Tabel 2.1. Kategori Density Figure DF Density Figure
DF House Index
HI Container Index
CI Breteu Index
BI 1
1-3 1-2
1-4 2
4-7 3-5
5-9 3
8-17 6-9
10-19 4
18-19 10-14
20-34 5
20-37 15-20
35-49 6
38-49 21-27
50-74 7
50-59 28-31
75-99 8
60-76 32-40
100-199 9
77 41
200 Sumber: WHO, 1972.
2.2. Perilaku
2.2.1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku manusia pada
hakikatnya tindakan manusia itu sendiri yang bentangannya sangat luas dari mulai berjalan, bicara, menangis, tertawa, bekerja , dsb Fitriani, S, 2011.
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Perilaku Tertutup Covert Behaviour. Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
covert. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada seseorang yang
menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behavior atau unobservable behavior, misalnya:
seorang ibu tahu pentingnya membersihkan bak mandi, seorang pemuda tahu bahwa Demam Berdarah Dengue DBD dapat menular melalui gigitan nyamuk dan
sebagainya Fitriani, S, 2011. 2. Perilaku Terbuka Covert Behaviour.
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek practice, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behavior , tindakan nyata atau praktik practice, misal
seorang ibu membersihkan bak mandi untuk mencegah penyakit demam berdarah Dengue DBD, seorang ibu memeriksakan anaknya yang terkena demam berdarah ke
puskesmas dan sebagainya Fitriani, S, 2011. Perilaku di pengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
1. Faktor Presdisposisi Presdiposisi Factor. Fakor-faktor ini mencakup:
a. Pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat terhadap kesehatan. b. Tradisi dan kepercayaaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan. c. Pendidikan.
2. Faktor Pemungkin Enabling Factor. Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat. Contohnya puskesmas, rumah sakit. Termasuk juga sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki masyarakat di rumah dan kondisi
lingkungan fisik di sekitar rumah. Faktor ini pda hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan Notoatmodjo, S, 2010.
3. Faktor Penguat Reinforcing Factor. Faktor penguat yaitu faktor-faktor yang memeperkuat untuk terjadinya
perilaku. Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, agama, petugas kesehatan, serta kader kesehatan Notoatmodjo, S, 2003.
2.3.1. Perilaku Hidup Sehat