ASPEK REPRODUKSI IKAN LUMO
33
IKG = ��
� x 100
Keterangan: IKG= indeks kematangan gonad
Wg=bobot gonad W=bobot tubuh
Musim pemijahan ikan lumo dianalisis berdasarkan data tingkat kematangan gonad dan indeks kematangan gonad, dikaitkan dengan bulan pengambilan contoh
ikan selama satu tahun. Bulan-bulan ketika banyak ditemukan ikan contoh dalam kondisi TKG IV ataupun IKG yang tinggi merupakan puncak musim pemijahan.
Pengaruh beberapa parameter fisika kimia perairan yang berperan terhadap proses pemijahan ikan lumo, dalam hal ini adalah jumlah ikan lumo dalam kondisi TKG
IV dan V, dianalisis secara multivariat dengan menggunakan pendekatan analisis komponen utama.
Tipe pemijahan ditentukan berdasarkan analisis indeks kematangan gonad dan sebaran diameter telur ikan lumo yang matang gonad. Tipe pemijahan dapat
dibedakan atas pemijahan serentak dan pemijahan bertahap Rahardjo et al. 2011. Jika sebaran diameter telur membentuk satu kelompok maka tipe pemijahan ada-
lah pemijahan serentak, sebaliknya jika membentuk lebih dari satu kelompok ma- ka termasuk pemijahan bertahap.
Pemijahan serentak dapat dilihat berdasarkan seluruh himpunan dari oosit yang mengandung kuning telur mengalami ovulasi dengan segera dan telur-telur
dilepaskan dalam suatu peristiwa yang khusus atau melewati suatu periode waktu yang pendek, satu atau dua minggu, sebagai bagian dari suatu episode tunggal; se-
dangkan pemijahan bertahap merujuk pada spesies dimana pada saat pemijahan hanya sebagian dari oosit yang mengandung kuning telur dipijahkan pada masing-
masing kumpulan dan biasanya melalui proses hidrasi Murua Rey 2003.
Rata-rata panjang ikan lumo pertama kali matang gonad atau rata-rata pan- jang ikan lumo yang telah mencapai matang gonad 50 dihitung dengan formu-
lasi Sperman Karber Udupa 1986 sebagai berikut: � = �� +
� 2
− � � �� Keterangan:
Xk = logaritma nilai tengah terakhir pada saat 100 ikan matang gonad x = Rata-rata selisih logaritma nilai tengah
Pi = Proporsi dari ikan yang benar-benar matang gonad pada kelas ke-i Pi =r
i
n
i
, jika n
i
≠n
i+1
Pi = r untuk i=1,2,3,…,k-1
i
n, jika n=n
i
=n
i+1
ri = Jumlah ikan matang gonad pada kelas ke-i; untuk i=1,2,3,…,k-1
ni = Jumlah ikan pada kelas ke-i ; qi = 1-pi. Ragam m dapat ditentukan sebagai berikut:
- Jika n
i
≠n
i+1
Ragam m = �
2
∑ �
�
�
× �
�
�
�
−1
�
� �=1
; dimana Q untuk i=1,2,3,…,k-1
i
=1-P - Jika n=n
i i
=n
i+1
Ragam m =
�
2
�
2
�−1
∑ [�
�
� − �
�
]
� �=1
untuk i=1,2,3,…,k-1 Pada selang kepercayaan 95, maka:
� ± 1,96������
34
Selanjutnya untuk mengetahui ukuran ikan saat pertama kali matang gonad L
m
Hasil
dapat dihitung dengan menggunakan antilog m.
Nisbah Kelamin
Nisbah kelamin ikan lumo di Sungai Tulang Bawang dan Bawang Latak pa- da periode Oktober-Desember dalam kondisi seimbang. Sebaliknya pada bulan Ja-
nuari perbandingan ikan lumo jantan dan ikan lumo betina di Sungai Tulang Ba- wang tidak seimbang Tabel 8. Ikan lumo diindikasikan lebih banyak melakukan
pemijahan di Bawang Latak dibandingkan dengan di Sungai Tulang Bawang.
Tabel 8. Variasi temporal nisbah kelamin ikan lumo, L. ocellatus Heckel, 1843 dalam kondisi TKG IV dan TKG V.
Bulan Sungai Tulang Bawang
Bawang Latak J
B R
χ J
2
B R
χ
2
Okt-2013 9
10 0,90
0,05 8
12 0,67
0,80 Nop-2013
14 5
2,80 4,26
17 23
0,74 0,90
Des-2013 23
20 1,15
0,21 13
14 0,93
0,04 Jan-2014
16 26
0,62 2,38
7 8
0,88 0,07
Ket.: J=jumlah ikan lumo jantan; B=jumlah ikan lumo betina; R=nisbah kelamin J:B Nilai
χ
2 hitung
yang lebih kecil dari χ
2 tabel 0,05; 1
nisbah kelamin tidak 1:1 = 3,841 menunjukkan bahwa nisbah
kelamin adalah 1:1.
Tingkat Kematangan Gonad
Data persebaran jumlah ikan lumo jantan dan ikan lumo betina berdasarkan tingkat kematangan gonad di Sungai Tulang Bawang dan Bawang Latak setiap
bulan disajikan pada Lampiran 11. Perkembangan tingkat kematangan gonad ikan lumo jantan dan ikan lumo betina memiliki kemiripan pola, baik yang berada di
Sungai Tulang Bawang maupun di Bawang Latak Gambar 17. Perkembangan tingkat kematangan gonad untuk proses pemijahan dimulai menjelang berakhirnya
musim kemarau September. Proses pemijahan yang ditandai dengan banyaknya ikan lumo dalam kondisi TKG IV terjadi pada saat musim hujan, terutama pada
bulan November-Desember, dan berakhir pada bulan Januari.
Terlihat perbedaan yang jelas bahwa ikan lumo di Bawang Latak yang telah matang gonad TKG IV mencapai 90 jantan dan 88 betina pada bulan No-
vember, sedangkan di Sungai Tulang Bawang baru mencapai 35 jantan dan 14 betina. Pada bulan Desember terdapat ikan lumo dalam kondisi TKG V
dan jumlahnya meningkat saat bulan Januari. Pada bulan Januari persentase ikan lumo betina yang telah memijah TKG V hampir sama antara ikan lumo betina di
Bawang Latak 33 maupun ikan lumo betina di Sungai Tulang Bawang 38. Demikian pula halnya dengan ikan lumo jantan dalam kondisi TKG V di kedua
perairan tersebut, yaitu masing-masing 71 Bawang Latak dan 67 Sungai Tulang Bawang. Selanjutnya pada bulan Februari tidak ditemukan ikan lumo
dalam kondisi TKG IV dan V baik di Bawang Latak maupun di Sungai Tulang Bawang.
35
Berdasarkan sebaran persentase ikan lumo jantan dan ikan lumo betina da- lam kondisi TKG IV dan TKG V yang diamati antara bulan Oktober 2013 hingga
Januari 2014, diketahui bahwa sebagian besar ikan-ikan tersebut ditemukan di perairan Bawang Latak dengan persentase 42,05 untuk ikan lumo jantan dan
48,31 untuk ikan lumo betina Gambar 18.
Gambar 17. Persentase tingkat kematangan gonad ikan lumo, L. ocellatus Heckel, 1843
Gambar 18. Persentase ikan lumo, L. ocellatus Heckel, 1843 dalam kondisi TKG IV dan V di masing-masing stasiun pengamatan
Keterangan: A=Pagar Dewa, B=Rawa Bungur, C=Ujung Gunung, D=Cakat Nyinyik, E= Bawang Latak
15,89 19,63
12,15 10,28
42,05
12,71 12,71
15,25 11,02
48,31
10 20
30 40
50 60
A B
C D
E
P e
rs e
nt a
se i
k a
n T
KG I
V -V
Stasiun Penelitian
Jantan Betina
36
Indeks Kematangan Gonad
Indeks kematangan gonad ikan lumo di Sungai Tulang Bawang dan Bawang Latak antara bulan Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014 tertera pada Gam-
bar 19. Terdapat pola peningkatan nilai IKG pada bulan November dan selanjut- nya menurun di bulan berikutnya. Pola tersebut terjadi baik pada ikan lumo beti-
na maupun pada ikan lumo jantan di Sungai Tulang Bawang dan di perairan Ba- wang Latak, walaupun peningkatan IKG pada ikan lumo jantan tidak sebesar pada
ikan lumo betina. Nilai IKG ikan lumo yang hidup di perairan Bawang Latak le- bih tinggi daripada IKG ikan lumo di Sungai Tulang Bawang.
Gambar 19. Indeks kematangan gonad ikan lumo, L. ocellatus Heckel, 1843
Fekunditas
Fekunditas rata-rata yang diamati dari 51 ekor ikan lumo betina yang bera- sal dari Sungai Tulang Bawang dan 51 ekor ikan lumo betina dari Bawang Latak
dalam kondisi TKG IV berkisar antara 3.404-21.147 butir. Fekunditas rata-rata ikan lumo berdasarkan sebaran panjang total ikan tertera pada Tabel 9. Dari hasil
analisis regresi didapatkan persamaan antara fekunditas dengan panjang total ikan betina dalam kondisi TKG IV. Ikan lumo betina yang berasal dari Sungai Tulang
Bawang memiliki persamaan log F = 3,653 log L - 4,546; sedangkan ikan lumo betina yang berasal dari Bawang Latak memiliki persamaan log F = 3,982 log L -
5,287 Gambar 20. Berdasarkan uji t kedua persamaan tersebut memiliki nilai b yang tidak berbeda nyata.
Tabel 9. Fekunditas ikan lumo, L. ocellatus Heckel, 1843 berdasarkan sebaran kelas panjang total
selang kelas panjang
Sungai Tulang Bawang Bawang Latak
n ekor F
rata-rata
butir n ekor
F
rata-rata
butir 160-169
20 3.645±353
14 3.404±608
170-179 21
4.122±798 9
4.309±841 180-189
6 5.372±591
8 5.734±1.426
190-199 4
7.015±1.268 4
6.777±1.083 200-209
--- 2
5.769±2.083 210-219
--- 1
9.700 220-229
--- 8
14.330±1.588 230-239
--- 4
12.224±1.693 240-249
--- 1
21.147 Jumlah
51 51
37
Gambar 20. Hubungan fekunditas dan panjang total ikan lumo, L. ocellatus Hec-
kel, 1843 betina TKG IV di Sungai Tulang Bawang dan Bawang Latak
Keterangan : F= fekunditas; L=panjang total
Diameter Telur dan Tipe Pemijahan
Sebaran diameter telur ikan lumo yang berasal dari 102 ikan betina dalam kondisi TKG IV bervariasi antara nilai minimum 0,52 mm hingga nilai maksi-
mum sebesar 0,90 mm. Ukuran diameter telur relatif sama antara telur-telur yang berasal dari bagian anterior, tengah, maupun posterior dari ovari.
Sebaran diameter telur-telur ikan lumo hanya membentuk satu kelompok, baik pada ikan lumo yang berasal dari Sungai Tulang Bawang maupun ikan lumo
yang tertangkap dari perairan Bawang Latak Gambar 21. Kondisi ini ini meng- indikasikan bahwa tipe pemijahan ikan lumo adalah pemijahan serentak.
Gambar 21. Sebaran diameter telur ikan lumo, L. ocellatus Heckel, 1843
Ukuran Ikan Lumo Pertama Kali Matang Gonad
Ukuran ikan lumo pertama kali matang gonad tidak berbeda antara ikan lu- mo yang tertangkap di Sungai Tulang Bawang dengan ikan lumo yang tertangkap
di perairan Bawang Latak. Berdasarkan analisis Spearman-Karber Udupa 1986 seperti yang tertera pada Lampiran , secara teoritis ukuran pertama kali ikan lumo
jantan matang gonad antara 157-159 mm. Adapun ukuran pertama kali matang gonad untuk ikan lumo betina adalah 160-162 mm Tabel 10.
38
Tabel 10. Ukuran ikan lumo, L. ocellatus Heckel, 1843 pertama kali matang gonad mm
Jantan Betina
Sungai Tulang Bawang 159±1
162 ±1 Bawang Latak
157±1 160 ±1
Pembahasan
Ikan lumo melakukan pemijahan pada saat musim hujan yang berlangsung mulai bulan Oktober hingga Januari yang ditandai dengan adanya ikan lumo jan-
tan dan ikan lumo betina yang sudah mencapai TKG IV dan TKG V Gambar 18. Kondisi ini bertepatan dengan bertambahnya kedalaman air. Sebagian besar spe-
sies ikan air tawar yang hidup di sungai dataran banjir cenderung melakukan pe- mijahan pada saat musim hujan berkenaan dengan ketersediaan makanan yang
melimpah serta bertambah dalam dan luasnya habitat perairan Rainboth 1996; Effendie 2002; Song 2007; Nurdawati Prasetyo 2007; Bakhris et al. 2007; Wel-
comme 2008; Ernawati et al. 2009a. Hujan yang berlangsung di awal musim penghujan dapat memicu terjadinya ruaya reproduksi dan proses perkembangbi-
akan ikan-ikan di daerah tropis dan hal tersebut terkait erat dengan kenaikan per- mukaan air McConnell 1987; Baran 2006.
Ikan lumo yang melakukan pemijahan saat dimulainya musim hujan meru- pakan fenomena yang umum terjadi pada spesies ikan lainnya yang hidup di su-
ngai dataran banjir, seperti ikan sepatung P. grooti di Sungai Musi Ernawati et al. 2009a, ikan betok A. testudineus
di Sungai Mahakam Ernawati et al. 2009b, ikan motan Thynnichthyes polylepis di Sungai Kampar Kiri Bakhris et al. 2007,
beberapa ikan di Danau Tonle Sap seperti Clarias batrachus, Colisa fasciatus, Helostoma temmincki, Heteropneustes tassilis, Henicorhynchus lobatus, Cirrhi-
nus jullieni Song 2007, Labiobarbus leptocheilus, Labiobarbus lineatus, dan Labiobarbus siamensis Rainboth 1996, beberapa ikan Cyprinid di Sungai Me-
kong, yaitu Barbonymus gonionotus, Cyclocheilichthys enoplos, Mekongina ery- throspila, dan Paralaubuca typus Baran 2006, serta ikan Capoeta capoeta um-
bla di Sungai Karasu Turki Türkmen et al. 2002.
Pada bulan November ikan lumo jantan dan ikan lumo betina di Bawang Latak yang telah matang gonad TKG IV mencapai 90, sedangkan di Sungai
Tulang Bawang baru mencapai 30 jantan dan 10 betina. Kondisi ini men- unjukkan bahwa pemijahan yang berlangsung di Bawang Latak telah berlangsung
lebih dahulu. Ikan lumo yang tertangkap di Sungai Tulang Bawang diduga tidak memijah di sungai tersebut, tetapi memijah di sekitar rawa banjiran yang ada di
sekitar Sungai Tulang Bawang. Ikan lumo yang tertangkap jaring insang di Su- ngai Bawang Latak sebagian besar menghadap ke arah rawa banjiran yang ada di
sekitar stasiun pengamatan dan hal ini mengindikasikan bahwa ikan-ikan tersebut akan menuju rawa banjiran untuk memijah.
Ikan lumo diindikasikan lebih banyak melakukan proses pemijahan di per- airan Bawang Latak. Ikan lumo yang tertangkap selama periode pemijahan antara
Oktober hingga Januari sebagian besar berasal dari Bawang Latak. Kondisi per- airan Bawang Latak yang relatif tenang dan bervariasi kedalamannya pada saat
banjir dibandingkan dengan Sungai Tulang Bawang dapat menciptakan beragam-
39
nya habitat bagi organisme akuatik. Genangan air yang meluas, dangkal, berarus tenang, dan keberadaan berbagai jenis vegetasi air Lampiran 1, merupakan habi-
tat yang sesuai bagi anak-anak ikan untuk berlindung dan mencari makan. Suzuki et al. 2004 menyatakan bahwa sebagian besar ikan-ikan berukuran kecil dan se-
dang di Sungai Paraná melakukan pemijahan di perairan lentik ataupun semilotik di dataran banjir; sedangkan ikan-ikan peruaya memijah di perairan lotik dan
menjadikan perairan lentik di dataran banjir sebagai tempat asuhan anak-anak ikan, tempat mencari makan, dan daerah pemulihan.
Bagian perairan Bawang Latak yang jauh dari Sungai Way Miring memiliki arus yang relatif tenang serupa dengan habitat ikan lumo di Danau Teluk di Jambi
Nurdawati 2010, Danau Cala di Sumatera Selatan Nurdawati Prasetyo 2007, serta Danau Sabuah dan Danau Tundai di Kalimatan Selatan Torang Buchar
2000, yang seluruhnya merupakan danau tapal kuda di sungai dataran banjir. Ka- rakteristik perairan Danau Teluk yang dangkal dengan populasi tumbuhan air
yang tinggi merupakan habitat yang sesuai untuk ikan lumo, sehingga ikan ter- sebut merupakan salah satu spesies yang dominan pada saat musim hujan Nur-
dawati 2010. Selanjutnya Nurdawati Prasetyo 2007 menjelaskan bahwa ikan lambak muncung atau lumo juga hidup di habitat perairan hutan rawa Danau Cala
pada saat musim kemarau dan juvenil ikan ini memanfaatkan perairan tersebut se- bagai habitat pembesarannya pada saat musim hujan.
Puncak pemijahan ikan lumo diperkirakan terjadi pada bulan November dan Desember. Pada saat itu nilai IKG tertinggi dan kemudian menurun di bulan beri-
kutnya. Effendie 2002 menyatakan bahwa IKG akan semakin meningkat nilai- nya dan akan mencapai batas maksimum pada saat akan terjadi pemijahan. Berda-
sarkan sebaran nilai IKG yang memiliki satu puncak saja maka ikan lumo hanya memijah satu kali dalam setahun.
Berdasarkan persamaan hubungan fekunditas dan panjang total ikan lumo betina yang tidak berbeda nyata antara ikan lumo betina yang tertangkap di Su-
ngai Tulang Bawang dan di perairan Bawang Latak, maka diprediksi bahwa ikan lumo betina yang tertangkap di Sungai Tulang Bawang memiliki potensi rekrut-
men yang sama dengan ikan lumo di perairan Bawang Latak. Terdapat korelasi antara fekunditas ikan lumo dengan panjang totalnya, sehingga panjang total ikan
lumo betina dapat dijadikan penduga fekunditasnya. Ikan lumo betina saat perta- ma kali matang gonad 160±1 mm diprediksi memiliki fekunditas sebesar 3.089
butir telur. Kondisi ini mendekati fekunditas sebenarnya pada ikan lumo contoh yang berukuran 160 mm yang memiliki fekunditas 3.262 butir telur.
Ukuran ikan lumo pertama kali matang gonad yang diestimasi berdasarkan Udupa 1986 mendekati kondisi sebenarnya di perairan untuk ikan lumo betina
dan ikan lumo jantan. Ukuran terkecil ikan lumo betina yang tertangkap dalam kondisi TKG IV adalah 158 mm, sedangkan ukuran terkecil ikan lumo jantan ma-
tang gonad TKG IV adalah 155 mm. Ukuran ikan lumo betina pertama kali ma- tang gonad yang lebih besar daripada ikan lumo jantan berhubungan dengan laju
pertumbuhan ikan lumo betina yang lebih cepat dibandingkan dengan ikan lumo jantan. Berdasarkan model pertumbuhan von Bertalanffy diduga umur ikan lumo
betina saat pertama kali matang gonad adalah 3,1 bulan, sedangkan umur ikan lu- mo jantan sekitar 3,3 bulan. Menurut Suzuki et al. 2004 pada umumnya ukuran
ikan betina saat pertama kali matang gonad memang lebih besar daripada ikan jantan.
40
Ukuran ikan lumo pertama kali matang gonad lebih kecil dibandingkan de- ngan ikan lelan Osteochilus vittatus, ikan sasau Hampala sp, dan lalawak Barbo-
des balleroides. Menurut Uslichah Syandri 2003 ukuran ikan O. vittatus per- tama kali matang gonad di Danau Singkarak adalah 182,18-202,35 mm betina
dan 145,00-165,25 mm jantan; sedangkan Hampala sp berukuran 310-330 mm betina dan 200,84-231,67 mm jantan pada saat pertama kali matang gonad.
Adapun ikan lalawak jantan dan ikan lalawak betina dapat mencapai kematangan gonad pertama kali pada saat berukuran 193 mm Rahardjo Sjafei 2004. Data
dan informasi ini dapat bermanfaat untuk kepentingan pengelolaan sumber daya ikan yang sifatnya multiple spesies, dimana prioritas pengelolaan tentunya dituju-
kan pada spesies yang terancam.
Tipe pemijahan ikan lumo yang berupa pemijahan serentak merupakan salah satu strategi pemijahan untuk memaksimumkan jumlah anak-anak ikan yang diha-
silkan dengan memanfaatkan datangnya musim hujan. Dengan fekunditas yang tinggi, seluruh telur dikeluarkan saat ikan memijah untuk menghasilkan anak-anak
ikan yang banyak dan memiliki peluang hidup yang lebih baik karena ketersedia- an makanan yang melimpah, daerah asuhan yang meluas saat banjir, ataupun ke-
matian akibat predasi. Ikan air tawar yang memiliki tipe pemijahan serentak se- perti ikan lumo antara lain adalah Osteochilus vittatus Uslichah Syandri 2003,
ikan motan Thynnichthys polylepis Bakhris et al. 2007, ikan sepatung Pristolepis grootii Ernawati et al. 2009a, Henicorhynchus lobatus dan Cirrhinus jullieni
Song 2007.
Simpulan
Nisbah kelamin ikan lumo di Sungai Tulang Bawang dan Bawang Latak pa- da saat menjelang pemijahan relatif seimbang. Tipe pemijahan ikan lumo adalah
pemijahan serentak. Pemijahan berlangsung pada musim hujan dengan puncak pe- mijahan pada bulan November-Desember yang selaras dengan naiknya permuka-
an air. Ikan lumo lebih banyak melakukan pemijahan di Bawang Latak. Ukuran ikan lumo jantan saat pertama kali matang gonad adalah 157±1 mm dan pada ikan
betina 160 ±1 mm. Fekunditas rata-rata ikan lumo bervariasi antara 3.404-21.147 butir telur dan fekunditas tersebut berkorelasi dengan ukuran panjang total ikan.
41