61
Gambar 3.2. Model Analisis Interaktif
3.10 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membagi kegiatan penelitian dalam tiga tahap, yaitu tahap pra penelitian, tahap penelitian dan tahap pembuatan laporan
penelitian.
1 Tahap Pra Penelitian
Pada tahap ini peneliti membuat rencana skripsi, surat izin penelitian dan mempersiapkan perlengkapan penelitian, instrumen dan lain-lain.
2 Tahap Penelitian
Proses penelitian diawali dengan mengumpulkan data baik yang berupa data primer maupun data sekunder. Data primer tersebut diperoleh melalui
wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku literatur maupun data penunjang yang lain. Kemudian data primer dan data sekunder
tersebut diperiksa keabsahannya dengan menggunakan teknik triangulasi, yaitu pengecekkan keabsahan data dengan cara membandingkan data yang satu dengan
Reduksi data Penarikan
kesimpulan verifikasi
Pengumpulan data Penyajian data
62
data yang lainnya. Selanjutnya data tersebut dianalisis untuk mendapatkan kejelasan terhadap masalah yang diteliti.
3 Tahap Pembuatan Laporan Penelitian
Dalam tahap ini peneliti menyusun data hasil penelitian untuk dianalisis kemudian dideskripsikan sebagai suatu pembahasan yang pada akhirnya
menghasilkan suatu laporan penelitian yang disusun secara sistematis.
3.11 Kerangka Penelitian
Gb. 2.1 Kerangka Berfikir Pancasila
UUD 1945 Faktor-Faktor Sosial dan Personal Hukum
Umpan
UU No. 5 1997 UU No. 35 09
Faktor-Faktor Sosial dan Personal Lainnya
Penyelidikan
Polres Klaten Satuan Reserse
Tertanggulangi Pengedar Narkoba
Semakin Menurun
Norma
Informasi Masyarakat
Umpan
Tindakan
Penerapan Sanksi
Pelaku Kejahatan
Peran Satuan Narkoba
63
Gambar kerangka berfikir tersebut dapat dijelaskan bahwa Peran penegak hukum Kepolisian khususnya Satuan Narkotika Polres Klaten, dapat dijabarkan
dalam variabel aspek moral, aspek keterampilan dan aspek transparansi. Budaya hukum masyarakat, tergambar dalam variabel pelaku kejahatan narkotika, yang
dijabarkan dalam variabel hak dan kewajiban masyarakat, meliputi : Pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran narkotika di wilayah hukum
masing-masing, Informasi dari masyarakat sangat penting dan merupakan awal adanya tindakan penyelidikan dalam pemberantasan kejahatan narkotika,
penerapan sanksi dilakukan apabila telah memenuhi dari unsur-unsur kejahatan itu diberlakukan kepada pelaku kejahatan dan bagi masyarakat yang tidak
melaporkan tentang terjadinya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, pemberantasan peredaran gelap
narkotika merupakan salah satu ukuran dari efisiensi dan efektifitas hukum. Ada empat dasar yang harus dipahami dalam penegakan hukum yang ada di Indonesia,
yakni : 1
Pertama adalah substansi hukum yang bersifat simbolis yang tertuang didalam Undang-undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-
undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yakni bersifat pencegahan terhadap kejahatan, juga bersifat pemberantasan kejahatan sehingga dibutuhkan
peran serta masyarakat; 2
Kedua adalah Peran struktur penegak hukum Kepolisian dalam hal ini adalah Satuan Narkoba di wilayah hukum masing-masing karena satuan inilah
yang berperan langsung dalam pengungkapan dan pemberantasan
64
permasalahan narkotika yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya dan di wilayah hukum Polres Klaten pada
khususnya, karena itu adalah merupakan tugas dan kewenangan satuan ini dalam struktur organisasi Kepolisian Republik Indonesia;
3 Ketiga adalah peran serta masyarakat dalam memberikan informasi tentang
adanya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Untuk itu dari pihak Kepolisian sendiri sangat memutuhkan informasi dari masyarakat karena
dengan adanya informasi tersebut maka kerja dari Satuan Narkoba dapat lebih cepat dalam mendapatkan informasi dan segera melakukan penyidikan dan
apabila terbukti langsung melakukan penangkapan, sehingga tidak sampai menjalar dan mempengatruhi masyarakat lainnya;
4 Keempat adalah penerapan sanksi pidana bagi pelaku kejahatan narkotika
yang apabila benar-benar terbukti melakukan kejahatan tersebut, dan untuk masyarakat yang tidak melaporkan adanya indikasi penyalahgunaan narkotika
dapat pula diberikan sanksi yang tegas. Berdasarkan penelitian terhadap keempat variabel diatas, dapat dibuktikan variabel terberantasnya peredaran
narkotika yang efektif, akan dapat menjawab rumusan masalah tentang Peran Satuan Narkoba dalam menangani kejahatan narkotika.
65
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Peran Satuan Narkoba Polres Klaten Dalam Pemberantasan Dan Penanggulangan Kejahatan Narkotika