Selanjutnya, saran yang diajukan peneliti untuk mengatasi hal ini adalah untuk pemerintah sebaiknya menertibkan pedagang kaki lima yang
tidak mempunyai izin pemakaian tempat dengan cara menempatkan mereka di tempat khusus, meningkatkan kesejahteraan karyawan tenaga harian lepas,
dan untuk pedagang diharapkan untuk meningkatkan kesadarannya agar membayar retribusi sesuai peraturan dan tepat waktu.
2.6. Kerangka Berpikir
Gambar 3: Alur Pemikiran
Permasalahan Kemandirian
Kewenangan Daerah
Meningkatkan PAD
Retribusi Daerah Penerimaan
Retribusi Pelayanan Pasar
Pengelolaan Retribusi Pasar di
Pasar Arjowinangun
Faktor Pendukung Kendala Aspek Petugas
Aspek Pedagang Aspek Peraturan
Aspek Fasilitas Karakteristik khusus pada
masing-masing Pasar
Pengelolaan Retribusi Pasar di
Pasar Arjosari
Otonomi Daerah
Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada daerah kabupaten dan kota dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah kewenangan dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang bersangkutan, sebagaimana diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. Sejak
dikeluarkannya undang-undang tersebut, kewenangan pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan, mengatur pemerintahan, dan mengelola daerahnya
sendiri menjadi semakin luas. Meskipun demikian, masalah yang sering timbul dalam pelaksanaan
otonomi daerah adalah prospek kemampuan pembiayaan pemerintah daerah. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah dalam rangka
melaksanakan fungsinya yakni penyelenggara pembangunan, penyelenggara tata urusan kepemerintahan, serta pelayan masyarakat, seringkali menghadapi kendala
dalam pembiayaan. Oleh karena itu, agar pemerintah dapat menjalankan fungsinya secara berkesinambungan maka pendapatan pemerintah harus
senantiasa ditingkatkan secara periodik dan berkesinambungan seiring dengan meningkatnya pengeluaran pemerintah.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah dalam rangka mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara mendorong peningkatan
penerimaan pendapat asli daerahnya. Sedangkan salah satu alternatif yang dapat ditempuh pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan asli
daerahnya adalah melalui retribusi daerah.
Di Kabupaten Pacitan, salah satu jenis retribusi daerah yang cukup potensial dalam memberikan sumbangan terhadap total retribusi daerah adalah
retribusi pelayanan pasar, yang termasuk dalam kategori retribusi umum. Meskipun demikian, tidak semua pasar yang ada di Kabupaten Pacitan mampu
mencapai target yang telah ditetapkannya. Dengan kata lain, terdapat pasar yang mampu mencapai target dan terdapat pula yang tidak mampu mencapai target.
Pada dasarnya, cenderung berbedanya pencapaian realisasi retribusi pelayanan pasar, tidaklah terlepas dari adanya perbedaan dalam hal faktor
keunggulan pendukung dan kendala dari masing-masing pasar dalam hal pengelolaan retribusi pelayanan pasar. Lebih jauh, faktor keunggulan dan kendala
tersebut tidak terlepas dari faktor petugas, pedagang, peraturan, fasilitas yang ada, serta karakteristik khusus pada masing-masing pasar tersebut.
BAB III METODE PENELITIAN