PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING (BBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP DAUR AIR: Penelitian Eksperimen dikelas V SDN Umbul Tengah 1 Kecamatan Taktakan Kota Serang.
PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING (BBL)
TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP DAUR AIR
(Penelitian Eksperimen dikelas V SDN Umbul Tengah 1 Kecamatan Taktakan Kota Serang)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
program pendidikan guru Sekolah Dasar
Oleh
IMAS GUMELAR 1105633
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
2015
(2)
PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING ( BBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP DAUR AIR
Oleh Imas Gumelar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan
©Imas Gumelar 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy lagi, ataupun tanpa izin penulis
(3)
HALAMAN PENGESAHAN
IMAS GUMELAR
PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING ( BBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP DAUR AIR (Penelitian Eksperimen dikelas V SDN Umbul Tengah 1 Kecamatan Taktakan Kota Serang)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I
Dra. Sri Wuryastuti NIP: 195806141986032002
Pembimbing II
ttd
Dra. Hj. Nunu Nuchiyah, M.Pd NIP: 195307121980032
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Drs. Ajo Sutarjo, M.Pd. NIP: 196201101988031003
(4)
Halaman Pernyataan
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
“
Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning ( BBL) Terhadap Hasil Belajar Ipa Pada Konsep Daur Air (Penelitian Eksperimen di kelas V SDN Umbul Tengah 1 Kecamatan Taktakan Kota Serang)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan saya tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.Serang, Juni 2015
Imas Gumelar
(5)
Imas Gumelar, 2015
PENGARUH PENDEKATAN
BRAIN BASED LEARNING
( BBL)
TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP DAUR AIR
(Penelitian Eksperimen di kelas V SDN Umbul Tengah 1 Kecamatan
Taktakan Kota Serang)
Imas Gumelar
Sri Wuryastuti
1Nunu Nuchiyah
2Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Daerah Serang, Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak
Hasil belajar siswa pada dengan konsep daur air di kelas V Sekolah Dasar Negeri Umbul Tengah 1 masih sangat kurang dan perlu adanya peningkatan. Upaya untuk memperbaiki masalah tersebut maka peneliti memberikan solusi dengan menerapkan pendekatan Brain Based Learning (BBL) yang terdiri dari tujuh tahapan di kelas eksperimen yaitu pra pemaparan, persiapan, inisiasi dan akuisi, elaborasi, inkubasi dan memasukkan memori, verifikasi dan pengecekkan keyakinan, serta tahap perayaan dan integrasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan konvensional. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang diterapkannya pendekatan Brain Based Learning dikelas eksperimen dan pembelajaran konvensional dikelas kontrol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu Noneqivalent Control group Design. Instrumen yang digunakan adalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan software SPSS 20, Microsoft Excel dan Microsoft Word. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dimana hasil pretest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki selisih rerata 2. Namun setelah dilakukan beberapa treatment yang berbeda hasil belajar antara pembelajaran dikelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang signifikan yaitu hasil posttets dikelas eksperimen memiliki nilai rata-rata 81 dan hasil posttest dikelas kontrol memiliki nilai rata-rata 66 jadi selisih rerata nilai dari kedua kelas tersebut adalah 15 dengan nilai yang paling mengalami signifikan adalah kelas eksperimen. Hasil uji T-tes dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 20, hasil uji t-test dikelas kontrol menunjukkan nilai signifikasi diperoleh adalah 0.001 dan nilai 0.001 <0.05 dari taraf signifikasi 5% maka Ho ditolak dan hasil uji T-tes eksperimen menunjukkan nilai signifikasi diperoleh adalah 0.000 dan nilai 0.000 <0.05 dari taraf signifikasi 5% maka
Ho ditolak, artinya nilai rata-rata hasil uji t-tes pada kelas kontrol dan eksperimen memiliki perbedaan nilai rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning.
Kata kunci :Brain Based Learning, Hasil Belajar
1
Penulis Penanggung jawab
2
(6)
Imas Gumelar, 2015
THE INFLUENCE OF BRAIN BASED LEARNING (BBL)
APPROACH OF THE RESULTS OF STUDY SCIENCES TO THE
CONCEPT OF WATER CYCLE
(Research experiment in class V of public elementary school Umbul Tengah 1
at Taktakan district Serang city)
Imas Gumelar
Sri Wuryastuti
1Nunu Nuchiyah
2Education programs of primary school teachers, regional campus Serang, Indonesia education university
Abstract
Learning outcomes students on cycle with the concept of water in the class v public primary schools Umbul Tengah 1 is very weak and it needs to an increase in. Efforts to repair the problem then the researcher provide solutions by applying the approach of brain based learning ( bbl ) consisting of seven stages in the class experiment that is pre-exposure, preparation, initiation and acquisition, elaboration, incubation and insert the memory, verification and checking beliefs, as well as stage celebration and integration. The purpose of this research is to find learning outcomes students who received learning by adopting both brain based learning and learning outcomes students by the use of the conventional approach. To knowing the difference learning outcomes between the students who the implementation of the brain based approach learning in class experiment conventional and learning in class control. Methods used in this research is the experimental methods are namely noneqivalent control group design. An instrument used is the test, interview, and documentation. Data collection techniques by using software spss 20, microsoft excel and microsoft word. The research conducted by the results show where pretest between grade control and class experiment having the differences in average 2. But after treatment was conducted a few different learning in the classroom learning outcomes between experimentation and control class is having a significant difference in the results in the class experiment posttets having the average value of the results in the class 81 and posttest control having the average value of the difference in average 66 so the value of the penultimate class is 15 with a value most experienced significant was a class experiment. Tes results in the control class T-test showed significant value obtained was 0,001 and 0,001 value < 0,05 significance level of 5% , then ho is rejected and test result of the experimental T-test showed significan value and the value 0,000>0,05 of significance level of 5%, then Ho is rejected, means the average value of the T-test results on the test control class and experimental class has a different avarage value. This case shows that there is an influence on student learning outcomes in learning using brain-based learning approach This shows that there is the effect on students on study results learning by adopting both brain based learning.
(7)
Imas Gumelar, 2015
Keyword : Brain Based Learning, Learning outcomes
1
The author of responsibility
2
(8)
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR DIAGRAM ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
G. Definisi Operasional ... 5
H. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 7
B. Kajian Terdahulu ... 22
C. Kerangka Berfikir ... 23
D. Hipotesis ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 26
(9)
iv
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26
C. Metode dan Desain Penelitian ... 27
D. Prosedur Penelitian ... 30
E. Instrumen Penelitian ... 30
F. Teknik Pengumpulan Data ... 36
G. Analisis Data ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 1. Instrumen Tes ... 2. Wawancara Siswa dan Guru ... 72
B. Pembahasan ... 73
1. Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas kontrol ... 73
2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di Kelas eksperimen . .75 3. Perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan brain based learning di kelas eksperimen dengan pembelajaran konvensional di kelas kontrol ... 76
4. Hasil wawancara siswa dan guru ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 79
B. Rekomendasi ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
LAMPIRAN
(10)
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Air ... 19
Gambar 3.1 Uji Validitas Instrumen ... 32
Gambar 3.2 Rumus Spearman- Brown ... 33
(11)
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 29
Tabel 3.2 Kompetensi Yang Harus Dicapai Siswa ... 31
Tabel 3.3 Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran ... 34
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda ... 35
Tabel 3.5 Kriteria Gain ... 40
Tabel 4.1 Daftar Nilai pretest Kelas Eksperimen ... 43
Tabel 4.2 Daftar Nilai pretest Kelas Kontrol ... 45
Tabel 4.3 Deskriptive Statistics pretest ... 46
Tabel 4.4 Uji Normalitas pretest ... 47
Tabel 4.5 Test Homogenitas Pretest ... 50
Tabel 4.6 Independent Samples Test Pretest ... 52
Tabel 4.7 Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 54
Tabel 4.8 Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 55
Tabel 4.9 Descriptive Statistics Posttest ... 56
Tabel 4.10 Uji Normalitas Posttest ... 58
Tabel 4.11 Uji Homogenitas Posttest ... 61
Tabel 4.12 Independent Sampel Test Postest ... 62
Tabel 4.13 Independent Sampel Test Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen.64 Tabel 4.14 Independent Sampel Test Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 66
Tabel 4.15 Pengelompokkan Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 67
Tabel 4.16 Hasil Uji One Way Anova ... 68
(12)
vii
(13)
viii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil pretest Kelas Eksperimen ... 44
Diagram 4.2 Hasil pretest Kelas Kontrol ... 45
Diagram 4.3 QQ Plot Pretest Kelas Eksperimen ... 48
Diagram 4.4 QQ Plot Pretest Kelas Kontrol ... 49
Diagram 4.5 Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 54
Diagram 4.6 Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 56
Diagram 4.7 QQ Plot Posttest Kelas Eksperimen ... 59
Diagram 4.8 QQ Plot Posttest Kelas Kontrol ... 59
Diagram 4.9 N-Gain Kelas Eksperimen ... 70
Diagram 4.10 N-Gain Kelas Kontrol ... 71
Diagram 4.11 Nilai Rata-Rata Pretest dan Posttest di Kelas Kontrol ... 74
Diagram 4.12 Nilai Rata-Rata Pretest dan Posttest di Kelas Eksperimen ... 76
(14)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 surat keputusan direktur UPI kampus serang
Lampiran 2 surat ijin penelitian
Lampiran 3 surat keterangan telah melakukan penelitian
Lampiran 4 Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen
Lampiran 5 rencana pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol
Lampiran 6 rangkuman materi
Lampiran 7 lembar kerja siswa
Lampiran 8 soal pretest dan posttest
Lampiran 9 kisi-kisi soal
Lampiran 10 silabus pembelajaran
Lampiran 11 Instrumen wawancara guru
Lampiran 12 instrumen wawancara siswa
Lampiran 13 Daftar Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 14 hasil pretest kelas eksperimen
Lampiran 15 daftar nilai pretest kelas kontrol
Lampiran 16 hasil pretest kelas eksperimen
Lampiran 17 deskriptive Statistics pretest
Lampiran 18 uji normalitas pretest
Lampiran 19 Q-Q Plot Pretest KelasEksperimen
(15)
x Lampiran 21 test homogenitas pretest
Lampiran 22 independent samples test pretest
Lampiran 23 hasil posttest kelas eksperimen
Lampiran 24 hasil posttest kelas eksperimen
Lampiran 25 hasil posttest kelas kontrol
Lampiran 26 hasil posttest kelas kontrol
Lampiran 27 descriptive statistics
Lampiran 28 uji normalitas posttest
Lampiran 29 Q-Q Plot postest KelasEksperimen
Lampiran 30 Q-Q Plot posttest KelasEksperimen
Lampiran 31 uji homogenitas posttest
Lampiran 32 independent sampel test posttest
Lampiran 33 independent sampel test pretest dan posttest kelas eksperimen
Lampiran 34 independent sampel test pretest dan posttest kelas kontrol
Lampiran 35 pengelompokkan hasil posttest kelas eksperimen
Lampiran 36 hasil uji one way anova
Lampiran 37 hasil uji scheffe
Lampiran 38 rata-rata N-Gain siswa
Lampiran 39 N-Gain kelas eksperimen
Lampiran 40 N-Gain kelas kontrol
(16)
xi
Lampiran 42 hasil data analisis N-Gain kelas eksperimen
Lampiran 43 hasil data analisis N-Gain kelas kontrol
Lampiran 44 Analisis Data
(17)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran yang berorientasi pada optimalisasi pengembangan pada aspek pengetahuan dan keterampilan siswa seharusnya terjadi pada setiap mata pelajaran, termasuk mata pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang ilmu-ilmu yang berada di alam atau lingkungan berada di sekitar siswa. Menurut Susanto (2013) (dalam jurnal Sanjaya, dkk. 2014) “Pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah dasar hendaknya dilaksanakan melalui kegiatan penyelidikan sederhana bukan hafalan terhadap konsep, prinsip atau teori IPA.” Jadi, dalam sebuah proses pembelajaran siswa dituntut berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk menyelidiki suatu kasus dan mencari jawabannya. Kegiatan ini mengupayakan agar pembelajaran IPA mampu memberikan pengalaman langsung terhadap siswa.
Penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL) pada konsep daur air dikelas V diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dan mampu meningkatkan hasil belajar IPA, karena setiap otak individu masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda. Menampilkan karakter anak yang berbeda menjadi sebuah tantangan bagi guru dalam mengajar, maka dari itu penerapan pendekatan Brain Based Learning (BBL) pada anak diharapkan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan tantangan pengetahuan IPA. Menurut Faidi (2013, hlm. 33) “Sebagian system pendidikan kita dirancang untuk melatih dan mengembangkan kemampuan memori siswa, atau dengan kata lain pendidikan yang berbasis hafalan. Padahal, kemampuan tertinggi yang dimiliki manusia
(18)
2
2
dibanding dengan makhluk apapun di muka bumi ini adalah kemampuan berfikir (nalar) dan kemampuan kreatif, bukan kemampuan hafalan atau
memorinya.” Oleh karena itu pentingnya pembelajaran dengan memanfaatkan
kedua bagian otak, maka muncul sebuah pendekatan Brain Based Learning
(BBL).
Menurut Leff dan Nevin (1994) (dalam Eric Jensen, 2011, hlm. 205) “Merefleksikan lingkungan pemelajaran berbasis-otak dimana mendorong penggunaan keterampilan berpikir merupakan salah satu dari tujuan primer guru. Anak yang berada di dalam sebuah lingkungan kecil atau sebuah kelompok studi kecil dimana guru memberikan suatu masalah pemelajaran yang harus dipecahkan oleh siswa secara berkelompok.” Akan tetapi, terdapat beberapa permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya pemahaman pada konsep IPA. Berdasarkan hasil observasi di kelas V SD Umbul Tengah 1, pembelajaran yang masih berpusat pada guru dengan menggunakan metode ceramah tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari pada saat pembelajaran IPA. Kegiatan siswa hanya mencatat, mendengarkan, sesuai dengan perintah guru tanpa berupaya untuk menemukan sendiri konsep yang mampu merangsang kreatifitas anak dalam berpikir kritis dan suasana yang membuat siswa merasa bosan.
Berdasarkan permasalahan pada proses pembelajaran IPA diatas, maka diperlukan solusi agar dapat memberikan hasil yang optimal pada proses pembelajaran dan mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa. Salah satunya yaitu dengan menerapkan pendekatan Brain Based Learning
(BBL) dalam pembelajaran IPA untuk membangun pengalaman siswa dan motivasi agar mampu berperan aktif pada saat pembelajaran. Karena kemampuan otak kanan dan otak kiri akan berkembang secara optimal jika seorang guru mampu menciptakan pembelajaran yang menantang dan dihadapkan dengan hal-hal baru, agar siswa mampu berperan aktif dalam
(19)
3
3
menemukan konsep sendiri pada pembelajaran IPA. Menurut Jalaludin rahmat
(dalam Hernowo, 2007, hlm. 63) “Otak kita terus berkembang bila kita hidup
dalam lingkungan yang penuh tantangan. Pelajarilah selalu hal-hal baru, pecahkan masalah-masalah baru, atau hiduplah dalam lingkungan baru.”
Strategi yang diperlukan dalam penerapan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL) berfungsi untuk mempermudah langkah taktis dilapangan ketika menerapkannya. Menurut
Sapa’at (dalam Faidi, 2013, hlm. 37) strategi tersebut adalah sebagai berikut:
1). Menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berpikir siswa. 2). Menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan. 3).Menciptakan situasi pembelajaran aktif dan bermakna bagi siswa (active learning). Jadi dapat simpulkan bahwa sebagai guru harus mampu menciptakan kelas yang menyenangkan dan memberi tantangan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dalam pembelajaran IPA khususnya pada konsep daur air di sekolah dasar, sehingga dapat menarik minat anak untuk belajar.
Berdasarkan latar belakang diatas tentang perlunya menerapkan pendekatan Brain Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep daur air yang dapat membantu anak dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan memberikan pengalaman nyata pada siswa, maka peneliti tertarik untuk menerapkan pendekatan pembelajaran yang berbasis otak. Atas dasar itu peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian yang menerapkan pendekatan Brain Based Learning (BBL) dalam penelitian yang berjudul: “Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning (BBL) Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Konsep Daur Air”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi fokus perhatian peneliti yang berkaitan dengan pentingnya pembelajaran IPA dengan efektif.
(20)
4
4
Sehingga dalam proses pembelajaran pada materi daur air tidak hanya menerima konsep, akan tetapi siswa juga dapat memahami dan mengaplikasikan konsep melalui pengalaman belajar untuk menciptakan pembelajran yang berorientasikan pada pemberdayaan potensi otak siswa. Salah satunnya dengan menerapkan pendekatan Brain Based Learning.
C. Batasan Masalah
Mengingat batasan waktu dan kemampuan peneliti, perlu adanya batasan masalah agar terfokus pada permasalahan yang ada. Oleh karena itu peneliti membatasi masalah yang akan diteliti diantaranya :
1. Fokus peneliti adalah hasil belajar IPA siswa pada konsep daur air.
2. Pendekatan Brain Based Learning (BBL) yang digunakan pada pembelajaran IPA dengan konsep daur air.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil belajar siswa pada konsep daur air pada kelas control sebelum dan sesudah menggunakan pembelajaran konvensional?
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada konsep daur air pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan Brain Based Learning
(BBL)?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL) dikelas eksperimen dengan pembelajaran konvensional dikelas kontrol?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada konsep daur air pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL).
(21)
5
5
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada konsep daur air pada kelas control sebelum dan sesudah menggunakan pembelajaran konvensional. 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan
pendekatan Brain Based Learning (BBL) dikelas eksperimen dengan pembelajaran konvensional dikelas kontrol.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti maupun dapat bermanfaat bagi guru, dan pihak sekolah. Yaitu agar menambah wawasan tentang salah satu model pembelajaran yang berbasis otak.
2. Manfaat Praktis
Bagi Siswa
Penelitian dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning
(BBL) ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Bagi Guru
Penelitian tentang pengaruh pendekatan Brain Based Learning
(BBL) ini dapat menjadi referensi guru dalam menerapkan pendekatan ini untuk mengetahui tingkat kemampuan anak dalam berfikir dan membantu anak dalam berfikir kreatif dan inovatif dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran IPA.
Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan hasil penelitan yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan
Brain Based Learning.
G. Definisi Operasional
(22)
6
6
Menurut Eric Jensen (2011, hlm. 5) pendidikan berbasis-otak adalah keterlibatan strategi yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang berasal dari satu pemahaman tentang otak. Pendidikan berbasis otak mempertimbangkan bagaimana otak anak dalam belajar dengan optimal. 2. Konsep daur air.
Daur air merupakan sirkulasi (perputaran) air secara terus menerus dari bumi ke atmosfer dan kembali kebumi. Daur air merupakan sebuah proses yang berkesinambungan sampai waktu yang tidak terbatas apabila daur air tersebut tidak terganggu. Daur air dimulai dari menguapnya air dari berbagai sumber.
H. SistematikaPenulisan
1. BAB I Pendahuluan. pendahuluan terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan.
2. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, kajian terdahulu dan Hipotesis.
3. BAB III Metode penelitian. Terdiri dari lokasi, sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, variable, instrument penelitian, pengembangan instrument, teknik pengumpulan data dan analisis data. 4. BAB IV hasil penelitian dan pembahasan, bab ini mengemukakan tentang
hasil penelitian yang dicapai dan pembahasannya.
5. BAB V kesimpulan dan saran. Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peniliti terhadap hasil analisis temuan peneliti.
(23)
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN Umbul Tengah 1 merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di kecamatan Taktakan, Kota Serang, Provinsi Banten. Sekolah tersebut dipilih karena merupakan tempat praktik mengajar peneliti, jadi peneliti sedikit tahu bagaimana permasalahan di sekolah itu dan juga dapat memantau proses pembelajaran yang diterapkan dikelas oleh guru kelas.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian eksperimen ini adalah siswa-siswi kelas V di SDN Umbul Tengah 1 dengan jumlah siswa 30 orang dan penelitian dikelas kontrol 30 orang, jadi jumlah siswa keseluruhan dalam penelitian adalah 60 orang siswa.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 117) “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Arikunto (2010, hlm. 173) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Jadi populasi merupakan penelitian yang dilakukan secara keseluruhan yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari untuk selanjutnya mentargetkan apa saja yang harus dipersiapkan untuk melakukan penelitian dan mendapatkan hasil akhir dari penelitian tersebut.
Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Umbul Tengah 1, yang terletak dikecamatan Taktakan. Peneliti menggunakan sekolah tersebut dikarenakan memenuhi kriteria yang diinginkan oleh peneliti karena memiliki dua kelas dalam satu tingkatan (VA dan VB).
(24)
27
27
Dimana kelas VA digunakan untuk kelas eksperimen dan VB digunakan untuk kelas kontrol.
2. Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2010, hlm. 174) “ Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Jadi dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel untuk memudahkan dalam penelitian karena jika dalam sebuah populasi tersebut terdiri dalam jumlah yang banyak, maka peneliti tidak memungkinkan untuk mempelajari semua karakteristik yang ada pada kelompok besar tersebut. Untuk itu peneliti harus mengambil sampel dari populasi tersebut harus benar-benar mewakili dari populasi tersebut.
Adapun teknik sampling menurut Sugiyono (2013, hlm. 118) “ Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukkan sampel yang digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.” Dimana teknik sampel yang dilakukan secara random akan mengalami kesamaan dari setiap anggota untuk jadi peluang sampel. Sedangkan menurut Arikunto (2010, hlm. 177) “ Untuk menentukkan besarnya sampel, peneliti harus melakukannya dengan berbagai pertimbangan, antara lain keberagaman karakteristik, misalnya jenis kelamin, tingkat pendidikan, asal daerah, suku, agama atau kepercayaan, usia dan lain-lain yang sekiranya terkait dengan variabel yang diteliti.” Karena untuk mengetahui perbedaan karakteristik maupun kemampuan dari siswa di sekolah tersebut yang peneliti belum tahu situasi kelas yang sebenarnya. Karena kebanyakan peneliti itu menganggap bahwa semakin banyak populasi yang dijadikan sampel maka semakin besar juga persentase sampel dari populasi hasil penelitiannya akan semakin baik.
C. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
(25)
28
28
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.(Sugiyono,2013, hlm. 6). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat dan seberapa besar hubungan tersebut. Untuk mengetahui sebab akibat tersebut dapat dilakukan dengan cara perlakuan-perlakuan (treatment) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk menjadi perbandingan dalam penelitian.
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 11) mengemukakan bahwa metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Misalnya pengaruh ruang laboratorium sekolah yang memadai dengan perlengkapan terhadap motivasi belajar IPA. 2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode Quasi Eksperimental (eksperimen semu) jenis yang dipilih peneliti adalah jenis
Nonequivalent Control Group. Menurut Hatimah, dkk (2007:106) “Metode eksperimen semu adalah penelitian yang mendekati percobaan sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol, memanipulasi semua variabel yang relevan”.
Penelitian Quasi Eksperimental (eksperimen semu) ini melibatkan dua klompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL). Sedangkan kelas kontrol adalah kelompok yang tidak diberikan perlakuan pembelajaran yang menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL) akan tetapi mem[eroleh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional (ceramah).
Adapun variabel yang diteliti adalah variabel bebas dan variabel terikat.
a) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian i i yang menjadi variabel bebasnya adalah pendekatan Brain Based Learning (BBL).
b) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini
(26)
29
29
yang menjadi variabel terikatnya adalah hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD.
Setelah variabel penelitian ditentukan, penelitan yang menggunakan metode
Quasi Eksperimental (eksperimen semu) dalam desain ini terdapat dua kelompok penelitian yang tidak dipilih secara acak atau rendom, kemudian diberikan
pretest maka kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan treatment yang berbeda dan akhir dari penelitian diberikan posttest untuk mengetahui adakah peningkatan sebelum dan sesudah diberikan treatment. Desain penelitiannya sebagai berikut:
E
�
X
�
K
�
�
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Sugiyono (2013, hlm. 116)
Keterangan :
E = Kelas Eksperimen
K = Kelas Kontrol
1 dan 3 = Tes awal (Pre Test)
= Perlakuan terhadap kelas eksperimen
2 dan 4 = Tes Terakhir (Post Test)
Desain penelitian dipilih dua kelas dari suatu sekolah. Selanjutnya dari dua kelas tersebut yang satu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan pendekatan Brain Based Learning (BBL) dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan pendekatan pembelajaran konvensional. 1 dan 2 merupakan kemampuan matematis siswa
(27)
30
30
sebelum mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Brain Based Learning (BBL). 3 adalah hasil belajar siswa terhadap pembelajar IPA setelah mendapatkan treatment dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL). 4 adalah hasil tes pembelajaran IPA siswa yang tidak diberi perlakuan atau dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
D. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian beberapa penelitian, Ada beberapa langkah prosedur penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan penelitian
a. Penentuan permasalahan penelitian
b. Menentukan sumber-sumber yang relevan dalam perumusan masalah yang akan dikaji
c. Menyusun proposal
d. Melakukan seminar proposal e. Merevisi proposal penelitian
f. Merancang pelaksanaan pembelajaran dan menyusun instrument. g. Perizinan sekolah
h. Observasi tempat penelitian dan menentukkan kelas sampel. 2. Tahapan pelaksanaan
a. Pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol
b. Treatment kepada kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL) dan kelas kontrol dengan pendekatan konvensional.
c. Posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
d. Pengumpulan data dari hasil instrumen kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(28)
31
31
E. Instumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. (Sugiyono, 2013, hlm 148). Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam prosedur penelitian. Instrumen itu sendiri berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Instrumen yang digunakan adalah:
1. Tes
Menurut Arikunto (2010, hlm. 193) bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lainnya yang digunakan untuk mengukur keterampilan,pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Jadi tes dipakai sebagai sebuah alat untu mengukur kemampuan siswa, baik kemampuan dari awal penelitian sampai adanya pengembangan kemampuan yang meningkat sampai akhir penelitan.
Dalam penelitian ini, instrumen tes terdiri atas pretest dan posttest. Pretest
diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal masing-masing kelas sebelum diberikan sebuah treatment. Sedangkan
posttest diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah adanya perlakuan atau treatment. Posttest ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur peningkatan hasil belajar IPA siswa dikelas V baik dikelas eksperimen dan kelas kontrol.
Sebelum membuat soal pretest dan posttest dilakukan penyusunan instrumen test terlebih dahulu dengan membuat kisi-kisi soal berdasarkan kompetensi dasar, indikator materi, dan jumlah butir soal. Setelah membuat kisi-kisi soal, dilanjutkan dengan menyusun soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat disertai dengan kunci jawaban. Berikut Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar:
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya
7.4. Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
(29)
32
32 dengan penggunaan sumber daya alam
mempengaruhinya 7.5 Mendeskripsikan perlunya
penghematan air
Tabel 3.2. Kompetensi yang harus dicapai siswa
Untuk mengetahui tingkat kebaikan sebuah tes, maka perlu memperhatikan vailditas, reliabilitas,tingkat kesukaran dan daya pembeda. Karena dengan tes yang baik maka akan menghasilkan data yang valid. Berikut akan dijelaskan dibawah ini:
a. Uji validitas instrumen
Menurut Arikunto (2010, hlm. 211) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat ke validan atau kesahihan sesuatu instrumen.” Apabila untuk menghasilkan tingkat ke validitas yang tinggi maka memerlukan instrumen yang valid dan sahih. Sebaliknya jika memiliki validitas yang rendah karena instrumen dan ke sahihan yang kurang. Untuk mendapatka instrumen yang valid maka seorang peneliti harus teliti dalam memilih instrumen yang akan digunakan dari awal penyusunannya.
Dengan mengikuti langkah-langkah penyusunan instrumen untuk memecahkan variabel-variabel menjadi sub-variabel. Untuk mengetahui tingkat valid dari instrumen yang akan digunakan maka peneliti harus mencoba instrumen tersebut pada sasaran yang tepat dalam penelitian. Dari hasil uji tersebut jika sudah sesuai dengan hasil yang baik, maka instrumen tersebut sudah baik dan sudah valid.Apabila sebuah instrumen yang dicapai apabila data yang
(30)
33
33
diberikan dapat menghasilkan dari instrumen tersebut sudah sesuai dengan data yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud.
Cara pengujian pada penelitian ini validitas yang digunakan yaitu dengan validitas internal. Untuk penguji validitas internal sebelumnya instrumen di uji cobakan kepada siswa kemudian datanya di tabulasikan dengan bantuan program microsoft excel. Sedangkan untuk mengetahui validitas empiris bisa menggunakan uji statistik, yaitu teknik korelasi person product moment, yaitu:
=
N
−
(
)
N
2−
N
2N
2−
N
2GAMBAR 3.1 Uji validitas instrumen
Keterangan :
= Koefisien Korelasi antara dua variabel
� = jumlah skor item
� = jumlah skor total N = jumlah responden
(Arikunto, 2010, hlm. 213) b. Pengujian reliabilitas instrumen
Menurut Arikunto (2010, hlm. 221) menyatakan bahwa “ reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.” Karena instrumen yang baik dan sudah dipercaya akan menghasilkan data yang reliabel dan data yang dapat dipercaya juga. Jika memang data yang didapat sesuai
(31)
34
34
dengan kenyataannya, maka dilakukan secara berulang kalipun untuk mengambil data tetap akan menghasilkan data yang sama.
Maka dari itu untuk memperoleh indeks reabilitas soal dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu:
11
=
2 1+ 1/21/2
(1+ 1/21/2)
GAMBAR 3.2 Rumus Spearman-Brown
�
11
= reliabilitas instrumen
1/21/2 = yang disebutkan sebagai indeks korelasi
antara dua belahan instrumen
(Arikunto, 2010, hlm. 223)
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran (difficulty index) menunjukkan derajat kesulitan suatu soal untuk diselesaikan siswa. Secara empiris, suatu soal dikatakan sukar jika sebagian besar testi gagal menyelesaikannya, sebaliknya dikatakan mudah jika sebagian besar testi mampu menyelesaikannya.Salah satu cara sederhana untuk mengetahui indeks tingkat kesukaran ( M soal adalah dengan menggunakan rumus) rumus tersebut adalah sebagai berikut:
� +�1 2
(32)
35
35
GAMBAR 3.3 rumus tingkat kesukaran
Keterangan:
RU : Jumlah testi kelompok unggul yang menjawab benar suatu soal. R1 : Jumlah testi kelompok asor yang menjawab benar suatu soal n : 21% dari kelompok testi
untuk menafsirkan hasilnya bisa menggunakan kriteria berikut:
<0.10 Sulit Sekali
0.10-0.30 Sulit
0.31-0.70 Sedang
0.71-0.90 Mudah
>0.90 Mudah sekali
TABEL 3.3 Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal menunjukan kepada kemampuan suatu soal untuk membedakan antara testi yang mampu dengan testi yang tidak mampu. Secara empiris hal ini akan ditunjukkan dengan lebih
banyaknya jumlah testi dari kelompok unggul yang menjawab dengan tepat suatu soal daripada jumlah testi dari kelompok asor. Untuk mengetahui daya pembeda (DP) suatu butir soal dapat digunakan rumus berikut:
��� − �
(33)
36
36 DP = Daya Pembeda
Ru = Upper Group
Rl = Lower Group
n = 27% dari seluruh testi
Untuk menafsirka hasilnya dapat digunakan kriteria berikut:
Kurang dari 0.20 Kurang
0.20-0.29 Cukup
0.30-0.39 Baik
0.40-keatas Baik Sekali
TABEL 3.4 Kriteria Daya Pembeda
Proses perhitungan tingkat kesukaran dan daya pembeda dengan menggunakan rumus di atas, ditempuh dengan langkah-langkah berikut:
1. Menyusun skor testi dari yang terbesar hingga ke yang terkecil.
2. Menentukkan kelompok unggul (upper group) dan kelompok asor (lower group). Kelompok unggul adalah 27% testi yang memiliki skor tertinggi, sedangkan kelompok asor adalah 27% testi yang mendapat skor terendah. 3. Menghitung jumlah testi pada masing-masing kelompok yang menjawab benar
suatu soal yang dimasukkan kedalam tabel untuk mempermudah pada saat menghitung kelompok yang termasuk kedalam kelompok unggul ataupun kelompok asor.
Peneliti membelah butir-butir instrumen, belahan itu terdiri awal dan akhir, belahan pertama adalah skor butiran nomor 1sampai dengan nomor ½ n, dan
(34)
37
37
belahan kedua adalah setengah dari butiran-butiran nomor terakhir. Setelah belahan pertama dan kedua dikorelasikan maka keduanya dihitung reliabilitas instrumen dengan rumus diatas.
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah alat penilaian yang digumakan untuk mengetahui pendapat, asprasi, harapan,prestasi keinginan, keyakinan dan lain-lain sebagai hasil belajar (Sudjana,2005, hlm. 67). Dalam penilaian ini penulis menggunakan wawancara mendalam, adapun pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen yang sudah ada seperti kurikulum, rencana persiapan pembelajaran (rpp), buku pegangan guru, dan buku pegangan siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan instrumen memang penting dalam tahap-tahap sebelum melakukan penelitian karena itu adalah penting dalam langkah penelitian. Seperti menurut Arikunto (2010, hlm. 265) bahwa “semakin kurangnya pengalaman pengumpulan data, semakin mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadinya, semakin condong (bias) data yang dikumpul.” Oleh karena itu, dalam pengumpulan data harus dilakukan secara teliti dan hati-hati meskipun ini salah satu proses yang sangat melelahkan dalam sebuah penelitian untuk menghasilkan data yang valid dan benar-benar reliabilitas.
1. Tes
Menurut Arikunto (2010, hlm. 193) bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lainnya yang digunakan untuk mengukur keterampilan,pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Jadi tes dipakai sebagai sebuah alat untu mengukur
(35)
38
38
kemampuan siswa, baik kemampuan dari awal penelitian sampai adanya pengembangan kemampuan yang meningkat sampai akhir penelitan.
Adapun tes yang di ambil dalam penelitian ini adalah berupa tes uraian hasil eksperimen siswa berupa tes tertulis, karena dengan menggunakan tes berupa uraian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguraikan secara luas pendapat dan hasil analisa nya dari pengalaman eksperimen yang sudah dilakukan. Selanjutnya peneliti dalam pemberian tes, peneliti harus membuat kisi-kisi terlebih dahulu sebelum memberikan tes tertulis agar terarah. Dalam melakukan tes peneliti harus memilih alat pengumpul data yang berupa tes yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran IPA. Untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami konsep permasalahan dari hasil pengamatan tersebut.
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah alat penilaian yang digumakan untuk mengetahui pendapat, asprasi, harapan,prestasi keinginan, keyakinan dan lain-lain sebagai hasil belajar (Sudjana,2005, hlm. 67). Dalam penilaian ini penulis menggunakan wawancara mendalam, adapun pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen yang sudah ada seperti kurikulum, rencana persiapan pembelajaran (rpp), buku pegangan guru, dan buku pegangan siswa.
Dalam setiap akhir dari pembelajaran tekniknya untuk melakukan dokumentasi adalah dengan cara setiap siswa menuliskan kesimpulan, saran, dan harapan dalam pembelajaran IPA disekolah. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dengan menerapkan kurikulum, rpp, buku, maupun pendekatan yang digunakan sudah tepat digunakan dalam pembelajaran IPA.
(36)
39
39
Analisis data sangat penting dalam penelitian, analisis data yang benar dan tepat akan menghasilkan kesimpulan yang benar. Analisis data dilakukan dalam penelitian ini meliputi:
1. Analisis data tes a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data yang berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dibutuhkan untuk menentukan langkah pengujian yang digunakan selanjutnya. Analisis pada uji normalitas ini tidak dihitung secara manual melainkan dengan menggunakan Software Statistics Passage for the Social Science (SPSS)
20.0 for windows. Untuk itu terlebih dahulu menentukkan hipotesis untuk uji normalitas.
� = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa dengan menggunakan Pendekatan Brain Based Learning (BBL) dengan pembelajaran konvensional.
� = Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning dengan pembelajaran konvensional atau dapat ditulis seperti dibawah ini:
� = �1=�2
� = �1=�2
Adapun taraf signifikasinya adalah 5% (0,05) dengan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
Jika ℎ� � ≥ maka distribusi data tidak normal Jika ℎ� � ≤ maka distribusi data normal
(Ridwan 2006, hlm. 191) b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variasi yang homogen atau tidak.
(37)
40
40
Uji homogenitas terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis melalui uji test.
Adapun dalam perhitungannya menggunakan bantuan Software Statistics Passage for the Social Science (SPSS) 20.0 for windows. Adapun kriteria keputusan yang digunakan dalam uji homogenitas.
Jika ℎ� � ≥ maka tidak homogen Jika ℎ� � ≤ maka homogen.
(Ridwan, 2006, hlm. 185)
c. Uji Hipotesis 1) Uji t-test
Uji t (test) dalam penelitian ini menggunakan satu sampel yang tergolong dalam hipotesis deduktif. Uji tes dilakukan dengan menggunakan bantuan Software Statistics Passage for the Social Science (SPSS) 20.0 for windows. Dengan menggunakan taraf signifikasi 5% dan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
Jika nilai taraf signifikasi ≥ 0.05 maka Ho diterima Jika nilai taraf signifikasi ≤ 0.05 maka Ho ditolak
(Ridwan, 2006, hlm. 208) 2) Perhitungan Gain Ternomalisasi
Perhitungan n-gain bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar IPA siswa dalam penelitian ini. Menurut Melzer perhitungan gain ini dianalisis dengan memasukan rumus:
N – gain = � � − � � � � � −
Adapun kriteria penilaian interprestasi n-gain, antara lain:
Gain Kriteria Gain
G ≤ 0.3 Gain rendah
(38)
41
41
G > 0.7 Gain tinggi
TABEL 3.5 Kriteria Gain
2. Analisis wawancara
Dalam analisis ini wawancara sebagai alat penilaian peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada guru maupun siswa. Untuk mengetahui lebih dalam jawaban dan beban untuk mengemukakan pendapatnya mengenai pendekatan Brain Based Learning (BBL).
3. Analisis dokumentasi
Dalam analisis data dokumentasi ini peneliti akan mencantumkan rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp), silabus, dan dokumentasi buku pegangan siswa dan guru dalam lampiran dalam bentuk foto.
(39)
79
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL) lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran yang konvensional.
Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional memiliki hasil belajar yang kurang signifikan, jika dibandingkan dengan taraf signifikan pada kelas eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari hasil kedua kelas yang melakukan pretest pada saat awal belum diberikannya treatment. Penyebab adanya perbedaan hasil yang didapat oleh siswa dikelas kontrol setelah diadakannya treatment dan pemberian soal posttest untuk dijadikan acuan perbedaan hasil antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
Hasil belajar siswa memiliki peningkatan pemahaman siswa tentang konsep daur air dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL) dikelas V SD yang diberikan guru mampu membuat siswa terlibat dalam suasana pembelajaran yang menantang kemampuan berpikir serta menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu siswa juga dapat menggambarkan proses daur air yang terjadi dimuka bumi. Usaha peneliti untuk menerapkan pendekatan Brain Based Learning
ini dalam pembelajaran dikelas pada saat dilakukannya beberapa treatment
tersebut awalnya mengalami kendala karena siswa masih terbiasa dengan metode yang diterapkan oleh guru kelas, akan tetapi setelah melakukan
treatment selanjutnya siswa mulai merasa nyaman dan tidak kaku lagi pada saat dilakukannya treatment.
(40)
80
80
Adanya perbedaan peningkatan tes kemampuan antara siswa dikelas eksperimen dan siswa dikelas kontrol. Siswa pada kelas eksperiemen dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL) mengalami peningkatan yang cukup tinggi dengan nilai akhir rata-rata adalah 81, dibandingkan dengan siswa dikelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan nilai akhir rata-rata 66. Selanjutnya kemampuan berpikir kritis siswa dengan pendekatan Brain Based Learning sebelum pembelajaran berada pada kategori rendah dengan perolehan rata-rata pretest 53 dan setelah pembelajaran dengan menggunakan pendeketan Brain Based Learning berada dikategori tinggi dengan memperoleh nilai rata-rata posttest 81. Dari hasil perhitungan uji beda dengan kelas kontrol, menunjukkan bahwa kelas eksperimen ini mengalami peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran mengalami perubahan yang signifikan dengan kategori rata-rata normal gain yang cukup efektif.
Ada perbedaan hasil belajar siswa yang signifikasi antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen terhadap pembelajaran IPA pada konsep daur air. Hal ini dibuktikan dari hasil uji t-test terhadap rerata normal gain antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hasilnya menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara rerata normal gain kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Berdasarkan uji beda Independent Samples Test antara normal gain kelas kontrol dan kelas eksperimen, menunjukkan sebagaian besar hasil belajar siswa tentang daur air pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Dengan adanya beda tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan penggunaan pendekatan
Brain Based Learning terhadap hasil belajar IPA pada konsep daur air dikelas V SDN Umbul Tengah 1 kecamatan Taktakan.
(41)
81
81
B. Rekomendasi
Setelah melakukan penelitian eksperimen dengan menerapkan pendekatan Brain Based Learning (BBL) pada pembelajaran IPA dengan konsep daur air dan mendapatkan hasil penelitian , maka dari itu peneliti memberikan saran atau rekomendasi kepada pihak-pihak antara lain: 1. Kepala sekolah
Selalu mendukung upaya-upaya yang dilakukan terkait langsung dengan penyelenggara proses pendidikan disekolah dasar, terutama menjadikan pembelajaran IPA sebagai model dalam menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL) sebagai pendekatan yang efektif dan berguna bagi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran disekolah.
2. Guru
Untuk para guru, khususnya guru mata pelajaran IPA, hendaknya melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran salah satunya dengan menerapkan pendekatan Brain Based Learning (BBL) pada pembelajaran IPA. Karena pembelajaran IPA dibutuhkan pengalaman langsung kepada siswa. Tidak hanya melalui hafalan materi. Akan tetapi untuk keberhasilan pengembangan pendekatan ini dalam penyelenggraan proses pendidikan sekolah dasar, perlu didukung oleh pandangan, kesanggupan, dan kesediaan guru untuk melakukan perubahan-perubahan dalam pola dan model mengajar yang selama ini dipraktikan dan dianggap suatu kerangka konseptual yang baku.
3. Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam ranga meningkatkan proses pembelajaran IPA dimasa yang akan datang, serta penelitian pendekatan Brain Based Learning (BBL) ini dapat dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.
(42)
82
Imas Gumelar, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Barlia, L. (2010). Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar. Subang: Royyan Press.
Faidi, A. (2013). Tutorial Mengajar untuk Melejitkan Otak Kanan Dan Kiri Anak.
Yogyakarta: Diva Press.
Hernowo. (2005). Menjadi Guru. Bandung: PT. Mizan Media Utama
Jensen, E. (2011). Pemelajaran Berbasis – Otak:Paradigma Pengajaran Baru. Jakarta: PT Indeks.
Jensen, E. (2008). Brain Based Learning Pembelajaran Berbasis Otak Cara Belajar Baru dalam Pengajaran dan Pelatihan. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Laksmi, K. Dkk. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Otak (Bran Based Learning) Berbantuan Media Teka-Teki Silang Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V Sd Gugus I Gusti Ngurah Jelantik. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2 (1), hlm 1-11
Sanjaya, I. Dkk. (2014). Pengaruh Brain Based Learning (BBL) Berbantuan Lingkungan Terhadap Pemahaman Konsep IPS Siswa. e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2 (1), hlm 1-10
Sugiono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
(43)
83
83
Sasonto. (2010). Statiska Multivariat. Jakarta: Gramedia.
Syarwan, R. Dkk. (2014). Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning(Bbl) Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas Vii Smp Islam Raudhatul Jannah Payakumbuh. Jurnal Pendidikan Matematika, 3 (1), hlm 29-34
Tim Tunas Karya Guru. (2013). Kreatif Ilmu Pengetahuam Alam. Jakarta: Penerbit Duta
(1)
41
G > 0.7 Gain tinggi
TABEL 3.5 Kriteria Gain
2. Analisis wawancara
Dalam analisis ini wawancara sebagai alat penilaian peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada guru maupun siswa. Untuk mengetahui lebih dalam jawaban dan beban untuk mengemukakan pendapatnya mengenai pendekatan Brain Based Learning (BBL).
3. Analisis dokumentasi
Dalam analisis data dokumentasi ini peneliti akan mencantumkan rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp), silabus, dan dokumentasi buku pegangan siswa dan guru dalam lampiran dalam bentuk foto.
(2)
79 Imas Gumelar, 2015
PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING (BBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP DAUR ULANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL) lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran yang konvensional.
Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional memiliki hasil belajar yang kurang signifikan, jika dibandingkan dengan taraf signifikan pada kelas eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari hasil kedua kelas yang melakukan pretest pada saat awal belum diberikannya treatment. Penyebab adanya perbedaan hasil yang didapat oleh siswa dikelas kontrol setelah diadakannya treatment dan pemberian soal posttest untuk dijadikan acuan perbedaan hasil antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
Hasil belajar siswa memiliki peningkatan pemahaman siswa tentang konsep daur air dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL) dikelas V SD yang diberikan guru mampu membuat siswa terlibat dalam suasana pembelajaran yang menantang kemampuan berpikir serta menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu siswa juga dapat menggambarkan proses daur air yang terjadi dimuka bumi. Usaha peneliti untuk menerapkan pendekatan Brain Based Learning
ini dalam pembelajaran dikelas pada saat dilakukannya beberapa treatment
tersebut awalnya mengalami kendala karena siswa masih terbiasa dengan metode yang diterapkan oleh guru kelas, akan tetapi setelah melakukan
treatment selanjutnya siswa mulai merasa nyaman dan tidak kaku lagi pada saat dilakukannya treatment.
(3)
80
Adanya perbedaan peningkatan tes kemampuan antara siswa dikelas eksperimen dan siswa dikelas kontrol. Siswa pada kelas eksperiemen dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL) mengalami peningkatan yang cukup tinggi dengan nilai akhir rata-rata adalah 81, dibandingkan dengan siswa dikelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan nilai akhir rata-rata 66. Selanjutnya kemampuan berpikir kritis siswa dengan pendekatan Brain Based Learning sebelum pembelajaran berada pada kategori rendah dengan perolehan rata-rata pretest 53 dan setelah pembelajaran dengan menggunakan pendeketan Brain Based Learning berada dikategori tinggi dengan memperoleh nilai rata-rata posttest 81. Dari hasil perhitungan uji beda dengan kelas kontrol, menunjukkan bahwa kelas eksperimen ini mengalami peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran mengalami perubahan yang signifikan dengan kategori rata-rata normal gain yang cukup efektif.
Ada perbedaan hasil belajar siswa yang signifikasi antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen terhadap pembelajaran IPA pada konsep daur air. Hal ini dibuktikan dari hasil uji t-test terhadap rerata normal gain antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hasilnya menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara rerata normal gain kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Berdasarkan uji beda Independent Samples Test antara normal gain kelas kontrol dan kelas eksperimen, menunjukkan sebagaian besar hasil belajar siswa tentang daur air pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Dengan adanya beda tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan penggunaan pendekatan
Brain Based Learning terhadap hasil belajar IPA pada konsep daur air dikelas V SDN Umbul Tengah 1 kecamatan Taktakan.
(4)
81
81 Imas Gumelar, 2015
PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING (BBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP DAUR ULANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rekomendasi
Setelah melakukan penelitian eksperimen dengan menerapkan pendekatan Brain Based Learning (BBL) pada pembelajaran IPA dengan konsep daur air dan mendapatkan hasil penelitian , maka dari itu peneliti memberikan saran atau rekomendasi kepada pihak-pihak antara lain: 1. Kepala sekolah
Selalu mendukung upaya-upaya yang dilakukan terkait langsung dengan penyelenggara proses pendidikan disekolah dasar, terutama menjadikan pembelajaran IPA sebagai model dalam menggunakan pendekatan Brain Based Learning (BBL) sebagai pendekatan yang efektif dan berguna bagi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran disekolah.
2. Guru
Untuk para guru, khususnya guru mata pelajaran IPA, hendaknya melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran salah satunya dengan menerapkan pendekatan Brain Based Learning (BBL) pada pembelajaran IPA. Karena pembelajaran IPA dibutuhkan pengalaman langsung kepada siswa. Tidak hanya melalui hafalan materi. Akan tetapi untuk keberhasilan pengembangan pendekatan ini dalam penyelenggraan proses pendidikan sekolah dasar, perlu didukung oleh pandangan, kesanggupan, dan kesediaan guru untuk melakukan perubahan-perubahan dalam pola dan model mengajar yang selama ini dipraktikan dan dianggap suatu kerangka konseptual yang baku.
3. Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam ranga meningkatkan proses pembelajaran IPA dimasa yang akan datang, serta penelitian pendekatan Brain Based Learning (BBL) ini dapat dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Barlia, L. (2010). Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar. Subang: Royyan Press.
Faidi, A. (2013). Tutorial Mengajar untuk Melejitkan Otak Kanan Dan Kiri Anak.
Yogyakarta: Diva Press.
Hernowo. (2005). Menjadi Guru. Bandung: PT. Mizan Media Utama
Jensen, E. (2011). Pemelajaran Berbasis – Otak:Paradigma Pengajaran Baru. Jakarta: PT Indeks.
Jensen, E. (2008). Brain Based Learning Pembelajaran Berbasis Otak Cara Belajar Baru dalam Pengajaran dan Pelatihan. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Laksmi, K. Dkk. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Otak (Bran Based Learning) Berbantuan Media Teka-Teki Silang Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V Sd Gugus I Gusti Ngurah Jelantik. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2 (1), hlm 1-11
Sanjaya, I. Dkk. (2014). Pengaruh Brain Based Learning (BBL) Berbantuan Lingkungan Terhadap Pemahaman Konsep IPS Siswa. e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2 (1), hlm 1-10
Sugiono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
(6)
83
83 Imas Gumelar, 2015
PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING (BBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP DAUR ULANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sasonto. (2010). Statiska Multivariat. Jakarta: Gramedia.
Syarwan, R. Dkk. (2014). Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning(Bbl) Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas Vii Smp Islam Raudhatul Jannah Payakumbuh. Jurnal Pendidikan Matematika, 3 (1), hlm 29-34
Tim Tunas Karya Guru. (2013). Kreatif Ilmu Pengetahuam Alam. Jakarta: Penerbit Duta