Analisis Pengeluaran Kas Pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

ANALISIS PENGELUARAN KAS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

CHAIRUNNISYA RACHMA 112101073

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : CHAIRUNNISYA RACHMA

NIM : 112101073

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS PENGELUARAN KAS PADA

INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG

Tanggal :……….2014 DOSEN PEMBIMBING

NIP: 197702142008122001 Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, M.Si

Tanggal :……….2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

NIP: 197411232000122001 Dr. Yeni Absah, SE, M.Si.

Tanggal:……….2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

NIP: 195604071980021001


(3)

Alhamdulillah penulis memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya untuk menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ ANALISIS PENGELUARAN KAS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG ” ini dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, ayahanda AHMADI.S dan ibunda ASNI.T yang selalu membimbing, memberikan do’a dan semangat yang tidak putus. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak maka Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak,CA selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III

Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris

Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang

sudah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penyelesaian tugas akhir


(4)

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Ibu Erna Roslina, Bapak Rahmansyah S.Sos, Bapak Ruslan, SH yang telah

memberikan kesempatan penulis untuk magang di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.

7. Bapak/ ibu dosen Fakultas Ekonomi USU yang telah memberikan

perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan.

8. Teristimewa juga untuk saudara-saudara tercinta saya, Adik saya

Achmad Ichsan Sani dan Muhammad Irham Ananta dan Teja Prayogi, Teman-teman seperjuangan saya saat magang Dian, Dina, Ayu, Ojak dan Vina serta seluruh teman-teman D-III Keuangan Grup B.

Penulis menyadari bahwa penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Juni 2014

112101073


(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ... 5

B. Struktur Organisasi ... 12

C. Job Description ... 15

D. Kinerja Terkini ... 24

E. Rencana Kegiatan... 26

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian ... 28

A.1 Pengertian Kas... 28

A.2 Tujuan Laporan Arus Kas ... 30

A.3 Manfaat Laporan Arus Kas ... 30

B. Pengeluaran Kas ... 31

B.1 Prosedur Pengeluaran Kas ... 31

B.2 Sumber Pengeluaran Kas ... 36

B.3 Penggunaan Pengeluaran Kas ... 37

C. Analisis Pengeluaran Kas Pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang ... 52

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

Halaman Tabel 2.1 Tujuan dan Sasaran Strategis ... 10 Tabel 3.1 Belanja Tidak Langsung

Inspektorat Kabupaten Deli Serdang ... 37 Tabel 3.2 Belanja Langsung

Inspektorat Kabupaten Deli Serdang ... 38 Tabel 3.3 Laporan Pertanggung Jawaban Belanja-Fungsional

Tahun 2012 Inspektorat Kabupaten Deli Serdang ... 39 Tabel 3.4 Laporan Pertanggung Jawaban Belanja-Fungsional

Tahun 2013 Inspektorat Kabupaten Deli Serdang ... 46 Tabel 3.5 Sumber Kas Tahun 2012 ... 52 Tabel 3.6 Sumber Kas Tahun 2013 ... 54


(7)

Halaman Gambar 2.1 Lambang Inspektorat Kabupaten Deli Serdang ... 11 Gambar 2.2 Struktur Organisasi

Inspektorat Kabupaten Deli Serdang ... 14 Gambar 3.1 Prosedur Pengeluaran Kas


(8)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap instansi pemerintah sudah seharusnya mengetahui perkembangan dari setiap kegiatan yang dilakukan dari waktu ke waktu agar dapat mengetahui apakah instansi tersebut mengalami kemajuan atau kemunduran dari setiap kegiatan yang dilakukan, serta perlu juga mengetahui keadaan keuangan pada saat tertentu. Hal ini dapat dilihat melalui laporan pertanggung jawaban instansi dalam bentuk laporan keuangan.

Menurut Baridwan (2009 : 12) “Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suat dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja dari perusahaan tersebut”. Menurut Bakar (2007 : 20) “Tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu instansi yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan”. Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi instansi tersebut.

Salah satu bentuk laporan keuangan tersebut adalah laporan arus kas dimana laporan tersebut akan terlihat arus keluar dari setiap kegiatan instansi, yang dapat digunakan sebagai salah satu alat analisis keuangan


(9)

dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar kas suatu perusahaan.

Dengan adanya laporan arus kas maka akan dapat diketahui seberapa besar dana yang dibutuhkan agar mampu membiayai setiap kegiatan operasional instansi sehari – hari dan memungkinkan instansi untuk beroperasi seefisien mungkin serta tidak mengalami kesulitan keuangan.

Pengeluaran kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Prosedur yang digunakan dalam pengeluaran kas biasa dilakukan dengan menggunakan cek, giro, dan uang tunai.

Prosedur pengeluaran kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang meliputi rangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan, transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban atas pengeluaran kas.

Menurut Hery (2003 : 33) dalam bukunya Pengantar Akuntansi, pengeluaran kas dikendalikan oleh pengendalian internal yang akan lebih efektif ketika pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek atau transfer lewat rekening bank, dari pada melibatkan uang kas secara langsung. Pengendalian internal atas pengeluaran kas seharusnya memberikan jaminan yang memadai bahwa pembayaran hanya dilakukan


(10)

sesuai dengan transaksi – transaksi yang benar – benar telah direncanakan sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.

Pengendalian internal pengeluaran kas sesungguhnya juga harus dapat menjamin bahwa setiap kejadiaan ekonomi yang sifatnya yang akan menghemat pengeluaran kas benar – benar telah dimanfaatkan dengan semestinya untuk kepentingan instansi, bukan untuk kepentingan pribadi oknum pegawai tertentu.

Apabila kas yang tersedia dalam suatu instansi pemerintah terlalu kecil maka akan mengakibatkan kegiatan operasional instansi tersebut akan mengalami gangguan atau keterhambatan. Dengan demikian, kas yang tersedia dalam suatu instansi haruslah cukup, yaitu sesuai dengan kebutuhan instansi untuk membiayai kegiatan operasional sehari – hari.

Dengan adanya analisis pengeluaran kas ini maka akan dapat membantu pihak yang berkepentingan terutama semua pihak yang ada di dalam instansi untuk mengetahui dari mana diperolehnya kas didalam suatu instansi tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam menggunakan kas dan kekeliruan dalam mengambil keputusan.

Berdasarkan uraian diatas dan melihat pentingnya pengelolaan kas dalam suatu instansi maka penulis merasa tertarik dan mencoba membahas dengan memilih judul “ANALISIS PENGELUARAN KAS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG ’’.


(11)

B. Rumusan Masalah

Pengeluaran kas disuatu instansi pemerintah terkadang sering disalah gunakan tidak sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya. Agar tidak terjadi kerancuan dan penyimpangan dalam pembahasan ini, maka perlu adanya perumusan masalah sehingga tujuan penelitian mengenai pengeluaran kas dapat tercapai. Adapun permasalahan dalam tugas akhir ini adalah Apakah Pengeluaran Kas pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sudah efektif sesuai dengan yang ditetapkan ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah Untuk mengetahui gambaran yang jelas sampai sejauh mana analisis pengeluaran kas pada Inspektorat Kabupaten Deli serdang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan penulis adalah :

1. Bagi penulis untuk mengetahui Pengeluaran Kas dari laporan Keuangan

suatu instansi.

2. Bagi instansi pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan bahan perencanaan dan kebijakan pada waktu pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.


(12)

A. Sejarah Ringkas Inspektorat Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini, sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 merupakan dua pemerintahan yang berbentuk Kerajaan (Kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan (± 38 km dari Kota Medan menuju Kota Tebing Tinggi).

Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatra Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar NST (Negara Sumatera Timur) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST (Negara Sumatera Timur) membentuk Permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional.

Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan NRI (Negara Republik Indonesia), sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST) tidak bersedia. Akhirnya Pemerintah NRI (Negara Republik Indonesia) meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST (Negara Sumatera Timur) dan NIT (Negara Indonesia Timur) untuk bermusyawarah dengan NRI


(13)

(Negara Republik Indonesia) tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi ata 5 (lima) Afdeling, salah satu diantaranya adalah Deli en Serdang. Afdeling ini dipimpin oleh seorang Asisten Residen beribukota di Medan serta terbagi atas 4 (empat) Onder Afdeling yaitu Beneden Deli beribukota di Medan, Bovan Deli beribukota di Pancur Batu, Serdang beribukota di Lubuk Pakam, Padang Bedagei beribukota di Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpim oleh seorang Kontelir.

Selanjutnya dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Timur tanggal 19 April 1946, Keresidenan Sumatera Timur dibagi menjadi 6 (enam) Kabupaten ini terdiri atas 6 (enam) Kewedanaan yaitu Deli Hulu, Deli Hilir, Serdang Hulu, Serdang Hilir, Bedagei, Padang/Kota Tebing Tinggi pada waktu itu ibukota berkedudukan di Perbaungan. Kemudian dengan Besluit Wali Negara tanggal 21 Desember 1949 wilayah tersebut adalah Deli Serdang dengan ibukota Medan, meliputi Lubuk Pakam, Deli Hilir, Deli Hulu, Serdang, Padang dan Bedagei.

Pada tanggal 14 November 1956, Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah dengan


(14)

Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956. Untuk merealisasinya dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dab Dewan Pertimbangan Daerah (DPD). Namun, tahun demi tahun terus berlalu merubah perjalanan sejarah dan setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar-seminar oleh para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), akhirnya disepakati penetapan Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang tanggal 1 Juli 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 23 Desember 1986.

Seiring dengan gerak roda pembangunan yang terus melaju diciptakan motto bagi daerah Deli Serdang yaitu : “ BHINNEKA PERKASA JAYA” yang tercantum di pita lambang Daerah Kabupaten Deli Serdang, dalam pengertian “ Dengan masyarakatnya yang beraneka ragam suku, Agama, ras, dan golongan bersatu dalam ke Bhinnekaan secara kekeluargaan dan gotong royong membangun semangat kebersamaan, menggali dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya sehingga menjadi kekuatan dan keperkasaan untuk mengantarkan masyarakat kepada kesejahteraan, maju, mandiri dan jaya sepanjang masa.

Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sebagai salah satu pelaksana mandat bidang pengawasan daerah dalam hubungannya dengan


(15)

terselenggaranya good govemance, merupakan unsur penunjang Pemerintahan Daerah yang dipimpin oleh Inspektur yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.

Sesuai Permendagri No. 60 Tahun 2013 Tentang Kebijakan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun 2014 pasal 5 ayat (4), Inspektorat Kabupaten Deli Serdang mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah dalam bidang pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa di daerah diwilayahnya, dengan fungsi :

1. Perencanaan program pengawasan

2. Perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan

3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilalian tugas

pengawasan.

1. Visi dan Misi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang Visi:

Motivator penyelenggara pemerintahan yang baik melalui pengawasan yang transparan, aspiratif, terpadu, dan akuntabel.

Makna visi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang :

Motivator artinya sebabgai penggerak bagi institusi dilingkungan Pemerintah Kabupatenb Deli serdang untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku


(16)

sehingga dapat memperlancar pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN.

Transparan artinya memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan adil tentang penyelenggaraan pemerintahan dengan tetap memperhatikan perlindungan hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.

Aspiratif artinya menerima informasi dari berbagai kalangan dan menindak lanjuti dengan tetap mempedomani ketentuan yang berlaku. Terpadu artinya dalam rangka mengadakan pengawasan Inspektorat Kabupaten Deli Serdang bersama - sama dengan unsur pengawas lainnya dan masyarakat baik perorangan maupun kelompok.

Akuntabel artinya hasil akhir kegiatan harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

Misi:

1. Menumbuhkembangkan komitmen aparat pengawasan.

2. Mendorong terwujudnya akuntabilitas oleh Instansi Pemerintah

Kabupaten.

2. Tujuan dan Sasaran Strategis Inspektorat Kabupaten Deli Serdang Tujuan merupakan penjabaran/implementasi dan pernyataan misi, adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Dengan adanya tujuan sebagai


(17)

penjabaran dari misi, diharapkan akan memberikan arah operasional pembangunan Kabupaten yang lebih terukur, obyektif dan terinci.

Inspektorat Kabupaten Deli Serdang merencanakan tujuan dan sasaran strategis berdasarkan visi, misi dan faktor – faktor kunci keberhasilan.

Tujuan dan sasaran strategis yang direncanakan dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1

Tujuan dan Sasaran Strategis Misi 1 :

Menumbuhkembangkan komitmen aparat pengawasan

Tujuan Meningkatnya manajemen pengawasan yang tepat, cepat, terpercaya dan bermutu

Sasaran 1 Meningkatnya Mutu Administrasi, Pelaporan dan

Kelengkapan Sarana dan Prasarana Aparatur

Sasaran 2 Meningkatnya Kemampuan Aparatur dalam Tugas

Kedinasan dan Pemeriksaan

Misi 2 :

Mendorong terwujudnya akuntabilitas Instansi Pemerintah Kabupaten

Tujuan Meningkatnya kepercayaan publik kepada Pemerintah melalui pengkomunikasian hasil pengawas


(18)

Sasaran 1 Meningkatkan Penyelenggaraan Pengawasan pada setiap SKPD

Sumber : Inspektorat Kabupaten Deli Serdang

3. Makna Lambang Inspektorat Kabupaten Deli Serang

Gambar 2.1 Lambang Inspektorat Kabupaten Deli Serdang Sumber : Inspektorat Kabupaten Deli Serdang

Makna lambang Inspektorat Kabupaten Deli Serdang adalah :

1. Bintang bersudut lima melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan

berfalsafat Pancasila.

2. 17 kuntum bunga kapas, 5 (lima) daun sirih, 3 (tiga) buah pinang, empat puluh lima butir padi melambangkan catatan sejarah, tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan RI, dimana rakyat Deli Serdang turut memberi dharma bhaktinya dalam kemerdekaan Republik Indonesia.


(19)

3. Sedangkan padi berbuah 11 (sebelas), seekor ikan melambangkan penduduk Kabupaten Deli Serdang sebagian besar terdiri dari petani dan nelayan.

4. Gunung dan lima gelombang ombak serta matahari pagi yang sedang naik

melambangkan :

a. Gunung menunjukkan geografi Deli Serdang yang terdiri dari pegunungan, daratan rendah dan pantai

b. Lima gelombang ombak melambangkan bahwa Deli Serdang di airi oleh

sungai besar kecil yang membawa kemakmuran rakyat.

c. Matahari terbit yang sedang naik melambangkan masa depan yang

gemilang cita-cita yang tinggi serta kegairahan bekerja yang penuh semangat dan keyakinan.

5. Pohon kelapa sawit, karet, tembakau melambangkan daerah Deli Serdang

adalah daerah perkebunan yang menghasilkan devisa.

6. Roda mesin bergigi melambangkan cita-cita modernisasi dari mekanisme

kehidupan rakyat serta lambang kerajinan tangan.

7. Sirih, pinang dan puan melambangkan kebudayaan asli, dimana sirih dan

pinang merupakan alat pembuka kata dalam segala upacara serta lambang persaudaraan dan toleransi.

8. Lima helai daun sirih melambangkan tiga hukum yang dijunjung tinggi,


(20)

B. Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2007 Tentang “ Bagan Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang ditetapkan pada tanggal 14 November 2007 “, Inspektorat kabupaten Deli Serdang adalah Instansi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Deli Serdang.

Struktur organisasi diperlukan instansi untuk membedakan batas – batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :


(21)

Gambar 2.2 : Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang Sumber : Inspektorat Kabupaten Deli Serdang

INSPEKTUR

H. JENTRALIM PURBA SH. MH

JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS

USRON, SH .

KASUBBAG UMUM TUGIATI, SH KASUBBAG PROGRAM IRMAISAL, SE KASUBBAG EVLAP M. ZUFRI, SH INSPEKTUR PEMBANTU WIL I

DRS, ANDREAS BANGUN

SH. MSI

INSPEKTUR PEMBANTU WIL II DAJAMDEN PURBA

INSPEKTUR PEMBANTU WIL III

JHONSON GULTOM, SE. MSI

INSPEKTUR PEMBANTU WIL

IV KHAIRUDDIN BATU BARA, SE.


(22)

C. Job Description

Berikut ini adalah job description dari setiap unit pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari :

a. Inspektur

Inspektur mempunyai rincian tugas :

1. Melakukan perencanaan program pengawasan;

2. Merumuskan kebijakan dan fasilitas pengawasan;

3. Melakukan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas

pengawasan;

4. Mengkoordinasikan hasil – hasil pemeriksaan dengan lembaga –

lembaga pengawasan;

5. Melakukan pengelolaan administrasi umum yang meliputi

kesekretariatan, program, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan organisasi di Inspektorat;

6. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

7. Melakukan pembagian tugas wilayah kerja kepada masing – masing

Inspektur pembantu;

8. Melaporkan setiap hasil pemeriksaan kepada Bupati;

9. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian

sebagai bahan penilaian DP-3;


(23)

b. Sekretaris

Sekretaris mempunyai rincian tugas :

1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan;

2. Memberi petunujk, membagi tugas dan menimbang bawahan agar

pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;

3. Mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan tugas –

tugas Inspektur Pembantu secara terpadu dan tugas pelayanan administratif;

4. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum;

5. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;

6. Melaksanakan pengelolaan administrasi perlengkapan;

7. Melaksanakan pengelolaan administrasi program;

8. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan;

9. Merencanakan penyusunan kebutuhan barang dan alat kelengkapan

kantor;

10.Melaksanakan pengelolaan surat menyurat, arsip dan dokumen

lainnya;

11.Melaksanakan kebersihan lingkungan kantor dan bertanggung jawab

atas keamanan kantor;

12.Melaksanakan pengawasan terhadap disiplin pegawai, budaya bersih,

budaya kerja dan budaya tertib;

13.Mempersiapkan penyelenggaraan rapat dinas dan mempersiapkan

Surat perintah Tugas bagi Pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas;


(24)

14.Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas; 15.Memelihara, merawat, menjaga dan mengawasi inventaris kantor;

16.Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang

langkah; – langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku

17.Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol, merencanakan

kegiatan dan membuat laporan pelaksanaan tugas;

18.Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil

yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;

19.Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku

penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan Dp-3 bawahan;

20.Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan;

c. Kepala Sub Bagian Umum

Kepala Sub Bagian Umum mempunyai rincian tugas :

1. Menerima petunujuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan;

2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar

pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;

3. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan administrasi umum;

4. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan administrasi

kepegawaian;

5. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan administrasi


(25)

6. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dan perbendaharaan;

7. Meneliti dokumen dan tanda bukti penerimaan dan pengeluaran

keuangan;

8. Menggandakan, menomori, dan mendistribusikan surat masuk dan

surat keluar;

9. Memeriksa, meneliti dan mengarsipkan surat masuk dan surat keluar;

10.Melaksanakan kebersihan lingkungan kantor dan bertanggung jawab

atas keamanan kantor;

11.Merencanakan usulan kebutuhan alat tulis kantor dan kebutuhan

barang lainnya;

12.Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencanakan

kegiatan pelaksanaan tugas;

13.Menyusun laporan pelaksanan tugas kepada atasan sesuai hasil yang

telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;

14.Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilalian sebagai bawahan penilaian DP-3 bawahan;

15.Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan;

d. Kepala Sub Bagian Program

Kepala sub bagian program mempunyai rincian tugas :

1. Menerima petunujuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan;

2. Memberi petunujk, memberi tugas dan membimbing bawahan agar


(26)

3. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan penyusunan administrasi program;

4. Mengumpulkan, mengolah, menganalisa sebagai data sebagai bahan

acuan dalam penyusunan program kerja;

5. Melakukan observasi lapangan untuk menilai kebenaran dan

keakuratan data sebagai bahan dalam penyusunan program kerja; 6. Mempersiapkan daftar usulan kegiatan pelaksanaan tugas;

7. Melakukan evaluasi terhadap program kerja sebagai bahan penyusunan

laporan;

8. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah

– langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

9. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencanakan

kegiatan pelaksanaan tugas;

10.Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai

dengan hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawab tugas;

11.Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian

sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan;

12.Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan;

e. Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan

Kepala sub bagian evaluasi dan pelaporan mempunyai rincian tugas : 1. Menerima petunujk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan;

2. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar


(27)

3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencanakan kegiatan pelaksanaan tugas;

4. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan penyusunan evaluasi

dan pelaporan;

5. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas;

6. Menyusun, mempersiapkan laporan pelaksanaan tugas;

7. Melakukan monitoring pengendalian dalm pelaksanaan tugas;

8. Menyusun laporan secara berkala terhadap pelaksanaan tugas;

9. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah

– langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

10.Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagi pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;

11.Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian

sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan;

12.Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan;

f. Inspektur Pembantu Wilayah I

Inspektur pembantu wilayah I mempunyai rincian tugas :

1. Memberikan petunujuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan;

2. Mendisposisikan surat kepada bawahan;

3. Memberikan petunjuk tentang pelaksanaan tugas kepada para

bawahan;

4. Melaksanakan tugas – tugas yang berhubungan dengan Inspektur


(28)

5. Melaksanakan pengusulan program pengawasan di Wilayah kerja;

6. Melakukan pengoordinasian pelaksanaan pengawasan;

7. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan

pemerintahan daerah;

8. Melakukan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas

pengawasan;

9. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah

– langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

10.Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil

yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;

11.Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku

penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawahan;

12.Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan;

g. Inspektur Pembantu Wilayah II

Inspektur pembantu wilayah II mempunyai rincian tugas :

1. Memberikan petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan;

2. Mendisposisikan surat kepada bawahan;

3. Memberikan petunjuk tentang pelaksanaan tugas kepada para

bawahan;

4. Melaksanakan tugas – tugas yang berhubungan dengan Inspektur

pembantu Wilayah II;


(29)

6. Melakukan pengoordinasian pelaksanaan pengawasan;

7. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan

pemerintahan daerah;

8. Melakukan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas

pengawasan;

9. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah

– langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

10.Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil

yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;

11.Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku

penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawahan;

12.Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan;

h. Inspektur Pembantu Wilayah III

Inspektur pembantu wilayah III mempunyai rincian tugas :

1. Memberikan petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan;

2. Mendisposisikan surat kepada bawahan;

3. Memberikan petunujuk tentang pelaksanaan tugas kepada pra

bawahan;

4. Melaksanakan tugas – tugas yang berhubungan dengan Inspektur

pembantu Wilayah III;

5. Melaksanakan pengusulan program pengawasan di Wilayah kerja;


(30)

7. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah;

8. Melakukan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas

pengawasan;

9. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah

– langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

10.Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil

yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;

11.Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku

penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawahan;

12.Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan;

i. Inspektur Pembantu Wilayah IV

Inspektur pembantu wilayah IV mempunyai rincian tugas :

1. Memberikan petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan;

2. Mendisposisikan surat kepada bawahan;

3. Memberikan petunujuk tentang pelaksanaan tugas kepada pra

bawahan;

4. Melaksanakan tugas – tugas yang berhubungan dengan Inspektur

pembantu Wilayah IV;

5. Melaksanakan pengusulan program pengawasan di Wilayah kerja;


(31)

7. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah;

8. Melakukan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas

pengawasan;

9. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah

– langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

10.Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil

yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;

11.Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku

penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawahan;

12.Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan;

D. Kinerja Terkini Inspektorat Kabupaten Deli Serdang 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

a. Penyediaan jasa surat menyurat

b. Penyediaan jasa sumber daya air dan listrik

c. Penyediaan jasa kebersihan kantor

d. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja

e. Penyediaan ATK

f. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

g. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

h. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor


(32)

j. Penyediaan makan dan minuman

k. Rapat – rapat koordinasi dan konsultasi keluar dan dalam daerah l. Penyediaan jasa administrasi kantor

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

a. Pembangunan gedung kantor

b. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor

c. Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan Dinas/operasional d. Pemeliharaan berkala/ rutin meubeleur

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

a. Pengadaan pakaian Dinas beserta perlengkapannya

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar Realisasi kinerja

SKPD

b. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun

5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

a. Pendidikan dan pelatihan formal

6. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

a. Pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

b. Pelatihan teknis pengawasan dan penilaian akuntabilitas kinerja

7. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan KDH


(33)

b. Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan KDH

c. Inventarisasi temuan pengawasan

d. Tindak lanjut hasil temuan pengawasan

e. Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensip

f. Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan

8. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan

a. Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan

9. Program Mengintesifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat

a. Pembentukan unit khusus penanganan pengaduan masyarakat

E. Rencana Kegiatan Inspektorat Kabupaten Deli Serdang

1. Kegiatan pengawasan yang telah dilakukan oleh Inspektorat

Kabupaten Deli Serdang adalah :

a. Pemeriksaan reguler pada SKPD

b. Pemeriksaan reguler pada pemerintahan desa

c. Review laporan keuangan pemerintah daerah

d. Penyusunan LAKIP Pemerintah Daerah

e. Pemeriksaan atas pengaduan masyarakat dan pemeriksaan dengan

tujuan tertentu

f. Pendampingan, asistensi dan fasilitasi

2. Kegiatan pengawasan yang sedang oleh Inspektorat Kabupaten Deli


(34)

a. Mengawal reformasi birokrasi

b. Mengawal pelaksanaan Perpres 55 tahun 2012 tentang Strategi

Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

c. Pemantauan penerimaan CPNS

d. Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan e. Pengusutan tuntutan ganti rugi

3. Kegiatan pengawasan yang akan dilaksanakan oleh Inspektorat

Kabupaten Deli Serdang adalah :

a. Evaluasi LAKIP SKPD

b. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal SKPD


(35)

A. Pengertian 1. Pengertian Kas

Menurut Halim (2007 : 5) kegiatan keuangan satuan pemerintah tidak dimaksudkan untuk mendapatkan laba tetapi ditujukan untuk menghasilkan pendapatan untuk menutup biaya penyelenggaraan jasa – jasa yang harus dilakukan oleh satuan pemerintahan tersebut. Oleh karena akuntansi pemerintah tidak dimaksudkan untuk mengukur besarnya lana maka dalam akuntansi pemerintah tidak diperlukan penyesuaian untuk penyusutan, biaya dibayar dimuka maupun biaya yang masih harus dibayar.

Perkiraan – perkiraan dalam akuntansi pemerintah harus menyediakan data keuangan yang memungkinkan pejabat pemerintah menyelenggarakan tugas – tugasnya sesuai dengan keinginan sebagaimana tertuang dalam anggaran dan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Lebih lanjut, perkiraan – perkiraan harus mengikhtisarkan kegiatan – kegiatan pemerintah dan menunjukkan bagaimana kegiatan tersebut memenuhi persyaratan peraturan perundangan.

Menurut Mulyadi (2001 : 10) Kas merupakan aset yang paling lancar dibandingkan aset lainnya. Banyak sekali transaksi yang baik secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi penerimaan dan


(36)

pengeluaran kas. Untuk mengamankan kas dan menjamin ketepatan penyajian atas catatan akuntansi kas, pengendalian internal yang efektif atas kas mutlak yang diperlukan.

Pengertian kas menurut beberapa ahli diantaranya adalah : 1. Kas adalah uang tunai yang dipersembahkan dengan saldo rekening

giro yang tidak dibatasi penggunaanya untuk membiayai kegiatan entitas pemerintah. (http://www.pengertianahli.com)

2. Kas adalah segala sesuatu baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.

(http://www.newsakuntansi.blogspot.com)

3. Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi

perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro. (http://bramz.wordpress.com)

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kas adalah aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya. Berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu instansi akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Kas merupakan suatu pos yang paling penting pada laporan keuangan.

Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan instansi. Oleh karena itu, kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaanya maupun penggunaannya (pengeluarannya).


(37)

Pengeluaran suatu instansi ada yang bersifat rutin dan terus – menerus dan ada pula yang bersifat insidentil atau tidak terus – menerus.

2. Tujuan Laporan Arus Kas

Menurut Halibroto (2000 : 23) Laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar kas suatu perusahaan.

Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang penerimaan – penerimaan kas dan pengeluaran – pengeluaran kas dari suatu entitas selama suatu periode tertentu. Tujuan keduanya adalah untuk memaparkan informasi tentang kegiatan – kegiatan operasi, investasi dari pendanaan dari suatu entitas selama periode tertentu.

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas, dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu instansi selama suatu periode dalam suatu format yang merekonsiliasikan saldo kas awal dan akhir.

3. Manfaat Laporan Arus Kas

Menurut Jusuf (2011 : 29) manfaat laporan arus kas merupakan alat analisa yang sangat penting bagi pemegang jabatan bendahara atau kepala bagian keuangan suatu instansi, disamping alat finansial lainnya maksud utama dari analisa tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana digunakan serta bagaimana kebutuhan akan dana tersebut dibelanjai


(38)

dengan kata lain dengan analisa aliran kas itu akan dapat diketahui dari mana datangnya dana dan untuk apa dana itu digunakan.

Laporan arus kas digunakan oleh instansi untuk mengevaluasi kegiatan operasional yang telah berlangsung, dan merencanakan aktivitas inverstasi dan pembiayaan di masa yang akan datang.

B. Pengeluaran Kas

Menurut Afifah (2009 : 6) Implementasi Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah, Pengeluaran kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Prosedur yang digunakan dalam pengeluaran kas biasa dilakukan dengan menggunakan cek, giro, dan uang tunai.

1. Prosedur Pengeluaran Kas

Prosedur pengeluaran kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang meliputi rangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan, transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban atas pengeluaran kas.


(39)

Gambar 3.1

Prosedur Pengeluaran Kas Pada Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang

Usulan Dokumen Permintaan SP2D

Diverifikasi Oleh Bagian Anggaran DPKD Deli

Serdang

Ditanda Tangani Oleh Ka.Dinas DPKD Deli

Serdang

Dicatat Oleh Bagian Verifikasi DPKD

SP2D Terbit dan Dicatat Oleh Bagian

Pembukuan DPKD

SP2D Diterima Oleh Inspektorat Kabupaten

Deli Serdang

Membuat Laporan Keuangan/LPJ Cek Diterbitkan/Dibayar


(40)

Sumber : Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2014 Keterangan gambar diatas adalah :

a. Usulan dokumen permintaan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana).

b. Diverifikasi oleh bagian anggaran dinas DPKD (Dinas Pengelola

Keuangan Daerah) Deli serdang.

c. Ditanda tangani oleh bagian verifikasi DPKD (Dinas Pengelola Keuangan

Daerah) Deli serdang.

d. Dicatat oleh bagian verfikasi DPKD (Dinas Pengelola Keuangan Daerah).

e. SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) dan dicatat oleh bagian pembukuan

DPKD (Dinas Pengelola Keuangan Daerah).

f. SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) diterima oleh Inspektorat

Kabupaten Deli Serdang.

g. Cek diterbitkan/dibayar oleh bank.

h. Membuat laporan keuangan/LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban).

Pengeluaran kas mempunyai sistem dan prosedur yang terdiri dari 4 sub sistem yaitu :

1. Sub sistem akuntansi pengeluaran kas pembebanan uang persediaan (UP).

Prosedur Uang Persediaan (UP) adalah : a. Penerbitan surat penyediaan dana (SPD).

b. Pengajuan surat permintaan pembayaran (SPP).

c. Penerbitan surat permintaan membayar (SPM).

d. Penerbitan surat perintah pencairan dana (SP). e. Penerbitan surat pertanggungjawaban (SPJ).


(41)

2. Sub sistem akuntansi pengeluaran kas pembebanan ganti uang persediaan (GU).

Prosedur Ganti Uang (GU) adalah :

a. Penerbitan surat penyediaan dana (SPD).

b. Pengajuan surat permintaan pembayaran (SPP).

c. Penerbitan surat permintaan membayar (SPM).

d. Penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D). e. Penerbitan surat pertanggungjawaban (SPJ).

3. Sub sistem akuntansi pengeluaran kas pembebanan tambahan uang

persediaan (TU).

Prosedur Tambahan Uang (TU) adalah : a. Penerbitan surat penyediaan dana (SPD).

b. Pengajuan surat permintaan pembayaran (SPP).

c. Penerbitan surat permintaan membayar (SPM).

d. Penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D). e. Penerbitan surat pertanggungjawaban (SPJ).

4. Sub sistem akuntansi pengeluaran kas pembebanan langsung (LS).

Prosedur sub sistem pengeluaran kas terdiri atas : 1. Penerbitan surat penyediaan dana (SPD).

SPD adalah surat penyediaan dana yang dibuat oleh BUD (bendahara Umum Daerah) dalam rangka manajemen kas daerah.


(42)

2. Pengajuan surat permintaan pembayaran (SPP).

SPP adalah surat permintaan pembayaran yang diserahkan bendahara umum kepada pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran melalui pejabat penatausahaan keuangan.

3. Penerbitan surat permintaan membayar (SPM).

SPM adalah surat permintaan membayar yang penting dalam penatausahaan pengeluaran yang merupakan tahap lanjutan dari proses pengajuan SPP.

4. Penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D).

SP2D adalah surat perintah pencairan dana yang dipergunakan untuk mencairkan dana lewat bank yang ditunjuk setelah SPM diterima oleh bendahara umum daerah.

5. Penerbitan surat pertanggungjawaban (SPJ).

Surat yang dikeluarkan bendahara pengeluaran secara administratif wajib mempertanggungjawabkan penggunaan uang persediaan atau ganti uang persediaan atau tambah uang persediaan kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD.

6. Penerbitan nota permintaan dana (NPD).

NPD adalah nota permintaan dana yang digunakan untuk mencairkan dana melalui bendahara pengeluaran atau bendahara pengeluaran pembantu.

Pada umumnya, pengeluaran kas dikendalikan oleh pengendalian internal yang akan lebih efektif ketika pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek atau transfer lewat rekening bank, dari pada


(43)

melibatkan uang kas secara langsung. Pengendalian internal atas pengeluaran kas seharusnya memberikan jaminan yang memadai bahwa pembayaran hanya dilakukan sesuai dengan transaksi – transaksi yang benar – benar telah direncanakan sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.

Pengendalian internal pengeluaran kas sesungguhnya juga harus dapat menjamin bahwa setiap kejadiaan ekonomi yang sifatnya yang akan menghemat pengeluaran kas benar – benar telah dimanfaatkan dengan semestinya untuk kepentingan instansi, bukan untuk kepentingan pribadi oknum pegawai tertentu.

2. Sumber Pengeluaran Kas

Menurut Wibowo (2006 : 11) adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan oleh adanya transaksi – transaksi sebagai berikut :

a. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek

maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap.

b. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian

kas kepada instansi.

c. Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang

jangka panjang.

d. Pembelian barang secara tunai adanya pembayaran biaya operasi yang

meliputi upah dan gaji, pembelian barang kantor, pembayaran sewa, bunga, dan premi asuransi.


(44)

e. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden atau bentuk pembagian laba lainnya secara tunai, pembayaran pajak, denda – denda, dan sebagainya.

3. Penggunaan Pengeluaran Kas

Penggunaan – penggunaan kas yang biasa digunakan oleh kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang adalah :

a. Belanja tidak langsung

Belanja tidak langsung adalah belanja tugas pokok dan fungsi yang tidak dikaitkan dengan pelaksanaan program. Belanja tidak langsung terdiri dari :

Tabel 3.1 Belanja Tidak Langsung BELANJA TIDAK LANGSUNG

1. Gaji Pokok

2. Tunjangan Keluarga

3. Tunjangan Struktur

4. Tunjangan Fungsional

5. Tunjangan Fungsional Umum

6. Tunjangan Beras

7. Tunjangan PPh

8. Pembulatan Gaji

9. Iuran Asuransi Kesehatan


(45)

11.Tambahan Penghasilan Berdasarkan Pertimbangan Objektif Lainnya

Sumber : Inspektorat Kabupaten Deli Serdang

b. Belanja langsung

Belanja langsung adalah belanja yang terkait langsung dengan pelaksanaan program. Belanja langsung terdiri dari :

Tabel 3.2 Belanja Langsung

BELANJA LANGSUNG

1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat

2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

3. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

4. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja 5. Penyediaan Alat Tulis Kantor

6. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

7. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Kantor

8. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

9. Penyediaan Bahan Bacaan dan Perundang-undangan

10.Penyediaan Makanan dan Minuman

11.Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah 12.Penyediaan Jasa Administrasi Kantor

13.Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional


(46)

15.Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 16.Pemeliharaan Berkala/Rutin Mebeleur

17.Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya 18.Pelatihan dan Pendidikan Formal

19.Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi

Kinerja SKPD

20.Penyusunan Laporan Akhir Tahun

21.Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala

22.Penanganan Kasus Pengaduan Masyarakat diLingkungan

Pemerintah Daerah

23.Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH

24.Inventarisasi Temuan Pengawasan

25.Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan

26.Koordinasi Pengawasan Yang Lebih Komprehensif

27.Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan

28.Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur

Pengawasan

29.Penyusunan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan


(47)

(48)

(49)

(50)

(51)

(52)

(53)

Tabel 3.3 Memperlihatkan :

Jumlah pengeluaran kas pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang selama tahun 2012, untuk belanja langsung dan tidak langsung adalah sebesar Rp. 6.156.442.993. Dengan pagu anggaran sebesar Rp. 7.018.124.440.


(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

(60)

Tabel 3.4 Memperlihatkan :

Jumlah pengeluaran kas pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang selama tahun 2013, untuk belanja langsung dan tidak langsung adalah sebesar Rp. 5.619.044.719. Dengan pagu anggaran sebesar Rp. 6.517.706.990.


(61)

C.Analisis Pengeluaran Kas Inspektorat Kabupaten Deli serdang

Laporan pengeluaran kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli serdang dibuat sesuai dengan pengeluaran yang ada selama tahun 2012 dan tahun 2013 agar penganalisisannya dapat diperbandingkan.

Dalam membuat analisis pengeluaran kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, penulis akan membuat komposisi atau persentase kas dengan membandingkan setiap sumber pengeluaran kas. (Buku Panduan Inspektorat Kabupaten Deli Serdang)

Tabel 3.5

SUMBER KAS TAHUN 2012

NO. SUMBER KAS JUMLAH (Rp)

1. Penerimaan Kas Rp. 7.018.124.440

2. Pengeluaran Kas Rp. 6.156.442.993

Sumber : Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2014 Tabel 3.5 Memperlihatkan :

Penerimaan kas pada kantor Inspektorat kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 adalah sebesar Rp. 7.018.124.440 dimana persentase terhadap penerimaan tersebut adalah sebesar 87,72%.

Sedangkan pegeluaran kas pada Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 dimana jumlah pengeluaran belanja tidak langsung adalah sebesar Rp. 2.113.972.583 dengan persentase sebesar 92,31%, dan untuk jumlah pengeluaran belanja langsung adalah sebesar Rp. 4.042.470.410 dengan persentase sebesar 2,499%.


(62)

Jadi dengan melihat penerimaan kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 7.018.124.440 dan penggunaan kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 6.156.442.993, maka untuk tahun 2012 untuk kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang mengalami surplus sebesar Rp. 861.681.447. Sesuai dengan analisa dan evaluasi dari data penerimaan kas pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012 dinyatakan sudah efektif. Ini disebabkan selisih penerimaan dengan penggunaan sebesar Rp. 861.681.447.

Kelebihan dana pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012 akan dikembalikan ke Kas Daerah Deli Serdang. Sebaliknya jika kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012 terjadi kekurangan dana maka kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang akan mengajukan perubahan anggaran kegiatan tersebut dan selanjutnya diserahkan ke Kas Daerah Deli Serdang untuk ditelaah dan disetujui.

Tabel 3.6

SUMBER KAS TAHUN 2013

NO. SUMBER KAS JUMLAH (Rp)

1. Penerimaan Kas Rp. 6.517.706.990

2. Pengeluaran Kas Rp. 5.619.044.719

Sumber : Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2014 Tabel 3.6 Memperlihatkan :


(63)

Penerimaan kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 adalah sebesar Rp. 6.517.706.990 dimana persentase terhadap penerimaan tersebut adalah sebesar 86,21%.

Sedangkan pegeluaran kas pada Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 dimana jumlah pengeluaran belanja tidak langsung adalah sebesar Rp. 2.131.082.355 dengan persentase sebesar 84,72%, dan untuk jumlah pengeluaran belanja langsung adalah sebesar Rp. 3.487.962.364 dengan persentase sebesar 2,676%.

Jadi dengan melihat penerimaan kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 6.517.706.990 dan penggunaan kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 5.619.044.719, maka untuk tahun 2013 untuk kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang mengalami surplus sebesar Rp. 898.662.271. Sesuai dengan analisa dan evaluasi dari data penerimaan kas pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012 dinyatakan sudah efektif. Ini disebabkan selisih penerimaan dengan penggunaan sebesar Rp. 898.662.271.

Kelebihan dana pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 akan dikembalikan ke Kas Daerah Deli Serdang. Dan sebaliknya jika kantor Inspektorat Kabupaten deli Serdang pada tahun 2013 terjadi kekurangan dana maka kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang akan mengajukan perubahan anggaran kegiatan tersebut dan selanjutnya diserahkan ke Kas Daerah Deli Serdang untuk ditelaah dan disetujui.


(64)

A. KESIMPULAN

Kas merupakan unsur yaang sangat menentukan kelancaran kegiatan suatu instansi. Oleh karena itu, kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaanya maupun penggunaannya (pengeluarannya). Pengelolaan kas juga harus direncanakan dan diperhitungkan secara tepat untuk menghindari kekurangan kas pada saat dibutuhkan yang dapat menggangu kegiatan instansi, maupun kelebihan kas yang tidak perlu.

Pada bab ini di ambil kesimpulan berdasarkan uraian mengenai analisa dan evaluasi atas hasil – hasil penelitian yang diperoleh adalah :

1. Sumber kas kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012

adalah sebesar Rp. 7.018.124.440 atau 87,72%, dan sumber kas kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 6.517.706.990 atau 86,21%.

2. Pengeluaran kas terbesar tahun 2012 digunakan oleh Belanja Langsung yaitu sebesar Rp. 4.042.470.410 atau 2,499% dari total pengeluaran kas, dan pengeluaran kas terbesar tahun 2013 digunakan oleh Belanja

Langsung yaitu sebesar Rp. 3.487.962.364 atau 2,676% dari pengeluaran kas.

3. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi dari data Inspektorat Kabupaten Deli Serdang tahun 2012 dan 2013 dinyatakan sudah efektif dan surplus.


(65)

B. SARAN

Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka penulis memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki antara lain :

1. Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sebaiknya mengontrol sumber

penerimaan dan pengeluaran kas agar dalam mengerjakan kegiatan yang direncanakan tidak mengalami hambatan dan berjalan dengan efektif.

2. Inspektorat Kabupaten Deli serdang harus mempergunakan kas sesuai

dengan anggaran yang telah ditetapkan agar tidak mengalami kekurangan anggaran dalam menjalankan kegiatan yang telah direncanakan.

3. Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sebaiknya mengembalikan kelebihan

dana yang tidak digunakan selama kegiatan kepada Kas Daerah Deli Serdang.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Abu, 2009, Akuntansi Keuangan, Grasindo, Jakarta.

Baridwan, Zaki, 2009, Akuntansi Dasar 1 dan 2, Cetakan Pertama, Grasindo, Jakarta.

Buku panduan dari Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang Halibroto. 2000, Dasar – Dasar Akuntansi, LP3ES, Jakarta.

Halim, Abdul, 2007, Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Hery, 2003, Pengantar Akuntansi, Edisi Keempat, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Jusuf, Haryono, 2011, Dasar – Dasar Akuntansi jilid II, Edisi Ketujuh, Cetakan Pertama, STIE YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi I, Cetakan Tiga, Salemba Empat, Jakarta.

Nur Afifah, Nunuy, 2009, Akuntansi Pemerintah : Implementasi Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah, Kencana Media Group, Jakarta.

Wibowo, Oetoet, 2006, Dasar – Dasar Akuntansi Pemerintah, Cetakan I, Praditya Paramita, Jakarta.

Internet :

http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-kas-menurut-ahli.html.

14 Mei 2014 19:53.

16 Mei 2014 20:10.


(1)

54

C.Analisis Pengeluaran Kas Inspektorat Kabupaten Deli serdang

Laporan pengeluaran kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli serdang dibuat sesuai dengan pengeluaran yang ada selama tahun 2012 dan tahun 2013 agar penganalisisannya dapat diperbandingkan.

Dalam membuat analisis pengeluaran kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, penulis akan membuat komposisi atau persentase kas dengan membandingkan setiap sumber pengeluaran kas. (Buku Panduan Inspektorat Kabupaten Deli Serdang)

Tabel 3.5

SUMBER KAS TAHUN 2012

NO. SUMBER KAS JUMLAH (Rp)

1. Penerimaan Kas Rp. 7.018.124.440

2. Pengeluaran Kas Rp. 6.156.442.993

Sumber : Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2014 Tabel 3.5 Memperlihatkan :

Penerimaan kas pada kantor Inspektorat kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 adalah sebesar Rp. 7.018.124.440 dimana persentase terhadap penerimaan tersebut adalah sebesar 87,72%.

Sedangkan pegeluaran kas pada Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 dimana jumlah pengeluaran belanja tidak langsung adalah sebesar Rp. 2.113.972.583 dengan persentase sebesar 92,31%, dan untuk jumlah pengeluaran belanja langsung adalah sebesar Rp. 4.042.470.410 dengan persentase sebesar 2,499%.


(2)

Jadi dengan melihat penerimaan kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 7.018.124.440 dan penggunaan kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 6.156.442.993, maka untuk tahun 2012 untuk kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang mengalami surplus sebesar Rp. 861.681.447. Sesuai dengan analisa dan evaluasi dari data penerimaan kas pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012 dinyatakan sudah efektif. Ini disebabkan selisih penerimaan dengan penggunaan sebesar Rp. 861.681.447.

Kelebihan dana pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012 akan dikembalikan ke Kas Daerah Deli Serdang. Sebaliknya jika kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012 terjadi kekurangan dana maka kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang akan mengajukan perubahan anggaran kegiatan tersebut dan selanjutnya diserahkan ke Kas Daerah Deli Serdang untuk ditelaah dan disetujui.

Tabel 3.6

SUMBER KAS TAHUN 2013

NO. SUMBER KAS JUMLAH (Rp)

1. Penerimaan Kas Rp. 6.517.706.990

2. Pengeluaran Kas Rp. 5.619.044.719

Sumber : Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2014 Tabel 3.6 Memperlihatkan :


(3)

56

Penerimaan kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 adalah sebesar Rp. 6.517.706.990 dimana persentase terhadap penerimaan tersebut adalah sebesar 86,21%.

Sedangkan pegeluaran kas pada Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 dimana jumlah pengeluaran belanja tidak langsung adalah sebesar Rp. 2.131.082.355 dengan persentase sebesar 84,72%, dan untuk jumlah pengeluaran belanja langsung adalah sebesar Rp. 3.487.962.364 dengan persentase sebesar 2,676%.

Jadi dengan melihat penerimaan kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 6.517.706.990 dan penggunaan kas pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 5.619.044.719, maka untuk tahun 2013 untuk kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang mengalami surplus sebesar Rp. 898.662.271. Sesuai dengan analisa dan evaluasi dari data penerimaan kas pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012 dinyatakan sudah efektif. Ini disebabkan selisih penerimaan dengan penggunaan sebesar Rp. 898.662.271.

Kelebihan dana pada kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 akan dikembalikan ke Kas Daerah Deli Serdang. Dan sebaliknya jika kantor Inspektorat Kabupaten deli Serdang pada tahun 2013 terjadi kekurangan dana maka kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang akan mengajukan perubahan anggaran kegiatan tersebut dan selanjutnya diserahkan ke Kas Daerah Deli Serdang untuk ditelaah dan disetujui.


(4)

A. KESIMPULAN

Kas merupakan unsur yaang sangat menentukan kelancaran kegiatan suatu instansi. Oleh karena itu, kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaanya maupun penggunaannya (pengeluarannya). Pengelolaan kas juga harus direncanakan dan diperhitungkan secara tepat untuk menghindari kekurangan kas pada saat dibutuhkan yang dapat menggangu kegiatan instansi, maupun kelebihan kas yang tidak perlu.

Pada bab ini di ambil kesimpulan berdasarkan uraian mengenai analisa dan evaluasi atas hasil – hasil penelitian yang diperoleh adalah : 1. Sumber kas kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012

adalah sebesar Rp. 7.018.124.440 atau 87,72%, dan sumber kas kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 6.517.706.990 atau 86,21%.

2. Pengeluaran kas terbesar tahun 2012 digunakan oleh Belanja Langsung yaitu sebesar Rp. 4.042.470.410 atau 2,499% dari total pengeluaran kas, dan pengeluaran kas terbesar tahun 2013 digunakan oleh Belanja

Langsung yaitu sebesar Rp. 3.487.962.364 atau 2,676% dari pengeluaran kas.

3. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi dari data Inspektorat Kabupaten Deli Serdang tahun 2012 dan 2013 dinyatakan sudah efektif dan surplus.


(5)

46

B. SARAN

Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka penulis memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki antara lain :

1. Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sebaiknya mengontrol sumber penerimaan dan pengeluaran kas agar dalam mengerjakan kegiatan yang direncanakan tidak mengalami hambatan dan berjalan dengan efektif. 2. Inspektorat Kabupaten Deli serdang harus mempergunakan kas sesuai

dengan anggaran yang telah ditetapkan agar tidak mengalami kekurangan anggaran dalam menjalankan kegiatan yang telah direncanakan.

3. Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sebaiknya mengembalikan kelebihan dana yang tidak digunakan selama kegiatan kepada Kas Daerah Deli Serdang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Abu, 2009, Akuntansi Keuangan, Grasindo, Jakarta.

Baridwan, Zaki, 2009, Akuntansi Dasar 1 dan 2, Cetakan Pertama, Grasindo, Jakarta.

Buku panduan dari Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang Halibroto. 2000, Dasar – Dasar Akuntansi, LP3ES, Jakarta.

Halim, Abdul, 2007, Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Hery, 2003, Pengantar Akuntansi, Edisi Keempat, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Jusuf, Haryono, 2011, Dasar – Dasar Akuntansi jilid II, Edisi Ketujuh, Cetakan Pertama, STIE YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi I, Cetakan Tiga, Salemba Empat, Jakarta.

Nur Afifah, Nunuy, 2009, Akuntansi Pemerintah : Implementasi Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah, Kencana Media Group, Jakarta.

Wibowo, Oetoet, 2006, Dasar – Dasar Akuntansi Pemerintah, Cetakan I, Praditya Paramita, Jakarta.

Internet :

http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-kas-menurut-ahli.html.

14 Mei 2014 19:53.

16 Mei 2014 20:10.