2 Pada setiap layang-layang mempunyai sepasang sudut yang berhadapan sama besar.
3 Pada setiap layang-layang, salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri.
4 Salah satu diagonal layang-layang membagi diagonal lainnya menjadi dua bagian sama panjang dan kedua diagonal itu saling
tegak lurus. c. Keliling layang-layang
Untuk setiap layang-layang dengan panjang sisi terpanjang = a dan panjang sisi terpendek = b, serta keliling = K, maka:
d. Luas daerah layang-layang Untuk setiap layang-layang dengan panjang diagonalnya a dan b serta
luas daerah layang-layang = L, maka:
2.8 Kerangka Berpikir
Matematika adalah ilmu dasar yang bersifat universal. Oleh sebab itu, matematika diajarkan pada setiap jenjang pendidikan baik sekolah dasar,
menengah, maupun perguruan tinggi. Mata pelajaran ini sangat penting karena berkaitan dengan kemampuan dasar yang dimiliki setiap manusia. Tujuan umum
dari pembelajaran ini ditekankan pada penataan nalar dan pembentukan sikap, serta pada keterampilan penerapan matematika dalam pemecahan masalah.
K = 2 a + b
L =
1 2
a × b
Namun, salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang abstrak. Sifat abstrak inilah yang sering menyebabkan siswa kesulitan dalam
belajar, terutama dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Setiap siswa memiliki tingkat kemampuan dan latar belakang yang berbeda-
beda sehingga perencanaan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan taraf berpikir anak akan sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran
tersebut. Salah satu indikasi proses pembelajaran yang efektif adalah hasil belajar siswa. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai evaluator hasil belajar siswa dan
harus mampu mendiagnosis dengan cermat kesulitan dan kebutuhan siswa. Guru perlu menindaklanjuti kesalahan siswa dalam menyelesaikan setiap permasalahan
dengan pelacakan terhadap jawaban yang salah sehingga dapat diketahui dimana letak kelemahan siswa dalam memahami materi.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pengajaran di sekolah cenderung menekankan pada keterampilan menyelesaikan soal-soal sedangkan
dalam hal penanaman konsep masih sangat lemah. Kesalahan yang dilakukan siswa pada umumnya terletak pada kesalahan konsep, kesalahan menggunakan
data, kesalahan interpretasi bahasa, kesalahan teknis, dan kesalahan dalam penarikan kesimpulan. Untuk membantu menangani kesulitan siswa tersebut maka
perlu diadakan identifikasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal. Salah satu topik dalam materi matematika di sekolah adalah geometri. Di
dalam geometri terdapat banyak materi yang menarik karena disamping memerlukan pemikiran dan penalaran yang kritis, juga memerlukan abstraksi
yang logis. Namun, bukti-bukti empiris di lapangan menunjukkan bahwa hasil
pembelajaran geometri masih belum memuaskan. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal geometri. Menurut van
Hiele, sebagaimana dikutip oleh Sunardi 2005: 14, bahwa anak memiliki tingkatan berpikir geometri yaitu visualisasi, analisis, deduksi informal, deduksi,
dan rigor. Berdasarkan hal tersebut teori van Hiele layak digunakan oleh guru dalam memilih dan mengurutkan aktivitas pembelajaran geometri.
Secara spesifik, peneliti memilih materi pokok segiempat untuk menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada tes tingkat
perkembangan berpikir geometri menurut van Hiele. Hasil belajar siswa masih rendah pada materi ini. Agar topik-topik pada materi tersebut dapat dipelajari
dengan baik, maka penyusunan instrumen tes didasarkan pada tingkat perkembangan berpikir geometri menurut van Hiele yaitu visualisasi, analisis,
deduksi informal, deduksi, dan rigor, dimana urutan tingkat kesukarannya dimulai dari tingkat yang paling mudah sampai tingkat yang paling rumit dan kompleks.
Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal geometri merupakan langkah awal untuk mengetahui kesalahan apa saja yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan soal. Sehingga dapat diperoleh data mengenai jenis kesalahan yang paling dominan dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada
materi pokok segiempat menurut tingkat perkembangan berpikir geometri van Hiele.
2.9 Hipotesis