakukan dengan cara menentukan cut of point rata-rata (mean) sehingga hasilnya sebagai berikut:
Ringan : < nilai mean Berat : > nilai mean
E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner perlu dilakukan
(65)
untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur (Notoatmodjo, 2012).
Kuesioner yang digunakan telah digunakan sebelumnya pada penelitian Yulianis (2003) dan pada penelitian tersebut tidak ditemukan adanya hasil uji validitas.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012).
Alat ukur (kuesioner) yang digunakan pada penelitian ini telah digunakan oleh penelitian Yulianis (2003) dan pada penelitian tersebut tidak ditemukan adanya hasil uji validitas.
F. Tahapan Penelitian 1. Tahap persiapan
a. Dimulai dengan perumusan masalah. b. Menentukan variabel penelitian.
c. Melakukan tinjauan pustaka untuk mendapat gambaran dan landasan teoritis yang tepat.
(66)
45
e. Menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner karakteristik responden dan kuesioner beban kerja.
f. Mengajukan izin ke desa yang akan diteliti. 2. Tahap Penelitian
a. Mendapatkan data populasi dari kelurahan.
b. Menentukan sampel dengan memilih nomer ganjil pada daftar populasi.
c. Menemui responden dimulai dari RW terdekat pada hari apapun selain hari rabu.
d. Menjelaskan tujuan penelitian dan melakukan informed consent pada responden.
e. Membagikan kuesioner beban kerja berupa alokasi waktu dan menjelaskan cara pengisiannya.
f. Meninggalkan kuesioner untuk diisi oleh responden pada hari Rabu. g. Membuat janji bahwa peneliti akan datang kembali setelah responden
mengisi alokasi waktu pada hari Rabu.
h. Datang kembali pada hari selanjutnya untuk mengumpulkan kuesioner yang telah diisi.
i. Melakukan skoring terhadap hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden.
j. Menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat tabel data.
(67)
k. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis penelitian.
3. Tahap Pembahasan
a. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan teori.
b. Merumuskan hasil penelitian yang diperoleh dan membahasnya.
G. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum meberikan informasi apa-apa, dan belum siap untuk disajikan. Pengolahan data saat ini bisa dilakukan dengan komputer dengan tahap-tahap sebagai berikut:
Editing. Hasil pengisian kuesioner dari lapangan dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.
Coding. Setelah semua kuesioner diedit, selanjutnnya dilakukan
peng”kodean” atau coding. Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.
Data entri. Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.
(68)
47
Cleaning data. Data yang sudah dimasukkan diperiksa kembali untuk memastikan data telah bersih dari kesalahan sehingga data siap unttuk dianalisis (Hidayat, 2008).
2. Analisa Data
Analisa data yang dilakukan adalah analisa univariat dan analisa bivariat. Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian dengan hasilnya adalah distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Data yang dilakukan analisa univariat berupa karakteristik responden seperti usia responden, usia menopause, usia menarche, jumlah anak, usia melahirkan anak terakhir, riwayat penyakit, pemakaian kontrasepsi, status merokok, dan BMI.
Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan atau korelasi antar dua variabel (Notoatmodjo, 2012). Analisa data dilakukan untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan usia menopause. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji statistik korelasi Spearman Rank dengan tingkat kepercayaan 90%. Uji statistik korelasi Spearman Rank digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dimana kedua variabelnya berskala ordinal (Sugiyono, 2012).
(69)
H. Etika Penelitian
Penelitian keperawatan adalah penelitian yang berkaitan dengan manusia, sehingga segi etika penelitian harus diperhatikan. Masaah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:
Informed consent (lembar persetujuan). Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden sebelum penelitian dilakukan. Tujuannya adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.
Anonymity (tanpa nama). Peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. Confidentiality (kerahasiaan). Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2008).
(70)
49
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 1. Data Geografi
Kelurahan Umbul Tengah merupakan salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Provinsi Banten, Wilayah Kelurahan Umbul Tengah terdiri dari 10 RT dan 5 RW (Majalawang, Tegal Toggleng, Munjul, Umbul Tengah, dan Sitauan). 2. Data Demografi
Berdasarkan Data Profil Kelurahan Umbul Tengah pada tahun 2013, penduduk Kelurahan Umbul tengah berjumlah 4.577 jiwa, dengan jumlah penuduk wanita sebanyak 2.210 jiwa dan penduduk laki-laki 2.367 jiwa. Penduduk wanita yang berusia 45-55 tahun berjumlah 259 jiwa.
B. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden 1. Usia Responden
Tabel 5.1.
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan
Kota Serang Tahun 2015 Usia Responden
(tahun)
n % Mean Std.
Deviasi 45 – 49 36 45,6 49,48 3,301 50 – 55 43 54,4
(71)
Berdasarkan tabel 5.1. dapat diketahui bahwa responden terbanyak pada usia 50 tahun yaitu 20 responden (26,3%) dan jumlah responden terendah pada usia 49 tahun yaitu 1 responden (1,3%). Batas usia termuda adalah 45 tahun dan batas usia tertua 55 tahun.
b. Usia Menopause
Tabel 5.2.
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Menopause Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
Tahun 2015
Status Menopause n %
Belum Menopause 21 26,6
Menopause Normal 22 27,8
Menopause Prematur 36 45,6
Jumlah 79 100
Berdasarkan tabel 5.2. dapat diketahui bahwa responden yang belum menopause sebanyak 21 responden (26,6%) dan yang sudah mengalami menopause 58 responden. 22 responden (27,8%) mengalami menopause normal (45-55 tahun) dan 36 responden (45,6%) lainnya mengalami menopause premature (< 45 tahun) dengan rata-rata usia menopause yaitu 44,88 tahun.
c. Usia Menarche
Tabel 5.3.
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Menarche Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
Tahun 2015
Usia Menarche n %
≥ 14 tahun 50 63,3
< 14 tahun 29 36,7
(72)
51
Berdasarkan tabel 5.3. dapat diketahui bahwa responden
terbanyak dengan usia menarche ≥ 14 tahun, yaitu 50 responden (63,3%), sedangkan responden dengan usia menarche < 14 tahun sebanyak 29 responden (36,7%). Rata-rata usia menarche responden yaitu 14,03 tahun.
d. Jumlah Anak
Tabel 5.4.
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
Tahun 2015
Jumlah Anak n %
≥ 4 orang 65 82,3
< 4 orang 14 17,7
Jumlah 79 100
Berdasarkan tabel 5.4. dapat diketahui bahwa responden terbanyak dengan jumlah anak ≥ 4 orang, yaitu 65 responden (82,3%), sedangkan responden dengan jumlah anak < 4 orang berjumlah 14 responden (17,7%) dengan rata-rata jumlah anak yaitu 5,63 orang.
e. Usia Melahirkan Anak Terakhir Tabel 5.5.
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Melahirkan Anak Terakhir Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan
Taktakan Kota Serang Tahun 2015 Usia Melahirkan
Anak Terakhir
n %
> 40 tahun 6 7,6
≤ 40 tahun 73 92,4
(73)
Berdasarkan tabel 5.5. dapat diketahui bahwa responden
terbanyak dengan usia melahirkan anak terakhir ≤ 40 tahun, yaitu 73
responden (92,4%), sedangkan responden dengan usia melahirkan anak terakhir > 40 tahun berjumlah 6 responden (7,6%) dengan rata-rata usia melahirkan anak terakhir 34,99 tahun.
f. Riwayat Penyakit
Tabel 5.6.
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
Tahun 2015
Riwayat Penyakit n %
Tidak ada 59 74,7
Ada : 20 25,3
Kista 3 3,8
Perdarahan saat kehamilan
4 5,1
Hipertensi 5 6,3
Rematik 5 6,3
Lainnya 3 3,8
Jumlah 79 100
Berdasarkan tabel 5.6. dapat diketahui bahwa responden terbanyak dengan tidak ada riwayat penyakit, yaitu 59 responden (74,7%), sedangkan responden yang memiliki riwayat penyakit berjumlah 20 responden (25,3%) dengan jenis penyakit kista 3 responden, perdarahan saat kehamilan 4 responden, hipertensi 5 responden, rematik 5 responden, dan lainnya 3 responden.
(74)
53
g. Pemakaian Kontrasepsi
Tabel 5.7.
Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian Kontrasepsi Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan
Kota Serang Tahun 2015 Pemakaian Kontrasepsi n %
Pernah 48 60,8
Tidak Pernah 31 39,2
Jumlah 79 100
Berdasarkan tabel 5.7. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden pernah menggunakan kontrasepsi, yaitu sebanyak 48 responden (60,8%) dan 31 responden (39,2%) lainnya tidak pernah menggunakan kontrasepsi.
h. Status Merokok
Tabel 5.8.
Distribusi Responden Berdasarkan Status Merokok Responden di Kelurahan Umbul Tengah Kecamatan Taktakan Kota Serang
Tahun 2015
Status Merokok n %
Tidak 79 100
Ya 0 0
Jumlah 79 100
Berdasarkan tabel 5.8. dapat diketahui bahwa seluruh responden, yaitu 79 responden (100%) tidak merokok.
(1)
usia menopause
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid belum menopause 21 26.6 26.6 26.6
menopause normal 22 27.8 27.8 54.4
menopause premature 36 45.6 45.6 100.0
Total 79 100.0 100.0
Riwayat Penyakit Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Ada 59 74.7 74.7 74.7
Ada 20 25.3 25.3 100.0
Total 79 100.0 100.0
Pemakaian Kontrasepsi Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pernah 48 60.8 60.8 60.8
Tidak Pernah 31 39.2 39.2 100.0
Total 79 100.0 100.0
Status Merokok Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 79 100.0 100.0 100.0
(2)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Underweight 6 7.6 7.6 7.6
Normal 50 63.3 63.3 70.9
Overweight 21 26.6 26.6 97.5
Obesity 2 2.5 2.5 100.0
Total 79 100.0 100.0
usia menarche
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ?14 tahun 50 63.3 63.3 63.3
<14 tahun 29 36.7 36.7 100.0
Total 79 100.0 100.0
jumlah anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid >=4 orang 65 82.3 82.3 82.3
<4 orang 14 17.7 17.7 100.0
Total 79 100.0 100.0
usia melahirkan anak terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid >40 tahun 6 7.6 7.6 7.6
<=40 tahun 73 92.4 92.4 100.0
(3)
Jenis Penyakit
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Hipertensi 5 6.3 6.3 6.3
Kista 3 3.8 3.8 10.1
Lainnya 3 3.8 3.8 13.9
Perdarahan 4 5.1 5.1 19.0
Rematik 5 6.3 6.3 25.3
Tidak Ada 59 74.7 74.7 100.0
Total 79 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Alokasi Waktu Kerja 79 .00 9.00 2.2722 2.48431
Alokasi Waktu Rumah Tangga
79 .00 8.50 3.9873 1.82042
Alokasi Waktu Istirahat 79 2.00 7.50 4.6646 1.58057
Alokasi Waktu Pribadi 79 7.50 18.00 10.9494 1.83204
Alokasi Waktu Pengasuhan 79 .00 5.00 .9937 1.29470
Alokasi Waktu Sosial 79 .00 4.50 1.0570 1.12086
Valid N (listwise) 79
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
nilai_BBO 79 12.00 16.00 13.5949 .94080
Valid N (listwise) 79
Jenis_kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(4)
Valid Bidan 1 1.3 1.3 1.3
Guru Ngaji 1 1.3 1.3 2.5
Industri Rumah Tangga 1 1.3 1.3 3.8
Kuli 4 5.1 5.1 8.9
Pedagang 14 17.7 17.7 26.6
Penjahit 1 1.3 1.3 27.8
Petani 21 26.6 26.6 54.4
PNS 2 2.5 2.5 57.0
PRT 1 1.3 1.3 58.2
Tidak Bekerja 31 39.2 39.2 97.5
Tukang Urut 2 2.5 2.5 100.0
Total 79 100.0 100.0
bes_keluarga
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid keluarga kecil 17 21.5 21.5 21.5
keluarga sedang 14 17.7 17.7 39.2
keluarga besar 48 60.8 60.8 100.0
Total 79 100.0 100.0
Statistics
Beban Kerja Objektif
N Valid 79
Missing 0
Beban Kerja Objektif
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(5)
Berat 47 59.5 59.5 100.0
Total 79 100.0 100.0
usia menopause * Beban Kerja Objektif Crosstabulation
Count
Beban Kerja Objektif
Total
Ringan Berat
usia menopause belum menopause 17 4 21
menopause normal 13 9 22
menopause premature 2 34 36
Total 32 47 79
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .656 .076 7.635 .000c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .666 .075 7.826 .000c
N of Valid Cases 79
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.
Beban Kerja Sub * Beban Kerja Objektif Crosstabulation
Count
Beban Kerja Objektif
Total
Ringan Berat
Beban Kerja Sub Ringan 19 25 44
Berat 13 22 35
(6)
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Gamma .125 .228 .546 .585
N of Valid Cases 79
a. Not assuming the null hypothesis.