Berdasarakan pendapat beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan dan pembuaktian yang
logik mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya untuk membantu manusia dalam mengatasi permasalahannya baik
dalam bidang sosial, ekonomi, maupun alam.Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dijarkan di SD. Seorang guru SD yang akan mengajarkan
matematika kepada siswanya, hendaklah mengetahui dan memahami objek yang akan diajarkannya, yaitu matematika.
2.1.2.1. Kualitas Pembelajaran Matematika
Pembelajaran tidak hanya bergantung pada guru tetapi siswa juga harus aktif. Tujuan pembelajaran dapat tercapai jika siswa berusaha secara aktif untuk
mencapainya. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan hasilnya siswa akan terbiasa aktif dalam pembelajaran di kelas.
Menurut Ratno Harsanto, 2007 : 9 ; proses pembelajaran yang berkualitas adalah proses pembelajaran yang memberi perubahan atas in[put menjadi output atau
hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar dikatakan baik jika bahan pelajaran 60 atau 70 dikuasai siwa. Kualitas pembelajaran adalah tinggi
rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dan upaya untuk mencapai pembelajaran yang diharapkan. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang
menyediakan kesempatan pada siswa untuk belajar mandiri sehingga dengan melakukan aktivitas belajarnya, siswa mampu memperoleh pengetahuan dan
pemahaman sendiri. Dalam kegiatan pembelajaran, hasil belajar siswa merupakan faktor yang penting dan dapat dijadikan tolok ukur kualitas suatu pembelajaran.
2.1.2.2. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
Menurut Sri Lestari WD 2002 : 86 pembelajaran matematika SD perlu adanya penggunaan konteks dunia nyata dan sesuai dengan sifat mereka. Oleh karena itu,
pengejaran harus tetap berdasarkan sifat - sifat atau ciri - ciri perkembangan pada masa umum SD. Satu prinsip yang penting adalah sebagian besar anak - anak di SD
masih dalam tahap operasional konkret. Karena itu, mereka kurang mampu untuk berfikir abstrak seperti masa remaja. Ini berarti bahwa pengajaran di SD harus
sekongkret mungkin dan betul - betul dialami. Pelajaran matematika sebaiknya menggunakan objek kongkret untuk menunjukkan konsep dan membiarkan siswa
memanipulasi objek mewakili prinsip - prinsip matematika. Penekanannya pada penggunaan matematika untuk menyelesaikan masalah - masalah dalam kehidupan
sehari - hari secara nyata, seperti pelajaran simulasi membeli barang - barang dan menerima uang kembali atau mengelola sebuah toko atau bank. Aktivitas ini
memberikan siswa konsep - konsep mental secara konkret yang sedang mereka pelajari terutama di kelas satu dan dua SD.
2.1.3 Hakikat Anak Usia Sekolah Dasar