I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu spesies rayap tanah yang paling luas sebaran geografisnya di Indonesia adalah Macrotermes gilvus Hagen Blattodea : Termitidae. Spesies
rayap ini dapat ditemukan hampir di seluruh pulau, dari Sumatera sampai Papua, dari Miangas sampai Pulau Rote. Bahkan di beberapa kawasan konservasi di
Jawa Barat, spesies rayap ini ditemukan di dataran rendah sampai dataran tinggi 1500 m dpl, dari pantai sampai pegunungan
1
Keunikan lain dari rayap tanah M. gilvus adalah hubungan simbiotiknya dengan jamur, khususnya jamur Termitomyces, yang “dibudidayakan” oleh koloni
rayap tersebut di dalam sarangnya. Oleh karena itu di dalam sarang M. gilvus terdapat “kebun-kebun jamur” fungus combs sebagai sumber makanan bagi
anggota koloni rayap tersebut. Jamur Termitomyces yang ditanam memiliki kandungan enzim selulase, glukose, galaktose, mannose, arabinose, dan xylose
yang sangat berguna bagi rayap untuk mendegradasi bahan organik Ohkuma 2003. Sementara itu, serasah, liur, kandungan karbon dan nitrogen serta
kelembaban yang tinggi merupakan kondisi optimal bagi jamur Termitomyces untuk tumbuh dan berkembang. Nodul dari jamur Termitomyces merupakan
sumber makanan bagi nimfa, kasta pekerja mayor, dan kasta pekerja minor untuk pertumbuhannya Pearce 1997. Sejalan dengan itu, Miura Matsumoto
1995 melaporkan bahwa spora jamur dibawa oleh rayap dari luar sarang ke dalam sarang dengan menggunakan tungkai dan antennanya. Tugas menseleksi
dan “menanam” spora yang diperlukan koloni dilakukan oleh kasta pekerja minor. . Kehadiran rayap tersebut di
ekosistem alaminya sangat mudah diketahui karena bangunan sarangnya sangat unik, berbentuk gundukan tanah atau bukit kecil mound yang ukurannya
beragam tergantung umur koloni rayap yang hidup di dalamnya. Konstruksi sarang tersebut sangat kokoh, tahan terhadap curahan air hujan, teriknya sinar
matahari, dan hempasan angin, serta gangguan alam lainnya termasuk gempa. Bahkan keberadaan sarang M. gilvus pada suatu tapak atau hamparan lahan
dapat mencapai puluhan tahun dengan ukuran yang terus “tumbuh” membesar sejalan dengan umur koloni rayap yang hidup didalamnya.
1
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pada periode 2006 - 2009 di Cagar Alam Dungus Iwul, Cagar Alam Yanlappa, dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak di Provinsi
Jawa Barat, serta Taman Nasional Ujung Kulon di Provinsi Banten.
2 Sementara itu untuk membawa spora jamur dari luar ke dalam sarang dilakukan
oleh kasta pekerja mayor. Bahan utama pembentuk sarang M. gilvus adalah serasah, tanah, dan liur rayap Krishna Weesner 1969. Sarang berfungsi
tidak saja sebagai tempat kawin ratu dan raja tetapi juga sebagai tempat memperbanyak koloni yang dihasilkan pasangan rayap tersebut. Lebih dari itu
sarang berfungsi melindungi koloni rayap dari pengaruh lingkungan luar dan musuh alaminya.
Penelitian di berbagai negara telah mengungkapkan keunikan dan kompleksitas ekosistem sarang Macrotermes spp. Meyer 2000, Turner 2000,
Korb 2003, dan Inoue et al. 2006. Namun demikian pengetahuan tentang arsitektur dan ekosistem sarang M. gilvus di Indonesia belum pernah dilaporkan.
Padahal diduga kuat kehadiran rayap ini memiliki peran ekologis ecological role yang sangat penting khususnya di ekosistem alaminya. Spesies rayap tersebut
juga diduga berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen biologis dalam bioremediasi lahan kritis.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dirasa perlu melakukan penelitian tentang kelimpahan, sebaran, dan arsitektur sarang serta ukuran populasi rayap
tanah M. gilvus di ekosistem alaminya.
Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelimpahan, sebaran, dan arsitektur sarang rayap tanah M. gilvus di Cagar Alam Yanlappa, Jawa Barat, serta ukuran
populasinya di kawasan konservasi tersebut.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi landasan pengetahuan untuk mengembangkan strategi pengelolaan rayap tanah M. gilvus di dalam kawasan
konservasi serta menjadi dasar bagi pengembangan M. gilvus sebagai agen biologis dalam bioremediasi lahan kritis di Indonesia.
3
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mencakup kajian tentang kelimpahan, sebaran spasial spatial distribution, dan arsitektur sarang rayap tanah M. gilvus di suatu cagar
alam yang mewakili ekosistem hutan alam dataran rendah di Jawa Barat. Kondisi biofisik di dalam dan di sekitar sarang ketinggian, topografi, vegetasi,
drainase, serta sifat fisik, mekanis, dan kimiawi tanah dianalisis untuk mengetahui kaitannya dengan keberadaan sarang rayap dimaksud. Disamping
itu morfologi bentuk, ukuran dan arsitektur sarang termasuk tata ruangnya, serta ukuran populasi rayap di dalam sarang merupakan fokus kajian utama
dalam penelitian ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Habitat Rayap Tanah
Hutan alam di daerah tropika merupakan habitat alami dari rayap tanah genus Macrotermes. Tanah dengan kandungan bahan organik yang tinggi di
hutan tropis merupakan habitat yang sangat disukai oleh rayap ini Lavelle Spain 2001. Demikian pula iklim yang hangat dengan curah hujan sekitar 1500-
3000 mmth, kelembaban sekitar 80-90, suhu ambient antara 28-29
o
Habitat alami rayap tanah Macrotermes natalensis adalah di savanna Afrika. Rayap jenis ini sama dengan rayap dari genus Macrotermes lainnya yaitu
menyukai daun dan ranting yang telah lapuk. Selain itu, rayap jenis ini sangat menyukai kondisi iklim dengan curah hujan tidak terlalu tinggi yaitu antara 600-
700 mmth, tanah tipe granitik dan ketinggian tempat 81-375 m dpl Mayer et al. 2001. Namun demikian, pada rayap tanah Macrotermes michaelseni yang juga
menyukai habitat di daerah savanna di Afrika dengan ketinggian 92-368 m dpl menyenangi curah hujan yang sangat rendah yaitu hanya 200 mmth, tipe tanah
pasir kemerahan dengan spesifikasi vegetasi rumput savanna Turner 2000. C dan
keanekaragaman jenis tumbuhan yang sangat tinggi sangat mendukung keberadaan rayap jenis ini. Hal tersebut menjadikan rayap jenis ini mendapatkan
bahan makanan berupa serasah, kayu dan ranting yang banyak mendukung kehidupannya Traniello Leuthold 2000.
Keberadaan rayap tanah pada suatu area salah satunya tergantung pada tipe tanah yang terdapat pada areal tersebut Meyer et al. 2003. Secara umum
rayap tanah lebih menyukai tipe tanah yang banyak mengandung liat. Serangga ini tidak menyukai tanah berpasir karena tipe tanah ini memiliki kandungan bahan
organiknya rendah Traun dan Perry 2000. Di samping itu, konstruksi liang kembara rayap tanah yang terbuat dari tanah liat akan lebih kokoh Evans
2003. Sarang rayap tanah utamanya terbuat dari tanah, kotoran, dan serasah
yang berfungsi sebagai tempat memperbanyak koloni dan melindungi koloni dari lingkungan ekstrim. Kehidupan di dalam sarang inilah yang menyebabkan rayap
berhasil hidup di daerah tropik atau subtropik. Hal ini disebabkan terdapat sistem pengendalian iklim mikro yang dibuat rayap di dalam sarang untuk
mempertahankan kehidupannya Noirot Darlington 2000. Sarang sebagai tempat hidup koloni rayap tidak ditemukan pada sembarang lokasi karena
memerlukan tipe tanah dan topografi tertentu. Topografi dengan tipe tanah bergelombang dan tutupan tajuk yang terbuka merupakan habitat yang disukai
oleh rayap tanah Macrotermes natalensis dan Macrotermes bellicosus di Afrika Selatan Holt Lepage 2000; Meyer et al. 2001.
Biologi Macrotermes gilvus
Krishna dan Weesner 1969 menyatakan rayap dapat diklasifikasikan ke dalam 6 famili yang meliputi : Mastotermitidae, Kalotermitidae, Hodotermitidae,
Rhinotermitidae, Serritermitidae dan Termitidae. Rayap tanah Macrotermes termasuk ke dalam famili Termitidae sub famili Macrotermitinae. Menurut
Nandika et al. 2003, Macrotermes gilvus merupakan rayap tanah yang banyak tersebar di Indonesia. Klasifikasi rayap tanah M. gilvus sebagai berikut :
phylum : Arthropoda
kelas : Insecta
sub-klass : Pterigota
ordo : Blattodea
famili : Termitidae
sub-famili : Macrotermitinae
genus : Macrotermes
species : Macrotermes gilvus Hagen
Termitidae adalah famili terbesar diantara famili yang lain. Hal ini disebabkan 80 anggota ordo Blattodea termasuk dalam famili ini Ruelle
1989. Menurut Khrishna Weesner 1969 rayap hidup dalam kelompok sosial dengan sistem kasta yang berkembang sempurna. Kasta rayap terdiri dari 3
yaitu kasta reproduktif yang terdiri dari ratu dan raja, kasta prajurit dan kasta pekerja.
Di dalam koloni, rayap tanah M. gilvus terdapat polimorfisme pada kasta prajurit dan kasta pekerja. Pada kasta prajurit dikenal prajurit mayor dan kasta
prajurit minor. Sementara pada kasta pekerja dikenal kasta pekerja mayor dan pekerja minor Miura Matsumoto 1995.
Ciri-ciri kasta prajurit M. gilvus Hagen memiliki kepala yang berwarna coklat tua. Mandibel berkembang dan berfungsi, mandibel kanan, dan kiri
simetris dan tidak memiliki gigi marginal. Mandibel melengkung pada ujungnya dan digunakan untuk menjepit. Ujung dari labrum tidak jelas, pendek dan
melingkar. Labrum ini memiliki hyallin pada ujungnya. Antena terdiri dari 16-17 ruas. Ada dua jenis kasta prajurit dari M. gilvus Hagen yaitu kasta prajurit yang
besar mayor dan kasta prajurit yang kecil minor dengan ciri-ciri sebagai berikut Thapa 1981; Tho 1992: