PERTUMBUHAN DAN FAKTOR KONDISI IKAN LUMO
25
K= koefisien pertumbuhan t
Parameter pertumbuhan von Bertalanffy K dan L ∞ dapat dihitung dengan
menganalisis serangkaian data frekuensi panjang menggunakan metode ELEFAN I yang terakomodasi pada perangkat lunak FISAT II Gayanilo et al. 2005. Selan-
jutnya untuk menghitung nilai t =umur teoritis ikan pada saat panjang sama dengan nol
log -to = -0,3922-0,2752 log L ∞-1,038 log K
dapat dilakukan dengan memasukkan nilai K dan L
∞ yang sudah diperoleh dari program ELEFAN I menggunakan persamaan me- nurut Pauly 1979, sebagai berikut:
Faktor kondisi relatif atau indeks ponderal ikan lumo dapat diketahui de- ngan persamaan sebagai berikut Le Cren 1951:
Kn=WW Keterangan:
W = bobot ikan lumo berdasarkan pengamatan W
= bobot yang dihitung berdasarkan persamaan hubungan panjang bobot aL Faktor kondisi relatif dihitung setiap bulan secara terpisah antara ikan lumo
jantan dan ikan lumo betina. Selanjutnya data tersebut ditabulasikan berdasarkan dua musim, yaitu musim kemarau April-September dan musim hujan Oktober-
Maret, serta dibedakan antara habitat di sungai dan di rawa-rawa. Selain itu, fak- tor kondisi relatif juga dihitung pada sebaran selang kelas panjang sehingga dapat
ditentukan ada tidaknya perbedaan faktor kondisi relatif antara ikan lumo berukur- an kecil dengan ikan lumo berukuran lebih besar.
b
Hasil Hubungan Panjang Bobot
Berdasarkan analisis hubungan panjang bobot ikan lumo jantan diperoleh persamaan sebagai berikut:
W = 2,227 x 10
-6
L
3,284
Adapun ikan betina memiliki persamaan hubungan panjang bobot sebagai berikut: r = 0,98
W= 2,473 x 10
-6
L
3,272
Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa panjang dan bobot ikan lumo, baik jantan dan betina, memiliki korelasi yang kuat yang ditunjukkan dari nilai r
yang mendekati 1 Gambar 14. Dengan demikian, setiap pertambahan ukuran panjang ikan diikuti dengan pertambahan bobotnya.
r = 0,98
Pola pertumbuhan ikan lumo jantan dan ikan lumo betina yang diekspresi- kan dari nilai b adalah allometrik positif. Dari hasil uji t diketahui bahwa nilai b
berbeda nyata dengan 3, baik untuk ikan lumo jantan maupun ikan lumo betina Nilai b ikan lumo jantan tidak berbeda nyata dengan nilai b ikan lumo betina
Lampiran 7.
26
Gambar 14. Hubungan panjang bobot ikan lumo, L. ocellatus Heckel, 1843
Model Pertumbuhan von Bertalanffy
Hasil analisis parameter pertumbuhan yang dilakukan dengan menggunakan analisis ELEFAN I yang terdapat dalam perangkat lunak FISAT II menunjukkan
bahwa ikan lumo jantan memiliki nilai panjang infinity L ∞ hingga 233 mm, koe-
fisien pertumbuhan K sebesar 0,31 per bulan atau setara dengan 3,72 per tahun, serta nilai t
= -0,30 bulan. Berdasarkan ketiga parameter pertumbuhan tersebut maka kurva pertumbuhan von Bertalanffy ikan lumo jantan mengikuti persamaan
L
t
= 233[1-e
-0,31t+0,30
]. Ikan lumo betina memiliki panjang infinity yang lebih kecil, yaitu 202 mm dengan nilai K adalah 0,48 per bulan setara dengan 5,76 per
tahun dan t = -0,20 bulan. Persamaan kurva pertumbuhan von Bertalanffy ikan
lumo betina adalah L
t
=202[1-e
-0,48t+0,20
Adapun parameter pertumbuhan von Bertalanffy ikan lumo gabungan tanpa membedakan jenis kelamin adalah sebagai berikut: L
∞ = 203 mm, K=0,45 per bulan atau setara dengan 5,4 per tahun, dan t
].
= -0,22 bulan. Dengan demikian persamaan kurva pertumbuhan von Bertalanffy gabungan dapat dinyatakan dalam
L
t
=203[1-e
-0,45t+0,22
].
Gambar 15. Kurva pertumbuhan ikan lumo, L. ocellatus Heckel, 1843
27
Faktor Kondisi Relatif
Ikan lumo yang hidup di Sungai Tulang Bawang dan Bawang Latak memi- liki faktor kondisi yang relatif sama. Di Sungai Tulang Bawang faktor kondisi re-
latif ikan lumo jantan rata-rata 1,01±0,06 dan ikan lumo betina 1,00±0,06 Tabel 5. Adapun ikan lumo yang hidup di Bawang Latak memiliki faktor kondisi rela-
tif rata-rata 1,01±0,05 jantan dan 1,01±0,04 betina. Kondisi relatif ikan lumo jantan dan ikan lumo betina saat musim kemarau tidak berbeda dengan musim
hujan Lampiran 9.
Berdasarkan sebaran panjang total diketahui bahwa faktor kondisi relatif ju- ga tidak jauh berbeda antara ikan lumo jantan dengan ikan lumo betina Tabel 6.
Rata-rata nilai Kn tersebut adalah 1,02±0,03 untuk ikan lumo jantan dan 1,02± 0,04 untuk ikan lumo betina.
Gambar 16. Faktor kondisi relatif rata-rata ikan lumo, L. ocellatus Heckel, 1843
Tabel 5. Faktor kondisi relatif ikan lumo, L. ocellatus Heckel, 1843 di Sungai Tulang Bawang dan Bawang Latak
MusimBulan Sungai Tulang Bawang
Bawang Latak Jantan
Betina Jantan
Betina Apr-2013
1,03 0,97
1,01 1,01
Mei-2013 1,05
1,02 1,03
1,03 Kemarau
Jun-2013 1,05
0,99 1,02
1,03 Jul-2013
1,02 0,94
1,03 1,00
Agust-2013 0,93
0,98 0,92
0,98 Sep-2013
0,91 0,93
0,94 1,01
Okt-2013 0,97
0,96 1,02
0,97 Nov-2013
1,04 0,97
1,08 1,06
Hujan Des-2013
1,06 1,10
1,03 1,04
Jan-2014 1,02
1,04 1,08
1,00 Feb-2014
1,08 1,11
1,01 1,07
Mar-2014 0,95
0,95 1,00
0,96 Rata-rata
1,01±0,06 1,00±0,06
1,01±0,05 1,01±0,04
28
Tabel 6. Faktor kondisi relatif ikan lumo, L. ocellatus Heckel, 1843 berdasarkan sebaran panjang total
Kelas panjang mm Betina
Jantan n ekor
Kn n ekor
Kn 80 - 96
5 1,00
1 1,02
97 -113 16
0,98 22
1,00 114-130
146 1,05
113 1,04
131-147 145
0,97 210
1,00 148-164
163 0,99
148 0,99
165-181 94
1,00 115
0,99 182-198
48 1,02
51 1,04
199-215 18
1,05 16
1,04 216-232
10 1,08
14 1,07
233-249 6
1,08 ---
Rata-rata 1,02±0,04
1,02±0,03 Keterangan: n= jumlah ikan ekor; Kn=faktor kondisi relatif
Pembahasan
Pertumbuhan ikan lumo jantan dan ikan lumo betina bersifat allometrik po- sitif dengan nilai b masing-masing sebesar 3,284 dan 3,272. Nilai b ini tidak ber-
beda jauh dengan nilai b yang dinyatakan oleh Froese Pauly 2014 untuk ikan tersebut, yaitu sebesar 3,19; dan juga untuk genus Labiobarbus lainnya, yaitu L.
lineatus dan L. siamensis Sidthimunka 1973.
Berdasarkan model pertumbuhan von Bertanlanffy diketahui bahwa ikan lu- mo betina memiliki laju pertumbuhan K=0,48 relatif lebih cepat dibandingkan
dengan ikan lumo jantan K=0,31. Laju pertumbuhan ikan lumo berlangsung pe- sat pada awal pertumbuhannya t
Faktor kondisi relatif Kn rata-rata pada ikan lumo jantan dan ikan lumo betina tidak berbeda. Ikan lumo jantan dan ikan lumo betina hidup dalam kondisi
yang sama di perairan Sungai Tulang Bawang dan Bawang Latak. Kondisi terse- but menguntungkan dari segi pertumbuhannya, sehingga ikan lumo jantan dan
ikan lumo betina memiliki peluang yang sama untuk bertahan hidup, tumbuh dan berkembang di perairan tersebut.
; selanjutnya mengalami perlambatan pertum- buhan saat ukuran tubuhnya mencapai panjang asimtotiknya. Secara teoritis, ikan
lumo jantan mencapai panjang asimtotik diperkirakan pada umur 20 bulan, se- dangkan ikan lumo betina mencapai panjang asimtotiknya pada umur 13 bulan.
Ukuran maksimum ikan lumo jantan yang tertangkap 232 mm mendekati ukuran panjang asimtotiknya; sedangkan ukuran maksimum ikan lumo betina yang ter-
tangkap 242 mm sudah melebihi panjang asimtotiknya.
Ikan lumo juga hidup dalam kondisi relatif yang sama saat musim hujan dan musim kemarau. Keadaan ini menunjukkan bahwa ikan lumo dapat hidup dengan
baik sepanjang tahun tanpa dipengaruhi oleh fluktuasi habitat perairan yang terja- di akibat perbedaan musim hujan dan musim kemarau. Pertumbuhan ikan lumo
dalam kondisi yang tidak berbeda antara musim hujan dan musim kemarau ini di- mungkinkan karena kualitas habitat perairan yang mendukung untuk kehidupan
ikan lumo. Beberapa parameter fisika kimia perairan yang penting, seperti pH,
29
suhu, dan oksigen terlarut berada pada kisaran yang normal bagi ikan tersebut un- tuk hidup dengan baik pada musim kemarau dan musim hujan Tabel 2.
Ikan lumo yang hidup di Sungai Tulang Bawang yang memiliki arus cukup kuat juga memiliki faktor kondisi relatif yang tidak berbeda dengan ikan lumo
yang hidup di Bawang Latak yang berarus tenang Lampiran 9. Bila dikaitkan dengan bentuk tubuhnya, ikan lumo memiliki kemampuan berenang di perairan
yang berarus. Hal ini sesuai dengan pendapat Beamish et al. 2006 yang menya- takan bahwa spesies dengan dasar sirip punggung yang panjang, seperti pada ikan
Labiobarbus siamensis dan Labiobarbus leptocheilus, memiliki kemampuan bere- nang yang kuat dan bermanuver dengan baik pada habitat perairan yang berarus
kuat.
Walaupun padatan tersuspensi total di Sungai Tulang Bawang relatif tinggi, ikan lumo masih dapat hidup dan tumbuh dengan baik. Kondisi ini serupa dengan
ikan lumo yang hidup dengan baik dan merupakan spesies dominan di Danau Te- luk Jambi dengan warna air kecoklatan dan keruh yang disebabkan tingginya pa-
datan tersuspensi berupa partikel tanah Nurdawati 2010.
Faktor kondisi juga dapat memberikan informasi saat ikan akan memijah Yeldan Avsar 2000; Hossain et al. 2006; Rahardjo Simanjuntak 2008.
Menjelang puncak musim pemijahan faktor kondisi dapat meningkat dan kemu- dian menurun setelah masa pemijahan Rahardjo Simanjuntak 2008. Hal ini
berkaitan erat dengan penggunaan sumber energi utama untuk perkembangan go- nad dan pemijahan Lizama Ambrósio 2002. Meningkatnya faktor kondisi re-
latif ikan lumo jantan dan ikan lumo betina dari bulan Oktober hingga Desember terkait erat dengan proses pemijahan. Pada bulan Oktober sudah ditemukan ikan
lumo dalam kondisi TKG III dan TKG IV, dan bulan November-Desember ba- nyak ditemukan ikan lumo dalam kondisi TKG IV Bab 5. Perkembangan gonad
saat menjelang tahap kematangannya secara langsung menambah bobot gonad, se- hingga bobot ikan lumo juga meningkat dan hal ini menyebabkan nilai faktor kon-
disi relatif juga meningkat.
Pada bulan Januari faktor kondisi relatif ikan lumo menurun ketika ikan- ikan tersebut selesai memijah yang ditandai dengan adanya beberapa ikan lumo
dalam kondisi TKG V Gambar 17. Pada saat TKG V gonad sudah berkurang bobotnya karena sebagian besar telur ataupun sperma sudah dikeluarkan saat pe-
mijahan.
Kenaikan faktor kondisi saat bulan Februari yang kemudian menurun di bu- lan Maret tidak berkaitan dengan proses pemijahan karena ikan contoh yang di-
kumpulkan pada kedua bulan tersebut sebagian besar berukuran di bawah ukuran dewasa seksual Gambar 11 dan Gambar 12. Diduga bahwa ikan lumo yang ter-
tangkap pada bulan Februari dan Maret merupakan kelompok ikan muda yang berasal dari pemijahan sebelumnya Oktober-Januari. Faktor kondisi relatif yang
berfluktuasi pada bulan Februari dan Maret lebih berkaitan dengan akumulasi le- mak karena sebagian besar ikan contoh yang dikumpulkan memiliki jaringan le-
mak yang cukup besar, yaitu sekitar 2,8 dari bobot tubuhnya, yang terletak di bawah gelembung renangnya.
30
Simpulan
Pertumbuhan ikan lumo jantan dan ikan lumo betina bersifat allometrik po- sitif. Berdasarkan model pertumbuhan von Bertalanffy diketahui bahwa laju per-
tumbuhan awal ikan lumo betina lebih cepat daripada ikan lumo jantan. Kondisi relatif ikan lumo yang hidup di Sungai Tulang Bawang tidak berbe-
da dengan ikan lumo yang hidup di perairan Bawang Latak. Demikian pula hal- nya dengan kondisi relatif ikan lumo tidak berbeda saat musim kemarau maupun
saat musim hujan.
31