Evaluasi Densitas Callus Pada Tulang Panjang Yang Dilakukan Internal Fiksasi Menurut Gambaran Radiologis Pada Minggu Ke -12

(1)

EVALUASI DENSITAS CALLUS PADA TULANG

PANJANG YANG DILAKUKAN INTERNAL FIKSASI

MENURUT GAMBARAN RADIOLOGIS PADA MINGGU KE -12

TESIS

OLEH

HAMZAH SULAIMAN LUBIS NO. CHS 18023

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

DEPARTEMEN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI……….………..……… ii

DAFTAR TABEL ……….………...…………. iii

DAFTAR DIAGRAM……… iv

ABSTRAK………... v

LEMBAR PENGESAHAN TESIS... vi

UCAPAN TERIMA KASIH……….………... x

BAB I.PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG………... 1

I.1.1 Penilaian Penyembuhan Fraktur……… 1

I.2 PERUMUSAN MASALAH……….. 3

I.3 TUJUAN PENELITIAN………... 3

I.4 MANFAAT PENELITIAN………... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Proses Penyembuhan Fraktur……… 5

II.1.1 Proses penyembuhan Fraktur Primer………... 6

II.1.2 Proses Penyembuhan Fraktur Sekunder ………. 6

BAB III. METODE PENELITIAN III.1 DESAIN………... 11

III.2 TEMPAT DAN WAKTU……….. 11

III.3 POPULASI SAMPEL……… 11

III.4 PERKIRAAN BESAR SAMPEL………. 11

III.5 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI……… 12

III.6 PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN………. 12

III.7 ETIKA PENELITIAN………... 12

III.8 DEFINISI OPERASIONAL……….. 13

III.9 BAHAN DAN CARA KERJA………... 16

III.9.1 TAHAP PERSIAPAN………. 16

III.9.2 TAHAP PELAKSANAAN………. 16

BAB IV. HASIL DAN ANALISA PENELITIAN………... 18

BAB V. DISKUSI……… 27

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN………...……… 29

DAFTAR PUSTAKA……….. 30


(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL IV.1 Distribusi Fraktur tulang panjang berdasarkan umur

Dan Jenis Kelamin……….18 TABEL IV.2 Distribusi Fraktur tulang panjang yang dilakukan

Internal fiksasi………20 TABEL IV.3Distribusi Penderita berdasarkan sisi fraktur tulang

Tulang Panjang………...21 TABEL IV.4Distribusi Berdasarkan lokasi fraktur tulang panjang

Humerus………...22 TABEL IV.5 Distribusi Berdasarkan lokasi fraktur tulang panjang

Radius………..22 TABEL IV.6Distribusi Berdasarkan lokasi fraktur tulang panjang

Ulna……….22 TABEL IV.7Distribusi Berdasarkan lokasi Fraktur tulang Panjang

Femur………..23 TABEL IV.8Distribusi Berdasarkan lokasi Fraktur tulang Panjang

Tibia………23 TABEL IV.9Distribusi Berdasarkan lokasi Fraktur tulang Panjang

Fibula………..23 TABEL IV.10 Distribusi Pasien Fraktur Tulang Panjang yang Dilakukan

Internal Fiksasi………..…………. 24 TABEL IV.11 Distribusi Pasien Berdasarkan Lokasi Fraktur dan Grading


(4)

DAFTAR DIAGRAM

DIAGRAM IV.1 Diagram distribusi pada penderita fraktur Tulang panjang yang dilakukan Internal Fiksasi berdasarkan Umur dan

Jenis Kelamin……….19 DIAGRAM IV.2 Diagram distribusi pada penderita Fraktur

Tulang Panjang yang dilakukan internal

Fiksasi……..………...20 DIAGRAM IV.3 Diagram distribusi berdasarkan sisi Fraktur


(5)

ABSTRAK

Latar belakang : dilakukan penelitian evaluasi densitas callus pada fraktur tulang panjang (humerus, radius, ulna, femur, tibia, fibula) yang dilakukan internal fiksasi. Penelitian dilakukan terhadap 28 kasus fraktur tulang panjang tersebut yang dilakukan internal fiksasi yang dilakukan pengamatan selama 12 minggu. Penderita berusia 15 s.d. 55 tahun, terdiri dari dari 22 penderita laki-laki dan 4 penderita perempuan.

Hasil penelitian : Distribusi berdasarkan lokasi fraktur dijumpai 1 kasus (3,57%) tulang panjang humerus, 2 kasus (7,14%) tulang panjang radius, 1 kasus (3,57%) tulang panjang ulna, 17 kasus (60,7%) tulang panjang femur, 6 kasus (21,42%) tulang panjang tibia, dan 1 kasus (3,57%) tulang panjang ulna, dengan sisi tulang panjang sebelah kanan yang paling sering terjadi sebanyak 22 kasus (78,5%).

Kesimpulan: Dari pengamatan 12 minggu pada pasien paska internal fiksasi pada fraktur tulang panjang didapati pertumbuhan kalus grade 1 sebanyak 11 kasus (39,3%), grade 2 sebanyak 7 kasus (25%), grade 3 sebanyak 9 kasus (32,1%), grade 4 sebanyak 1 kasus 3,6 %). Evaluasi densitas kalus Pada Fraktur tulang panjang Humerus: grade 1 (1 kasus), Fraktur tulang panjang Radius : Grade1 (1 kasus), Grade 2 (1 kasus), Fraktur tulang panjang Ulna : grade 3 (1 kasus), Fraktur tulang panjang Femur : grade 1(6 kasus), grade 2 (4 kasus), grade 3 (6 kasus), grade 4 (1 kasus), Fraktur tulang panjang Tibia : grade 1 (2 kasus), grade 2( 2kasus), grade 3 (2 kasus) dan fraktur Tulang Panjang Fibula grade 1 (1 kasus)


(6)

Judul Tesis :

EVALUASI DENSITAS CALLUS PADA TULANG

PANJANG YANG DILAKUKAN INTERNAL FIKSASI

MENURUT GAMBARAN RADIOLOGIS PADA MINGGU

KE -12

Nama : HAMZAH SULAIMAN LUBIS

Nomor CHS : 18023

Bidang Ilmu : Kedokteran / Ilmu Bedah

Kategori : Bedah Orthopaedi

Pembimbing : Pembimbing :

( Dr. Chairiandi Siregar, SpOT ) (Prof.dr. Abdul Rasyd Sp.Rad(K) PhD) NIP : 196309241989031002 NIP: 194706151979011001

Ketua Departemen Ilmu Bedah, Ketua Program Studi Ilmu Bedah,

Dr. Emir T Pasaribu, SpB(K)ONK Dr. Marshal, SpB, SpBTKV NIP : 19520304 198002 1 001 NIP : 19610316 198611 1 001


(7)

SURAT KETERANGAN

PEMBIMBING METODOLOGI PENELITIAN

Sudah diperiksa hasil penelitian

JUDUL : EVALUASI DENSITAS CALLUS PADA TULANG

PANJANG YANG DILAKUKAN INTERNAL FIKSASI

MENURUT GAMBARAN RADIOLOGIS PADA

MINGGU KE -12

PENELITI : HAMZAH SULAIMAN LUBIS

DEPARTEMEN : ILMU BEDAH

INSTITUSI : FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN, MARET 2012

KONSULTAN METODOLOGI PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN USU

(PROF. Dr. AZNAN LELO, PhD, SpFK) NIP : 19511202 197902 1 003


(8)

Judul Tesis :

EVALUASI DENSITAS CALLUS PADA TULANG

PANJANG YANG DILAKUKAN INTERNAL FIKSASI

MENURUT GAMBARAN RADIOLOGIS PADA MINGGU

KE -12

Nama : HAMZAH SULAIMAN LUBIS

Nomor CHS : 18023

Bidang Ilmu : Kedokteran / Ilmu Bedah

Kategori : Bedah Orthopaedi

Institusi : Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

MEDAN, MARET 2012 SEKSI ILMIAH

DEPARTEMEN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN USU

PROF. Dr. A. GOFAR SASTRODININGRAT, SpBS(K) NIP : 194405071977031001


(9)

PERNYATAAN

EVALUASI DENSITAS CALLUS PADA TULANG PANJANG YANG

DILAKUKAN INTERNAL FIKSASI MENURUT GAMBARAN

RADIOLOGIS PADA MINGGU KE -12

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Maret 2012


(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum wrwb,

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT penulis panjatkan, karena berkat segala rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini yang merupakan salah satu persyaratan tugas akhir untuk memperoleh keahlian dalam bidang Ilmu Bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Selawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan selesainya penulisan tesis ini, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

Kedua orang tua, ayahanda Prof. Bachtiar Fanani Lubis, SpPD dan ibunda dr. Hj. Adelina Hsb, SpM. Terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulus-tulusnya, yang telah membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dengan penuh kesabaran, kasih sayang dan perhatian, dengan diiringi doa dan dorongan yang tiada hentinya sepanjang waktu, memberikan contoh yang sangat berharga dalam mengarungi bahtera kehidupan. Semoga Allah Memberikan kesampatan dan kelapangan kepada saya untuk membahagiakan ayah dan bunda.

Terima kasih yang tak terkira kepada istriku tercinta, dr. Tripuji Asmiati dan anakku Rafi Ayub Sulaiman Lubis dan Nuzlul Azzam Fanani Lubis atas segala pengorbanan, pengertian, dukungan semangat, kesabaran dan kesetiaan dalam segala suka duka mendampingi penulis selama menjalani masa pendidikan yang panjang ini. Penulis Juga Mengucapkan terima kasih kepada mertua Abdurrahman dan Ramlah Sembiring yang memberikan dukungan moril dan meteril kepada penulis. Tak lupa Juga penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Asdi dan keluarga yang banyak memberikan tambahan pengetahuan agama kepada penulis dan keluarga.

Kepada abang, kakak beserta keluarga (dr. Faisal S. A. Lubis, SpPD, dr. Yuliani M. Lubis, Dr. Arlina Lubis, dr. R. Rahmawati Sp.M dan dr. Anna Mira Lubis, SpPD) dan seluruh keluarga besar yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu di sini, penulis mengucapkan terima kasih atas pengertian, perhatian dan dukungan moril dan materil yang diberikan selama penulis menjalani pendidikan.

Terima kasih kepada seluruh staf pengajar bedah yang telah bersedia menerima, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama penulis menjalani pendidikan.


(11)

Terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya yang dapat penulis sampaikan kepada dr. Chairiandi Srg. Sp.OT dan keluarga serta kepada Prof. Abdul Rasyid, Sp.Rad(K) PhD, yang telah sabar membimbing, mendidik, membuka wawasan penulis, senantiasa memberikan dorongan dan motivasi yang tiada hentinya dengan penuh bijaksana dan tulus ikhlas di sepanjang waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.Harapan penulis semoga penulis di berikan kesempatan oleh Allah Untuk Membalas Semua Kebaikan Mereka.

Rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada guru-guru saya : Dr.Asmui Yosodihardjo Sp.B,Sp.BA, Dr. Emir T.Pasaribu,Sp.B K.onk, Dr. Marshal, SpB SpB-TKV, Dr. Asrul, Sp.B KBD, Prof. Iskandar Japardi, SpBS(K), Prof. Adril A Hakim, SpS,SpBS(K), Prof. A. Gofar Sastrodiningrat SpBS(K), Prof. Nazar Moesbar, SpB,SpOT, Prof. Hafas Hanafiah, SpB,SpOT, Alm.Prof. Usul Sinaga, SpB, Alm.Prof Buchari Kasim, SpBP, dr. Gerhard Panjaitan, SpB(K)Onk, DR. dr. Humala Hutagalung, SpB(K)Onk, dr. Harry Soejatmiko, SpB,SpBTKV, dr. Edi Sutrisno, SpBP; dr. Jaelani, SpBP; dr. Otman Siregar SpOT(K)Spine; dr. Nino Nasution SpOT, dr. Husnul SpOT, dr. Riahsyah Damanik, SpB(K)Onk, dr. Tiur Purba, SpB, dr. Kamal B Siregar, SpB(K)Onk, dr. Bungaran Sihombing, SpU, dr. Syah M Warli, SpU , Alm. dr. Djafar Tarigan, SpB-KBD, dr. Rasidi Siregar, SpB, dr. Suhelmi, SpB, dr. Nazwir Nazar, SpB, dr. Manan, SpOT, dr. Zahri A. Rani, SpU, dr. Azwarto, SpB, dr. Albiner S, SpB(K)Onk, dr. Robert Siregar, SpB, dr. Nasrun, SpB, dr. Afdol, SpB, dr. Marahakim, SpB, dr. Amrin Hakim, SpB, Alm.dr.Daten Bangun, SpB dan seluruh guru bedah saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, di lingkungan RSUP H Adam Malik, RSU Pirngadi Medan dan di semua tempat yang telah mengajarkan keterampilan bedah pada diri saya. Semua telah tanpa pamrih memberikan bimbingan, koreksi dan saran kepada penulis selama mengikuti program pendidikan ini.

Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada abang dan kakak bedah saya, dr. Mahyono, SpB, SpBA, dr.Erjan Fikri Sp.B,Sp.BA, dr. Adi Muradi, SpB-KBD, dr. Budi Irwan, SpB-KBD, dr. Suyatno, SpB(K)Onk, dr. Iqbal P Nasution, SpBA, dr. Doddy P, SpBTKV, dr. Ihsan, SpBS, dr. Mahyudanil, SpBS, dr. Ridha D, SpBS, dr. Aswadi Tanjung, SpB(K)V, dr. Suzie I, SpBS, dr. Frank B, SpBP, dr. Utama T., SpBP. Terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan di sekolah bedah.

Prof. Aznan Lelo, PhD, SpFK, yang telah membimbing, membantu dan meluangkan waktu dalam membimbing statistik dari tulisan tugas akhir ini.


(12)

Buat kawan-kawan satu angkatan saya. Rido, Khadafi, Rudi, Christman, Heru. Mudah-mudahan pertemuan kita yang tidak sengaja di bedah ini bisa menjadi tali silaturahmi, persaudaraan yang nanti bisa dibagi sampai akhir zaman.

Para Senior, dan semua rekan seperjuangan peserta program studi Bedah Medan yang bersama-sama menjalani suka duka selama pendidikan. Terima kasihku buat kalian semua di sepanjang waktu kebersamaan kita. Kepada adinda dr.Tommy kuswara dan keluarga Penulis Ucapkan terima kasih yang tak berhingga atas bantuan selama proses pembuatan tesis hingga selesai. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada residen orthopedi dan pegawai di bagian orthopedi atas kerjasama yang baik selama ini.

Para pegawai di lingkungan Departemen Ilmu Bedah FK USU, dan para tenaga kesehatan yang berbaur berbagi pekerjaan memberikan pelayanan Bedah di RSUP H Adam Malik Medan yang pernah bersama penulis selama penulis menimba ilmu.

Penulis memohon maaf kepada seleruh pembimbing serta seluruh staf pengajar di departemen bedah atas segala ucapan dan perbuatan selam ini. Akhirnya penulis memohon Ampun kepada Allah SWT karena Alloh Maha pengampun.

Semoga ilmu yang penulis peroleh selama pendidikan spesialisasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2012

Penulis

HAMZAH SULAIMAN LUBIS


(13)

ABSTRAK

Latar belakang : dilakukan penelitian evaluasi densitas callus pada fraktur tulang panjang (humerus, radius, ulna, femur, tibia, fibula) yang dilakukan internal fiksasi. Penelitian dilakukan terhadap 28 kasus fraktur tulang panjang tersebut yang dilakukan internal fiksasi yang dilakukan pengamatan selama 12 minggu. Penderita berusia 15 s.d. 55 tahun, terdiri dari dari 22 penderita laki-laki dan 4 penderita perempuan.

Hasil penelitian : Distribusi berdasarkan lokasi fraktur dijumpai 1 kasus (3,57%) tulang panjang humerus, 2 kasus (7,14%) tulang panjang radius, 1 kasus (3,57%) tulang panjang ulna, 17 kasus (60,7%) tulang panjang femur, 6 kasus (21,42%) tulang panjang tibia, dan 1 kasus (3,57%) tulang panjang ulna, dengan sisi tulang panjang sebelah kanan yang paling sering terjadi sebanyak 22 kasus (78,5%).

Kesimpulan: Dari pengamatan 12 minggu pada pasien paska internal fiksasi pada fraktur tulang panjang didapati pertumbuhan kalus grade 1 sebanyak 11 kasus (39,3%), grade 2 sebanyak 7 kasus (25%), grade 3 sebanyak 9 kasus (32,1%), grade 4 sebanyak 1 kasus 3,6 %). Evaluasi densitas kalus Pada Fraktur tulang panjang Humerus: grade 1 (1 kasus), Fraktur tulang panjang Radius : Grade1 (1 kasus), Grade 2 (1 kasus), Fraktur tulang panjang Ulna : grade 3 (1 kasus), Fraktur tulang panjang Femur : grade 1(6 kasus), grade 2 (4 kasus), grade 3 (6 kasus), grade 4 (1 kasus), Fraktur tulang panjang Tibia : grade 1 (2 kasus), grade 2( 2kasus), grade 3 (2 kasus) dan fraktur Tulang Panjang Fibula grade 1 (1 kasus)


(14)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Trauma merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami cedera oleh salah satu sebab. Penyebab yang paling sering adalah kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, olah raga dan rumah tangga. Setiap tahun 60 juta penduduk Amerika Serikat mengalami trauma dan 50% memerlukan tindakan medis. 3,6 juta membutuhkan perawatan di Rumah Sakit. Didapatkan 300 ribu di antaranya mendapatkan kecacatan yang bersifat menetap (1%) dan 8,7 juta menderita kecacatan sementara ( 30% ) dan menyebabkan kematian sebanyak 145 ribu orang per tahun (0,5%). Di Indonesia kematian akibat kecelakaan lalu lintas lebih kurang 12 ribu orang per tahun sehingga dapat disimpulkan bahwa trauma dapat menyebabkan :

1. Angka kematian yang tinggi.

2. Hilangnya waktu kerja yang banyak sehingga biaya perawatan yang besar. 3. Kecacatan sementara dan permanen.

Banyak dari korban trauma tersebut mengalami cedera musculoskeletal berupa fraktur, dislokasi, dan cedera jaringan lunak. Cedera sistem musculoskeletal cenderung meningkat dan terus meningkat dan akan mengancam kehidupan kita (Rasjad C,2003).

Walaupun cedera musculoskeletal umumnya jarang menyebabkan kematian, tapi dapat menimbulkan penderitaan fisik, stress mental dan kehilangan banyak waktu. Jadi dalam hal ini, cedera muskuloskeletal akan meningkatkan angka morbiditas dibanding angka mortalitas (Salter, R. B. , 1999).

I.1.1 Penilaian Penyembuhan Fraktur

Penilaian penyembuhan fraktur (union) didasarkan atas union secara klinis dan union secara radiologis. Penilaian secara klinis dilakukan dengan pemeriksaan daerah fraktur dengan melakukan pembengkokan pada daerah fraktur, pemutaran dan kompresi untuk mengetahui adanya gerakan atau perasaan nyeri pada penderita. Keadaan ini dapat dirasakan oleh pemeriksa atau oleh penderita sendiri. Apabila tidak ditemukan adanya gerakan, maka secara klinis telah terjadi union dari fraktur.


(15)

Union secara radiologis dinilai dengan pemeriksaan rontgen pada daerah fraktur dan dilihat adanya garis fraktur atau kalus dan mungkin dapat ditemukan adanya trabekulasi yang sudah menyambung pada kedua fragmen. Pada tingkat lanjut dapat dilihat adanya medulla atau ruangan dalam daerah fraktur.

Perkiraan penyembuhan fraktur pada orang dewasa dapat dilihat pada tabel berikut :

LOKALISASI WAKTU PENYEMBUHAN (minggu) Phalang/metacarpal/

Metatarsal/kosta

Distal radius

Diafisis Ulna dan Radius Humerus

Clavicula

Panggul

Femur

Condillus femur / tibia

Tibia / fibula

Vertebra

3 – 6 6 12 10 – 12 6 10 – 12 12 – 16 8 – 10 12 – 16 12 Tabel 1. Perkiraan Penyembuhan fraktur

Jay. R. liberman, M. D. and Gary E Friedlaender ( 2005 )

Salah satu tanda proses penyembuhan fraktur adalah dengan terbentuknya kalus yang menyeberangi celah fraktur (bridging callus) untuk menyatukan kembali fragmen-fragmen tulang yang fraktur (Jay. R. liberman, M. D. and Gary E Friedlaender, 2005). Pembentukan bridging callus dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jarak antara fragmen, stabilitas fraktur, vaskularisasi, keadaan umum penderita, umur, lokasi fraktur, infeksi dan lain-lain. Vaskularisasi daerah fraktur dapat berasal dari periosteum, endosteum dan medulla.

Penelitian tentang perubahan densitas kalus pernah dilakukan oleh Siregar (1998, Bandung) dengan membandingkan pertumbuhan kalus pada penderita paska operasi internal fiksasi dengan menggunakan plate dan screw dengan K-nail pada pasien fraktur femur dan peneliti ini melakukan kriteria penilaian gambaran radiologi serta membaginya menjadi:


(16)

Grade 0 : Kalus belum / tidak terbentuk / non union Grade 1+: Bintik-bintik radioopak pada daerah fraktur

Grade 2+ : Bintik-bintik atau garis radioopak dengan lusensi sama dengan lusensi medulla. Grade 3+: Bintik-bintik atau garis radioopak dengan lusensi antara medulla dengan korteks. Grade 4+: Densitas kalus sama dengan atau lebih

radioopak dari pada korteks.

Pada penelitian tersebut yang meliputi 62 kasus dengan jenis fiksasi kombinasi K.Nail dan Neutralization Plate (35 sampel) dan jenis fiksasi Broad Plate (27 sampel) lalu diamati gambaran radiologisnya pada 3 bulan pertama tidak terdapat perbedaan bermakna antara jenis fiksasi K.Nail dan Neutralization Plate dengan Broad Plate dengan nilai P = 0,67528. Gambaran Radiologis diketahui setelah 3 bulan pengamatan dijumpai pertumbuhan kalus grade 1 = 60% dan grade 2 = 40 %.

Pada penelitian berikut ini diamati proses pertumbuhan kalus pada penderita fraktur tulang panjang Humerus, Radius, Ulna, Femur, Tibia, dan Fibula.

Sampai saat ini belum ditemukan data awal tentang pertumbuhan kalus pada masing – masing tulang panjang tersebut.

I.2 PERUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah tingkat perubahan gambaran densitas kalus fraktur tulang panjang yang dilakukan internal fiksasi pada minggu ke-12 menurut gambaran radiologi.

I.3 TUJUAN PENELITIAN

A. Mengamati perubahan densitas kalus pada tulang panjang yang dilakukan internal fiksasi menurut gambaran radiologis.

B. Untuk mengetahui perbedaan waktu pertumbuhan kalus pada fraktur tulang panjang yang dilakukan internal fiksasi.


(17)

I.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang Bedah Orthopaedi. Khususnya tentang perubahan densitas kalus pada tulang panjang yang dilakukan internal fiksasi menurut gambaran radiologis

2. Memberikan data awal tentang perubahan densitas kalus pada tulang panjang yang dilakukan internal fiksasi menurut gambaran radiologis.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Proses Penyembuhan Fraktur

Proses penyembuhan suatu fraktur dimulai sejak terjadi fraktur sebagai usaha tubuh untuk memperbaiki kerusakan – kerusakan yang dialaminya. Penyembuhan dari fraktur dipengaruhi oleh beberapa faktor lokal dan faktor sistemik, adapun faktor lokal:

a. Lokasi fraktur

b. Jenis tulang yang mengalami fraktur.

c. Reposisi anatomis dan immobilasi yang stabil. d. Adanya kontak antar fragmen.

e. Ada tidaknya infeksi. f. Tingkatan dari fraktur. Adapun faktor sistemik adalah :

a. Keadaan umum pasien b. Umur

c. Malnutrisi

d. Penyakit sistemik.

Proses penyembuhan fraktur terdiri dari beberapa fase, sebagai berikut : 1. Fase Reaktif

a. Fase hematom dan inflamasi b. Pembentukan jaringan granulasi

2. Fase Reparatif

a. Fase pembentukan callus b. Pembentukan tulang lamellar


(19)

3. Fase Remodelling

a. Remodelling ke bentuk tulang semula

Jay. R. liberman, M. D. and Gary E Friedlaender (2005)

Dalam istilah-istilah histologi klasik, penyembuhan fraktur telah dibagi atas penyembuhan fraktur primer dan fraktur sekunder.

II.1.1 Proses penyembuhan Fraktur Primer

Penyembuhan cara ini terjadi internal remodelling yang meliputi upaya langsung oleh korteks untuk membangun kembali dirinya ketika kontinuitas terganggu. Agar fraktur menjadi menyatu, tulang pada salah satu sisi korteks harus menyatu dengan tulang pada sisi lainnya (kontak langsung) untuk membangun kontinuitas mekanis.

Tidak ada hubungan dengan pembentukan kalus. Terjadi internal remodelling dari haversian system dan penyatuan tepi fragmen fraktur dari tulang yang patah

Ada 3persyaratanuntuk remodeling Haversian pada tempat fraktur adalah: 1. Pelaksanaan reduksi yang tepat

2. Fiksasi yang stabil

3. Eksistensi suplay darah yang cukup

Penggunaan plate kompresi dinamis dalam model osteotomi telah diperlihatkan menyebabkan penyembuhan tulang primer. Remodeling haversian aktif terlihat pada sekitar minggu ke empat fiksasi.

II.1.2 Proses Penyembuhan Fraktur Sekunder.

Penyembuhan sekunder meliputi respon dalam periostium dan jaringan-jaringan lunak eksternal. Proses penyembuhan fraktur ini secara garis besar dibedakan atas 5 fase, yakni fase hematom (inflamasi), fase proliferasi, fase kalus, osifikasi dan remodelling. (Buckley, R., 2004, Buckwater J. A., et al,2000).


(20)

1. Fase Inflamasi:

Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah terjadi hipoksia dan inflamasi yang menginduksi ekpresi gen dan mempromosikan pembelahan sel dan migrasi menuju tempat fraktur untuk memulai penyembuhan. Produksi atau pelepasan dari faktor pertumbuhan spesifik, Sitokin, dapat membuat kondisi mikro yang sesuai untuk :

(1) Menstimulasi pembentukan periosteal osteoblast dan osifikasi intra membran pada tempat fraktur,

(2) Menstimulasi pembelahan sel dan migrasi menuju tempat fraktur, dan

(3) Menstimulasi kondrosit untuk berdiferensiasi pada kalus lunak dengan osifikasi endokondral yang mengiringinya. (Kaiser 1996).

Berkumpulnya darah pada fase hematom awalnya diduga akibat robekan pembuluh darah lokal yang terfokus pada suatu tempat tertentu. Namun pada perkembangan selanjutnya hematom bukan hanya disebabkan oleh robekan pembuluh darah tetapi juga berperan faktor-faktor inflamasi yang menimbulkan kondisi pembengkakan lokal. Waktu terjadinya proses ini dimulai saat fraktur terjadi sampai 2 – 3 minggu.

2. Fase proliferasi

Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrous dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak struktur kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif. Pada fase ini dimulai pada minggu ke 2 – 3 setelah terjadinya fraktur dan berakhir pada minggu ke 4 – 8.


(21)

3. Fase Pembentukan Kalus

Merupakan fase lanjutan dari fase hematom dan proliferasi mulai terbentuk jaringan tulang yakni jaringan tulang kondrosit yang mulai tumbuh atau umumnya disebut sebagai jaringan tulang rawan. Sebenarnya tulang rawan ini masih dibagi lagi menjadi tulang lamellar dan wovenbone. Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrous, tulang rawan, dan tulang serat matur. Bentuk kalus dan volume dibutuhkanuntuk menghubungkan efek secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrous. Secara klinis fragmen tulang tidak bisa lagi digerakkan. Regulasi dari pembentukan kalus selama masa perbaikan fraktur dimediasi oleh ekspresi dari faktor-faktor pertumbuhan. Salah satu faktor yang paling dominan dari sekian banyak faktor pertumbuhan adalah Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-B1) yang menunjukkan keterlibatannya dalam pengaturan differensiasi dari osteoblast dan produksi matriks ekstra seluler. Faktor lain yaitu: Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) yang berperan penting pada proses angiogenesis selama penyembuhan fraktur. (chen,et,al,2004).

Pusat dari kalus lunak adalah kartilogenous yang kemudian bersama osteoblast akan berdiferensiasi membentuk suatu jaringan rantai osteosit, hal ini menandakan adanya sel tulang serta kemampuan mengantisipasi tekanan mekanis. (Rubin,E,1999)

Proses cepatnya pembentukan kalus lunak yang kemudian berlanjut sampai fase remodelling adalah masa kritis untuk keberhasilan penyembuhan fraktur. (Ford,J.L,et al,2003).

Jenis-jenis Kalus

Dikenal beberapa jenis kalus sesuai dengan letak kalus tersebut berada terbentuk kalus primer sebagai akibat adanya fraktur terjadi dalam waktu 2 minggu Bridging (soft) callus terjadi bila tepi-tepi tulang yang fraktur tidak bersambung. Medullary (hard) Callus akan melengkapi bridging callus secara perlahan-lahan. Kalus eksternal berada paling luar daerah fraktur di bawah periosteum periosteal callus terbentuk di antara periosteum dan tulang yang fraktur. Interfragmentary callus merupakan kalus yang terbentuk dan mengisi celah fraktur di antara tulang yang fraktur. Medullary callus terbentuk di dalam medulla tulang di sekitar daerah fraktur. (Miller, 2000)


(22)

4. Stadium Konsolidasi

Dengan aktifitas osteoklast dan osteoblast yang terus menerus, tulang yang immature (woven bone) diubah menjadi mature (lamellar bone). Keadaan tulang ini menjadi lebih kuat sehingga osteoklast dapat menembus jaringan debris pada daerah fraktur dan diikuti osteoblast yang akan mengisi celah di antara fragmen dengan tulang yang baru.

Proses ini berjalan perlahan-lahan selama beberapa bulan sebelum tulang cukup kuat untuk menerima beban yang normal.

5. Stadium Remodelling.

Fraktur telah dihubungkan dengan selubung tulang yang kuat dengan bentuk yang berbeda dengan tulang normal. Dalam waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun terjadi proses pembentukan dan penyerapan tulang yang terus menerus lamella yang tebal akan terbentuk pada sisi dengan tekanan yang tinggi. Rongga medulla akan terbentuk kembali dan diameter tulang kembali pada ukuran semula. Akhirnya tulang akan kembali mendekati bentuk semulanya, terutama pada anak-anak.

Pada keadaan ini tulang telah sembuh secara klinis dan radiologi.

Fase

 

Inflamasi

Fase

 

Proliferasi


(23)

Gambar 1. Proses Penyembuhan Kalus

Jay. R. liberman, M. D. and Gary E Friedlaender (2005)

Perbandingan Metode-metode Fiksasi

Ketika fiksasi plate dibandingkan dengan fiksasi intramedullary pada anjing-anjing percobaan tampak vaskularisasi yang lebih tinggi dalam osteotomi pada rod intra medullary dibandingkan plate.Tidak ada perbedaan signifikan dalam porositas tulang pada masing-masing metode fiksasi. Akan tetapi pada fiksasi plated memperlihatkan nilai-nilai torsional yang lebih tinggi dari pada fiksasi intramedullary pada 90 hari .Akan tetapi perbedaan ini tidak nyata setelah 120 hari. Data ini memperlihatkan bahwa tulang sembuh melalui mekanisme yang berbeda dalam tipe-tipe fiksasi yang berbeda.Walaupun metode fiksasi plate menghambat pembentukan periosteal kalus tetapi waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian kekuatan dan kekakuannormal adalah sama untuk kedua metode.

 


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN III.1 DESAIN

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif cross sectional dengan mengamati hasil rontgen fraktur tulang panjang yang dilakukan pada minggu ke 12 paska tindakan fiksasi internal.

III.2 TEMPAT DAN WAKTU

Penelitian dilakukan di poliklinik bedah orthopaedi Rumah Sakit H. Adam Malik / Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Pengambilan gambar X-ray dilakukan di SMF Radiologi R.S. H. Adam Malik Medan.

Evaluasi X – Ray dilakukan pada minggu ke 12 setelah dilakukan operasi. Waktu penelitian dilakukan setelah proposal disetujui diperkirakan berlangsung sampai jumlah kasus terpenuhi.

III.3 POPULASI SAMPEL

Semua pasien fraktur tulang panjang ( Humerus, Radius Ulna, Femur, Tibia dan Fibula ) yang telah dilakukan internal fiksasi secara terbuka yang datang ke Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.

III.4 PERKIRAAN BESAR SAMPEL

Berdasarkan penelitian Siregar (1998) diketahui setelah 3 bulan pengamatan dijumpai pertumbuhan kalus grade 1 = 60% dan grade 2 = 40 %.

Redaksi: dengan menetapkan ketepatan yang diinginkan 20% dengan menetapkan alfa error 0,05 dan estimasi proporsi seperti di atas maka besar sampel penelitian ini adalah = 23 orang. Sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi

n = Z α2 x p x q

d 2

= ( 1,96) 2 x 60 x 40


(25)

= 3,84 x 2400 = 23,04

400

III.5 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

Kriteria Inklusi:

y Penderita usia ≥ 15 tahun

y Lokasi fraktur pada tulang humerus, radius, ulna, femur, tibia dan fibula. y Penderita yang dilakukan tindakan internal fiksasi secara terbuka. Kriteria Eksklusi:

y Penderita multiple trauma

y Penderita penyakit sistemik yang mempengaruhi proses penyembuhan tulang. y Terjadi infeksi paska operasi.

y Penderita kekurangan gizi.

III.6 PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Semua subjek penelitian akan diminta persetujuan dari keluarga pasien setelah dilakukan penjelasan mengenai kondisi pasien dan tindakan yang akan dilakukan.

III.7 ETIKA PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, yang selama pelaksanaannya tidak bertentangan dengan nilai – nilai kemanusiaan dan kode etik penelitian biomedik. Izin didapat dari Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran USU.


(26)

III.8 DEFINISI OPERASIONAL

Gambar 2. Skema Alur Penelitian

Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian

Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis atau tulang rawan sendi.

Radioopaque berasal dari kata radio + L. apacus yang berarti menutupi atau menghalangi atau bisa juga disebut tidak dapat ditembus oleh sinar x-ray maupun energi sinar yang lain, adaupun gambarannya berupa bayangan putih pada film. Densitas adalah gambaran ketebalan tulang yang dapat dilihat melalui foto x-ray. (Dupont keneth L.B 1989)

Fraktur Tulang panjang 

Klinis dan Radiologis 

Fiksasi Internal 

Evaluasi foto setelah 12 minggu 

Trauma Tulang Panjang 

Fraktur 

Reposisi/Fiksasi/Immobilisasi

Proses Penyembuhan Fraktur 


(27)

Kriteria grading gambaran radiologis menurut Siregar 1998 Grade 0 : Kalus belum/ tidak terbentuk/non union

Grade 1+: Bintik-bintik radioopak pada daerah fraktur

Grade 2+: Bintik-bintik atau garis radioopak dengan lusensi sama dengan lusensi medulla. Grade 3+: Bintik-bintik atau garis radioopak dengan lusensi antara medulla dengan kortek. Grade 4+: Densitas kalus sama dengan atau lebih radioopak dari pada korteks.

Gambar 4. Grade 1+ pada fiksasi K.nail dan Neutralization plate


(28)

Gambar 6. Grade 3+ pada fiksasi K.nail dan Neutralization plate

Gambar 7. Grade 4+ pada fiksasi K.nail dan Neutralization plate

Gambar 8. Grade 1+ pada fiksasi pemakaian broad plate


(29)

Gambar 10. Grade 3+ pada fiksasi pemakaian broad plate

Gambar 11. Grade 4+ pada fiksasi pemakaian broad plate

III.9 BAHAN DAN CARA KERJA

III.9.1 TAHAP PERSIAPAN

1. Melakukan pendataan dengan melakukan pemerikasaan fisik dan radiologis pada pasien fraktur tulang panjang.

2. Melakukan pengambilan sampel dengan menilai kriteria inklusi dan eksklusi.

III.9.2 TAHAP PELAKSANAAN

Pengamatan terhadap pertumbuhan kalus dilakukan dengan pengambilan gambar X-ray pada 1 hari paska operasi dan 12 minggu paska operasi pada sisi yang trauma yang telah dilakukan operasi di R.S.H.Adam Malik Medan.


(30)

AP dan lateral dengan menggunakan ukuran film 30x35cm atau 35x43cm dengan kekuatan 64±6kV, foto femur posisi AP dan lateral dengan kekuatan 75±5kV, foto kruris pada posisi AP dan lateral dengan ukuran film 35x34cm dengan ukuran kekuatan 65±5kV, dengan jarak sumber sinar ke organ 80±20 cm, film menempel pada sisi yang akan disinar. (Dupont Kenneth L. B., 1989). Film yang digunakan adalah film keluaran Kodak.

Penilaian dilakukan pada pertumbuhan kalus di daerah fraktur berdasarkan gambaran X-ray pada minggu ke-12 . Penilaian pertumbuhan kalus berdasarkan kriteria yang telah dicantumkan dalam defenisi operasional.


(31)

BAB IV

HASIL DAN ANALISA PENELITIAN

Selama periode Oktober 2011 sampai dengan Februari 2011 telah dikumpulkan sebanyak 28 kasus fraktur tulang panjang.

Distribusi penderita berdasarkan jenis kelamin dan umur

• Dari 26 penderita Fraktur tulang panjang tertutup yang terkumpul sesuai kriteria penelitian,terdapat 22 orang laki-laki (84,6%) dan 4 orang wanita (15,4%). • Umur terbanyak pada kelompok usia 15-25 tahun sebanyak 13 orang ( 46,4%) • Umur yang sedikit pada kelumpok usia 46-55 tahun sebanyak 2 orang (7,7%)

Distribusi Penderita Fraktur Tulang Panjang

yang Dilakukan Internal Fiksasi

TABEL 1V. 1

UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

15 - 25 9 4 13

26 - 35 5 0 5

36 - 45 6 0 6

46 - 55 2 0 2


(32)

Diagram IV.1

• Pada sampel perempuan didapati 15,38% dari keseluruhan sampel dan keseluruhan sampel berada di rentang umur 15 – 25 tahun.

• Dari keseluruhan sampel didapati 60,7 % adalah fraktur femur

• Lokasi fraktur femur tersering pada 1/3 tengah tulang panjang femur sebanyak 11 kasus • Dari keseluruhan sampel didapati pertumbuhan kalus grade 1 sebanyak 11 kasus yaitu

sebanyak 39,3% dari keseluruhan sampel, grade 2 sebanyak 7 kasus yaitu 25%, grade 3 sebanyak 9 kasus yaitu 32,1%, grade 4 sebanyak 1 kasus yaitu 3,6 %.

• Pada penelitian ini ada 1 sampel fraktur radius di drop-out dari penelitian ini karena penderita tidak datang untuk kontrol ulang.

• Pada penelitian ini ada 2 sampel dieksklusikan yaitu 1 sampel closed (R) MT Humerus + Head injury GCS 13 + Subdural Haematom, Closed (R) MT Radius fraktur + Hematopneumothoraks

• Pada penelitian ini dijumpai 1 pasien fraktur tertutup pada tibia dan fibula, dengan derajat densitas kalus grade 1 pada tulang panjang tibia dan fibula

• Pada penelitian ini juga dijumpai 1 pasien fraktur radius ulna dengan derajat densitas kalus grade 1 pada tulang panjang radius dan grade 3 pada tulang panjang ulna.

9

5

6

2 4

0 0 0

15 ‐25  26 ‐35 36 ‐45 46 ‐55

Diagram

 

Distribusi

 

Penderita

 

Fraktur

 

Tulang

 

Panjang

 

yang

 

Dilakukan

 

Internal

 

Fiksasi


(33)

Distribusi pada Penderita Tulang Panjang

yang Dilakukan Internal Fiksasi

TABEL IV.2

Tulang

Grade 1

Grade 2

Grade 3

Grade 4

Jumlah

Humerus

1

0

0

0

1

Radius

1

1

0

0

2

Ulna

0

0

1

0

1

Femur

6

4

6

1

17

Tibia

2

2

2

0

6

Fibula

1

0

0

0

1

Jumlah

11

7

9

1

28

DIAGRAM IV.2

0 2 4 6 8 10 12

Humerus Radius  Ulna Femur Tibia Fibula Jumlah

Diagram

 

Distribusi

 

pada

 

Penderita

 

Tulang

 

Panjang

 

yang

 

Dilakukan

 

Internal

 

Fiksasi

Grade 1

Grade2

Grade 3


(34)

TABE DIAG EL IV.3 Kan 1 Kan 2 Kan 1 GRAM IV.3 0 2 4 6 8 10 12 14 Hume

D

HUMERU nan 1 RADIUS nan 2 ULNA nan 1 rus Radiu

Diagram

Sisi

 

US Kiri 0 S Kiri 0 Kiri 0 us Ulna

 

Distribu

Fraktur

 

a Femu

usi

 

Pend

pada

 

Tu

F Kanan 13 Kanan 4 F Kanan 1 ur Tibia

derita

 

Be

ulang

 

Pa

FEMUR K 4 TIBIA K 2 FIBULA K 0 a Fibul

erdasark

njang

Kiri 4 Kiri 2 Kiri 0 a

kan

 

Kan Kiri nan


(35)

Distribusi Berdasarkan Lokasi Tempat Terjadinya

Fraktur Tulang Panjang Humerus

TABEL IV.4

Humerus

Kanan

Kiri

1/3 Proksimal

0 0

1/3 Tengah

1

0

1/3 Distal

0 0

Distribusi Berdasarkan Lokasi Tempat Terjadinya

Fraktur Tulang Panjang Radius

TABEL IV.5

Radius

Kanan

Kiri

1/3 Proksimal

0

0

1/3 Tengah

1

0

1/3 Distal

1

0

Distribusi Berdasarkan Lokasi Tempat Terjadinya

Fraktur Tulang Panjang Ulna

TABEL IV.6

Ulna

Kanan

Kiri

1/3 Proksimal

0 0

1/3 Tengah

1

0


(36)

Distribusi Berdasarkan Lokasi Tempat Terjadinya

Fraktur Tulang Panjang Femur

TABEL IV.7

Femur

Kanan

Kiri

1/3 Proksimal

3

0

1/3 Tengah

7

4

1/3 Distal

3

0

Distribusi Berdasarkan Lokasi Tempat Terjadinya

Fraktur Tulang Panjang Tibia

TABEL IV.8

Tibia

Kanan

Kiri

1/3 Proksimal

1

3

1/3 Tengah

0

0

1/3 Distal

2

0

Distribusi Berdasarkan Lokasi Tempat Terjadinya

Fraktur Tulang Panjang Fibula

TABEL IV.9

Fibula

Kanan

Kiri

1/3 Proksimal

0 0

1/3 Tengah

0 0


(37)

Tabel Distribusi Pasien Fraktur Tulang Panjang yang Dilakukan Internal

Fiksasi

Tabel IV.10

No Nama Tulang

Panjang Lokasi Fraktur

Sisi lokasi

Frakture Grade

1. Jianti / P / 22 thn Femur 1/3 proximal Kanan 3

2. Yurisman / L / 21 thn Femur 1/3 Distal Kanan 3

3. Suarno / L / 50 thn Femur 1/3 Tengah Kiri 1

4. Sri Wulandari / P / 17 thn Femur 1/3 Tengah Kanan 1

5. Jasrul / L / 46 thn

Tibia 1/3 Distal kanan 1

Fibula 1/3 Distal Kanan 1

6. Rita/P/ 22 thn Femur 1/3 Distal Kanan 2

7. Roni/L/ 19 thn Femur 1/3 Tengah Kanan 2

8. Antonius/L/ 38 thn Tibia 1/3 Proximal Kiri 2

9. Juan Alfred/L/15 thn Femur 1/3 Tengah Kanan 3

10. M.Yunus/L/43 thn Femur 1/3 Tengah Kiri 3

11. Gemilang/L/45 thn Humerus 1/3 Tengah Kanan 1


(38)

13. Safarudin/L/15 thn Femur 1/3 Distal Kanan 3

14. Anwar/L/32 thn Tibia 1/3 Proximal Kiri 2

15. Deni/L/24 thn Femur 1/3 Tengah Kanan 1

16. Ade Setiawan/L/ 36 thn Femur 1/3 Proximal Kanan 1

17. Felix dekock/L/19 thn Femur 1/3 Tengah Kiri 1

18. Firmansyah/L/24 thn Femur 1/3 Tengah Kiri 4

19. Juliandi/L/27 thn Femur 1/3 Tengah Kanan 3

20. Siti/P/18 thn Tibia 1/3 Distal Kanan 1

21. Tri Purnomo/L/41 thn Femur 1/3 Tengah Kiri 2

22. Khaidir/L/ 24 thn

Radius 1/3 Tengah Kanan 1

Ulna 1/3 Tengah Kanan 3

23. Danil Syahputra/L/25 thn Tibia 1/3 Proximal kanan 3

24. Zulkhaedar/L/34 thn Femur 1/3 Tengah Kanan 1

25. Mahmuda/L/42 thn Femur 1/3 Proximal Kanan 2


(39)

Tabel IV. 11

Lokasi Grade 1 Grade 2 Grade 3 Grade 4 Jumlah

1/3 proximal 1 3 3 0 7

1/3 Tengah 7 2 4 1 14

1/3 Distal 3 2 2 0 7

Dari Tabel IV.11,Diketahui bahwa tidak ada 1 kasus pun yang sampai pada grade 4 pada 1/3 proximal dan 1/3 Distal.Namun Grade 1 pada pendeita fraktur 1/3 tengah (50%), lebih Banyak dijumpai dari pada 1/3 proximal (14,3%) atau 1/3 Distal (42.8%).


(40)

BAB V

Diskusi

Dari 28 kasus fraktur tertutup pada tulang panjang yang diamati setelah 12 minggu yang dilakukan operasi internal fiksasi terbuka di R.S.U.P. H. Adam Malik Medan, dijumpai 1 kasus (3,57%) tulang panjang humerus, 2 kasus (7,14%) tulang panjang radius, 1 kasus (3,57%) tulang panjang ulna, 17 kasus (60,7%) tulang panjang femur, 6 kasus (21,42%) tulang panjang tibia, dan 1 kasus (3,57%) tulang panjang ulna, dengan sisi tulang panjang sebelah kanan yang paling sering terjadi sebanyak 22 kasus (78,5%).

Dr.Adam Syah Sp.B (2009) di RSUD.Dr.Soedarso Pontianak periode 1 Januari s/d 31 Desember 2009 didapati Fraktur tulang panjang femur 52,9%, menurut jenis kelamin pada laki-laki 75,2% dan umur paling banyak pada usia produktif.

Pada penelitian yang kami lakukan juga didapati fraktur femur sebagai fraktur tulang panjang yang terbanyak, jumlah frekuensi menurut jenis kelamin laki-laki pada penelitian ini sebesar 84,2% frekuensi berdasarkan usia yang terbanyak pada usia 15-25 tahun (15,38%).

Dari penelitian ini hanya 1 kasus yang sampai ke grade 4 menurut kriteria Siregar (1998) yaitu 1 kasus fraktur femur yang dilakukan intramedullary nailing.

Berdasarkan penelitian Siregar 1998 di Bandung, diketahui setelah pengamatan 12 minggu dijumpai perbaikan grade 1 didapati 36 sampel (58%), grade 2 didapati 25 sampel (40%), dan grade 3 didapati 1 sampel dengan jumlah keseluruhan 62 sampel.

Hal ini tidak perlu mengherankan oleh karena Jay. R. liberman, M. D. and Gary E Friedlaender ( 2005 ) menyatakan perkiraan penyembuhan fraktur pada tulang panjang femur 12-16 minggu, dan tulang panjang tibia 12-12-16 minggu. Bila penelitian kami sedikit mencapai perbaikan sampai grade 4 maka pengamatan proses pertumbuhan kalus harus lebih lama 16 s.d. 20 minggu.

Pada penelitian ini ada 2 kasus menggunakan fiksasi intermedullary, yaitu

1. Pasien laki-laki, 24 tahun, tindakannya intramedullary nailing. Grade 4 menurut grading Siregar

2. Pasien laki-laki, 24 tahun, tindakannya intramedullary wiring. Grade 3 menurut grading Siregar


(41)

Hal ini sesuai dengan teori pemakaian fiksasi intramedullary akan terjadi penyembuhan tulang secara sekunder yaitu pembentukan callus periosteal.

Pada penelitian ini ada 26 kasus menggunakan fiksasi plate sehingga penyembuhan tulangnya bersifat primer berupa pembentukan Callus Endoosteal sehingga memiliki nilai grading yang rendah menurut kriteria Siregar (1998).


(42)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

VI. 1 Kesimpulan

Dari pengamatan 12 minggu pada pasien pasca internal fiksasi pada fraktur tulang panjang didapati pertumbuhan kalus grade 1 sebanyak 11 kasus (39,3%), grade 2 sebanyak 7 kasus (25%), grade 3 sebanyak 9 kasus (32,1%), grade 4 sebanyak 1 kasus (3,6%).

Evaluasi densitas kalus pada fraktur tulang panjang humerus: grade 1 (1 kasus), fraktur tulang panjang radius: Grade 1 (1 kasus), Grade 2 (1 kasus), raktur tulang panjang ulna : grade 3 (1 kasus), fraktur tulang panjang femur : grade 1 (6 kasus), grade 2 (4 kasus), grade 3 (6 kasus), grade 4 (1 kasus), fraktur tulang panjang tibia : grade 1 (2 kasus), grade 2 (2 kasus), grade 3 (2 kasus) dan fraktur tulang panjang fibula grade 1 (1 kasus)

VI. 2 Saran

1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih lanjut perlu diteliti dengan rentang waktu yang lebih panjang.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Buckwalter, J. A.,et al . Orthopaedic Basic Science – Biology and Biomechanics of The

Musculoskeletal System, Second Edition, American Academy of Orthopaedic Surgeons, United States of America.320-382,2000

Buckley, R., . General Principle of Fracture Care, Department of Surgery, Division of Orthopaedi, University of Calgary, Canada:4-32,2004

Canale, S. T. Fracture Healing ( Bone Regeneration ), In: Campbell’s Operative Orthopaedic, Tenth Edition, Vol : 3, Mosby, United States of America.2686-2693,2003

Chapman, M. W.Chapman orthopedic surgery 3rd ,Lippincott wiliams & Walkins United States of America, California:220-228,2001

David I. P. Orthopedic Traumathology – A Residents Guide 2nd editon, Leipzig, Germany.2008 Fellix Bronner, Meryc Farach – Carson and Antonios G. Mikos . Engineering of fuctional Skletal

Tissue Volume 3, Springer – Verlag London.17-34,2006

Ford, J. L., et. Al. . Endochondral Ossification in Fracture Callus During long Bone Repair: The Localisaation of Cavity – lining cells within the cartilage, New York, United States of America:54,2004

Jay. R. liberman, M. D. and Gary E Friedlaender . Bone Regeneration and Repair, Human Press, new jersey, United States of America.21-38,2005

Jhon.N.Essential of orthopedics surgery 3rd edition.Georgetown University Washington, United States of America: 1-16,2006

Kaiser . Cracking Bone Repair.Vol 271,Iss 3. Washington, United States of America:763,1996 Kenneth L. B. Textbook of Radiographic Positionning and Related Anatomy, Third Edition,

Phoenix, Arizona, United States of America :41-58,1989

Marle S. Granick, M. D. and Richard L. Gamelli, M. D. FACS ( 2007 ). Surgical Wound Healing and Management. New York, Informa Health Care, United States of America


(44)

Mc Rae R. fracture Healing, In: Practical Fracture Treatment, Third Edition, Churchill Livingstone, London:.1-29,2000

Miller, M. D. Review of orthopedic third edition, Phidelphia: Saunders:1-39, 2000 Rasjad C, Pengantar Ilmu Bedah Orthopaedi, Trauma, 12th Edition. Bintang Lamupatue,

Makasar: 321- 428. 2003,

Rubin, E., Pathology, Third Edition, Lippincort, United States of America.1338-56. 1999 Salter, R. B. Text Book of Disorders and Injuries of The Musculoskeletal System, Baltimore,

Maryland, United States of America: 9-14. 1999

Siregar, Ch., . Perbandingan Pembentukan Kalus pada Fraktur Tulang Pajang Femur antara yang Dilakukan Fiksasi Interna Menggunakan Kombinasi K. Nail dan Neutralization Plate dengan Broad Plate di Rumah Sakit Hasan Sadikin Selama Januari 1995 sampai dengan Agustus 1997, Bandung, Tesis: Gelar D. S. B. O. 1998

Skinner, Harry. B . Mosculoskletal Trauma Surgery, The McGraw-Hill Companies, Inc, United States of America. 2006

Suryadi,Adam, Frekuensi Fraktur ekstremitas pada Kasus Kecelakaan di RSUD, Dr.Soedarso, Pontianak,2009

http://medicine.uii.ac.id/index.php/id/Karya-Tulis-Ilmiah-KTI/Frekuensi-Fraktur-Ekstremitas-Inferior-pada-Kasus-Kecelakaan.html


(45)

LAMPIRAN

Susunan Peneliti Peneliti

a. Nama Lengkap : dr. Hamzah Sulaiman Lubis

b. Pangkat : ---

c. Jabatan fungsional : ---

d. Fakultas : Kedokteran

e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

Pembimbing

a. Nama lengkap : dr. Chairiandi Siregar, Sp. OT.

b. Pangkat/Gol/NIP : Pembina / Ivb / 196309241989031002 c. Jabatan Fungsional : Ketua Program Studi Ilmu Orthopaedi dan

Traumatologi

d. Fakultas : Kedokteran

e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara f. Bidang Keahlian : Bedah Orthopedi

Pembimbing

a. Nama lengkap : Prof. dr. Abdul Rasyid Sp.Rad (K) PhD b. Pangkat/Gol/NIP : Pembina utama/IVe/19470615197901001 c. Jabatan Fungsional : Ketua Departemen Ilmu Radiologi

d. Fakultas : Kedokteran

e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara f. Bidang Keahlian : Radiologi

         


(46)

Rencana Anggaran Penelitian

No. Uraian Jumlah

1. Honorarium Rp.2.300.000

2. Fotocopi Rp.1.000.000

3. Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian Rp.1.000.000 4. Pengadaan Proposal dan Laporan Penelitian Rp.1.500.000

Total Rp.5.800.000

Sumber dana diharapkan dari donator yang bersifat tidak mengikat


(1)

Hal ini sesuai dengan teori pemakaian fiksasi intramedullary akan terjadi penyembuhan tulang secara sekunder yaitu pembentukan callus periosteal.

Pada penelitian ini ada 26 kasus menggunakan fiksasi plate sehingga penyembuhan tulangnya bersifat primer berupa pembentukan Callus Endoosteal sehingga memiliki nilai grading yang rendah menurut kriteria Siregar (1998).


(2)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

VI. 1 Kesimpulan

Dari pengamatan 12 minggu pada pasien pasca internal fiksasi pada fraktur tulang panjang didapati pertumbuhan kalus grade 1 sebanyak 11 kasus (39,3%), grade 2 sebanyak 7 kasus (25%), grade 3 sebanyak 9 kasus (32,1%), grade 4 sebanyak 1 kasus (3,6%).

Evaluasi densitas kalus pada fraktur tulang panjang humerus: grade 1 (1 kasus), fraktur tulang panjang radius: Grade 1 (1 kasus), Grade 2 (1 kasus), raktur tulang panjang ulna : grade 3 (1 kasus), fraktur tulang panjang femur : grade 1 (6 kasus), grade 2 (4 kasus), grade 3 (6 kasus), grade 4 (1 kasus), fraktur tulang panjang tibia : grade 1 (2 kasus), grade 2 (2 kasus), grade 3 (2 kasus) dan fraktur tulang panjang fibula grade 1 (1 kasus)

VI. 2 Saran

1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih lanjut perlu diteliti dengan rentang waktu yang lebih panjang.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Buckwalter, J. A.,et al . Orthopaedic Basic Science – Biology and Biomechanics of The

Musculoskeletal System, Second Edition, American Academy of Orthopaedic Surgeons, United States of America.320-382,2000

Buckley, R., . General Principle of Fracture Care, Department of Surgery, Division of Orthopaedi, University of Calgary, Canada:4-32,2004

Canale, S. T. Fracture Healing ( Bone Regeneration ), In: Campbell’s Operative Orthopaedic, Tenth Edition, Vol : 3, Mosby, United States of America.2686-2693,2003

Chapman, M. W.Chapman orthopedic surgery 3rd ,Lippincott wiliams & Walkins United States of America, California:220-228,2001

David I. P. Orthopedic Traumathology – A Residents Guide 2nd editon, Leipzig, Germany.2008 Fellix Bronner, Meryc Farach – Carson and Antonios G. Mikos . Engineering of fuctional Skletal

Tissue Volume 3, Springer – Verlag London.17-34,2006

Ford, J. L., et. Al. . Endochondral Ossification in Fracture Callus During long Bone Repair: The Localisaation of Cavity – lining cells within the cartilage, New York, United States of America:54,2004

Jay. R. liberman, M. D. and Gary E Friedlaender . Bone Regeneration and Repair, Human Press, new jersey, United States of America.21-38,2005

Jhon.N.Essential of orthopedics surgery 3rd edition.Georgetown University Washington, United States of America: 1-16,2006


(4)

Mc Rae R. fracture Healing, In: Practical Fracture Treatment, Third Edition, Churchill Livingstone, London:.1-29,2000

Miller, M. D. Review of orthopedic third edition, Phidelphia: Saunders:1-39, 2000 Rasjad C, Pengantar Ilmu Bedah Orthopaedi, Trauma, 12th Edition. Bintang Lamupatue,

Makasar: 321- 428. 2003,

Rubin, E., Pathology, Third Edition, Lippincort, United States of America.1338-56. 1999 Salter, R. B. Text Book of Disorders and Injuries of The Musculoskeletal System, Baltimore,

Maryland, United States of America: 9-14. 1999

Siregar, Ch., . Perbandingan Pembentukan Kalus pada Fraktur Tulang Pajang Femur antara yang Dilakukan Fiksasi Interna Menggunakan Kombinasi K. Nail dan Neutralization Plate dengan Broad Plate di Rumah Sakit Hasan Sadikin Selama Januari 1995 sampai dengan Agustus 1997, Bandung, Tesis: Gelar D. S. B. O. 1998

Skinner, Harry. B . Mosculoskletal Trauma Surgery, The McGraw-Hill Companies, Inc, United States of America. 2006

Suryadi,Adam, Frekuensi Fraktur ekstremitas pada Kasus Kecelakaan di RSUD, Dr.Soedarso, Pontianak,2009

http://medicine.uii.ac.id/index.php/id/Karya-Tulis-Ilmiah-KTI/Frekuensi-Fraktur-Ekstremitas-Inferior-pada-Kasus-Kecelakaan.html


(5)

LAMPIRAN

Susunan Peneliti Peneliti

a. Nama Lengkap : dr. Hamzah Sulaiman Lubis b. Pangkat : ---

c. Jabatan fungsional : ---

d. Fakultas : Kedokteran

e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

Pembimbing

a. Nama lengkap : dr. Chairiandi Siregar, Sp. OT.

b. Pangkat/Gol/NIP : Pembina / Ivb / 196309241989031002 c. Jabatan Fungsional : Ketua Program Studi Ilmu Orthopaedi dan

Traumatologi

d. Fakultas : Kedokteran

e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara f. Bidang Keahlian : Bedah Orthopedi

Pembimbing

a. Nama lengkap : Prof. dr. Abdul Rasyid Sp.Rad (K) PhD b. Pangkat/Gol/NIP : Pembina utama/IVe/19470615197901001 c. Jabatan Fungsional : Ketua Departemen Ilmu Radiologi

d. Fakultas : Kedokteran

e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara f. Bidang Keahlian : Radiologi


(6)

Rencana Anggaran Penelitian

No. Uraian Jumlah

1. Honorarium Rp.2.300.000

2. Fotocopi Rp.1.000.000

3. Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian Rp.1.000.000 4. Pengadaan Proposal dan Laporan Penelitian Rp.1.500.000

Total Rp.5.800.000

Sumber dana diharapkan dari donator yang bersifat tidak mengikat