Standar Akuntansi Pemerintahan SAP
auditor internal dan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dapat dilakukan oleh auditor eksternal BPK RI,
Kuntadi, 2009. Audit internal menurut Standards for the Professional Practice of
Internal Auditing, The Institute of Internal Auditors adalah : “ I
nternal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization
operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the
effectiveness of risk management, control, and governance processes.”
Audit internal adalah aktifitas mandiriindependen yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang didesain untuk
memberi nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasional organisasi. Audit internal membantu organisasi dalam upayanya mencapai tujuan
dengan memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas resiko manajemen,
pengendalian dan proses tata kelola. Auditor internal wajib memberikan informasi yang berharga bagi menejemen untuk pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan operasi entitas Haryadi, 2010. Aparat Pengawasan Internal Pemerintah APIP adalah Instansi
Pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan intern di lingkungan pemerintah pusat danatau pemerintah
daerah. APIP terdiri atas Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP yang bertanggung jawab kepada Presiden, Inspektorat Jenderal
ItjenInspektorat Utama IrtamaInspektorat yang bertanggung jawab kepada MenteriKepala Lembaga Pemerintah Non Departemen LPND,
Inspektorat Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab kepada Gubernur, dan Inspektorat Pemerintah KabupatenKota yang bertanggung
jawab kepada BupatiWalikota. Tugas dan Fungsi APIP menurut PP 60 Tahun 2008 yaitu melakukan pengawasan intern melalui Audit, terdiri
atas Audit Kinerja dan Audit dengan Tujuan Tertentu, Reviu, Evaluasi, Pemantauan, dan Kegiatan Pengawasan Lainnya.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
merupakan kelanjutan pelaksanaan dari amanat Pasal 33 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 mewajibkan laporan keuangan direviu oleh Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah APIP. Terdapat beberapa pengertian reviu yaitu berdasarkan:
1. Standar Profesional Akuntan Publik SPAP: reviu adalah pelaksanaan
prosedur permintaan keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa
tidak terdapat modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia. 2.
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER44PB2006: reviu adalah prosedur penelusuran angka-angka dalam laporan
keuangan, permintaan keterangan, dan analitik yang harus menjadi dasar memadai bagi Aparat Pengawasan Intern untuk memberi
keyakinan terbatas bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan 3.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah: reviu adalah prosedur penelusuran angka-angka dalam laporan keuangan, permintaan keterangan, dan analitik yang harus
menjadi dasar memadai bagi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah APIP untuk memberi keyakinan terbatas bahwa tidak ada modifikasi
material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut disajikan berdasarkan Sistem Pengendalian Intern
SPI yang memadai dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan SAP.
4. Framework for Performing and Reporting on Compilation and
Review Engagements, AR Section 60, SSARS No 19, AICPA “ A
review is a service, the objective of which is to obtain limited assurance that there are no material modifications that should be
m ade to the financial statements in order for the statements to be in
conformity with the applicable financial reporting framework” . Reviu laporan keuangan sangat berbeda dengan audit laporan
keuangan dimana dalam audit seorang auditor harus memperoleh keyakinan yang tinggi bahwa laporan keuangan adalah bebas dari salah
saji yang material. Reviu hanya memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan
keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan standar akuntansi. Reviu tidak membutuhkan pemahaman mendalam tentang pengendalian internal
entitas, menilai risiko kecurangan, pengujian catatan dan bukti akuntansi