UU Perbankan ini  memberikan penegasan terhadap konsep perbankan Islam  dengan mengubah  penyebutan  “Bank  Berdasarkan  Prinsip  Bagi  Hasil”  pada  ketentuan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, menjadi “Bank Berdasarkan Prinsip Syariah”.
Berdasarkan ketentuan  Pasal 1 Ayat 3, Ayat 4, Ayat 12 dan Ayat 13. Bahkan pada ketentuan Pasal 1 Ayat 13 yang menentukan tentang pengertian prinsip syariah
dalam  perbankan  ini  juga  terdapat  penguatan  kedudukan  Hukum  Islam  di  bidang perikatan dalam tatanan hukum positif. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Ayat 13 UU
Perbankan menentukan sebagai berikut: “Bahwa  prinsip  syariah  adalah  aturan  perjanjian  berdasarkan  Hukum  Islam  antara
bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana danatau pembiayaan kegiatan usaha, atau  kegiatan  usaha  lainnya  yang  dinyatakan  sesuai  dengan  syariah,  antara  lain,
pembiayaan  berdasarkan  prinsip  bagi  hasil  mudharabah,  pembiayaan  berdasarkan prinsip penyertaan modal musyarakah, prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan murabahah, pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa  pilihan  ijarah,  atau  dengan  adanya  pilihan  pemindahan  kepemilikan  atas
barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa Iqtina
’”.
45
3. Kegiatan Bank Umum Syariah Cabang Bandar Lampung
Bank Konvesional dapat melakukan kegiatan membuka kantor cabang Bank Syariah dengan  mengubah  kegiatan  usahanya  berdasarkan  prinsip  syariah,  sedangkan  Bank
Umum  Syariah  tidak  dapat  dikonversi  menjadi  Bank  Umum  Konvensional.  Usaha tersebut  hanya  dapat  dilakukan  dengan  izin  BI.  Kegiatan  membuat  usaha  Bank
Konvensional menjadi Bank Syariah dapat dilakukan:
a. BUK menjadi BUS b. BPR menjadi BPRS.
45
Ibid, hlm. 39.
Rencana  kegiatan  usaha  Bank  Konvensional  menjadi  Bank  Syariah  harus dicantumkan  dalam  rencana  bisnis  Bank  Konvensional.  Bank  Konvensional  yang
akan melakukan kegiatan usaha menjadi Bank Syariah harus: 1.
Menyesuaikan anggaran dasar 2.
Memenuhi persyaratan permodalan 3.
Menyesuaikan persyaratan Direksi dan Dewan Komisaris 4.
Membentuk DPS 5.
Menyajikan laporan keuangan awal sebagai sebuah Bank Syariah. BUK yang akan melakukan perubahan kegiatan usaha menjadi BUS harus:
a. Memiliki rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM, paling kurang
8 b.
Memiliki  modal  inti  paling  kurang  sebesar  Rp100.000.000.000,00  Seratus miliar.
46
4. Profil Bank Syariah Mandiri
Bank  Syariah  Mandiri  BSM  sejak  tahun  1999,  sesungguhnya  merupakan  hikmah dari  krisis  yang  menerpa  negeri  ini.  Sebagaimana  kita  ketahui,  krisis  ekonomi  dan
moneter  sejak  Juli  1997,  yang  disusul  dengan  krisis  politik  nasional,  telah menimbulkan  dampak  negatif  yang  sangat  hebat  terhadap  seluruh  sendi  kehidupan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan di  Indonesia  yang  didominasi  oleh  bank-bank  konvensional  mengalami  krisis  luar
46
Booklet Perbankan Indonesia, Maret 2014, hlm. 93.
biasa.  Pemerintah  Indonesia  akhirnya  mengambil  tindakan  dengan  merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
PT.  Bank  Susila  Bakti  BSB  yang  dimiliki  Yayasan  Kesejahteraan  Pegawai  YKP
PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha  keluar  dari  situasi  tersebut  dengan  melakukan  upaya  merger  dengan
beberapa  bank  lain  serta  mengundang  investor  asing.  Pada  saat  bersamaan, pemerintah tengah melakukan merger empat bank yaitu Bank Dagang Negara, Bank
Bumi  Daya,  Bank  Exim,  dan  Bapindo  ke  dalam  PT.  Bank  Mandiri  Persero  pada tanggal 31 Juli 1999. Akibat dari merger keempat bank ke dalam Bank Mandiri, PT.
Bank Mandiri Persero menjadi pemilik mayoritas baru BSB. Dalam proses merger, Bank  Mandiri  sambil  melakukan  konsolidasi  juga  membentuk  Tim  Pengembangan
Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di
group  Bank  Mandiri,  sebagai  respon  atas  diberlakukannya  UU  Perbankan,  yang memberi  peluang  bank  umum  untuk  melayani  transaksi  syariah  dual  banking
system.  Dalam  kondisi  seperti  itulah,  Tim  Pengembangan  Perbankan  Syariah menemukan  momentum  yang  tepat  untuk  melakukan  konversi  PT.  BSB  dari  bank
konvensional  menjadi  bank  syariah.  Setelah  Tim  Pengembangan  Perbankan  Syariah mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, maka kegiatan usaha BSB berubah dari
bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama  PT.  Bank  Syariah  Mandiri  sebagaimana  tercantum  dalam  Akta  Notaris:
Sutjipto, S.H, Nomor 23 tanggal 8 September 1999.