Tabel 4 Sebaran contoh menurut umur orangtua Umur tahun
Suami Isteri
Penggarap Buruh tani
Penggarap Buruh tani
n n
n n
Dewasa awal 20-30 0.0
1 1.7
10 16.7
17 28.3
Dewasa madya 31-40 26
43.3
25 41.7
34
56.7
29
48.3
Dewasa akhir 41-50 23
38.3 30
50.0 13
21.7 14
23.3 Lansia awal 51-65
11 18.3
4 6.7
3 5.0
0.0 Total
60 100.0
60 100.0
60 100.0 60 100.0
Rata-rata ± SD 43.3 ± 7.0
37.5 ± 6.9 p-value
0.327 0.110
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar umur suami pada petani penggarap berada pada kategori dewasa madya 43.3 dan untuk
buruh tani setengah dari suami berada pada kategori dewasa akhir 50.0. Sedangkan persentase terbesar umur isteri, baik petani penggarap dan buruh
tani berada pada kategori umur dewasa madya yakni lebih dari setengah untuk isteri penggarap 56.7 dan sebesar 48.3 persen untuk isteri buruh tani Tabel
4. Berdasarkan hasil uji beda, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara umur
suami dan isteri pada keluarga penggarap dan buruh tani. Hal ini diduga karena usia contoh yang diteliti untuk melangsungkan pernikahan relatif sama,
disamping faktor lain yang mempengaruhi usia perkawinan seperti latar belakang keluarga, tingkat pendidikan, dan masa usia subur yang relatif sama Jay et al.
1987.
Tingkat Pendidikan Orangtua
Alsa dan Bachroni 1984 diacu oleh Kartini 1997 mengemukakan bahwa tingkat pendidikan orangtua berhubungan positif dengan cara mendidik
anak. Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan orangtua disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Sebaran contoh menurut tingkat pendidikan orangtua Tingkat Pendidikan
Suami Isteri
Penggarap Buruh tani
Penggarap Buruh tani
n n
n n
Tidak pernah sekolah 0.0
1 1.7
0.0 0.0
Tidak tamat SD 13
21.7 30
50.0
17 28.3
41
68.3
Tamat SD 21
35.0
24 40.0
24
40.0
15 25.0
Tamat SMP 9
15.0 5
8.3 15
25.0 4
6.7 Tamat SMA
11 18.3
0.0 3
5.0 0.0
Tamat PTakademi 6
10.0 0.0
1 1.7
0.0 Total
60 100.0 60 100.0
60 100.0 60
100.0 p-value
0.000 0.000
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar tingkat pendidikan orangtua pada keluarga penggarap baik suami maupun isteri adalah
tamat SD masing-masing sebesar 35 persen dan 40 persen. Sedangkan persentase terbesar tingkat pendidikan orangtua pada keluarga buruh tani baik
pada suami 50.0 maupun isteri 68.3 adalah tidak tamat SD Tabel 5. Tingkat pendidikan orangtua pada keluarga penggarap dan buruh tani secara
garis besar belum memenuhi tuntutan Undang-Undang Sistem Pendidikan Indonesia UU.RI No.2 Tahun 1989 yang menyatakan bahwa setiap warga
negara Indonesia berhak menempuh sekurang-kurangnya jenjang pendidikan dasar 9 tahun.
Berdasarkan hasil uji beda, terdapat perbedaan yang nyata antara tingkat pendidikan orangtua pada keluarga penggarap dan buruh tani. Dari Tabel 5
dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan pada keluarga penggarap cenderung lebih tinggi daripada tingkat pendidikan pada keluarga buruh tani. Pada umumnya
semakin tinggi tingkat pendidikan, akan semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusianya, dan akan memiliki pendapatan yang relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan orang dengan tingkat pendidikan yang rendah Guhardja et. al 1992.
Pendapatan per Kapita Pendapatan per kapita adalah pendapatan total yang diperoleh keluarga
dibagi jumlah anggota keluarga yang dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan. Pendapatan per kapita contoh berkisar antara
Rp 38 142.9
sampai dengan Rp 1 078 333.3.
dengan rata-rata 242 435.4 untuk petani penggarap dan 99 442.9 untuk buruh tani Tabel 6.
Tabel 6 Sebaran contoh menurut pendapatan per kapita Pendapatan per kapita
Rp Penggarap
Buruh tani n
n 100 000
15 25.0
32
53.3
100 001-150 000 13
21.7 19
31.7 150 001-200 000
6 10.0
7 11.7
200 001-250 000 9
15.0 1
1.7 250 000
17
28.3
1 1.7
Total 60
100.0 60
100.0 Rata-rata ± SD
242 435.4 ± 235 699.5 99 442.9 ± 48 067.6
p-value 0.000
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28.3 persen keluarga petani penggarap memiliki pendapatan per kapita di atas Rp 250 000 sedangkan lebih
dari setengah keluarga buruh tani memiliki pendapatan per kapita di bawah Rp
100 000 53.3 Tabel 6. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan per kapita per bulan pada keluarga penggarap lebih besar daripada keluarga buruh tani.
Berdasarkan hasil uji beda, terdapat perbedaan yang nyata pendapatan per kapita per bulan antara keluarga penggarap dan keluarga buruh tani. Hal ini
terkait dengan kepemilikan lahan yang dimiliki oleh keluarga penggarap yang menghasilkan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan keluarga buruh tani
yang tidak mempunyai lahan dan hanya memperoleh upah dari lahan orang lain yang digarapnya.
Kepemilikan Aset
Aset keluarga dalam penelitan ini merupakan hasil penjumlahan beberapa aset yang kemudian diuangkan. Aset tersebut meliputi lahan pertanian
milik sendiri, barang elektronik, kendaraan, barang berharga, tabungan keluarga, dan ternak.
Tabel 7 Sebaran contoh menurut jenis aset yang dimiliki Jenis Aset
Penggarap Buruh tani
n n
Barang elektronik Radio
38 63.3
17 28.3
TV 54
90.0
47
78.3
Kulkas 22
36.7 3
5.0 VideoVCD
26 43.3
25 41.7
HP 23
38.3 6
10.0 Lain-lain
35 58.3
19 31.7
Kendaraan Mobil
3 5.0
0.0 Truk
0.0 0.0
Motor 29
48.3 8
13.3 Sepeda
31
51.7
12
20.0
Lain-lain 0.0
0.0
Barang berharga Emas
21
35.0
9
15.0
Lain-lain 0.0
0.0
Tabungan Keluarga
15 28.0
7 11.7
Anak 19
31.7
14
23.3 Ternak
Sapi 0.0
0.0 Kerbau
1 1.7
1 1.7
Kambing 9
15.0 10
16.7 Ayam
35
58.3
36
60.0
Itik 17
28.3 20
33.3 Lain-lain
4 6.7
0.0
Lahan 60
100.0 0.0
Berdasarkan jenis aset yang dimiliki, persentase terbesar untuk barang elektronik yang dimiliki petani adalah TV yakni hampir semua petani penggarap
90.0 memiliki TV dan sebesar 78.3 persen buruh tani memiliki TV. Persentase terbesar kendaraan yang dimiliki oleh petani adalah sepeda yakni sebesar 51.7
persen keluarga petani penggarap dan 20.0 persen keluarga buruh tani menyatakan memiliki sepeda. Untuk barang berharga, sebesar 35.0 persen