diharapkan perilaku prososial siswa dapat berkembang melalui layanan penguasaan konten dengan teknik sosiodrama.
3.3.4 Asas -asas Layanan Penguasaan Konten
”Layanan penguasaan konten pada umumnya bersifat terbuka, asas yang paling diutamakan adalah asas kegiatan, dalam arti peserta layanan diharapkan
benar-benar aktif mengikuti dan menjalani semua kegiatan yang ada di dalam proses layanan”Prayitno, 2004:6-7. Asas kegiatan ini dilandasi oleh asas
kesukarelaan dan keterbukaan dari peserta layanan. Berdasarkan kegiatan atau tersebut, proses layanan akan berjalan lancar dengan keterlibatan penuh peserta
layanan.
3.3.5 Pendekatan, Teknik dan Media
Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten umumnya diselenggarakan secara langsung secara tatap muka, baik dengan format klasikal, kelompok atau individual.
Penyelenggara layanan konselor secara aktif menyajikan bahan, memberikan contoh, merangsang, mendorong, dan menggerakkan para peserta untuk
berpartisipasi aktif mengikuti dan menjalani materi dan kegiatan layanan. Dalam pemberian layanan konselor menegakan dua nilai proses pembelajaran, Prayitno,
2004:8-9 yaitu: 1
High-Touch, yaitu sentuhan –sentuhan tingkat tinggi yang mengenai aspek – aspek kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan terutama aspek –aspek
positif, semangat, sikap, nilai dan moral, melalui impelementasi oleh konselor:
a Kewibawaan
b Kasih sayang dan kebutuhan
c Keteladanan
d Pemberian penguatan
e Tindakan tegas yang terdidik
2 High-Tech, yaitu teknologi tinggi untuk menjamin kualitas penguasaan
konten, melalui implementasi oleh konselor: a
Materi pembelajaran b
Metode pembelajaran c
Alat bantu pembelajaran d
Lingkungan pembelajaran e
Penilaian hasil pembelajaran Berbagai teknik yang dapat digunakan oleh konselor untuk menyampaikan
konten kepada peserta layanan diantaranya ”penyajian, tanya jawab dan diskusi dan kegiatan lanjutan diskusi kelompok, penugasan dan latihan bebas, survei
lapanganstudi kepustakaan, percobaan dan latihan tindakan” Prayitno 2004:10. 1
Penyajian Melalui teknik penyajian ini, konselor menyajikan pokok konten setelah
para peserta disiapkan sebagaimana mestinya. . Konten diberikan kepada peserta layanan kemudian oleh peserta layanan konten itu disajikan dalam
sebuah sosiodrama yang dilakukan para siswa.
2 Tanya jawab dan diskusi
Konselor mendorong partisipasi aktif para peserta untuk memantapkan wawasan dan pemahaman peserta serta berbagai kaitan dalam segenap aspek–
aspek konten. Kegiatan ini dilakukan setelah pemberian konten, konselor mendorong peserta layanan untuk memberikan umpan balik tentang materi.
3 Kegiatan lanjutan
Kegiatan lanjutan ini dapat berupa: 1
Diskusi kelompok Diskusi kelompok dilakukan setelah kegiatan sosiodrama dilakukan.
Diskusi dilakukan agar diketahui sejauh mana perilaku prososial itu telah berjalan, kesesuaian antara perilaku siswa yang menghambat tercapainya
perilaku prososial yang baik, perilaku tersebut adalah perilaku yang akan diubah melalui teknik sosiodrama.
2 Penugasan dan latihan terbatas
Dari hasil diskusi dapat ditentukan apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum dan apakah perlu dilakukan pengulangan sosiodrama
atau tidak. 3
Survei lapangan dan studi kepustakaan Survei lapangan dan studi kepustakaan dilakukan sebelum dan sesudah
layanan penguasaan konten teknik sosiodrama diberikan. Kedua kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kesenjangan yang muncul antara kondisi di
lapangan dengan kajian teori yang digunakan. 4
Percobaan termasuk kegiatan laboratorium, bengkel dan studio
Percobaan dilakukan sebelum kegiatan sosiodrama sesungguhnya dilakukan. Hal ini dilaksanakan agar peserta layanan merasa siap
melaksanakan kegiatan sosiodrama yang sesungguhnya. 5
Latihan tindakan dalam rangka pengubahan tingkah laku Latihan tindakan merupakan pelaksanakan kegiatan sosiodrama lanjutan
jika kegiatan sosiodrama sebelumnya belum mampu mencapai tujuan pemberian layanan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa layanan penguasaan konten yang berfungsi mengembangkan diri siswa dapat diberikan
melalui penyajian yang diikuti dengan latihan tindakan. Sehingga layanan ini dimungkinkan dapat menggunakan teknik sosiodrama dalam rangka
meningkatkan perilaku prososial siswa yang diberi perlakuan tindakan.
3.3.6 Operasionalisasi Layanan Penguasaan Konten