57 kantor DIKPORA. PKBM Bhakti Mulyo merupakan bentuk
kelembagaan yang independen dibawah Dinas Pendidikan Kabupaten dan memiliki identitas kepemilikan sesuai dengan akta notaris didasari
hukum dan diakui oleh pemerintah. PKBM Bhakti Mulyo memiliki visi, misi dan tujuan untuk membentuk masyarakat yang berpendidikan agar
masyarakat terentas dari buta aksara.
2. Diskripsi Program
PKBM di dalam pelaksaan kegiatan tidak terlepas dari program yang telah ditentukan. Program ditentukan berdasarkan hasil musyawarah dan
kebutuhan masyarakat. Di dalam musyawarah membahas bagaimana cara menentukan program yang akan dilaksanakan. Program dapat ditentukan
dengan cara mendata masyarakat dan membuat skala prioritas, dari data yang terkumpul lalu dikelompokkan berdasarkan kebutuhan masyarakat, jadi ada
masyarakat yang membutuhkan program paket A, paket B, maupun paket C, selain itu juga menentukan jumlah sasaran, menentukan penanggung jawab
setiap program yang dilaksanakan. Hal ini seperti yang diungkapkan ketua PKBM Ngudi Ilmu Bapak Sr “untuk menentukan program kami membuat
skala prioritas dari data yang kami kumpulkan dan kami plot-plot untuk yang melek huruf berapa, paket A berapa, peket B berapa, Paket C …”
Pelajaran yang ditempuh di PKBM tidak jauh berbeda dengan lembaga pendidikan formal, beberapa mata pelajaran yang dipelajari di pendidikan non
formal ini seperti PKN, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS. Program kegiatan yang ada di PKBM antara lain program kelompok
58 belajar paket A, paket B, Paket C, PAUD, program keterampilan, dan
program unit usaha namun program keterampilan dan program unit usaha yang dilaksanakan PKBM yang satu dengan PKBM yang lainnya berbeda
dikarenakan program keterampilan dan program unit usaha yang dilaksanakan berbeda.
Program yang ada di PKBM semua dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Program kegiatan yang dilaksanakan
mengacu pada Peraturan menteri Nomor 14 tahun 2007 tentang Standar ISI program paket A, paket B, dan paket C. Standar ISI dikembangkan oleh
Badan Nasional Satuan Pendidikan BNSP yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab III Pasal 5 tentang Standar Isi bagian kesatu umum menyebutkan:
1 Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
2 Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memuat kerangka
dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikanakademik.
Standar ISI memuat: 1 kerangka dasar dan kurikulum yang mengacu pada penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. 2 beban
belajar bagi peserta didik program paket A, B, dan C. 3 kurikulum program paket A, B, dan C yang akan dikembangkan berdasarkan panduan
59 penyusunan kurikulum sabagai bagian tak terpisahkan dari standar isi. 4
kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada program paket A, B, dan C.
Struktur kurikulum yang ada di PKBM sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh menteri pendidikan nasioanal antara lain memuat
tentang bagaimana standar isi paket A, paket B, paket C. Struktur kurikulum sesuai dengan PERMEN No. 17 Tahun 2007 tentang standar isi paket A,
paket B, paket C, sedangkan untuk program PAUD sesuai dengan PERMEN No 49.
Model kurikulum yang ada di PKBM menggunakan KTSP hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan bab III bagian keempat mengenai KTSP pasal 17 ayat 3 menyebutkan “KTSP dan silabus program paket A, paket B, dan paket C
ditetapkan oleh Dinas kabupatenkota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan berdasarkan kerangka dasar kurikulum sesuai dengan peraturan
pemerintah dan standar kompetensi lulusan”. Namun setiap PKBM selalu menyesuaikan dengan kondisi, situasi, dan karakteristik peserta didik
menyangkut model kurikulum. Prosedur penetapan model kurikulum di PKBM biasanya di diskusikan
antara tutor, pengelola PKBM dan forum PKBM di tingkat Kabupaten. PKBM selalu melakukan koordinasi dengan forum tutor yang ada di tingkat
kabupaten menyangkut hal yang bersifat akademik. Pelaksanaan program kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing PKBM membutuhkan waktu
60 2 kali 60 menit untuk masing-masing mata pelajaran 1 kali pertemuan, untuk
paket B ada 6 mata pelajaran sedangkan paket C ada 7 mata pelajaran. Hal ini seperti yang diungkapkan ketua PKBM Trengginas Bapak Sd “jumlah
jamnya 2 kali 60 menit untuk masing-masing mata pelajaran 1 kali pertemuan …”.
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, standar
kompetensi lulusan sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan bab IV pasal 25
mengenai standar kompetensi lulusan “standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan”. Standar kompetensi lulusan untuk pendidikan non formal PKBM dalam menentukan standar
kompetensi lulusan mengacu pada Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2006. Di dalam pelaksanaan kegiatan pasti tidak terlepas dari pembiayaan.
Pembiayaan dalam pendidikan terdiri dari biaya investasi, biaya operasional dan biaya personal. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
standar nasional pendidikan BAB IX mengenai standar pembiayaan pasal 62 menyebutkan “biaya investasi satuan pendidikan merupakan biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal merupakan biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasional pada satuan pendidikan
61 meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang
melekat pada gaji, biaya pembelian bahan atau peralatan pendidikan yang habis pakai. Standar biaya ditetapkan dengan peraturan menteri berdasarkan
usulan dari BNSP”. Biaya yang digunakan PKBM didapatkan dari pemerintah pusat dan
pemerintah daerah APBN dan APBD. PKBM sama sekali tidak membuat anggaran biaya karena begitu ada program maka dana itu sudah dialokasikan
sesuai dengan kebutuhannya. Misal pada program paket B itu sudah dialokasikan untuk membeli modul sekian, alat tulis sekian, honor tutor
sekian, dan honor pengelola sekian jadi selama ini PKBM belum mampu menjalankan secara mandiri, hal ini seperti yang diungkapkan oleh ketua
PKBM Trengginas Bapak Sd “dana di dapat dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah APBN dan APBD. Untuk pembiayaan PKBM sama
sekali tidak membuat anggaran biaya karena begitu ada program maka dana itu sudah dialokasikan sesuai dengan kebutuhan”.
Kebijakan penggunaan dana mengacu pada juknis, begitu ada program harus disertai juknis. Juknis yang sudah lengkap harus disertakan dengan
laporannya secara garis besar laporan awal, laporan tengah dan laporan akhir yang memuat laporan lengkap dan juga dicantumkan kegiatannya, prosesnya
seperti apa, outputnya seperti apa, dananya untuk apa dan di backup juga dengan adanya administrasi keuangan, ada buku khas umum, buku khas
tunai, buku bantu pajak, dan disertai dengan bukti-bukti otentik pengeluaran dana.
62
63
3. Diskripsi Sasaran Program Pemberantasan Buta Aksara