80
ada perbedaan antara kemampuan melakukan evaluasi guru akuntansi bersertifikasi dan belum bersertifikasi di SMK se-Kabupaten Sragen. Hal ini
disebabkan karena guru akuntansi pada SMK di kabupaten Sragen baik yang bersertifikasi dan belum sertifikasi sama-sama memahami penguasaan dalam
menyusun soal tes, mengadakan pre tes, memanfaatkan hasil ulangan peserta didik.
d. Uji beda kemampuan melaksanakan pembelajaran
Berdasarkan output uji beda mengenai kemampuan mengadakan hubungan pribadi, diketahui nilai t
hitung
sebesar 0.759 dengan signifikansi 0.453 0.05, artinya bahwa tidak ada perbedaan antara kemampuan mengadakan hubungan
pribadi guru akuntansi bersertifikasi dan belum bersertifikasi di SMK se- Kabupaten Sragen. Hal ini disebabkan karena pemahaman guru dalam
mengembangkan sikap positif pada siswa dan orang lain, menampilkan semangat dan kesanggupan dalam kegiatan belajar pelajaran yang diajarkan cenderung sama
antara guru akuntansi yang bersertifikasi dan belum bersertifikasi.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh sertifikasi profesi guru terhadap kinerja guru akuntansi
SMK se-Kabupaten Sragen
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh sertifikasi profesi guru terhadap kinerja guru akuntansi SMK se-Kabupaten Sragen. Temuan hasil
penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat kelemahan dalam hal prestasi akademik, keikutsertaan dalam forum ilmiah sebagai pemakalah dan penghargaan
yang relevan dengan bidang pendidikan, hal ini dibuktikan dari angket penelitian.
81
Kelemahan dalam aspek prestasi akademik selain dikarenakan guru belum aktif mengikuti kegiatan perlombaan dan karya ilmiah.
Kelemahan dalam aspek keikutsertaan dalam forum ilmiah sebagai pemakalah dikarenakan guru masih pasif dalam keikutsertaannya di forum ilmiah
sebagai pemakalah, tidak ada kegiatan yang menyertakan guru sebagai pembicara dalam sebuah forum ilmiah baik tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional.
Kelemahan dalam aspek penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan dikarenakan kurang ada apresiasi dari sekolah maupun pemerintah dalam hal ini
kementrian pendidikan nasional terhadap karya dari guru, selain itu juga dari faktor gurunya yang dikarenakan kurang aktif dalam mengikuti perlombaan
ataupun membuat karya yang terkait dengan pendidikan. Guru merupakan ujung tombak pendidikan sebab secara langsung
berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik, sebagai ujung tombak, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dasar yang diperlukan
sebagai pendidik, pembimbing dan pengajar dan kemampuan tersebut tercermin pada kompetensi guru. Berkualitas tidaknya proses pendidikan sangat
tergantung pada kreativitas dan inovasi yang dimiliki guru. Dengan adanya sertifikasi, guru diharapkan memiliki kinerja yang optimal dan ditunjukkan
dengan memiliki keempat kemampuan, yaitu kemampuan merencanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran, kemampuan melakukan
evaluasi dan kemampuan melaksanakan pembelajaran. Uji sertifikasi profesi guru juga diharapkan mampu meningkatkan kinerja
guru, karena selain tuntutan UUGD juga sebagai syarat bagi guru untuk
82
mendapatkan tunjangan profesi. Dengan adanya kenaikan kompensasi yang diperoleh guru sebagai dampak sampingan dari sertifikasi profesi guru dalam
melaksanakan pembelajaran dikelas akan lebih fokus. Namun berdasarkan fakta dilapangan, kinerja guru tidak akan begitu saja meningkat apabila tidak ada
sejumlah kompensasi yang mendukung. Semangat guru mengikuti sertifikasi bukan hanya semata untuk mendapatkan pengakuan keprofesionalnya saja, tetapi
juga untuk mendapatkan sejumlah tunjangan atau kompensasi yang telah termuat didalamnya.
Seperti dijelaskan trianto dan tutik 2007:2 terdapat alasan logis mengapa sertifikat perlu dilakukan pada profesi guru, antara lain meningkatkan kualitas
guru , serta meningkatkan kesejahteraan dan jaminan finansial secara layak sebagai profesi dengan muara akhir yang menjadi target adalah terciptanya
kualitas pendidikan. Untuk pemerintah menargetkan bahwa pada tahun 2015 semua guru di Indonesia telah memegang sertifikat agar terwujudnya pendidikan
yang berkualitas.
4.3.2 Perbedaan kinerja guru akuntansi di SMK se-Kabupaten Sragen