“Masukan yang Melengkapi Kekurangan“

49

BAB VI “Masukan yang Melengkapi Kekurangan“

Tahapan lanjutan dalam perancangan skematik yang telah penulis desain harus melalui sebuah proses evaluasi. Adapun beberapa proses evaluasi yang harus dilewati bertujuan agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal dalam perancangan nantinya. Proses evaluasi pertama yang harus dihadapi biasanya disebut dengan Preview 1, dimana preview 1 menyajikan rancangan – rancangan skematik yang mencakup beberapa aspek dalam perancangan arsitektur seperti, aspek perancangan arsitektur, perencanaan dan perancangan kota, penerapan tema kasus proyek, hubungan antara manusia bangunan dan lingkungan, dan kemajuan proses asistensi dari tiap minggunya. Sistem dari preview 1 ini sedikit berbeda dengan sistem preview pada umumnya. Jika pada preview semester sebelumnya mahasiswa memperlihatkan slide presentasi dari power point dan menjelaskanya kepada dosen – dosen penguji maupun pembimbing, pada sistem preview 1 yang dialami oleh penulis kali ini berbeda dan tidak menggunakan sistem power point, melainkan menggunakan sistem poster. Oleh karena itu, penulis harus menyiapkan hasil rancangan skematiknya ke dalam poster yang didesain mengikuti format – format sayembara perancangan arsitektur. Isi dari poster – poster teresebut harus dapat menjawab isi dari hasil yang telah dirancang oleh penulis dengan menekankan terhadap beberapa butir - butir penting seperti konsep perancangan, program ruang, penerapan tema dalam perancangan, penerapan undang – undang, gaya arsitektur yang diterapakan pada bangunan, rancangan tapak atau site plan, potongan tapak dari berbagai profil, denah lantai dasar hingga denah lantai teratas, tampak bangunan, potongan bangunan, perspektif eksterior dan interior, serta gambar aksonometri bangunan. Poster hasil rancangan yang akan digunakan oleh penulis untuk menjelaskan hasil desainnya ketika presentasi berjumlah 15 lembar poster. Lembar pertama poster berisi Universitas Sumatera Utara 50 konsep perancangan yang dirancang penulis dengan menggunakan slogan Feel The Art Deco in Medan dengan pertimbangan wisata Art Deco yang saat ini sedang populer di skala dunia untuk menarik wisatawan asing. Pada beberapa negara di dunia wisata tour Art Deco dapat menjadi investasi tersendiri untuk negara tersebut dengan medatangkan turis – turis untuk merasakan suasana Art Deco. Beranjak dari hal itu, tujuan dari perancangan penulis adalah agar pengunjung dapat merasakan wisata Art Deco di kota Medan. Walaupun kota Medan tidak seperti kota Bandung yang memiliki unsur – unsur Art Deco yang sangat kental, seperti pada jalan Braga di kota Bandung. Namun, Art Deco pernah hadir di kota Medan sebagai penanda dari berkembang pesatnya perekonomian di kota Medan pada saat itu yang ditandai dengan beberapa bangunan yang mewah dan megah mengunakan unsur Art Deco pada bangunannya. Lembar kedua dari poster menceritakan tentang pentingnya peraturan yang mengikat suatu daerah tersebut karena pada daerah kawasan muka Sungai Deli banyak sekali yang melanggar peraturan tersebut dengan menggunakan kawasan tepi sungai Deli menjadi daerah kumuh dan melanggar garis sempadan sungai GSS. Hal ini tidak lain dikarenakan kurangnya kepatuhan hukum yang mengikat suatu daerah merupakan hal yang lumrah pada masa kini. Hal ini terlihat pada kawasan di tepian Sungai Deli dimana pada daerah tepi Sungai Deli ini ditujukan agar masyarakat kawasan tepi sungai dapat menjaga, mematuhi hukum yang berlaku dan melestarikan daerah tepi sungai ini agar menjadi bagian dari masyarakat tersebut. Harapan kedepannya setelah ada generator aktivitas yang memanfaatkan kawasan tepi sungai ini yaitu dapat menyadarkan masyarakat ini untuk mematuhi dan menaati hukum yang telah mengikat daerah tersebut. Kemudian, pada lembar ketiga poster bercerita mengenai program ruang yang membahas tentang isi di dalam podium bangunan yang akan dirancang beserta dengan sistem penzoningan pada daerah hotel dan mall, hal ini dilakukan karena tingkat privasi dari Universitas Sumatera Utara 51 hotel dan mall sangat berbeda, dimana hotel memiliki tingkat privasi yang tinggi, sedangkan mall memiliki tingkat publik yang sangat tinggi. Lembar ke – empat membahas mengenai gaya arsitektur yang akan dituangkan pada bangunan yang akan dirancang, bermula dari analisa penulis terhadap gaya arsitektur di sekitar kawasan Sungai Deli dengan melakukan studi khusus terhadap timeline dari gaya arsitektur karena menurut penulis hal ini akan berkaitan erat dengan tema dan konsep perancangan kawasan muka Sungai Deli. Dikarenakan perkembangan dari timeline sejarah pembentukan kota Medan berawal dari gaya arsitektur kolonial Belanda dengan puncak dari pesatnya perkembangan ekonomi kota Medan yang ditandai dengan gaya arsitektur Art Deco, dan kemudian pada masa kini yaitu gaya arsitektur modern. Dengan pendekatan terhadap tema arsitektur kontekstual yang mengharmonisasikan beberapa konteks yang berada di sekitar site yaitu bangunan modern dan preservasi. Pengharmonisasian ini dapat diterapkan ke dalam gaya arsitektur Art Deco yang mencerminkan peradaban kota Medan yang maju dan pesat dalam kasus proyek yang akan dirancang yaitu Hotel dan Mall dengan menggunakan timeline dari gaya arsitektur kota Medan yang dimaksudkan untuk mengharmonisasikan kedua unsur tersebut menjadi sebuah perkembangan gaya arsitektur agar tidak terciptanya kontras antara Podomoro Deli Grand City, bangunan Deli Maatschapij dan bangunan tersebut. Tanpa meninggalkan konteks terhadap Sungai Deli sebagai pembawa peradaban kota Medan yang maju, konsep perancangan tapak ini juga turut dipadukan sebagai salah satu generator aktivitas pada kawasan tepi Sungai Deli sehingga baik tapak maupun bangunan dapat saling bersinergi dan saling mendukung satu dengan lainnya. Sedangkan lembar ke - 5 hingga selanjutnya merupakan paparan dari hasil rancangan skematik yang telah didesain dimulai dari denah lantai dasar hingga ke –lantai teratas, tampak dan potongan, perspektif eksterior dan interior, serta aksonometri dari bangunan. Universitas Sumatera Utara 52 Dari presentasi yang telah dipaparkan, penulis mendapat beberapa masukan yang positif untuk memperkuat hasil dari rancangan yang akan dirancang. Penulis mendapatkan masukan yang berbeda – beda dari dosen – dosen penguji mengenai perancangan tapak dan mendapatkan respon yang positif dimana para penguji menyetujui perancangan kawasan terbuka publik yang dikhususkan untuk mendekatkan manusia, bangunan, dan kawasan tepi sungai menjadi sesuatu yang padu. Kemudian masukan dari salah satu penguji lainnya adalah menggunakan air sungai dapat masuk ke dalam site yang akan dirancang dikarenakan tidak boleh adanya intervensi pada Sungai Deli. Kemudian pada bagian tower yang akan dirancang juga memberikan efek yang terlalu tinggi sehingga perlu dimundurkan agar pada bagian belakang bangunan tidak memperlihatkan bangunan yang menjulang sangat tinggi sehingga perlu disesuaikan agar tidak menimbulan efek yang gigantis. Pada bagian tower puncak dari bangunan yang akan dirancang tidak dapat terlihat sehingga harus ditinggikan lagi agar dapat terlihat puncak dari menara atau tower. Gambar 6.1 Konsep Perancangan Sumber : Olah Data Primer Gambar 6.2 Penerapan Peraturan Sumber : Olah Data Primer Universitas Sumatera Utara 53 Gambar 6.3 Konsep Program Ruang Sumber : Olah Data Primer Gambar 6.4 Gaya arsitektur Sumber : Olah Data Primer Gambar 6.5 Groundplan dan Pembagian Zona Sumber : Olah Data Primer Gambar 6.6 Denah – Denah Lainnya Sumber : Olah Data Primer Universitas Sumatera Utara 54 Gambar 6.7 Tampak Bangunan Sumber : Olah Data Primer Gambar 6.8 Tampak Bangunan Sumber : Olah Data Primer Gambar 6.10 Potongan Bangunan Sumber : Olah Data Primer Gambar 6.9 Potongan Bangunan Sumber : Olah Data Primer Universitas Sumatera Utara 55

BAB VII “Struktur yang Mengikuti Arsitektural“