Rakyat jelata tidak memiliki hak untuk berpendapat tidak ada Membunuh karakter orang lain

d. Kekuasaan dan kewenangan hanya dimiliki oleh bangsawan.

Para penguasa atau pemimpin seperti ini mendefinisikan pemimpin atau penguasa sebagai pribadi yang memiliki kekuasaan penuh. Penguasa feodalistik ini beranggapan bahwa sumber kekuasaannya berasal dari kekuasaan yang lebih tinggi, bukan dari masyarakat yang harus dilayani. Pengabdian pemimpin atau penguasa ini bukanlah kepada masyarakat atau bawahan yang dipimpin, tetapi kepada struktur atau orang-orang yang dianggap memiliki yang lebih besar. Semakin besar kekuasaan yang dimiliki, semakin tinggi pula kedudukannya dalam suatu strata atau struktur. Di sini jelas bahwa pemimpin jenis ini memandang orang atas besarnya kekuasaan yang dimiliki.

e. Rakyat jelata tidak memiliki hak untuk berpendapat tidak ada

demokratisasi. Segala bentuk usul dan pendapat dari bawahan tidak berguna untuk seorang pemimpin pada bentuk kepemimpinan seperti ini. Jika ada bawahan yang mempunyai pendapat atau usul akan di anggap sebagai bawahan yang “keminter” atau “minteri” atasannya, maka bawahan seperti ini akan selalu dianggap akan mencoba melawan atau memberontak apa yang menjadi keputusan pemimpin atau penguasa. Pengkotakan di atas berlaku selamanya, artinya kalangan lapisan atas akan seterusnya secara turun temurun menjadi pemerintah, sementara kalangan bawah atau rakyat akan selamanya menjadi abdi yang diharuskan untuk selalu tunduk dan sembah sungkem pada kalangan lapisan atas. Namun setelah muncul spirit demokrasi yang dihembuskan oleh revolusi Perancis dan konstitusi Amerika dengan jargon fraternity persaudaraan, equality dan freedom telah merubah semuanya. Bangsa-bangsa seluruh dunia pun menyambut spirit nilai luhur ini dengan gegap gempita. Terutama mereka yang berasal dari kalangan darah merah tua. Sementara dari kalangan darah biru berkilau terpaksa menerima walaupun dengan hati yang sangat terpaksa. Hal terpenting dalam spirit ini adalah manusia dilahirkan sama dan tanpa kasta. Siapapun berhak dan mendapat kesempatan untuk berkompetisi. Pemerintah selalu diperlukan akan tetapi ia tidak lebih dari seorang manajer tanpa status sosial yang lebih tinggi dari rakyat. Karena kekuasaan pada hakikatnya ditangan rakyat, dengan demikian rakyat berhak dan sangat berhak untuk mengingatkan penguasa apabila rakyat merasa sikap dan kebijakan penguasa tidak sesuai dengan amanah rakyat atau rakyat menganggap adanya penyelewengan penguasa dalam menjalankan roda manajemen negara.

2.2.3.2 Bentuk-bentuk feodalisme

Dari pengertian beberapa ahli mengenai ciri-ciri feodalisme, penulis mengelompokkan bentuk feodalisme sebagai berikut.

a. Membunuh karakter orang lain

Pembunuhan karakter atau perusakan reputasi adalah usaha-usaha untuk mencoreng reputasi atau nama baik seseorang. Tindakan ini dapat meliputi pernyataan yang melebih-lebihkan atau manipulasi fakta untuk memberikan kesan negatif tentang orang yang dituju. Pembunuhan karakter dapat mengakibatkan reputasi orang tersebut menjadi rusak di depan publik, terhambat karirnya. Dalam pembahasan ini pembunuhan karakter biasanya digunakan untuk memecat seseorang dari pekerjaan atau jabatannya karena tidak mengikuti aturan yang di buat oleh penguasa.

b. Menjajah orang lain