Evaluasi Sasaran Balai Besar Perbenihan dan Proteksi

L A K I P - BBP2TP Medan Tahun 2012 P age | 37 L A K I P 2. Kegiatan magang analisis mikotoksin pada kopi dan kakao tidak jadi dilaksanakan karena kuota peserta yang disediakan oleh Biotrop Bogor sudah penuh. 3. Efisiensi anggaran pada kegiatan magang bidang benih yaitu anggaran yang ditargetkan sebesar Rp. 97.548.000,-untuk mendanai kegiatan magang komoditi kakao, kopi, kelapa dan magang petugas laboratorium perbenihan untuk 6 enam orang petugas hanya menghabiskan anggaran sebesar Rp. 49.824.600,- 51,08 namun fisik 100 atau seluruh magang terlaksana. Total realisasi fisik kegiatan BBPPTP Medan Tahun 2014 tidak mencapai angka 100 yaitu sebesar 98,61 dikarenakan adanya beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan yaitu : 1. Kegiatan untuk mendorong legalitas APH tidak jadi dilaksanakan karena : a BBPPTP Medan sebagai UPT Teknis Bidang Proteksi melihat bahwa apabila kegiatan ini dilakukan akan dapat memicu konflik kepentingan antara Tufoksi BBPPTP Medan yaitu memfasilitasi penyusunan baku produksi agens pengendali hayati APH dan agens pengendali lainnya untuk proteksi tanaman perkebunan, memfasilitasi pengawasan kualitas APH dan agens pengendali lainnya untuk proteksi tanaman perkebunan berdasarkan Perdirjenbun No. 70KptsOT.14042008. b Untuk pendaftaran merek di Kemenkumham Pasal 7 ayat 3 UU No. 15 Tahun 2001 tentang merek , menegaskan bahwa pemohon yang dapat mendaftarkan mereknya adalah terdiri dari satu orang atau beberapa orang secara bersama, atau badan hukum jadi BBPPTP Medan tidak termasuk didalamnya. L A K I P - BBP2TP Medan Tahun 2012 P age | 38 L A K I P 2. Kegiatan kaji terap pengendalian ganoderma sp. pada tanaman Kelapa Sawit dengan pemanfaatan tanaman rempah tidak jadi dilaksanakan karena petani yang lokasi lahannya akan dipakai untuk melakukan pengujian lanjutan pada Tahun Anggaran 2014 telah meninggal dunia dan lahan tersebut telah dibagikan kepada ahli warisnya dan ahli warisnya tersebut tidak bersedia lahannya dipakai untuk kegiatan tersebut. 3. Kegiatan diklat penjenjangan struktural tidak dilaksanakan karena tidak adanya pegawai BBPPTP Medan pada tahun anggaran 2014 yang mengikuti diklat penjenjangan struktural. Dengan realisasi anggaran sebesar 93,23 kategori berhasil dan fisik kegiatan mencapai 98,61, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan BBPPTP Medan pada Tahun Anggaran 2014 terlaksana dengan baik dan tidak mengalami hambatan yang berarti.

3.4. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut

3.4.1. Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan BBPPTP Medan Tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1. Jumlah Petugas POPT dan PBT yang tersebar diwilayah kerja belum sesuai dengan kebutuhan; L A K I P - BBP2TP Medan Tahun 2012 P age | 39 L A K I P 2. Peran unit kerja BBPPTP sebagai fasilitator, motivator, dan pengawas belum terlaksana secara maksimal karena terbatasnya jumlah SDM yang berkualitas dalam bidang perbenihan, proteksi tanaman dan Penata usahaan a.l. seperti Petugas Pengawas Benih, Petugas pengamat OPT, Petugas Laboratorium, Penyidik PNS dan Bagian ke tata usahaan; 3. Laboratorium uji mutu benih di UPTD wilayah binaan masih belum lengkap; 4. Minimnya dukungan Dinas Perkebunan PropinsiKabupaten atau Dinas yang membidangi perkebunan terhadap operasional dari UPTD perlindungan di wilayah masing-masing masih terdapat Pemerintah DaerahKabupaten yang belum menyediakan sarana dan prasarana yang khusus menangani perlindungan perkebunan; 5. BBPPTP Medan tidak mempunyai dasar hukum yang kuat dalam hal pemecahan masalah Bencana alam, Kebakaran dan Gangguan Usaha Perkebunan GUP, tetapi hanya sekedar memfasilitasi, mengantisipasi, dan memonitor GUP; 6. Minimnya informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh unit perlindungan perkebunan pada wilayah regional; 7. Belum adanya persamaan persepsi tentang arti pentingnya sistem pelaporan yang terintegrasi di wilayah regional Sumatera; 8. Belum adanya Jurnal hasil kerja petugas fungsional yang bersifat kontiniu untuk dijadikan arsip perpustakaan; 9. Keterbatasan bahan dan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi OPT 10. Teknologi dalam pembuatan pestisida nabati masih terlau sederhana; L A K I P - BBP2TP Medan Tahun 2012 P age | 40 L A K I P 11. Dengan adanya otonomi, beberapa daerah telah menjadikan LL berubah status menjadi UPT Daerah UPTD demikian juga UPPT secara asset tanah belum jelas statusnya apakah telah milik daerah atau masih milik perangkat perlindungan pusat. 12. Fasilitas transportasi petugas yang sebagian sudah rusak pengadaan tahun 19881989; 13. Fasilitas sarana kerja Meja, Kursi, Lemari, Air, Komputer dll. belum tersedia secara optimal. 14. Implementasi Pengendalian Hama Terpadu PHT belum berjalan sebagaimana yang diharapkan, karena masih kurangnya pemahaman, keterampilan dan faktor sosial-budaya petani yang kurang mendukung dalam penerapan PHT. Petanipekebun belum menganggap kebunnya sebagai sumber pendapatan utama, sehingga mereka masih mengandalkan usaha diluar kebunnya untuk memenuhi kebutuhan hidup akibatnya kebun umumnya kurang terpelihara dan menjadi terlantar. 15. Rendahnya produktivitas tanaman karena : a Penggunaan benih yang masih belum bersertifikatberlabelbenih resmi b adanya serangan OPT dan dampak anomaly iklim, c penerapan teknik budidaya yang belum memenuhi baku teknis anjuran. 16. Banyaknya tanaman tidak menghasilkan atau rusak yang disebabkan sebagian besar tanaman perkebunan telah memasuki masa tidak produktif lagi. 17. Belum terserapnya teknologi perlindungan perkebunan dan pemanfaatan benih bemutuberlabel di masyarakat pekebun.