2.2.1 Jenis Lapisan Dalam
Terdapat berbagai jenis lapisan interfacing dalam yang berguna untuk menunjang setiap kebutuhan suatu busana. Jenis lapisan dalam dikelompokan
berdasarkan konstruksi bahannya dan cara melekatkannya pada bahan busana.
2.2.1.1 Jenis Lapisan Dalam Berdasarkan Konstruksi Bahan
Konstruksi bahan dari lapisan dalam menentukan berat bahan, jatuh bahan, keawetan bahan, dan tekstur bahan. Terdapat tiga bentuk dasar konstruksi bahan
lapisan dalam menurut Hendrickson 2009:2, yaitu tenunan woven, rajutan knit, dan bukan tenun non-woven.
1 Lapisan dalam tenun
Lapisan dalam tenun woven interfacings, yaitu lapisan dalam dari bahan
yang dibuat dari dua macam benang, yaitu benang lusi dan benang pakan dengan cara menyilangkan benang-benang dengan posisi saling tegak lurus membentuk
suatu anyaman. Benang lusi adalah benang yang sejajar dengan panjang kain, sedangkan benang pakan adalah benang yang melintang ke arah lebar kain.
Contoh lapisan dalam tenun adalah kain gula, kufner, dan trubinais. 2
Lapisan dalam rajut
Lapisan dalam rajut knit interfacings, yaitu lapisan dalam dari bahan
yang dibuat dengan cara saling mengaitkan antar benang. Lapisan dalam jenis ini
memiliki tingkat kemuluran yang lebih tinggi dari lapisan dalam jenis lain baik dari arah benang lusi maupun pakan. Contohnya adalah knit fusible interfacing.
3 Lapisan dalam bukan tenun
Lapisan dalam bukan tenun non-woven interfacings menurut Badan
Standardisasi Nasional 2008, yaitu kain yang dihasilkan oleh serat panjang yang
terikat dan tersusun kuat secara mekanik, kimiawi, pemanasan atau penggunaan bahan pelarut, sehingga tidak memiliki arah benang. Contohnya adalah vliselin.
2.2.1.2 Jenis Lapisan Dalam Berdasarkan Cara Melekatkan Pada Bahan Busana
Menurut Hendrickson 2009:4, jenis lapisan dalam berdasarkan cara melekatkannya pada bahan busana, yaitu lapisan dalam berperekat fusible
interfacings dan lapisan dalam yang dijahit sew in interfacings. 1
Lapisan dalam berperekat Lapisan dalam berperekat fusible interfacings merupakan kain yang
dilapisi suatu bahan perekat pada seluruh permukaannya. Cara melekatkannya, yaitu dengan cara mengepres lapisan dalam pada bahan busana menggunakan
setrika atau mesin press. Contoh lapisan dalam berperekat adalah kufner, kain gula, vliselin, dan trubinais berperekat.
2 Lapisan dalam yang dijahit
Lapisan dalam yang dijahit sew-in interfacings dilekatkan dengan cara menjahitnya menggunakan setikan tangan maupun mesin jahit. Contoh lapisan
dalam ini adalah trubinais yang tidak berperekat.
2.2.2 Kriteria Memilih Lapisan Dalam