Penilaian Penyembuhan Fraktur LATAR BELAKANG

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Trauma merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami cedera oleh salah satu sebab. Penyebab yang paling sering adalah kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, olah raga dan rumah tangga. Setiap tahun 60 juta penduduk Amerika Serikat mengalami trauma dan 50 memerlukan tindakan medis. 3,6 juta membutuhkan perawatan di Rumah Sakit. Didapatkan 300 ribu di antaranya mendapatkan kecacatan yang bersifat menetap 1 dan 8,7 juta menderita kecacatan sementara 30 dan menyebabkan kematian sebanyak 145 ribu orang per tahun 0,5. Di Indonesia kematian akibat kecelakaan lalu lintas lebih kurang 12 ribu orang per tahun sehingga dapat disimpulkan bahwa trauma dapat menyebabkan : 1. Angka kematian yang tinggi. 2. Hilangnya waktu kerja yang banyak sehingga biaya perawatan yang besar. 3. Kecacatan sementara dan permanen. Banyak dari korban trauma tersebut mengalami cedera musculoskeletal berupa fraktur, dislokasi, dan cedera jaringan lunak. Cedera sistem musculoskeletal cenderung meningkat dan terus meningkat dan akan mengancam kehidupan kita Rasjad C,2003. Walaupun cedera musculoskeletal umumnya jarang menyebabkan kematian, tapi dapat menimbulkan penderitaan fisik, stress mental dan kehilangan banyak waktu. Jadi dalam hal ini, cedera muskuloskeletal akan meningkatkan angka morbiditas dibanding angka mortalitas Salter, R. B. , 1999.

I.1.1 Penilaian Penyembuhan Fraktur

Penilaian penyembuhan fraktur union didasarkan atas union secara klinis dan union secara radiologis. Penilaian secara klinis dilakukan dengan pemeriksaan daerah fraktur dengan melakukan pembengkokan pada daerah fraktur, pemutaran dan kompresi untuk mengetahui adanya gerakan atau perasaan nyeri pada penderita. Keadaan ini dapat dirasakan oleh pemeriksa atau oleh penderita sendiri. Apabila tidak ditemukan adanya gerakan, maka secara klinis telah terjadi union dari fraktur. Universitas Sumatera Utara 2 Union secara radiologis dinilai dengan pemeriksaan rontgen pada daerah fraktur dan dilihat adanya garis fraktur atau kalus dan mungkin dapat ditemukan adanya trabekulasi yang sudah menyambung pada kedua fragmen. Pada tingkat lanjut dapat dilihat adanya medulla atau ruangan dalam daerah fraktur. Perkiraan penyembuhan fraktur pada orang dewasa dapat dilihat pada tabel berikut : LOKALISASI WAKTU PENYEMBUHAN minggu Phalangmetacarpal Metatarsalkosta Distal radius Diafisis Ulna dan Radius Humerus Clavicula Panggul Femur Condillus femur tibia Tibia fibula Vertebra 3 – 6 6 12 10 – 12 6 10 – 12 12 – 16 8 – 10 12 – 16 12 Tabel 1. Perkiraan Penyembuhan fraktur Jay. R. liberman, M. D. and Gary E Friedlaender 2005 Salah satu tanda proses penyembuhan fraktur adalah dengan terbentuknya kalus yang menyeberangi celah fraktur bridging callus untuk menyatukan kembali fragmen-fragmen tulang yang fraktur Jay. R. liberman, M. D. and Gary E Friedlaender, 2005. Pembentukan bridging callus dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jarak antara fragmen, stabilitas fraktur, vaskularisasi, keadaan umum penderita, umur, lokasi fraktur, infeksi dan lain-lain. Vaskularisasi daerah fraktur dapat berasal dari periosteum, endosteum dan medulla. Penelitian tentang perubahan densitas kalus pernah dilakukan oleh Siregar 1998, Bandung dengan membandingkan pertumbuhan kalus pada penderita paska operasi internal fiksasi dengan menggunakan plate dan screw dengan K-nail pada pasien fraktur femur dan peneliti ini melakukan kriteria penilaian gambaran radiologi serta membaginya menjadi: Universitas Sumatera Utara 3 Grade 0 : Kalus belum tidak terbentuk non union Grade 1+: Bintik-bintik radioopak pada daerah fraktur Grade 2+ : Bintik-bintik atau garis radioopak dengan lusensi sama dengan lusensi medulla. Grade 3+: Bintik-bintik atau garis radioopak dengan lusensi antara medulla dengan korteks. Grade 4+: Densitas kalus sama dengan atau lebih radioopak dari pada korteks. Pada penelitian tersebut yang meliputi 62 kasus dengan jenis fiksasi kombinasi K.Nail dan Neutralization Plate 35 sampel dan jenis fiksasi Broad Plate 27 sampel lalu diamati gambaran radiologisnya pada 3 bulan pertama tidak terdapat perbedaan bermakna antara jenis fiksasi K.Nail dan Neutralization Plate dengan Broad Plate dengan nilai P = 0,67528. Gambaran Radiologis diketahui setelah 3 bulan pengamatan dijumpai pertumbuhan kalus grade 1 = 60 dan grade 2 = 40 . Pada penelitian berikut ini diamati proses pertumbuhan kalus pada penderita fraktur tulang panjang Humerus, Radius, Ulna, Femur, Tibia, dan Fibula. Sampai saat ini belum ditemukan data awal tentang pertumbuhan kalus pada masing – masing tulang panjang tersebut.

I.2 PERUMUSAN MASALAH