Hambatan Pelaksanaan PPL dan Cara Mengatasi

40

C. Hambatan Pelaksanaan PPL dan Cara Mengatasi

Dalam melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, praktikan menghadapi berbagai hambatan baik secara teknin maupun non teknis, tetapi berkat kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Adapun hambatan-hambatan dan cara mengatasinya dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling yaitu: 1. Layanan Dasar a. Bimbingan Klasikal 1 Rata-rata kelas yang diberikan layanan bimbingan klasikal mengharapkan materi layanan berkaita dengan orientasi masa depan dan perencanaan karir, sehingga progam yang telah disusun sesuai dengan need assesment sering kali tidak terlaksanakan. 2 Dikarena need assesment dilakukan hanya pada dua kelas di XII IPS 2 dan XII IPS 3 oleh karena itu praktikan fokus pemberian layanan pada dua kelas tersebut. Namun, praktikan tetap bersedia memberikan layanan klasikal untuk kelas XII lainnya ampuan Bapak Edy Prajaka, S. Pd. b. Layanan Pengumpulan Data Di awal terselenggaranya layanan pengumpulan data ada beberapa peserta didik yang keberatan untuk mengisi angket dikarena sebelumnya selalu diminta untuk mengisi angket tetapi tidak pernah mengetahui hasil angket yang telah diisi. Menanggapi hal tersebut praktikan dan peserta didik membuat perjanjian, jika hari ini mengisi angket maka dipertemuan selanjutnya praktikan memberikan laporan individu peserta didik hasil mereka mengisi angket begitu seterusnya. 2. Layanan Responsif a. Konseling Individual 1 Susah mencari waktu untuk melakukan konseling individual dikarenakan saat pulang sekolah, peserta didik banyak 41 mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sehingga waktu untuk konseling cenderung sedikit sehingga praktikan biasanya memanfaatkan waktu istirahat dan memanggil konseli secara berkala. 2 Ada salah seorang konseli yang berasal dari kelas XII sering kali menolak untuk melakukan proses konseling saat pulang sekolah dikarenakan beberapa alasan diantaranya yaitu sudah merasa lelah, ada jadwal les tambahan setelah sekolah, dll. Oleh karena itu proses konseling dilakukan disela-sela jam kosong pelajaran atau saat istirahat sekolah. 3. Peminatan Peserta Didik Terdapat beberapa peserta didik yang menolak hasil peminatan dan meminta diadakan tes peminatan ulang, sekolah merespon hal tersebut dengan mengadakan tes ulang bagi peserta didik X IIS yang berkeinginan untuk pindah ke X MIA. Oleh sabab itu sekolah menambah satu kelas X MIA, total kelas X MIA sebanyak 7 kelas dan kelas X IIS seanyak 2 kelas. Pembagian kelas X yang masih berubah- ubah menjadikan molor dalam melaksanaan pelatiahan peer counseling. 42

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN