Pelaksanaan Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting STAD

45

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pelaksanaan Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting STAD

Pelaksanaan penerapan pendekatan keterampilan proses dalam setting STAD pada materi kalor ditunjang oleh RPP dan LKS yang telah disesuaikan dengan model pembelajaran dan silabus SMP. Penerapan pendekatan keterampilan proses dalam setting STAD siswa dikembangkan melalui kegiatan percobaan dan diskusi hasil percobaan dengan panduan LKS. Hasil penelitian tindakan kelas ini berupa presentase keterampilan proses siswa sebagai hasil psikomotorik yang diperoleh dari LKS dan lembar observasi, hasil belajar kognitif yang diperoleh dari evaluasi tentang materi yang telah dipelajari siswa pada tiap siklusnya, dan hasil belajar afektif yang diperoleh melalui pengamatan dengan lembar observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi psikomotorik yang berupa keterampilan proses dapat dilihat pada Lampiran 14 dan lembar observasi afektif dapat dilihat pada Lampiran 12. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting STAD pada siklus I siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk dalam LKS tetapi siswa agak sulit ketika menjawab pertanyaan. Guru memberikan arahan agar langkah-langkah dalam LKS dilakukan secara urut sehingga pertanyaan dapat dijawab dengan benar. Kelemahan pada siklus I yaitu alokasi waktu yang tersedia tidak cukup untuk melaksanakan pembelajaran 46 dengan pendekatan keterampilan proses dalam settting STAD dan diskusi belum berjalan lancar. Hal ini disebabkan karena sebagian siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan, siswa belum disiplin dalam pembelajaran seperti membuat gaduh, sulit diatur, dan terlambat masuk laboratorium, sehingga menganggu proses pembelajaran. Dalam diskusi, sebagian besar siswa terlihat kurang aktif. Kerjasama antar anggota kelompok belum terlihat, masih didominasi oleh sebagian anggota kelompok saja. Oleh karena itu, guru memberikan materi tentang kalor agar pertemuan berikutnya siswa mempelajari dahulu materi dirumah dan memberikan arahan untuk meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok pada waktu pelaksanaan percobaan. Pada pembelajaran berikutnya guru mengembangkan LKS yang pada siklus I dapat terlihat pada Lampiran 6 dijabarkan secara runtut dan lengkap. Namun, pada siklus II LKS yang diberikan tidak lengkap seperti membuat tabel dan grafik sendiri sehingga siswa dan kelompoknya berdiskusi untuk melengkapi data-data maupun pertanyaan di LKS seperti pada Lampiran 7. Pelaksanaan pembelajaran dengan PKP dalam settting STAD pada siklus II lebih lancar dari siklus I. Hal ini terlihat siswa disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai akhir, siswa lebih aktif dalam bertanya, melakukan kegiatan percobaan, kerjasama kelompok juga meningkat, diskusi kelompok berjalan walaupun masih dengan bimbingan dari guru. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam settting STAD pada siklus II sesuai rencana dibandingkan dengan siklus I. Kelemahan pada siklus II, alokasi waktu yang tersedia belum sesuai skenario 47 pembelajaran karena ada kelompok yang belum selesai mengerjakan LKS. Pada pembelajaran berikutnya guru mengembangkan LKS yang pada siklus II dan memberikan tugas rumah agar siswa belajar terlebih dahulu materinya. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam settting STAD pada siklus III sesuai rencana. Siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan sehingga pada siklus III dapat berjalan lebih lancar. Keterampilan proses siswa sudah mulai berkembang dan siswa lebih aktif dalam melakukan kegiatan percobaan walaupun masih dengan bimbingan guru serta alokasi waktu yang digunakan sesuai dengan skenario pada rencana pembelajaran RPP siklus III dapat terlihat pada Lampiran 9. Penerapan pendekatan keterampilan proses dalam settting STAD dilaksanakan secara berkelompok. Hal ini diperkuat hasil penelitian dari Scott 2008 penerapan model STAD dapat membuat siswa lebih mudah belajar dan bekerja dengan siswa lain sehingga dapat mempelajari dan mengingat materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran IPA dengan menerapkan PKP dalam setting STAD ini berkaitan dengan penelitian dari Foulds 1996, yaitu siswa dapat belajar dengan bebas untuk melakukan suatu percobaan sehingga siswa akan menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep.

4.1.2 Hasil Belajar Kognitif