Keputusan Tata Usaha Negara

23 tindakan hukum tata usaha negara adalah perbuatan hukum Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersumber pada ketentuan hukum tata usaha negara yang dapat menimbulkan hak atau kewajiban pada orang lain; d. Bersifat konkret, induvidual, dan final, bersifat konkret artinya objek yang diputuskan dalam Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak abstrak, tetapi berwujud, bersifat individual artinya Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu, baik alamat maupun hal yang dituju, bersifat final artinya sudah definitif atau sudah tidak dapat dirubah lagi dan karenanya dapat menimbulkan akibat hukum; e. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. Yang dimaksud menimbulkan akibat hukum adalah menimbulkan akibat hukum tata usaha negara, karena penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha yang menimbulkan akibat hukum tersebut adalah berisi tindakan hukum tata usaha negara. Akibat hukum tata usaha negara tersebut dapat berupa menguatkan suatu hubungan hukum atau keadaan hukum yang telah ada declaratoir, menimbulkan suatu hubungan hukum atau keadaan hukum yang baru constitutief, menolak untuk menguatkan hubungan hukum atau keadaan hukum yang telah ada, Menolak untuk menimbulkan hubungan hukum atau keadaan hukum yang baru.

2.6 Peradilan Tata Usaha Negara

Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Karena itu Pancasila harus dijadikan landasan berpijak dalam merumuskan prinsip-prinsip perlindungan hukum. Dan 24 Indonesia juga merupakan negara hukum penganut prinsip the rule of law, hak asasi manusia lahir dan hingga memperoleh pengakuan, merupakan hasil dari perjuangan rakyat menutut haknya terhadap negara. Dalam konsep Negara Hukum Indonesia hak rakyat terhadap negara tidak diletakkan sebagai yang utama, demikian pula kewajiban rakyat terhadap negara tidak dijadikan sebagai yang utama. Tetapi antara hak dan kewajiban rakyat terhadap negara diletakkan dalam posisi yang seimbang, serasi, dan selaras, sehingga atas dasar itu tercipta hubungan yang rukun antara rakyat dan pemerintah. Namun ada kalanya pemerintah atau pejabat dalam melakukan tugas dan wewenangnya melampaui tugas dan wewenang tersebut detournement de puvoir atau pemerintah salah menerapkan undang-undang atau peraturan abus de droit yang menimbulkan suatu sengketa. Apabila dalam negara terjadi sengketa antara pemerintah dengan rakyat, prinsip utama yang dikedepankan adalah prinsip penyelesaian sengketa dengan cara musyawarah melalui wadah atau sarana upaya administratif, sedangkan penyelesaian melalui pengadilan adminisrasi dijadikan sebagai sarana terakhir. Maksud dari Pengadilan Administrasi atau di Indonesia dikenal sebagai Pengadilan Tata Usaha Negara adalah untuk memberikan parlindungan atas pelanggaran terhadap hak-hak warga masyarakat. Kepada warga diberikan hak atau kesempatan untuk menggugat pemerintah melalui peradilan. 25 Menurut Prajudi Atmosudirdjo, tujuan peradilan administrasi adalah untuk mengembangkan dan memelihara administrasi negara yang tepat menurut hukum rechtmatig atau tepat menurut undang-undang wetmatig atau tepat secara fungsional efektif dan atau berfungsi secara efesien. Sedangkan menurut Sjachran Basah tujuan peradilan administrasi adalah untuk memberikan pengayoman hukum dan kepastian hukum, baik bagi rakyat atau administrasi negara dalam arti terjaganya keseimbangan kepentingan masyarakat dengan kepentingan individu. Bagi administrasi negara akan tercipta ketentraman, ketertiban dan keamanan dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, demi terwujudnya pemerintahan bersih dan berwibawa dalam kaitan negara hukum berdasarkan Pancasila. 6 Dasar peradilan administrasi sendiri terdapat dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sebelum amandemen yaitu dalam Pasal 24 yang menyebutkan : 1 Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman menurut undang-undang. 2 Susunan dan kekuasaan badanbadan kehakiman itu diatur dengan undang-undang. Sebagai pelaksana dari Pasal 24 Undang-Undang Dasar tersebut, maka dikeluarkanlah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentng Ketentuan- Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. Didalam Pasal 10 ayat 1 Undang- undang tersebut menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan : a. Peradilan Umum; 6 Marbun, S.F. 2011. Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif di Indonesia. Cetakan ke 3. FH UII Press : Yogyakarta .Hlm.26