yang terkontrol akan menyebabkan penurunan laju pertumbuhan ikan critical standing crop
dan jika telah sampai pada batas tertentu pertumbuhan akan berhenti sama sekali carrying capacity.
Faktor-faktor yang mempengaruhi carrying capacity antara lain adalah kandungan oksigen terlarut dalam air, aliran atau arus air dan jenis pakan. Pada
lingkungan yang baik dan pakan yang mencukupi, maka peningkatan kepadatan akan disertai dengan peningkatan hasil Handajani dan Hastuti, 2002.
Berdasarkan penelitian Bramantya 2005 pada perlakuan suhu 26
o
C, 29
o
C, dan 32
o
C yang dilakukan pada larva bawal berumur 5-20 hari, masing masing memiliki kelangsungan hidup sebesar 80,00, 93,21 dan 85, sedangkan
pertumbuhan panjang mutlak adalah 3,83, 4,48 dan 4,69, dan untuk laju pertumbuhan harian adalah 9,5, 10,88 dan 12,06. Menurut Supriatna 1998
ikan bawal air tawar memiliki laju pertumbuhan harian yang tinggi yaitu sebesar 5,7 pada bobot awal 5,5 gram.
Ikan bawal air tawar yang dipelihara dalam jaring apung 5 m x 5 m x 2 m selama 4-6 bulan dari ukuran benih dengan berat 25 gekor dapat mencapai
ukuran panen 0,5 – 1 kgekor. Padat penebaran yang digunakan adalah 40 ekorm
2
. Selama pemeliharaan benih diberi pakan 3 dari bobot tubuhnya Djarijah, 2001.
2.5 Sistem Resirkulasi
Sistem resirkulasi adalah memanfatkan air yang telah digunakan dalam suatu unit budidaya yang telah terpolusi kemudian dialirkan ke dalam suatu unit
perlakuan. Setelah melalui proses, kemudian air yang keluar dialirkan kembali ke dalam unit budidaya semula. Dalam proses ini juga dilakukan penambahan air
untuk mengganti air yang hilang karena penguapan serta mengurangi atau menurunkan kensentrasi buangan metabolit yang terkandung dalam air Handajani
dan Hastuti, 2002. Pada dasarnya pengawasan terhadap kualitas air pada sistem air mengalir
bertujuan untuk menghilangkan zat yang tidak diinginkan dan menambah yang dibutuhkan Zonneveld et al., 1991. Semakin padat ikan harus semakin sering
dilakukan pergantian air Handajani dan Hastuti, 2002.
Prinsip resirkulasi ditujukan untuk meningkatkan oksigen terlarut, mengurangi karbondioksida, amoniak dan limbah organik yang dihasilkan ikan.
Dengan prinsip ini, kualitas air akan tetap baik untuk kehidupan ikan dan air tidak perlu diganti dalam waktu ±3 bulan, kecuali bila dianggap perlu. Sistem ini cocok
digunakan pada dibudidaya ikan secara intensif terutama di daerah dengan lahan dan air terbatas. Kegunaan sistem resirkulasi adalah untuk menghemat air, bahkan
pada beberapa negara cara resirkulasi dapat digunakan untuk menghemat energi, dan mempermudah pengontrolan lingkungan budidaya Handajani dan Hastuti,
2002. Sistem resirkulasi terdiri dari beberapa bagian, yaitu filter mekanis
mechanical treatment, filter fisik, dan filter biologi Handajani dan Hastuti, 2002. Filter mekanik berfungsi untuk memisahkan padatan dari air berdasarkan
ukuran, mengurangi turbiditas air, menurunkan kadar bahan organik yang berbentuk koloid dan membuang detritus dari filter biologi. Bahan atau material
yang dapat dijadikan sebagai filter mekanik adalah ijuk, kerikil, kapas, dan pasir Stickney, 1979.
Filter biologi adalah suatu proses mineralisasi, nutrifikasi dan denitrifikasi komponen nitrogen oleh bakteri yang tersuspensi dalam air yang melekat pada
kerikil dan detritus pada filter. Mineralisasi oleh mikroorganisme adalah langkah pertama pada filter biologi. Pada komponen organik mineralisasi dimulai dengan
dekomposisi protein dan asam nukleat untuk memproduksi asam amino dan dasar bahan organik nitrogen sebagai bahan energi sel. Deaminasi adalah suatu proses
meneralisasi yang mana suatu kelompok amino memisahkan diri untuk membentuk amoniak. Denitrifikasi adalah oksidasi amoniak menjadi nitrit NO
2 -
diukur sebagai NO
2 -
N. Nitrifikasi terutama dilakukan oleh bakteri autotrof. Organisme autotrof
tidak seperti heterotrof dapat menggunakan karbon anorganik terutama CO
2
sebagai karbon selular. Nitrosomonas dan Nitrobacter merupakan genus dasar dari bakteri nitrifikasi autotrof di air tawar, payau dan laut.
Nitrosomonas mengoksidasi amoniak menjadi nitrit, Nitrobakter mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Respirasi nitrat bekerja dengan cara
berlawanan melalui reduksi produk akhir nitrifikasi ke tingkat yang lebih rendah dari oksidasi, berikut ini merupakan proses nitrifikasi :
Menurut Salle 1961 dalam Taufik et al. 2005, bakteri Nitrisomonas memperoleh energi dari proses pengubahan amoniak menjadi nitrit, dan bakteri
ini akan tumbuh baik jika pada media hidupnya terdapat komponen amoniak. Penurunan konsentrasi amoniak dalam air akibat aktivitas bekteri Nitrosomonas
diimbangi oleh peningkatan konsentrasi nitrit yang merupakan bentuk peralihan dari amoniak.
Bahan yang dapat dijadikan sebagai tempat hidup bakteri di dalam air adalah potongan paralon dan bioball, sedangkan filter fisik yang berfungsi sebagai
filter kimia diantaranya zeolit untuk mengikat zat-zat logam dan arang aktif untuk menjernihkan air Handajani dan Hastuti, 2002.
Nitrosomonas
NH
4 +
+ 1,5 O
2
NO
2 -
+ 2 H
+
+ H
2
O NO
2 -
+ 0,5 O
2
NO
3 -
Nitrobakter
II. BAHAN DAN METODE