Program Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Klaten Dalam Pembinaan Keislaman Jamaah Pasca Haji Tahun 2014

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

ARI HIDAYAT NIM. 1111053100030

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015 M/1437 H


(2)

PASCA HAJI TAHTIN 2014

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu l(omunikasi

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi lslarn

(S.Kom.l)

Oleh: Ari Hidayat

1111053100030

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 20t5M/1437 H

i Bawah Bimbingan :


(3)

I 1Il()-il100010. tclah tliLrjtkun tlrrlrrnr sitlrrng nruna(lasYiih IrakLrltas l)akri'ah clatl Iiolrrrnikusi

tilN

Sraril'I{rrlal'ritLrlluh.lakllta pacla tartggal

3l

Desctnbet'201-5. Skrrp.,ri ini tclah ilitcrinli sciraglir slillili sutLt svtntt t-ttttuk tttett-tpcrolcli gclar sarjalla prognulr

stlttl

I (Si) pittll.iurttsatt \llittltjcttlcil Daliu'ah.

Jakarta. 1l .lanLrari 2Ltl,5

S itlang I I urt:tt1:tsr':rlt

S ckrctari s I\'1cruu

-rka p A n ggota

NIP. I (X)19!)6[)]10()l

Anggotu

DIl. Ll. Ahnraclih [io.ialih .ll*

a[

\'1.,'\ NtP. I 981 0526201.1 I I 1 0002

II. IrlLrlkanasir. B.A. S.I'd. i\,'l.lv1

NrP 1 9-s_s0 1 01 i 9S302 1 0t) 1

l..ct Lra i,I eran gkap ;\ ttggota

N tP. I 9-sE09l i 9E70200 I

PcngLrii I

I'e-rl[rinririrtg


(4)

1. Shripsi

ini

merupakan hasil l<ar.va asli saya yang sa-v-a ajukan rintlrl(

rnernenuhi salah satLr pers)aratan memperoleh selar strata I di Liniversitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta"

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan

ini

telah saya

cantumlian sesuai dengan ketentuan yang berlakLl di Liniversitas Islain

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merllpakan jiplakan dari kar,"-a orang lain. maka sa1'a bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas lslam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2.

Jaliarla. 3l Desember 2015


(5)

i

Drs.M. Sungaidi, MA.

Program Pembinaan Pasca Haji adalah sederetan rancangan kegiatan yang dilaksanakan untuk meletakkan dasar, melatih, membiasakan, memelihara, mencegah, mengawasi, menyantuni, mengarahkan, serta mengembangkan kemampuan jamaah untuk mencapai tujuan terjaganya kemabruran jamaah pasca haji dengan mengadakan dan menggunakan segala daya dan upaya yang dimiliki. Maka perlu adanya pembinaan yang baik dari IPHI Klaten kepada jamaah pasca haji agar kemabruran haji jamaah terjaga dan terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari. Bila program pembinaan untuk jamaah pasca haji terencana dan dilaksanakan dengan baik dan konsisten maka akan terwujud tujuan memelihara kemabruran jamaah, namun bila sebaliknya terjadi maka upaya pembinaan akan gagal. Pembinaan yang baik akan termujud dengan program yang matang, tepat dan konsisten dalam upaya pembinaan diiringi dengan kesadaran tiap anggota untuk selalu aktif berkontribusi dalam pembinaan tersebut.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah tentang program pembinaan keislaman yang dilakukan oleh IPHI Klaten terhadap jamaah pasca haji Tahun 2014, dan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui program dan bentuk pembinaan keislaman jamaah pasca haji yang dilakukan oleh IPHI Klaten tahun 2014. Metode pendekatan penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara objektif suatu masalah dalam skripsi ini. Sedangkan tekhnik penulisannya bersifat deskriptif analisis, yaitu memberikan gambaran terhadap subjek dan objek penelitian.

Dari hasil penelitian didapat bahwa dari 7 program pembinaan jamaah keislaman pasca haji Klaten berjalan dengan baik sedang 3 program lainnya untuk tahun 2014 tidak berjalan sama sekali, maka dengan ini pelaksanaan program yang sudah dirancang oleh IPHI Klaten sejauh in tergolong berhasil. Selain itu, pengaruh program IPHI berdampak luas terhadap masyarakat, salah satu dampaknya adalah masyarakat mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh IPHI Klaten. Bentuk nyata dari hasil kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh IPHI Klaten adalah berdirinya lembaga-lembaga sosial seperti LAZIS, BMT, Rumah Sakit Islam serta institusi-institusi pendidikan semisal SD, SMP, SMA, dan Pondok Pesantren, dan hambatan untuk pelaksanaan program IPHI Klaten yang paling sering ditemukan adalah waktu yang dimiliki anggota IPHI Klaten sedikit karena terhalang aktifitas masing-masing anggota.


(6)

ii

kita semua, baik nikmat iman, islam serta nikmat sehat jasmani dan rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kejahiliahan menuju zaman yang berilmu pengetahuan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini tentu bukan hanya semata-mata hasil kerja keras penulis sendiri tetapi diberbagai pihak banyak sekali yang membantu dan mendukung demi kelancaran penyusunan tugas akhir ini. Maka dari itu penulis menghaturkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada berbagai pihak, khususnya :

1. Dr. Arief Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Suparto, M.Ed., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Uniersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag., Selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

iii

5. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A., selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah yang selalu memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Drs. Sugiharto, M.A., selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah yang selalu menasihati dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Muamar Aditya, SE, M.Ak., selaku Dosen Penasehat Akademik yang selalu memberikan arahan, nasihat dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Drs. M. Sungaidi M.A., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya untuk mendengarkan keluhan penulis dan selalu sabar dalam memberikan bimbingan, saran, masukan, motivasi dan konsultasi terhadap skripsi ini.

9. Tim Penguji Skripsi yang telah mengoreksi, memberi masukan dan meluangkan waktunya demi kesempurnaan skripsi ini.

10.Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah yang telah berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman berharga kepada penulis.


(8)

iv

12.Bapak H. Muslim B.A., selaku Sekretaris IPHI Klaten yang selalu membantu dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.

13.Secara khusus kepada kedua orang tua penulis tercinta, Bapak Nur Premono dan Ibu Darpuah sert adik-adikku Dwiki, Anisah dan Alfaykar yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi serta dukungan moril dan materil dalam menyelesaikan skripsi.

14.Teman terbaik penulis Jon Adi Ateng Sigit dan Jon Aal yang sudah meluangkan waktunya demi penulis saat penelitian.

15.Perempuan spesial dalam hidup setelah keluarga Aisyah “Edelweiss” yang selalu mengingatkan target-target hidup dan memacu penulis untuk segera merampungkan skripsi.

16.Teman-teman seperjuangan MHU 2011 yang selama perkuliahan telah memberikan masukan, ilmu dan kebersamaan yang indah sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan kawan-kawan INADA Ciputat yang luar biasa baiknya sudah menampung penulis selama penelitian.

17.Semua pihak-pihak yang tak mungkin disebutkan satu-persatu.

Tak banyak kata yang dapat disampaikan penulis, karena tanpa dukungan mereka semua skripsi ini hanyalah tulisan biasa yang tak berwujud, semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, doa dan harapan kita semua mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis berharap


(9)

v

Jakarta, 30 Desember 2015


(10)

vi

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……… 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………... 7

D. Metodologi Penelitian………... 8

E. Tinjauan Pustaka……… 10

F. Sistematika Penelitian……… 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Program 1. Pengertian Program……… 13

2. Macam dan Jenis Program………. 14

3. Sistem dan Proses Penerapan Program.………. 15

4. Tujuan Program……….. 17

B. Pembinaan Keislaman 1. Pengertian Pembinaan……… 18

2. Bentuk Pembinaan……….……… 21


(11)

vii

C. Organisasi IPHI Klaten………. 29

BAB IV ANALISIS PROGRAM PEMBINAAN KEISLAMAN JAMAAH PASCA HAJI TAHUN 2014

A. Program Kerja IPHI Klaten………. 37

B. Keberhasilan Tujuan Program Pembinaan

Keislaman Jamaah Pasca Haji Tahun 2014………... 46 C. Analisis Program Pembinaan Keislaman

Jamaah Pasca Haji Tahun 2014... 56 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……… 62

B. Saran………... 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Haji atau al-hajj secara bahasa berarti al-qasd,1 yaitu; pergi ke, bermaksud, menyengaja.2 Menurut istilah syar'iyyah, al-hajj ialah menyengaja atau pergi ke Ka'bah untuk melaksanakan amalan-amalan tertentu, atau menziarahi tempat tertentu, pada waktu tertentu, dengan amalan tertentu.3

Didalam Al-qur‟an disebutkan :

ْلا ِنَع ٌَِّّغ َهّلا ِّإَف َرَفَك ْنَمَو اًّيِبَس ِهْيَلِإ َعاَطَتْسا ِنَم ِتْيَبْلا ِّح ِساّلا ىََّع ِهِّلَو

.نيِمَلاَع

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu

(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imron: 97).4

1

Louis Ma‟luf, Al-Munjid fi al-Lughah wa al-Adab wa al-'Ulum, (Beirut: ‟Al-Tab„ah

al-Katulikiyah, t.t), h.118.

2

Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,

(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h.237.

3

Wahbah Al-Zuhaily, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Juz 3, (Beirut: Dar al-Fikr, 1997), h.2064- 2065.

4

Al-Qur‟an dan terjemahannya, Mushaf Az-Zikra Juz 4 Surat Ali Imron, (Solo: Tiga Serangkai, 2012), h.62


(13)

Didalam hadist juga disebutkan :

ل سر اًدَ حم َ أ هَلا َاإ هلإ ا ْ أ ةدا ش سْ خ ى ع اْسإا ىن

اقإ ، هَلا

ةاَّلا

،

ءاتيإ

اضمر ْ ص ، ِّحْلا ، ةاكَّلا

.

“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi tidak ada sesembahan

yang berhak disembah selain Allah dan mengaku Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji dan berpuasa di bulan

Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim ).

Haji dan umrah merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan atas setiap muslim yang mampu. Kewajiban ini merupakan rukun Islam yang kelima. Karena haji merupakan kewajiban, maka setiap orang yang mampu, apabila tidak melakukannya dia berdosa dan apabila dilakukan mendapat pahala. Haji dan umrah hanya diwajibkan sekali seumur hidup. Ini berarti bahwa seseorang telah melakukan haji yang pertama, maka selesailah kewajibannya. Haji yang berikutnya, kedua, ketiga dan seterusnya, merupakan ibadah Sunnah.5

Haji pada hakikatnya merupakan sarana dan media bagi ummat Islam untuk melaksanakan ibadah ke Baitullah dan tanah suci setiap tahun. Karena setiap tahun sebagian kaum muslimin dari seluruh dunia datang untuk menunaikan ibadah haji. Adapun ibadah umrah pada hakikatnya menjadi sarana dan media bagi kaum muslimin untuk

5

Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk-Beluk Ibadah dalam Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2003), h.227


(14)

beribadah ke tanah suci setiap saat dan waktu. Karena pada saat itu kaum muslimin datang dan menziarahi Ka’bah untuk melakukan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tidak hanya tahun pada saat haji, tetapi juga pada setiap saat, ketika orang melakukan ibadah umrah.6

Harapan utama setiap orang yang melaksanakan ibadah haji adalah tercapainya haji mabrur. Nilai kemabruran haji itu sendiri akan nampak setelah kembali dari melaksanakan ibadah haji. Yakni perubahan sikap mental dan amaliyah kesehariannya lebih baik dari sebelum menunaikan haji. Allah menjanjikan surga sebagai pahala bagi para haji mabrur. Tidak berlebihan jika dengan menunaikan ibadah haji, seorang muslim telah menyempurnakan agamanya.

Selama ini banyak pihak yang beranggapan bahwa seseorang menjadi haji mabrur, jika ia telah menunaikan seluruh rukun dan wajib haji, ditambah dengan ibadah-ibadah nawafil (sunnah) lainnya. Padahal, haji mabrur tidak hanya berakhir saat jamaah haji pulang dari tanah suci, melainkan terus melanjutkan dalam kehidupan sehari-hari di tanah air baik dalam kehidupan sebagai pribadi maupun dalam bermasyarakat. Salah satu tanda haji mabrur, orang tersebut berubah menjadi semakin baik, berakhlak mulia, dan pemurah (al-juud). Selain itu juga menjalankan kegiatan yang ma’ruf dan meninggalkan kegiatan yang munkar.

6

Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, Menyelami Selut-Beluk Ibadah dalam Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2003), h.231.


(15)

Dalam UU RI Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji pada BAB 2 (Asas dan Tujuan), Pasal 3 disebutkan bahwa:7

“Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jamaah haji sehingga jamaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran

agama Islam.”

Dalam UU tersebut jelas bahwa pemerintah menjamin dengan adanya penyelenggaraan haji di Indonesia yang mempunyai tujuan memberikan pelayanan dan perlindungan dengan baik bagi para jamaah haji, mendapat pembinaan yang baik sebelum hingga sesudah ibadah haji, agar para jamaah dapat tuntunan yang komprehensif baik pra haji maupun pasca haji sesuai dengan ajaran Islam sehingga hajinya pun dapat mendapatkan gelar mabrur serta terjaga kemabrurannya setelah melakukan ibadah haji sebab mendapatkan pembinaan yang baik.

Berkaitan dengan kegiatan pembinaan kepada jamaah haji, pemerintah dalam hal ini adalah Kementrian Agama, memberikan keleluasaan peran serta dari masyarakat. Bentuk peran serta dan keterlibatan masyarakat itu, kini telah melembaga dalam bentuk organisasi; Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), dan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI). Kedudukan pemerintah adalah sebagai penyelenggara ibadah haji, KBIH adalah mitra kerja pemerintah membimbing jamaah calon haji (Pra Haji), sementara IPHI mitra kerja pemerintah untuk melestarikan kemabruran haji (Pasca Haji). Dalam

7

Kementrian Agama Republik Indonesia,Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2008 , diakses pada tanggal 14 Mei 2015 dari http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU1308.pdf.


(16)

implementasinya, kedua lembaga sebenarnya bisa berfungsi dalam pembinaan Pra Haji maupun Pasca Haji. Persoalan yang muncul, bagaimana membina jamaah haji agar tetap terjaga kemabrurannya, sehingga mereka semakin baik perilaku dan akhlaknya, bukan saja pada saat akan berangkat haji, tapi juga pada pasca haji. Dalam kasus ini tentunya melihat keterlibatan masyarakat dalam pembinaan pasca haji yang tertuju pada lembaga-lembaga yang melakukan kegiatan-kegiatan positif demi melestarikan kemabruran para jamaah haji salah satunya adalah IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia).

IPHI merupakan organisasi yang bersifat independen, berakidah Islam dan berasaskan Pancasila. IPHI berkedudukan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi daerah provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan/desa, serta perwakilan di Luar Negeri.8 IPHI juga merupakan wadah berhimpun para alumni haji dari seluruh wilayah Indonesia yang bersifat permanen dan terorganisasi dengan visi, misi dan program yang jelas serta prinsip-prinsip keorganisasian dan kepemimpinan yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Setiap lima tahun sekali, IPHI melakukan evaluasi dan penyegaran organisasi secara demokratis di semua tingkat kepengurusan, baik yang terkait dengan program maupun kepemimpinan sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat,

8

Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, Mengenal Lebih Dekat Persaudaraan Haji, (Jakarta: Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, 2010), h. 3.


(17)

sebagaimana diatur dalam Mukadimah serta Ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPHI.9

Sebagai organisasi kebajikan yang bersifat independen, berakidah Islam dan berasaskan Pancasila, IPHI sesungguhnya telah dua dasawarsa hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia sejak pertama kali didirikan pada tahun 1990 di Jakarta, tepatnya pada tanggal 22 Maret 1990 bertepatan dengan tanggal 24 Sya‟ ban 1410 H.10 Sampai saat ini kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh IPHI beragam macamnya, dari mulai kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan sebagainya tak terkecuali yang dilakukan oleh IPHI Kabupaten Klaten.

Ikatan Persaudaran Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Klaten atau yang akrab disebut dengan IPHI Klaten adalah sebuah organisasi, tempat atau wadah bagi masyarakat sekitar Klaten yang telah menunaikan ibadah haji (pasca haji) untuk menyalurkan dan melestarikan semangat ibadah setelah melaksanakan ibadah haji. IPHI Klaten termasuk ke dalam lembaga sosial, dimana pada umumnya mempunyai fungsi-fungsi yang berguna dalam kemasyarakatan.

IPHI Klaten memiliki fungsi-fungsi sebagai salah satu lembaga yang terlibat dalam mengayomi masyarakat pasca haji tentunya kiprah IPHI Klaten dalam melakukan pembinaan masyarakat pasca haji sangat dibutuhkan.

9

Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, Mengenal Lebih Dekat Persaudaraan Haji, (Jakarta: Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, 2010), h. 7.

10

Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, SejarahIPHI, diakses pada tanggal 17 Mei 2015 dari http://www.iphi.web.id/alamat-kantor-pusat.


(18)

Namun, persoalannya adalah mengenai program-program apa saja yang dimiliki oleh IPHI Klaten dalam pembinaan keislaman masyarakat pasca haji? Apa kegiatan-kegiatan yang menegaskan peran IPHI Klaten sebagai lembaga yang patut dipercaya pemerintah untuk membantu menjaga kemabruran jamaah pasca melaksanakan ibadah haji? Sejauh mana keberhasilan program yang dibentuk oleh IPHI Klaten dan apa kendalanya?Dari sinilah permasalahan dimulai, sebab masih banyak juga masyarakat yang telah melaksanakan ibadah haji namun tidak menjaga kemabruran hajinya sehingga mencerminkan kesan ibadahnya selama di tanah suci menjadi sia-sia. Analisis dari keberhasilan dan kendala program serta kegiatan IPHI Klaten inilah yang perlu diperhatikan mengenai keberadaannya.

Dari latar belakang permasalahan di atas, maka menurut hemat penulis hal ini sangat menarik untuk dibahas pada sebuah penelitian yang akan dituangkan dalam skripsi, dengan membahas judul “Program Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Klaten Dalam Pembinaan Keislaman Jamaah Pasca Haji Tahun 2014”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dan mempertajam penulisan karya tulis ini dan guna menghindari over lap (melebar kemana-mana). Maka penulis membatasi seputar “Program Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia


(19)

(IPHI) Klaten dalam Pembinaan Keislaman Jamaah Pasca Haji Tahun 2014.”

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Apa saja Program-Program yang dilakukan IPHI Klaten dalam pembinaan keislaman jamaah pasca haji pada tahun 2014?

b. Bagaimana keberhasilan program IPHI Klaten dalam pembinaan keislaman jamaah pasca haji pada tahun 2014?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui program-program yang dilakukan IPHI Klaten dalam pembinaan keislaman jamaah pasca haji tahun 2014.

b. Untuk mengetahui keberhasilan program IPHI Klaten dalam pembinaan jamaah pasca haji tahun 2014.

2. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Akademis: Memberikan sumbangsih khazanah ilmu

pengetahuan kepada segenap civitas akademika khususnya mahasiswa Konsentrasi Manajemen Haji dan Umroh dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(20)

b. Manfaat Praktis: Dapat dijadikan pedoman praktis bagi pengelola lembaga pembinaan jamaah haji dengan kontribusinya terhadap dakwah Islam dalam pembinaan dan pelayanan masyarakat.

c. Manfaat Rekomendasi: Memberikan saran yang membangun untuk

lembaga IPHI Klaten sehingga dapat dijadikan opsi perbaikan bagi lembaga tersebut demi perkembangan lembaga ke arah yang lebih baik ke depannya.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian skripsi ini, penulis melakukan penelitian lapangan (field research), dimana penulis melakukan penelitian langsung ke lapangan guna mendapatkan data yang dibutuhkan untuk penulisan skripsi ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara objektif suatu masalah dalam skripsi ini. Sedangkan tekhnik penulisannya bersifat deskriptif analisis, yaitu memberikan gambaran terhadap subjek dan objek penelitian.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah tempat memperoleh keterangan. Sedangkan objek penelitiannya adalah Badan Lembaga IPHI Klaten. Namun subjek penelitian kemungkinan akan meluas dengan melibatkan unsur


(21)

perorangan yang terlibat dalam proses pelaksanaan peran IPHI Klaten , misalnya pengurus IPHI Klaten .

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dasar Penelitian lokasi yang penulis gunakan adalah Kantor IPHI Klaten yang beralamatkan di Kompleks Masjid Raya Klaten Jalan Pemuda Klaten Tlp. (0272) 327122 Fax. (0272)327122 Email : iphi.klaten@gmail.com.

Adapun penelitian ini dimulai pada bulan 09 Oktober hingga 18 Desember 2015, dari mulai pengurusan perijinan sampai tahap pengumpulan data yang dilakukan secara Incidental ( sesuai dengan keperluan melengkapi data).

4. Tekhnik Pengumpulan dan Pengolahan Data

a. Interview, merupakan suatu alat pengumpulan informasi langsung

tentang beberapa jenis data.

b. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan dokumen-dokumen yang berupa

catatan formal dan juga buku-buku, majalah, koran dan catatan-catatan lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

c. Observasi, yaitu penulis langsung mendatangi kantor Ikatan

Persaudaraan Haji Indonesia DKI Klaten guna memperoleh data yang valid tentang hal-hal yang menjadi objek dalam penelitian.


(22)

d. Analisis Data, yaitu menganalisis data yang dikumpulkan, kemudian ditelaah, dikritisi, dan diinterpretasikan.

E.Tinjauan Pustaka

1. Ernanto Dwi Setiawan, Evaluasi Pelaksanaan Program Dakwah Tahun

2008 IPHI DKI JAKARTA”. Skripsi mahasiswa ini berisikan tentang

Evaluasi IPHI DKI Jakarta dalam program dakwah yang ditujukan pada masyarakat sebagai bentuk kepedulian sosial dan agama sebagai misi-misi dalam dakwah, yang diajarkan sesuai dengan norma-norma agama islam dengan memberikan pembinaan dan pengarahan dan mengajarkan kepada ajaran agama Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian kali ini penulis membahas masalah program pembinaan keislaman jamaah pasca haji Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Klaten dalam menjalankan salah satu fungsinya sebagai tempat social kemasyarakatan yang pembahasannya melihat pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembinaan jamaah pasca ibadah haji.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi adalah merupakan hal yang penting karena mempunyai fungsi untuk menyatakan garis-garis besar dari masing-masing bab yang saling berkaitan dan berurutan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis membagi pokok bahasan kedalam lima bab. Hal ini dimaksudkan untuk


(23)

memperjelas, mempermudah pembaca pada setiap permasalahan yang dikemukakan. Adapun perincian lima bab tersebut adalah :

BAB I Pendahuluan, bab ini berisi tentang: Latar belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis, bab ini berisi tentang: Pengertian Program, Pengertian Lembaga IPHI (pengertian lembaga, fungsi lembaga, program lembaga), Pengertian Pembinaan Pasca Haji, dan Bentuk Pembinaan Pasca Haji.

BAB III Gambaran Umum Lembaga, bab ini berisi tentang: gambaran umum mengenai Lembaga Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Klaten, Visi, Misi dan Tujuan, Struktur Organisasi,dan Program Kerja

BAB IV Temuan dan Analisis Data, bab ini berisi tentang: Program yang dilakukan Lembaga Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia IPHI Klaten dalam Pembinaan Jamaah Pasca Haji dan Kegiatan yang dilakukan IPHI Klaten dalam Pembinaan Jamaah Pasca Haji tahun 2014.

BAB V Penutup, bab ini berisi tentang: Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka, dan Lampiran-Lampiran.


(24)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PROGRAM

1. Pengertian Program

Secara etimologi, dalam kamus besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan Kebudayaan (1998), program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian, dan sebagainya) yang akan dijalankan).11 Sedangkan menurut As Hornby, program merupakan sebuah rancangan acara yang akan disiarkan di televisi.12 Suharmi Arikunto mengemukakan bahwa program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu kegiatan tertentu.13

Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia yang di tulis oleh Drs. Tri Rama K. program adalah rancangan mengenai asas-asas serta dengan usaha-usaha dalam ketatanegaraan, perekonomian dan sebagainya yang akan dijalankan.14 Sedangkan menurut buku Koperasi

11

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.IV, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.702

12

AS Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, cet.IV, (Oxford: Oxford University Press,1995) h.21

13

Arikunto Suharsimi, Penilaian Pendidikan, ( Yogyakarta: Bina Aksara,1998), h.2

14

Drs.Tri Rama K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,(Surabaya: Karya Agung, 1996), h.459 .


(25)

Keluarga Guru Jakarta (KKGJ), bahwa pengertian program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk merealisikan rencana yang telah ditetapkan di dalam jangka waktu tetentu (1 tahun). Program Kerja merupakan bagian dari perangkat lunak dalam menjalankan roda organisasi, dalam upayanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, karena itu merupakan sebuah kelaziman, program kerja dapat dijadikan sebagai tingkat penuntun, dasar pijakan dan landasan hukum dalam mengelola organisasi.15

Dari pemaparan definisi di atas, yang dimaksud program adalah sederetan rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh sebuah lembaga untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Macam dan Jenis Program

Macam atau jenis program dapat beragam wujud, jika ditinjau dari berbagai aspek, sebagai berikut :

a. Dari segi tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan, dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.

15

Juniardi Kautsar, Analisa Program Pembinaan dan Pendidikan Koperasi Keluarga dan Guru Jakarta dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia Anggota,(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2011), h.19.


(26)

b. Dari segi jenis, ada program pendidikan, program pemberdayaan, program Koperasi, program kemasyarakatan, dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program yang bersangkutan.

c. Dari segi jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka penjang.

d. Dari segi keluasan, ada program sempit dan ada program luas.

e. Dari segi pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar.

f. Dari segi sifatnya, ada program penting dan ada program kurang

penting.16

3. Sistem dan Proses Penerapan Program

Dalam menentukan sasaran program yang dicapai dapat berjalan secara maksimal, diperlukannya sebuah sistem, sebagai alat untuk mencapai tujuan. Sistem banyak digunakan orang untuk menggambarkan totalitas yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi dan bergerak menuju ke suatu tujuan tertentu. Adapun dalam sistem tersebut terdiri dari sub-sub sistem yang bediri sendiri serta saling berkaitan.

Dalam pengertiannya, sistem merupakan suatu kesatuan dari beberapa subsistem atau elemen untuk mencapai tujuan. Dalam pengertian

16


(27)

lainnya komponen-komponen atau subsistem yang saling berinteraksi, dimana masing-masing bagian tesebut dapat bekerja secara sendiri-sendiri (independen) atau bersama-sama serta saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tesebut dapat tercapai secara keseluruhan.

Keterkaitannya dalam pelaksanaannya program sangat berpengaruh pada pentingnya kualitas informasi yang digunakan untuk menyusun berbagai program kegiatan dalam bentuk informasi yang diperoleh, dengan cara menyimpan, memelihara dan menggunakan informasi tesebut.

Dalam mengimplementasikan sebuah kegiatan atau program, diperlukan metode sebagai alat penunjang jalannya sebuah kegiatan atau program diantaranya dikemukakan oleh Schendel dan Hofer, sebagai berikut: Pertama, struktur, termasuk didalamnya metode spesialisasi, metode departementalisasi, koordinasi, delegasi wewenang dan organisasi informal. Kedua, Proses, meliputi sistem alokasi sumber daya, sistem informasi, sistem evaluasi dan pengukuran, sistem imbalan, prosedur pelaksanaan dan sistem promosi. Ketiga, berkenaan perilaku antar pribadi dalam organisasi, gaya kepemimpinan, dan penggunaan kekuasaan. Proses pelaksanaan program tertuang dalam pelaksanaan satuan kegiatan diantaranya kegiatan layanan dan kegiatan pendukung merupakan ujung tombak kegiatan secara keseluruhan. Proses yang perlu ditempuh adalah:


(28)

a. Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi, metode, waktu, tempat dan rencana penilaian.

b. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau pendukung) dilaksananakan sesuai dengan perencanaannya.

c. Tahap penilaian, hasil kegiatan diukur dengan hasil evaluasi.

d. Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk menegetahui aspek-aspek yang perlu, mendapat perhatian lebih lanjut.

e. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya. Melalui layanan dan atau kegiatan pendukung yang relevan.17

4. Tujuan Program

Tujuan adalah sasaran atau maksud yang akan dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut:

Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program memiliki tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksananakan. Tujuan program dibagi menjadi dua bagian, yaitu

17


(29)

tujuan umum dan khusus. Tujuan umum biasanya menunjukkan output dari program jangka panjang, sedangkan tujuan khusus outputnya program jangka pendek.18

B. PEMBINAAN KEISLAMAN

1. Pengertian Pembinaan

Kata pembinaan berasal dari bahasa arab yang berarti “Bina” artinya bangunan. Setelah dibakukan ke dalam bahasa Indonesia, jika diberi awalam “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembinaan” yang mempunyai arti pembaruan, penyempurnaan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.19

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia kata “pembinaan” mengandung arti penyempurnaan, pembaharuan usaha, tindakan yang di lakukan secara budaya guna untuk memperoleh hasil yang baik.20 Sedangkan arti pembinaan dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer

18

Arikunto Suharsimi, Penilaian Pendidikan, ( Yogyakarta: Bina Aksara,1998), h.45

19

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.IV, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.117

20

Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h.23


(30)

adalah proses pembinaan, membina, membangun, atau menyempurnakan upaya mendapat hasil yang lebih baik.21

Arti kata “pembinaan” dari segi terminologi (istilah) adalah suatu upaya, usaha kegiatan yang terus menerus untuk mempelajari, meningkatkan, menyempurnakan, mengarahkan, mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan agar sasaran pembinaan mampu menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai pola kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun kehidupan sosial masyarakat.22

Pembinaan adalah segala upaya pengelolaan berupa merintis, meletakkan dasar, melatih, membiasakan, memelihara, mencegah, mengawasi, menyantuni, mengarahkan, serta mengembangkan kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan, mewujudkan manusia sejahtera dengan mengadakan dan menggunakan segala daya dan dana yang dimiliki.23

Adapun “pembinaan” menurut Zakiah Daradjat adalah upaya pendidikan baik formal maupun nonformal yang dilaksanakan secara sadar berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka

21

Peter salim dan Yanni, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer , (Jakarta: Modern English, 1991) h. 13

22

Proyek penerangan Bimbingan Khutbah Dakwah Agama, Pembinaan Rohani pada Dharma Wanita, (Jakarta: DEPAG, 1984) h.8

23

Badan Penasehat Perkawinan, persekisihan, dan Perceraian BP-4, Menbina Keluarga Bahagia dan Sejahtera, (Jakarta: BP-4, 1994), h.3.


(31)

memperkenalkan, menumbuhkan, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras. Pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta prakarsa sendiri, menambah, meningkatkan, dan mengembangkan kearah tercapainya mertabat, mutu dan kemampuan manusia yang optimal dan pribadi yang mandiri.24

Pembinaan menurut istilah adalah : suatu kegiatan untuk mempertahankan dan menyempurnakan sesuatu yang telah ada sebelumnya.25 Begitu pula pembinaan dapat mengandung arti usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang lebih baik.26

Pengertian pembinaan yang terakhir adalah sesuatu upaya usaha yang terus menerus untuk memperbaiki, meningkatkan, menyempurnakan, mengarahkan dan mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan yaitu agar sasaran pembinaan mampu menghayati dan mengamalkan sesuatu.27

Demikianlah arti pembinaan yang bermacam-macam berdasarkan referensi yang berbeda-beda pula, namun penulis dapat

24

Zakiya Daradjat, Ilmu jiwa Agama,Cet. XV, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h.36.

25

Asmuni Syukuri, Dasar-Dasar Stategis Dakwah Islam, Cet.II, (Surabaya: Al-ikhlas, 1983), h 17.

26

Departemen pendidikan Nasional, Kamus Besar bahasa Indonesia, Cet. IV, (Jakarta: Balai Pustaka,2005), h.17.

27

Badan Penasehat Perkawinan, persekisihan, dan Perceraian BP-4, Membina Keluarga Bahagia dan Sejahtera, (Jakarta: BP-4, 1994), h.8.


(32)

mengambil kesimpulan tentang pengertian pembinaan adalah suatu upaya untuk mengelola atau penanganan yang berupa melatih, mengembangkan serta meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk memperoleh hasil yang lebih baik secara efektif dan efisien.

2. Bentuk Pembinaan

Berdasarkan pengertian dari pembinaan itu sendiri, maka menurut Ainur Rahim Faqih, pembinaan atau bimbingan dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut:28

a. Bimbingan langsung

Yaitu komunikasi langsung dimana pembimbing dan klien langsung bertatap muka. Dalam bimbingan langsung, pembimbing dapat menggunakan teknik:

1) Individual, cara ini memungkinkan pembimbing dan klien berbicara langsung empat mata. Hal ini dapat dilakukan pada saat percakapan pribadi, kunjungan ke rumah, kunjungan dan observasi kerja klien.

2) Kelompok pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien dalam kelompok. Hal yang dapat diterapkan dalam

28

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Cet. II, (Yogyakarta: UII Press, 2001), h.55


(33)

bimbingan kelompok adalah diskusi kelompok, karyawisata, sosiodarma, dan group teaching.

b. Bimbingan Tidak Langsung

Bimbingan yang dilakukan melalui media komunikasi massa. Bimbingan tidak langsung dapat pula dilakukan secara individual maupun kelompok. Teknik yang digunakan adalah:

1) Individual, dilakukan melalui surat, telpon, fax, email dan lain sebagainya.

2) Kelompok, dapat dilakukan melalui papan bimbingan, surat kabar atau majalah, brosur, radio atau televisi.

C. Bentuk Pembinaan Pasca Haji

Dari paparan bentuk-bentuk pembinaan yang telah dipaparkan diatas, maka pembinaan pasca haji bisa dilakukan sebagai berikut:

1. Mengadakan bimbingan dengan membentuk majelis taklim untuk meningkatkan kualitas jamaah dibidang keimanan,keislaman dan akhlak karimah serta memelihara kemabruran hajinya.

2. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai elemen perhajian untuk pembinaan lanjut bagi para haji.


(34)

4. Memelihara solidaritas sesama umat muslim dalam hal kebaikan. 5. Memberikan sumbangsih sosial yang berguna untuk masyarakat.29

29

Ernanto Dwi Setiawan, Evaluasi Pelaksanaan Program Dakwah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia DKI Jakarta Tahun 2008,(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2009), h.35


(35)

BAB III

GAMBARAN UMUM IPHI (IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA) KABUPATEN KLATEN

A. Latar Belakang IPHI Klaten

Diawali dengan berdirinya beberapa organisasi persatuan haji di daerah seperti Jam’iyatul Hujah Indonesia dan Persaudaraan Jamaah Haji Indonesia di Yogyakarta, maka pada tahun70-an Departemen Agama melalui kantor-kantor Departemen Agama yang ada, menganjurkan kepada jamaah haji di daerah-daerah untuk membentuk organisasi-organisasi persatuan haji. Dengan maksud untuk mempermudah dan melestarikan kemabruran hajinya.30

Pada tahun 1990, organisasi ini bernama badan koordinasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (BAKOR-IPHI). Pada tahun 1993, tepatnya pada Muktamar II, Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) atau yang familier dengan sebutan “Persaudaraan Haji” resmi dibentuk. Organisasi ini bersifat independen, non politik serta berakidah Islamiyah. Keanggotaannya adalah umat Islam Indonesia yang telah menunaikan ibadah haji, dengan jenjang kepengurusan dari tingkat ranting di kelurahan/desa yang tersebar di wilayah Indonesia.31

30

Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, Mengenal Lebih Dekat Persaudaraan Haji, (Jakarta: Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, 2010), h. 13.

31

Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, Mengenal Lebih Dekat Persaudaraan Haji, (Jakarta: Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, 2010), h. 14


(36)

Dari hasil Mukhtamar III yang berlangsung di Boyolali tahun 1999 diketahui bahwa tujuan dibentuknya lembaga ini adalah memelihara dan mengupayakan pelestarian haji mabrur guna meningkatkan partisipasi umat dalam pembangunan bangsa yang diridhai Allah SWT. Organisasi ini diharapkan tampil menjadi wahana penghimpun potensi para jamaah haji Indonesia, penyerap dan penyalur aspirasi umat, juga sebagai sarana untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah sesama umat. Adapun struktur organisasinya meliputi Tingkat Pusat, Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten Kota, Tingkat kecamatan dan Tingkat Kelurahan.32

Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) merupakan organisasi kebajikan bersifat independen bertujuan memelihara dan mengupayakan pelestarian haji mabrur guna meningkatkan peran serta umat dalam pembangunan bangsa dan Negara yang di ridhoi Allah SWT. Dalam upaya untuk mencapai tujuan IPHI menghimpun potensi para hujjah sebagai sumber daya manusia yang sangat potensial untuk mewujudkan tugas dan fungsi organisasi untuk menyerap dan menyalurkan aspirasi umat dalam menyukseskan pembangunan nasional sehingga terbentuk masyarakat adil dan makmur dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

32

Ernanto Dwi Setiawan, Evaluasi Pelaksanaan Program Dakwah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia DKI Jakarta Tahun 2008,(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2009), h.30


(37)

Dalam meningkatkan peran sertanya organisasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia senantiasa berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kritis dalam menyingkapi perkembangan yang ada dan tanggap terhadap setiap fenomena yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, serta merumuskannya dalam bentuk program yang disusun secara sistematis dan pragmatis dalam rentang waktu tertentu sesuai dengan ketentuan organisasi. Untuk itulah diperlukan suatu mekanisme organisasi yang bertugas menyerap semua aspirasi, dan merumuskannya ke dalam bentuk program nyata, serta mengevaluasi setiap langkah-langkah kebijaksanaan yang sudah dilakukannya.

Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) adalah organisasi struktural/vertikal dengan Pengurus Pusat (Nasional) berada di ibu kota Negara, Pengurus Wilayah di Provinsi, Pengurus Daerah di Kotamadya/Kabupaten, pengurus cabang di Kecamatan sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART). Dasar dari Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Klaten berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan akidah Islam, dengan sifat organisasi sebagai organisasi kebijakan non provit, non politik serta independen sama dengan sifat dan wacana IPHI nasional, karena IPHI Klaten adalah terusan dari tingkat nasional yaitu IPHI Nasional yang berkantor di Jl. Tegalan Matraman, Jakarta pusat. Sedangkan kantor pengurus wilayah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Klaten berkantor di Kompleks Masjid


(38)

Raya Klaten Jalan Pemuda Klaten Tlp. (0272) 327122 Fax.(0272)327122 Email : iphi.klaten@gmail.com.

Sama dengan lambang atau logo IPHI Nasional, Lambang atau logo dari IPHI Klaten adalah Ka’bah dengan latar dua menara masjid yang dilingkari rantai berwarna kuning emas dan bertuliskan IPHI di bagian bawah dan ka’bah berwarna hitam dengan kombinasi sedikit warna putih pada ka’bah dan dua menara, dan warna hijau pada layout. Sedangkan mengenai makna dan arti lambang IPHI Klaten adalah, pertama yang berkaitan dengan logo ka’bah mengandung arti atau makna akan arah ketaatan umat Islam kepada Allah Subhanu wa Ta’ala sebagai pusat ibadah haji yang berada di kota suci Mekah, kedua mengenai logo 2 (dua) menara Masjid bermakna 2 (dua) kalimat Syahadat serta Rukun Islam dan Rukun Iman, ketiga mengenai rantai berwarna kuning emas bermakna persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan tujuan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, keempat warna hijau adalah bermakna kemakmuran serta kesejahteraan lahir dan bhatin bagi seluruh ummat Islam pada umumnya, dan anggota Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia pada khususnya. Kelima adalah warna hitam yang bermakna kokoh dan konsistennya (istiqomah) dalam menjalankan ibadah, keenam adalah warna kuning keemasan bermakna kebangkitan ummat Islam bagi kemaslahatan seluruh ummat Islam, dan yang ketujuh adalah warna putih


(39)

bermakna kesucian dan ketulusan dalam mewujudkan tujuan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia.33

1. Fungsi

IPHI Klaten sebagai organisasi, mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Sebagai wahana penghimpun potensi hujjah Indonesia, penyerap dan penyalur aspirasinya yang diwujudkan dalam bentuk pengamalan program kerja.

b. Sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan, khususnya bidang mental, spiritual dan kesejahteran sosial.34

2. Tujuan

Adapun tujuan yang akan dicapai IPHI Klaten adalah sebagai berikut: a. Mewujudkan kerjasama di antara para hujjah dalam upaya

memelihara, melestarikan dan memberikan pengaruh haji mabrur guna mensukseskan pembangunan yang diridhoi Allah SWT dalam segala bidang.

b. Memberikan penyuluhan, bimbingan dan pembinaan kepada calon jamaah haji serta pasca haji.

c. Berupaya membantu kaum dhua’fa supaya dapat berperan dan berguna ditengah-tengah masyarakat yang bersifat pluralistik.35

33

Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, Mengenal Lebih Dekat Persaudaraan Haji, (Jakarta: Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, 2010), h. 12.

34

Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, Mengenal Lebih Dekat Persaudaraan Haji, (Jakarta: Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, 2010), h. 27


(40)

Selain dari itu IPHI Klaten diharapkan, dapat menjadi pelopor dalam membangun akhlakul karimah dalam rangka membentengi diri terhadap pengaruh negatif budaya mancanegara yang masuk ke Indonesia.

3. Unit Usaha Yang Dimiliki

Selain untuk memberikan wadah untuk para jamaahnya, IPHI Klaten juga mempunyai unit usaha yang bisa dikaryakan, diantaranya: a. Rumah Sakit Islam PC IPHI Manisrenggo

b. Rumah Sakit Islam IPHI Pedan c. Pondok Pesantren Nurul Istiqlal d. SDIT Nurul Istiqlal

e. SMPIT Nurul Istiqlal f. BMT Nurul Istiqlal

g. BMT IPHI Klaten Tengah PC IPHI Klaten Tengah36

B. Visi dan Misi IPHI Klaten

Adapun visi dan misi IPHI Klaten adalah untuk memelihara, melestarikan dan menularkan kemabruran ibadah haji.37 Haji mabrur itu sendiri mempunyai pengertian haji yang dilaksanakan dengan niat karena Allah semata, dengan biaya yang halal dan mengerjakan segala ketentuan

35

Wawancara pribadi dengan Bapak Widodo. Klaten, 14 Desember 2015

36

Wawancara pribadi dengan Bapak Muslim. Klaten, 14 Desember 2015

37


(41)

berhaji dengan sempurna. Haji itu tidak dicampuri dengan perbuatan dosa, sunyi dari riya dan tidak dinodai dengan kata-kata kotor (rafats), perbuatan yang melanggar aturan (fusuq) dan tidak berbantah-bantahan (jidal). Jadi pada dasarnya visi dan misi yang ada di IPHI Klaten adalah:38

1. Visi

Meningkatkan implementasi haji mabrur di tengah-tengah masyarakat sehingga mencapai kondisi umat dan bangsa yang sejahtera.

2. Misi

Memberdayakan para jamah haji dalam melestarikan hajinya menjadi panutan dan pilar peningkatan kualitas umat dan bangsa Indonesia.

C. Organisasi IPHI Klaten

1. Struktur Organisasi

Setiap organisasi pasti akan mempunyai struktur yang jelas dan terperinci di setiap lini dan bagiannya, organisasi adalah sekumpulan orang yang secara bersama-sama melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan terperinci maka dalam struktur tersebut akan tampak wewenang serta jabatan dari masing-masing anggota. adapun struktur organisasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Klaten adalah sebagai berikut:

38 Pengurus Pusat Ikatan PersaudaraanHaji Indonesia, Hasil Rakernas VIII Tahun


(42)

Struktur Organisasi IPHI Kabupaten Klaten

Masa Jabatan 2011-2016 M

39

39

Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Klaten, Arsip Program dan Kegiatan IPHI Klaten, (Klaten, IPHI Klaten 2011), h.4

Penasehat

Pembina

Pengurus Harian

1. Ketua 2. Sekretaris 3. Bendahara

Bagian Organisasi dan Keanggotaan Bagian Bina Usaha dan Pemberdayaan Umat Bagian Ibadah sosial dan Kesejahteraan Umat Bagian Dakwah, Pendidikan, dan Latihan Bagian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Koordinator/ Humas Kawedanan Anggota IPHI Kabupaten Klaten


(43)

2. Susunan Personalia IPHI Klaten

Adapun susunan personalia IPHI Klaten pada masa jabatan 2011-2016 M adalah sebagai berikut:

a. Penasehat

Ketua : H. Hartoyo

Wakil Ketua : Drs. H. Muchtar Anshori, M.Pd. I Sekretaris : Drs. H. Adib Farchan

Anggota : 1. Drs. H. M. Sukron, Bc.Hk 1. Drs. H. Muchlis Hudaf

b. Pembina

Ketua : H. Sunarno, SE, M.Hum Wakil Ketua : Drs. H. Mustari, M. Pd. I Sekretaris : Drs. H. Robani Thoha Anggota : 1. Drs. H. Subiyanto


(44)

c. Pengurus Harian

Ketua : Dr. H. Widodo Muktiyo, SE, Mcom Wakil Ketua I : H. Sumanto

Wakil Ketua II : H. Ardhana, SSt Wakil Ketua III : Drs. H. Nyoto HP

Sekretaris : Drs. H. Muslim, BE Wakil Sekretaris I : H. Madenar, S. Pd Wakil Sekretaris II : Drs. H. Waluyo Raharjo Wakil Sekretaris III : H. Bambang Irawan, SE

Bendahara : H. M Bachroni Sholeh, SE Wakil Bendahara I : H. Slamet Widada

Wakil Bendahara II : H. Abdul Rodhi, S.Sos

d. Bagian-Bagian

1) Bagian Organisasi dan Keanggotaan

Ketua : H. Rantiman, SH Sekretaris : Drs. H. Kariprasodjo Anggota : 1. Drs. H. Suratno

2.H.Joko.Wiyono S.Sos,MH,MM 3. Drs. H.Achmad Hilal,SH, MM


(45)

4. H.Aris Suwandi, TP 5. Drs. H. Hartono

2) Bagian Bina Usaha dan Pemberdayaan Umat

Ketua : H. Soekemi, ST, MM Sekretaris : Drs. H. Putut Teguh Wiyana Anggota : 1. H. Jumadi

2. H. Bambang Sukarno 3. Drs. H. Sunarto, M.Hum 4. Ir. H. Bambang Eko Pranoto 5. Ir. H. Edi Purwanto

3) Bagian Ibadah Sosial dan Kesejahteraan Umat

Ketua : Drs. H. Mubari

Sekretaris : Drs. Ir. H. Abdul Mursyid, MT Anggota : 1. H. Anwar Chumaidi

2 . Hj. Siti Nafisah

3. Hj. Erlin Mulyatriani, SH 4. Dra. Hj. Istiqomah Isnaini

4) Bagian Dakwah, Pendidikan, dan Latihan

Ketua : Drs. H. Soemardjo, MM Sekretaris : H. Masykur, S. Ag


(46)

Anggota : 1. Drs. H.Supartono, M.Ag 2 Drs. HM Jilal

3 H. Arif M Damiri 4 H. Nur Sjahid, S. Ag 5 H. Syamsuri Affandi

5) Bagian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Ketua : Hj. Imroniyah Sochib D Sekretaris : Hj. Tris Tantini Sarjito, S.Pd Anggota : 1. Dra. Hj. Sri Marnyuni 2 Hj. Endang Sri Mulyani S 3 Hj. Jamingatun Hasanah M 4 Dra. Hj. Suwarti Muslich 5 Hj. Sumiyati Subiyanto

e. Koordinator / Humas Kawedanan

1) Kawedanan Kota : - H. Sonhaji - H Dhuryani

- H. Bambang Subinarto, S.Sos 2) Kawedanan Delanggu : - H. Kusni Achmad

- HA Yasir D sugiyanto - H. Suhadi


(47)

3) Kawedanan Pedan : - H. Abdul Fatah, S.Ag - H. Romli Ikhsan - Drs. H. Sunardi 4) Kawedanan Jatinom : - H. Darmanto, S. Ag - Drs. H. Harun - H. Partoto

5) Kawedanan Gondang : - H. Haryanto, S.Ag

: - H. Noorlatif Sukamto, S.Ag - Drs. H. Sriyanto

- H. Rohadi

Adapun untuk anggota Klaten di tahun 2014 sesuai jumlah kepemilikan Kartu Tanda Anggota (KTA) Klaten berjumlah 9914 anggota yang tersebar di seluruh Kabupaten Klaten dan sekitarnya.40

40

Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Klaten, Arsip Program dan Kegiatan IPHI Klaten, (Klaten, IPHI Klaten 2011), h.5


(48)

BABIV

ANALISIS PROGRAM PEMBINAAN KEISLAMAN JAMAAH PASCA HAJI TAHUN 2014

Bab ini memaparkan program IPHI Klaten dengan pembagian program secara keseluruhan dan program yang bersangkutan khusus pada pembinaan keislaman jamaah pasca haji. Kemudian bab ini juga memaparkan keberhasilan program IPHI Klaten Tahun 2014, serta analisis program dengan menggunakan teori evaluasi hasil untuk melihat apakah pelaksanaan pembinaan IPHI Klaten sudah terlaksana dengan baik untuk mengetahui Apakah tujuan program pembinaan IPHI Klaten tercapai?, Untuk menilai apakah kegiatan pembinaan IPHI Klaten sudah memenuhi kebutuhan jamaah? penulis menyimpulkan dengan melihat efek atau pengaruh yang ada setelah pelaksanaan program dilaksanakan.

A. Program Kerja IPHI Kabupaten Klaten

Sebuah organisasi pasti mempunyai suatu visi dan misi untuk menentukan kemana arah dan tujuan organisasi itu bergerak, dan membuat suatu program kerja yang akan dilaksanakan dan dituruti. Adapun program-program IPHI Klaten baik secara umum atau yang khusus dalam pembinaan keislaman jamaah pasca haji adalah sebagai berikut.


(49)

1. Program IPHI Klaten 2011-2016

Adapun program kerja yang terdapat di IPHI Klaten untuk masa bakti 2011-2016 dapat dilihat pada tabel berikut:1

Tabel 4.1

Program Kerja IPHI Kabupaten Klaten

No. Program Kerja Bentuk Kegiatan

I

1.

Bagian Organisasi dan Keanggotaan

Pembentukan dan penyempurnaan kepengurusan IPHI Cabang dan ranting serta menggerakkan pemasangan papan nama

1. Menggerakkan Muscab 2. Menggerakkan Musran

2. Memasyarakatkan organisasi IPHI

dikalangan para haji dan masyarakat pada umumnya

1. Sosialisasi

3. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan berbagai instansi pemerintah maupun swasta termasuk KBIH dan majlis ta’lim dalam rangka memperlancar pelaksanaan program organisasi

1. Membentuk tim anjangsana

4. Mengusahakan tiap jamaah haji menjadi anggota organisasi IPHI dan memiliki Kartu Tanda Anggota.

1. Menggerakkan Kepemilikan KTA lokal dan nasional 5. Mengambil peran secara aktif dalam P3H 1. Partisipasi dalam P3H

1

Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Klaten, Arsip Program dan Kegiatan IPHI Klaten, (Klaten, IPHI Klaten 2011), h.7


(50)

No. Program Kerja Bentuk Kegiatan II.

1.

Bagian Bina Usaha dan Pemberdayaan Umat

Berupaya mewujudkan adanya Baitul Maal Wattamwil atau sejenisnya di setiap tingkatan.

1. Membentuk BMT Primer/Sekunder

2. Mengupayakan kegiatan pencarian dana bagi kepentingan pelaksanaan program organisasi baik yang bersumber dari anggota maupun masyarakat

1. Infaq Bulanan Rp.5000,- untuk : Ranting Rp 2.500,- Cabang Rp 1.500,- Daerah Rp 1.000,- 3. Berusaha meningkatkan kemampuan

usaha para anggota IPHI khususnya dan umat Islam umumnya

1. Inventarisasi Pengusaha IPHI tiap 1 kecamatan 10 Pengusaha

4. Berupaya membentuk forum komunikasi pengusaha para anggota IPHI

1. Membentuk forum komunikasi pengusaha para anggota IPHI 5. Melanjutkan/ meningkatkan

usaha/kegiatan; Arisan, Menabung, dan Beramal

1. Arisan, menabung dan beramal setiap bulan

No. Program Kerja Bentuk Kegiatan

III.

1.

Bagian Ibadah Sosial dan Kesejahteraan Umat

Mengintensifkan kegiatan zakat, infaq, shadaqah dan wakaf anggota IPHI melalui LAZIS IPHI dan menyalurkan kepada

1. Membentuk

kepengurusan LAZIS IPHI


(51)

mustahiq

2. Membantu korban bencana alam 1. Membentuk tim 3. Memberikan advokasi bagi anggota IPHI

yang memerlukan bantuan hokum

1. Membentuk tim advokasi

4. Berupaya membantu/mendorong dalam memajukan pengelolaan rumah sakit

1. Membentuk tim

monitoring dan evaluasi 5. Berusaha dan merintis pembangunan

Gedung IPHI Kabupaten Klaten

1. Membentuk panitia Pengadaan Tanah

No. Program Kerja Bentuk Kegiatan

IV.

1.

Bagian Dakwah, Pendidikan dan Latihan

Melaksanakan kegiatan dakwah baik dengan cara Bil-Lisan maupun dengan cara Bil-Hal melalui pengajian triwulan secara bergilir ke cabang-cabang

1. Melaksanakan Pengajian Triwulan

2. Mengupayakan kegiatan penerangan dan informasi tentang ibadah haji

1. Sosialisasi

3. Menyelenggarakan bimbingan manasik haji bagi calon jamaah haji

1. Bersama KUA

2. Melalui KBIH Namiroh 4. Memberikan penyuluhan dan dorongan

untuk menunaikan ibadah haji


(52)

No. Program Kerja Bentuk Kegiatan V.

1.

Bagian Pemberdayaan Peempuan dan Perlindungan Anak

Menyelenggarakan berbagai usaha dalam rangka meningkatkan derajat, harkat dan kualitas muslimat Indonesia dengan meningkatkan keimanan, ketakwaan serta keterampilan berorganisasi

1. Melaksanakan kursus menjahit, membuat kue dll

2. Mendirikan Majlis Ta’lim Perempuan 2. Membantu penyelenggaraan program

kegiatan pembinaan perempuan dan anak dalam upaya membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah

1. Melaksanakan pembinaan RT yang tidak harmonis atau adanya KDRT

3. Berperan serta dalam membantu pemerintah dalam meningkatkan peranan perempuan dalam pembangunan nasional

1. Berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan pemerintah

4. Mengusahakan dan mencarikan beasiswa bagi anak-anak yang tidak mampu dan melaksanakan program anak asuh

1. Gerakan Orang Tua Asuh


(53)

2. Program Pembinaan Keislaman Jamaah Pasca Haji

Pelaksanaan program pembinaan jamaah pasca haji berhubungan dengan aktifitas yang menyangkut pada pengembangan kualitas kemabruran jamaah pasca haji yang rutin dilakukan oleh jamaah anggota IPHI Klaten, Secara umum, program dan semua bentuk kegiatan IPHI Klaten sudah yang dipaparkan sebelumnya memiliki korelasi pembinaan keislaman jamaah pasca haji, namun penulis disini mengkerucutkan kegiatan pembinaan jamaah pasca haji secara khusus, yaitu kegiatan yang sasarannya langsung pada sisi pembinaan keislaman jamaah yang berdampak baik dan bisa meningkatkan kemabruran jamaah pasca haji. Adapun kegiatannya antara lain adalah :2

a. Program Organisasi dan Keanggotaan

Program organisasi dan keanggotaan ini adalah program yang memperkuat organisasi IPHI Klaten dan menarik jamaah paca haji baru agar bisa ikut bergabung dan mengoptimalkan kegiatan kemabrurn haji pada program-program selanjutnya yang dimiliki IPHI Klaten, kegiatan-kegiatan yang berkenaan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Memasyarakatkan organisasi IPHI dikalangan para haji dan masyarakat pada umumnya.

2

Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Klaten, Arsip Program dan Kegiatan IPHI Klaten, (Klaten, IPHI Klaten 2011), h.10


(54)

2) Meningkatkan hubungan kerja sama dengan berbagai instansi pemerintah maupun swasta termasuk KBIH dan majlis ta’lim dalam rangka memperlancar pelaksanaan program organisasi.

b. Program Bina Usaha dan Pemberdayaan Umat

Program bina usaha dan pemberdayaan umat ini adalah program yang mendorong anggota IPHI Klaten untuk membuat serta membina usaha yang bisa memberikan manfaat pada umat, yaitu:

1) Membentuk BMT Primer/ Sekunder dan menghimbau pada anggota IPHI Klaten untuk turut serta berkontribusi pada BMT tersebut.

2) Meningkatkan usaha arisan dan menabung sambil beramal.

c. Program Ibadah Sosial dan Kesejahteraan Umat

Program Ibadah sosial dan kesejahteraan umat ini adalah program yang sifatnya ibadah sosial (mahdhah) dan bisa menumbuhkan kepribadian yang peduli dengan sesama, yaitu :

1) Membentuk kepengurusan LAZIS IPHI Klaten untuk mengintensifkan kegiatan zakat, infaq, shadaqah, infaq dan wakaf.


(55)

d. Program Dakwah, Pendidikan dan Latihan

Program dakwah, pendidikan dan latihan ini adalah program yang penting untuk dilaksanakan. Sebab dengan kegiatan ini anggota IPHI Klaten bisa meningkatkan pengetahuan, keimanan dan ketakwaan, kegiatan- kegiatan tersebut yaitu:

1) Melaksanakan Pengajian Triwulan

2) Menyelenggarakan bimbingan manasik haji bagi calon jamaah haji bekerja sama dengan KUA dan KBIH Namiroh.

3) Sosialisasi Ibadah haji.

e. Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak

Program ini sebagai rangka meningkatkan derajat, harkat dan kualitas muslimat Indonesia dengan meningkatkan keimanan, ketakwaan serta keterampilan berorganisasi, kegiatannya diantara lain adalah : 1) Membentuk Majlis Ta’lim Perempuan.

2) Melaksanakan pembinaan RT yang tidak harmonis atau adanya KDRT.


(56)

3. Tujuan kegiatan

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan pembinaan jamaah pasca haji yang akan dicapai diantaranya adalah:

a. Untukmelestarikantingkatibadahsetelahberhaji.

b. Untukmenyalurkansemangatibadahhajisetelahberhaji.

c. Untukmenjalinsilaturahmidiantarahujjahmaupundenganmasyarakat

luas.

d. Menyalurkan potensi yang dimiliki oleh para hujjah, yang memiliki

keahliandibidangdakwah, usaha ataupunlainya.

f. UntukmendapatkanridhoAllahSWT3

4. Sumber Dana

IPHI Klaten adalah organisasi yang tidak mencari keuntungan materi semata, dalam hal ini IPHI Klaten mendapatkan sumber dana dari:

a. Donatur

Donatur ini bersumber dari jamaah dan donatur dari pihak lain, jadi bisa dikatakan donatur berasal dari donatur tetap dan tidak tetap. Donatur tetap adalah dari iuran anggota. Dan donatur tidak tetap adalah adanya sumbangan dari anggota IPHI Klaten diluar iuran ataupun pihak luar.

3


(57)

b. Pemda (Pemerintah Daerah)

Sumber dana yang berasal dari Pemda ini diberikan secara

merata ke seluruh IPHI daerah di Kabupaten Klaten untuk digunakan sesuai keperluan yang dibutuhkan oleh IPHI Klaten untuk membantu terlaksananya kegiatantersebut.

c. Unit Usaha IPHI Kabupaten Klaten

Salah satunya adalah dari pemasukan Rumah Sakit Islam IPHI Pedan dan BMT IPHI Klaten Tengah serta unit-unit usaha lainnya. Dari hasil ini maka akan memberikan pemasukan kas sebagai salah satu sumber dana untuk menjalankan organisasi.4

B.Keberhasilan Program Pembinaan Keislaman Jamaah Pasca Haji Tahun 2014

Program pembinaan keislaman jamaah pasca haji IPHI Klaten sebagian besar menuai keberhasilan dalam pelaksanaannya, keberhasilan-keberhasilan tersebut diantaranya adalah pada hal-hal berikut.

1. KeberhasilanIPHIDalam MemeliharaKemabruranIbadahHaji

Untuk melihat tingkat keberhasilan IPHI Klaten dalam upaya memelihara haji mabrur, adalah dengan melihat kegiatan yang telah

4


(58)

dilakukan. Kegiatan kegiatan tersebut diantaranya adalah: a. Membentuk Baitul Maal Primer/ Sekunder

Dalam program kerja IPHI Klaten terdapat kegiatan yang berupaya membentuk Baitul Maal yang berfungsi membantu anggota IPHI klaten maupun masyarakat pada umumnya dalam bidang perekonomian. Kegiatan membentuk Baitul Maal ini sudah berjalan dan menghasilkan 1 lembaga Baitul Maal yang terdapat di Klaten Tengah. b. Arisan dan Menabung Sambil Beramal

Kegiatan arisan dan menabung sambil beramal ini adalah kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan dengan tujuan yang edukatif yakni memberi infak dan shadaqah setelah kegiatan dilaksanakan. Adapun uang yang telah diberikan oleh anggota IPHI dalam kegiatan ini digunakan untuk keperluan kegiatan pembinaan yang lain yang bersifat sosial sehingga bisa menjadi amal anggota IPHI Klaten dan mensejahterakan umat. Program ini rutin berjalan dan diikuti oleh 21 cabang yang terdapat di IPHI Klaten.

c. Membentuk LAZIS IPHI

Kegiatan membentuk LAZIS IPHI ini bertujuan untuk mengelola Zakat, Infak, dan Shadaqoh anggota IPHI maupun masyarakat, LAZIS IPHI ini juga menjadi wadah bagi anggota IPHI yang ingin berkecimpung dalam pengelolaannya. Adapun kegiatan ini pada tahun 2014 sudah berjalan dan menghasilkan 1 badan LAZIS IPHI.


(59)

d. Membantu Korban Bencana Alam

Kegiatan ini bersifat Insidental, dilakukan saat terjadi bencana alam. Untuk tahun 2014 kegiatan ini terlaksana pada saat daerah Klaten dan sekitarnya mengalami kekeringan pada musim kemarau. IPHI Klaten pada waktu itu memberikan bantuan berupa air bersih yang dibagikan kepada masyarakat yang mengalami kekeringan.

e. Melaksanakan Pengajian Triwulan

Pengajian ini dilakukan setiap 3 bulan sekali dan hingga saat ini masih rutin berjalan. Pelaksanaan pengajian triwulan ini diikuti oleh seluruh cabang IPHI yang ada di Kabupaten Klaten bersama masyarakat umum. Pengajian ini juga diisi dengan materi-materi yang tidak hanya bersifat retorika belaka. Dengan kata lain adalah adanya kegiatan diskusi dan pengembangan wawasan untuk para jamaah dilaksanakan pada pengajian ini.

f. Menyelenggarakan Kegiatan Manasik Haji bagi Calon Jamaah Haji Bersama KUA dan KBIH Namiroh

Kegiatan ini terlaksana setiap tahun di IPHI Klaten. Adapun kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan KUA dan KBIH Namiroh. Jadi dalam pelaksanaanya dilapangan, IPHI Klaten berperan membantu KUA dan KBIH Namiroh dalam pembinaan manasik haji para calon jamaah. Kegiatan ini dilakukan dengan begitu lengkap dari segi pemberian materi maupun praktek manasik hajinya. Calon jamaah haji


(60)

melaksanakan miniatur kegiatan pada praktek manasik hajinya dengan menggunakan bis-bis yang sudah disediakan oleh IPHI Klaten dikarenakan tempat-tempat yang digunakan untuk praktek manasik terpisah satu sama lain karena sengaja diatur sedemikian mungin agar mirip pelaksanaan haji yang sesungguhnya.

g. Sosialisasi Ibadah Haji

Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengajian umum di seluruh cabang IPHI Klaten. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi informasi seputar haji kepada calon jamaah haji maupun jamaah pasca haji berupa pelajaran-pelajaran fiqih haji dan umroh, info-info haji terbaru maupun hal-hal lainnya yang masih berkenaan dengan ibadah haji dan umroh. Adapun untuk hasil pelaksanaan kegiatan ini sangat baik karena terlaksana di seluruh cabang.

Kegiatan-kegiatan tersebut sebagian terlaksana penuh dan sebagian lain baru memenuhi setengah dari target yang seharusnya dicapai. Namun diluar itu, semua kegiatan berjalan lancar dan hanya menemui sedikit kendala. Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut, Jamaah pasca haji klaten yang juga notabene nya anggota IPHI senantiasa dihimbau untuk melakukan :

1) Silaturrahmi

Hal penting yang menjadikan Islam secara umum adalah agama yang besar akan adanya dalil yang menguatkan persepsi kita


(61)

bahwa “setiap muslim adalah bersaudara”. Kaitannya juga dengan memelihara kemaburan adalah tujuan dari pembentukan IPHI yaitu untuk mewadahi persaudaraan haji, yaitu untuk mempererat tali silaturahmi antar pasca haji ataupun umat islam pada umumnya.

2) Membantu Orang lain yang Memerlukan Bantuan

Intinya adalah berbuat baik kepada sesama manusia dengan memperhatikan, siapa yang memerlukan bantuan. Adanya kegiatan bakti social seperti membantu korban bencana alam dan kegiatan ZIS (Zakat Infak Shodaqoh) adalah wujud dari pada kepedulian jamaah yang dituangkan melalui wadah IPHI Klaten.

3) Meningkatkan Solidaritas

Solidaritas terhadap sesama umat muslim sangat dibutuhkan terutama ketika melakukan kegiatan di masyarakat, dengan meningkatkan solidaritas maka benih perselisihan bisa diatasi, persaudaraan haji pun semakin kuat dan dengan meningkatkan solidaritas maka akan bisa meningkatkan kualitas kemabruran haji. 4) Saling Memberi Nasehat Dalam Kebaikan

Jamaah pasca haji senantiasa dihimbau untuk tidak berhenti dalam menasihati satu sama lain, saling mengingatkan dan berlomba dalam kebaikan. Sebagaimana sudah diperintahkan pula dalam Al-qur’an pada surat Al’ashr ayat tiga, dengan terus konsisten menjalankan ini maka peningkatan kemabruran haji akan bertambah.


(62)

2. Keberhasilan Program IPHI Dalam Memberikan Pengaruh Kemabruran Ibadah Haji

Selain bertujuan untuk memelihara kemabruran haji, program IPHI mempunyai tujuan lain untuk memberi kemanfaatan lainnya sebagaimana tujuan program yang dikemukakan oleh Arikunto,5 kemanfaatan yang dimaksud adalah memberikan pengaruh kemabruran ibadah haji kepada orang lain. Usaha untuk menyalurkan kemabruran haji adalah dengan melakukan pembinaan yang sudah dicantumkan diatas. Adapun kegiatan pembinaan yang menularkan kemabruran haji/memberi pengaruh dalam kemabruran haji diantaranya adalah:

a. Melaksanakan Pengajian Triwulan

Kegiatan ini termasuk berhasil memberikan pengaruh kemabruran haji pada orang lain. Keberhasilan ini bisa diketahui karena dampak-dampak yang dihasilkan sebagai berikut:

1) Jamaah yang menghadiri pengajian semakin bertambah yang menandakan syiar dakwah ini menarik perhatian masyarakat untuk mendatangi majlis ilmu.

2) Sikap jamaah yang semakin peduli terhadap kegiatan yang sudah dibentuk IPHI Klaten sehingga terjadi sikap ta’awun dalam kebaikan.

5


(63)

b. Membantu Korban Bencana Alam

Kegiatan ini juga termasuk berhasil memberikan pengaruh kemabruran ibadah haji pada orang lain. Keberhasilan ini bisa diketahui karena hal-hal berikut:

1) Masyarakat umum ikut memberikan bantuan kepada korban bencana alam. Bantuan itu berupa uang dan fasilitas yang dimiliki jamaah. 2) Tumbuhnya sikap solidaritas terhadap sesama pada masyarakat saat

ikut berkontribusi bersama IPHI Klaten dalam membantu korban bencana alam.

Selain memberikan pengaruh kemabruran ibadah haji dari kegiatannya, IPHI Klaten senantiasa menganjurkan anggota-anggotanya untuk memberikan pengaruh kepada faktor-faktor berikut:

a. Diri Sendiri

Menularkan kemabruran haji kepada diri sendiri adalah upaya haji itu sendiri dalam meningkatkan ibadahnya guna senantiasa menjaga kemabruran, adapun upaya untuk menjaga kemabruran dilakukan dengan ibadah-ibadah Islam, yang terselenggara di IPHI Klaten seperti pengajian, ceramah agama, dan kegiatan sosial lainnya. Maupun kegiatan yang dilakukan di organisasi-organisasi keislaman lain.


(64)

b. Keluarga

Senantiasa memberikan pengetahuan keislaman baik persoalan ibadah secara umum, seperti sholat wudhu ataupun yang lain, juga memberikan motivasi kepada orang terdekat dari haji yaitu anak cucu ataupun yang lain yang belum berhaji untuk berhaji dengan menjelaskan bahwa haji adalah rukun Islam yang harus dikerjakan, jika mampu.

c. Orang lain

Adanya perubahan sikap dari sebelum berhaji dan sesudah berhaji, semisal ketika belum berhaji, orang susah atau jarang mengerjakan sholat tapi ketika ia selesai dan kembali ketanah air ibadah sholatnya rajin, ini membawa dampak kepada orang lain. Juga adanya program kegiatan pembinaan yang berhubungan dengan kegiatan bakti sosial yang dilakukan IPHI Klaten. Menumbuhkan dampak positif terhadap sudut pandang masyarakat akan Islam.

3. Keberhasilan Pengaruh Hasil Program Pembinaan Keislaman IPHI Klaten Terhadap Masyarakat

Hasil dari program pembinaan keislaman jamaah pasca haji IPHI klaten memiliki pengaruh yang membuat masyarakat terbantu, dengan memudahkan dan memberi manfaat untuk masyarakat pada umumnya. Adapun hasil dari kegiatan-kegiatan yang terlaksana adalah:


(65)

a. Terbentuknya Baitul Maal dan LAZIS IPHI Klaten. b. Penyediaan dana untuk korban bencana alam. c. Rutinitas Pengajian Triwulan.

d. Penyelenggaraan bimbingan manasik haji bekerjasama dengan KUA dan KBIH Namiroh.

e. Tersedianya Rumah Sakit IPHI Klaten.

f. Terwujudnya Instansi Pendidikan berupa SD, SMP dan Pondok Pesantren oleh IPHI Klaten.

Kemudian pengaruh-pengaruh hasil program pembinaan IPHI Klaten terhadap masyarakat adalah:

a. Masyarakat terbantu karena adanya fasilitas-fasilitas yang dibentuk oleh IPHI Klaten.

b. Masyarakat terbantu dari segi ekonomi , pendidikan dan kesehatan.

4. Sistem Penunjang Keberhasilan IPHI Klaten

Diantara keberhasilan-keberhasilan program yang ada, IPHI memiliki sejumlah sistem penunjang keberhasilan dalam berkembangnya IPHI Klaten hingga sekarang ini. Sistem itu disisipkan pada pelaksanaan kegiatan IPHI Klaten yang ada, dan pemaparannya sebagai berikut :

a. Sistem Diskon Bagi Pemilik Kartu Tanda Anggota (KTA)

Sistem ini diterapkan untuk menarik jamaah pasca haji yang belum bergabung dengan IPHI Klaten. Karena dengan memiliki KTA ,


(66)

jamaah akan mendapatkan diskon harga saat akan menggunakan fasilitas/unit usaha yang sudah dibentuk IPHI, misalnya diskon di rumah sakit IPHI Pedan bagi anggota IPHI yang berobat.

b. Pembuatan Website IPHI Klaten sebagai pusat informasi

Pada era digital yang semakin maju kini, informasi mudah diakses melalui internet. Pernyataan tersebut disambut oleh IPHI Klaten dengan inisiasi membuat website sebagai pusat informasi mengenai IPHI Klaten. c. Pendekatan Komunikasi dengan Berbagai Pihak

Pendekatan komunikasi adalah sistem yang begitu penting dilakukan. Pendekatan komunikasi ini dilakukan kepada berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dengan pelaksanaan program pembinaan keislaman jamaah pasca haji.

d. Dakwah dengan Pendekatan Psikologis

IPHI Klaten menggunakan metode dakwah untuk menyatukan umat muslim yang berbeda aliran dan mazhab dengan pendekatan psikologis. Dakwah dengan metode ini juga bisa memotivasi anggota IPHI Klaten untuk senantiasa menjaga kemabruran haji mereka.Sistem-sistem ini memberikan dampak yang bagus pada kemajuan dan perkembangan IPHI Klaten dengan hasil-hasil berikut:

a. Jumlah anggota IPHI yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Hingga jumlah anggota yang terdaftar sesuai data KTA berjumlah 9914 orang pada tahun 2014.


(67)

b. IPHI Klaten menjadi lembaga IPHI yang paling informatif, karena masyarakat mudah mengakses mengenai IPHI Klaten tanpa mengalami kendala jarak dan waktu.

c. Terjalinnya kerjasama dengan pihak-pihak penting yang bisa mempermudah IPHI melangsungkn kegiatan, salah satunya dengan pihak Pemerintah Daerah dan Kementrian Agama.

d. Terciptanya harmonisasi antar aliran dan mazhab Islam dalam tubuh organisasi IPHI Klaten.

C. Analisis Program IPHI Klaten Dalam Pembinaan Keislaman Jamaah Pasca Haji Tahun 2014

Untuk menganalisa keberhasilan program pembinaan yang telah dilakukan IPHI Klaten perlu ada titik ukur mengenai keberhasilan dari program pembinaan yang dianalisis, maka dari itu penulis menggunakan tujuan dari visi misi IPHI Klaten untuk melihat sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai. Visi misi dari IPHI Klaten adalah untuk memelihara dan menularkan kemabruran ibadah haji. Sehingga bisa membawa dampak keagamaan pada masyarakat luas. Selain itu penulis akan menganalisis program yang bisa memberi dampak baik pada perkembangan IPHI Klaten dan analisis hambatan yang menjadikan beberapa program pembinaan keislaman jamaah pasca haji tidak berjalan di tahun 2014.


(68)

1. Analisis Keberhasilan Program Pembinaan Keislaman Jamaah Pasca Haji Tahun 2014

a. Program pembinaan keislaman jamaah yang telah dilaksanakan oleh IPHI Klaten pada tahun 2014 diatas jika dikaitkan dengan tujuan program IPHI Klaten adalah untuk memelihara kemabruran, kegiatan pembinaan jamaah pasca haji yang terlaksana yang tertera diatas dengan menggunakan methode pembinaan dan pendekatan komunikasi sudah berjalan sebagai mana mestinya dan rutin dilaksanakan. Dalam aktifitas pembinaan pasti akan menimbulkan reaksi, artinya jika pembinaan telah dilakukan oleh pengurus IPHI dengan dasar kegiatan yang telah direncanakan dan dikonsep sebelumnya dengan wasilah dan thariqoh tertentu, maka akan timbul respon dan efek pada penerimanya. Jadi efek yang diberikan selain wawasan Islam, dalam hal terkecil seperti tumbuhnya rasa solidaritas terhadap sesama muslim sudah dilaksanakan oleh jamaah IPHI Klaten.

b. Penyaluran dan penularan pengaruh kemabruran haji dengan mengimplementasikan semua kegiatan pembinaan keislaman yang terselenggara oleh IPHI Klaten, kemudian mencontohkannya dalam pelaksanaannya sudah terlaksana dengan baik. Dikatakan baik dalam hal ini yang menjadi alasan adalah pelaksanaan semua kegiatan yang sudah dijelaskan sebelumnya milik IPHI Klaten rutin


(69)

dilaksanakan, dengan senantiasa memperdalam wawasan Islam yang kemudian diberikan dan dicontohkan kepada masyarakat. Dalam beberapa hal memang ditemukan kendala seperti jamaah yang tidak konsisten dalam mengikuti kegiatan dan sulitnya memperoleh waktu yang tepat karena kesibukan masing-masing anggota. Namun dalam pelaksanaanya tetap berjalan dengan baik dan bahkan beberapa program terlaksana dengan hasil yang memuaskan.

c. Pengaruh yang dirasakan dimasyarakat tidak hanya dirasakan oleh orang yang mengikuti kegiatan manasik haji, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat luas yaitu dengan adanya kegiatan sosial yang menyentuh masyarakat dengan menggunakan dakwah Islam, begitu pula masyarakat pun menjadi terbantu ekonominya melalui kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh IPHI.. Kegiatan tersebut bisa menggugah semangat untuk saling tolong- menolong serta membantu perekonomian masyarakat menjadi lebih baik. Adapun dari bidang pendidikan, masyarakat terbantu oleh kegiatan yang diselenggarakan IPHI Klaten dalam perkembangan keilmuan, wawasan dan peningkatan iman dan islam. Kemudian dari bidang kesehatan masyarakat juga bisa menikmati pelayanan kesehatan dari rumah sakit-rumah sakit yang didirikan oleh IPHI Klaten, sehingga masyarakat bisa terbantu saat mengalami masalah kesehatan karena instansi-instansi tersebut ada di Kabupaten Klaten.


(70)

d. Melihat dampak-dampak yang terjadi oleh sistem menunjukkan hasil yang baik maka penulis bisa nilai bahwa sistem penunjang keberhasilan ini sukses berjalan. Namun demikian, IPHI Klaten tidak boleh merasa puas sampai sistem-sistem yang tersedia saja, melainkan mesti terus-menerus menambah inovasi sistem lainnya agar IPHI Klaten semakin maju dan bermanfaat bagi kemaslahatan umat.

2. Analisis Hambatan Program Pembinaan Keislaman Jamaah Pasca Haji Tahun 2014

Dalam pelaksanaan program pembinaan keislaman jamaah haji yang dilaksanakan oleh IPHI pada tahun 2014, terdapat beberapa kegiatan yang mengalami hambatan hingga program-program tidak terlaksana sama sekali. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

a. Kegiatan yang Tidak Berjalan

Kegiatan-kegiatan yang tidak berjalan sama sekali di IPHI Klaten mempunyai kendala pada waktu dan kesibukan anggota IPHI Klaten. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah :

1) Melaksanakan kursus menjahit, membuat kue dan lain-lain. 2) Mendirikan Majlis Ta’lim Perempuan.

3) Melaksanakan pembinaan RT yang tidak harmonis atau adanya KDRT. 4) Gerakan Orang Tua Asuh


(1)

.?

i"s;,f.1,.:,* ffi"'i


(2)

(3)

*r#' o ', .',\ ,.,1 " - &

:rI , -\-.* '!

.r' *! b 5

".i*r *+k ru&"o*"s*\k--sffi; fLtr-. trn ffi


(4)

(5)

I -rf,P NFG ffi1 \ ffi


(6)

fl8" XCI"ABf4