Tujuan Penelitian Kegunanan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Eksistensi Jaksa Sebagai Pengacara Negara

Secara etimologi, eksistensi berasal dari Bahasa Inggris yaitu excitence, dari bahasa latin exixtere yang berarti muncul, ada, timbul, memilih keberadaan aktual. Dari kata ex berarti keluar dan sistere yang berarti muncul atau timbul. Menurut seorang ahli filsafat filsuf bernama Karl Jaspers memaknai eksistensi sebagai pemikiran manusia yang memanfaatkan dan mengatasi seluruh pengetahuan objektif. Berdasarkan pemikiran tersebut, manusia dapat menjadi dirinya sendiri dan menunjukkan dirinya adalah makhluk eksistensi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, eksistensi adalah keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Menurut Sukanto Satoto sampai saat ini tidak ada satupun tulisan ilmiah bidang hukum, baik berupa buku, desertasi maupun karya ilmiah lainnya yang membahas secara khusus pengertian eksistensi. Pengertian eksistensi selalu dihubungkan dengan kedudukan dan fungsi hukum atau atau fungsi suatu lembaga hukum tertentu. Sjachan Basah mengemukakan pengertian eksistensi dihubungkan dengan kedudukan, fungsi, kekuasaan, atau wewenang pengadilan dalam lingkungan peradilan administrasi di Indonesia. 10 Dari beberapa pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa eksistensi dalam tulisan ini adalah mengenai adanya keberadaan suatu kedudukan, fungsi, kekuasaan, atau wewenang yang mengakibatkan perubahannya suatu hal. Baik perubahan itu merupakan perubahan menuju positif ataupun perubahan menuju negatif. Jaksa Sanskerta: adhyaká¹£ a; Inggris: prosecutor; bahasa Belanda: officier van justitie adalah pegawai pemerintah dalam bidang hukum yang bertugas menyampaikan dakwaan atau tuduhan di dalam proses pengadilan terhadap orang yang diduga telah melanggar hukum. Istilah adhyaksa dari bahasa Sansekerta dibawa dari india dan berpengaruh dalam masa peradaban Hindu di Indonesia. Di Majapahit, istilah tersebut digunakan dalam struktur yudikatif sejenis dengan istilah yaksa, dhyaksa, dan dharmadhyaksa. Pada masa Hayam Wuruk berkuasa 1350-1389, dhyaksa merupakan jabatan hakim yang menangani masalah peradilan di persidangan. Dhyaksa dikepalai oleh seorang adhyaksa bukan hanya sebagai hakim tertinggi oppenrrechter namun juga sebagai pengawas opzichter. 1 Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia Pasal 1 angka 1 yang berbunyi : Jaksa adalah Pejabat Fungsional yang diberi wewenang oleh undang- undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksanaan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang-undang. 1 Sumanjaya. 2002. Kejaksaan RI dalam Lintasan Sejarah. Majalah Hukum Kejaksaan : Jakarta. Hlm. 32 11 Sedangkan Kejaksaan menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991, Kejaksaan Republik Indonesia selanjutnya dalam undang-undang ini disebut kejaksaan, adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara dibidang penuntutan. Ketentun ini diubah dengan dicabutnya undang-undang tersebut dan mulai diberlakukannya Undang-Undang yang baru mengenai Kejaksaan Republik Indonesia, yaitu Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004. Dalam undang-undang tersebut menyatakan bahwa kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang. Perubahan ketentuan ini lebih menguatkan lingkup pengabdian hukum kejaksaan memang bukan hanya penuntutan, tetapi lebih luas lagi sesuai dengan perundang-undangan yang mengaturnya. Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, khususnya di bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan negara khususnya dibidang penuntutan, dimana semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan. Selanjutnya mengenai lembaga kejaksaan, jika dilihat dari posisinya terhadap negara, kejaksaan merupakan lembaga sentral dalam penegakkan hukum yang dimiliki negara penganut aliran filsafat hukum rule of law. Aliran rule of law memilik tiga unsur yaitu :