PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGAPRESIASI KARYA SENI RUPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN APPRECIATION CARD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KRATON 2 KOTA TEGAL

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGAPRESIASI

KARYA SENI RUPA MELALUI PENGGUNAAN

MEDIA PEMBELAJARAN APPRECIATION CARD

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KRATON 2

KOTA TEGAL

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh Zaekhirin 1402408185

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS GURU SEKOLAH DASAR

2012


(2)

ii

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Tegal, Agustus 2012

Zaekhirin 1402408185


(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

Hari: Tanggal:

Dosen Pembimbing I

Moh. Fathurrohman, S.Pd., M.Sn. 19770725 200801 1 008

Dosen Pembimbing II

Drs. Sigit Yulianto 19630721 198803 1 001

Mengetahui,

Koordinator PGSD UPP Tegal

Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. 19630923 198703 1 001


(4)

iv

Skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Mengapresiasi Karya Seni Rupa Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Appreciation Card Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal, oleh Zaekhirin 1402408185, telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES tanggal 14 Agustus 2012.

PANITIA UJIAN Ketua

Drs. Hardjono, M.Pd. 19510801 197903 1 007

Sekretaris

Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. 19630923 198703 1 001 Penguji Utama

Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd. 19831129 200812 2 003

Penguji Anggota 1

Drs. Sigit Yulianto 19630721 198803 1 001

Penguji Anggota 2

Moh. Fathurrohman, S.Pd., M.Sn. 19770725 200801 1 008


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Habis Gelap Terbitlah Terang (Kartini)

Sebuah Gambar Berbicara Lebih Banyak Daripada Seribu Kata (Pepatah Cina)

Persembahan

1. Untuk ayahku, Achmad Nuh 2. Untuk ibuku, Handriyani 3. Untuk adikku, Nur Mustofa 4. Untuk idolaku, Nikita Willy


(6)

vi

Segala puji bagi Allah. Salam sejahtera untuk Muhammad. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Mengapresiasi Karya Seni Rupa Melalui Penggunaan Media Pembelajaran

Appreciation Card Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal”.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini.

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini. 2. Drs. Hardjono, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang yang telah memberi izin dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dra. Hartati, M.Pd, Ketua Jurusan PGSD Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.

4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. Koordinator PGSD UPP Tegal FIP UNNES telah memberikan izin dan bimbingan untuk melakukan penelitian dalam skripsi ini.

5. Moh. Faturrahman, S.Pd., M.Sn., dosen pembimbing 1 yang memberikan pembimbingan untuk melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi ini. 6. Drs. Sigit Yulianto, dosen pembimbing 2 yang memberikan pembimbingan


(7)

vii

7. Eka Titi Andaryani, S.Pd. M.Pd., yang telah menguji pada sidang skripsi dan memberikan saran dalam menyermpurnakan penyusunan skripsi ini. 8. H. Chaeruddin, S.Ag., Kepala SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal yang telah

memberi izin untuk melaksanakan penelitian.

9. Sri Baetillah, S.Pd.SD., Guru Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal yang telah memberikan kesempatan dan bantuan selama penelitian.

10.Arifin Nasir, Guru SBK SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal yang telah memberikan bantuan selama penelitian.

11.Harun, Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bantuan selama penyusunan skripsi ini.

12.Dwi Pangesti, Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bantuan selama penyusunan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Tegal, Agustus 2012


(8)

viii

Zaekhirin. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Mengapresiasi Karya Seni Rupa Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Appreciation Card Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Moh. Fathurrohman, S.Pd., M.Sn., Pembimbing II: Drs. Sigit Yulianto

Kata Kunci: Mengapresiasi, Karya Seni Rupa, Appreciation Card

Perolehan nilai pada pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa pada siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan belum tercapainya keberhasilan pembelajaran tersebut. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa Kelas IV serta performansi guru pada materi mengapresiasi karya seni rupa melalui penggunaan media pembelajaran appreciation card di SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal.

Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek yang diteliti yaitu siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 23 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes dan non tes (observasi dan dokumentasi). Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini yaitu rata-rata kelas minimal 75, persentase tuntas belajar klasikal minimal 75%, keberanian siswa dalam mengajukan/menjawab pertanyaan guru >=50%, keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran >=75% dan skor performansi guru minimal 70.

Hasil penelitian diperoleh persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 75.70% dan meningkat menjadi 90.20% pada siklus II. Jadi persentase aktivitas belajar mengalami peningkatan sebesar 19.16%. Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata kelas sebesar 59.58 dan meningkat menjadi 80.80 pada siklus II. Jadi rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 35.62%. Sedangkan persentase tuntas belajar klasikal pada siklus I sebesar 56.52% dan meningkat menjadi 86.96% pada siklus II. Jadi persentase tuntas belajar klasikal mengalami peningkatan sebesar 53.86%. Performansi guru pada siklus I sebesar 83.85 dan meningkat menjadi 97.35. Jadi performansi guru mengalami peningkatan sebesar 16.10%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan media pembelajaran appreciation card dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, dan performansi guru pada materi mengapresiasi karya seni rupa pada Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal. Oleh karena itu, sebaiknya guru menggunakan media pembelajaran appreciation card dalam pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa.


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Prakata ... vi

Abstrak ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ... 5

1.2.1 Rumusan Masalah ... 5

1.2.2 Pemecahan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Umum ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Bagi Guru ... 8

1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti ... 8

1.4.3 Manfaat Bagi Siswa ... 8


(10)

x

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ... 10

2.1.2 Aktivitas Belajar ... 11

2.1.3 Hasil Belajar ... 12

2.1.4 Performansi Guru ... 13

2.1.5 Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan ... 14

2.1.6 Konsep Dasar Apresiasi Seni ... 17

2.1.7 Media Pembelajaran ... 23

2.2 Kajian Empiris ... 25

2.4 Kerangka Berpikir ... 27

2.5 Hipotesis Tindakan ... 27

3. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 28

3.2 Perencanaan Tahap Penelitian ... 28

3.2.1 Perencanaan Siklus I ... 30

3.2.2 Perencanaan Siklus II ... 31

3.3 Subjek Penelitian ... 33

3.4 Tempat Penelitian ... 33

3.5 Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.5.1 Jenis Data ... 34

3.5.2 Sumber Data ... 34


(11)

xi

3.6 Teknik Analisis Data ... 36

3.6.1 Analisis Data Kuantitatif ... 36

3.6.2 Analisis Data Kualitatif ... 39

3.7 Indikator Keberhasilan ... 40

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 41

4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II... 49

4.2 Pembahasan ... 55

4.2.1 Pemaknaan Temuan ... 56

4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian ... 72

5. PENUTUP 5.1 Simpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

LAMPIRAN ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 222


(12)

xii

Tabel Halaman

4.1 Hasil Tes Siklus I... 42

4.2 Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 44

4.3 Rekapitulasi Hasil Performansi Guru Siklus I ... 45

4.4 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I ... 47

4.5 Hasil Tes Siklus II ... 50

4.6 Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 51

4.7 Rekapitulasi Hasil Performansi Guru Siklus II ... 52

4.8 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus II ... 53

4.9 Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I Dan Siklus II ... 54

4.10 Kemampuan Mengapresiasi Karya Seni Rupa Siklus I ... 56

4.11 Rekapitulasi Kemampuan Mengapresiasi Karya Seni Rupa Siklus I ... 57

4.12 Kemampuan Mengapresiasi Karya Seni Rupa Siklus II ... 59


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Berpikir ... 27

4.1 Diagram Hasil Penelitian Siklus I ... 47

4.2 Diagram Tuntas Belajar Siklus I ... 47

4.3 Diagram Hasil Penelitian Siklus II ... 53

4.4 Diagram Tuntas Belajar Siklus II ... 54

4.5 Diagram Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II ... 54

4.6 Diagram Kemampuan Mengapresiasi Karya Seni Rupa Siklus I ... 58

4.7 Diagram Kemampuan Mengapresiasi Karya Seni Rupa Siklus II ... 60

4.8 Tampilan fisik Appreciation Card siklus I sebelum dimodifikasi ... 61

4.9 Tampilan fisik Appreciation Card setelah dimodifikasi pada siklus II tampak depan ... 62

4.10 Tampilan fisik Appreciation Card setelah dimodifikasi pada siklus II tampak belakang ... 62

4.11 Tampilan fisik Appreciation Card sebagai media mengapresiasi karya seni rupa pada siklus I tampak depan ... 63

4.12 Tampilan fisik Appreciation Card sebagai media mengapresiasi karya seni rupa pada siklus I tampak belakang ... 64

4.13 Tampilan fisik Appreciation Card sebagai media untuk menggambar motif batik dan apresiasi pada siklus II ... 64


(14)

xiv

4.16 Tampilan fisik Appreciation Card gambar jiplakan motif tumpal ... 65 4.17 Tampilan fisik Appreciation Card gambar jiplakan

motif tumbuh-tumbuhan... 65 4.18 Tampilan fisik Appreciation Card dengan motif tumpal dan kawung ... 67 4.19 Tampilan fisik Appreciation Card dengan motif pilin

dan tumbuh-tumbuhan ... 67 4.20 Tampilan fisik Appreciation Card dengan pola half drop

pada motif tumpal ... 68 4.21 Tampilan fisik Appreciation Card menggunakan teknik jiplakan

untuk membuat gambar motif batik ... 69 4.22 Tampilan fisik Appreciation Card menggunakan teknik blok


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Silabus SD SBK Seni Rupa Kelas IV ... 76

2 Data Nilai Siswa Kelas IV Tahun Ajaran 2010/2011 ... 78

3 Data Siswa Kelas IV Tahun Ajaran 2011/2012 ... 80

4 RPP Siklus I Pertemuan 1 ... 81

5 RPP Siklus I Pertemuan 2 ... 93

6 RPP Siklus II Pertemuan 1 ... 103

7 RPP Siklus II Pertemuan 2 ... 117

8 Kisi-Kisi Tes Formatif Siklus I ... 129

9 Kisi-Kisi Tes Formatif Siklus II ... 131

10 Deskriptor Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 133

11 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ... 135

12 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 137

13 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 139

14 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 141

15 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 143

16 Penjelasan Alat Penilaian Kemampuan Guru I ... 145

17 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) I ... 158

18 Penjelasan Alat Penilaian Kemampuan Guru II ... 160

19 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) II ... 182


(16)

xvi

23 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) II Siklus I Pertemuan 2 ... 196

24 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) I Siklus II Pertemuan 1 ... 200

25 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) II Siklus II Pertemuan 1... 203

26 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) I Siklus II Pertemuan 2 ... 207

27 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) II Siklus II Pertemuan 2... 210

28 Dokumentasi Penelitian ... 214

29 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 218

30 Surat Keterangan Pemberian Ijin Penelitian ... 219

31 Surat Keterangan Selesai Penelitian... 220


(17)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar

Belakang

Masalah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab I Pasal 1 Nomor 2 menyatakan bahwa “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”. Pendidikan seni sekarang ini lebih berpusat pada proses, terutama untuk pendidikan dasar. Inilah tuntutan perubahan zaman bahwa pembelajaran supaya menekankan pada proses daripada hasil, “...more importance on process than on the end product in early childhood education” (Stone dan Chakraborty).

Muatan seni budaya dan keterampilan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik


(18)

dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 Ayat (1) butir d disebutkan bahwa kelompok mata pelajaran estetika atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk meningkatkan sensitifitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan kemampuan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan menyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) masih dipahami sebagai mata pelajaran yang membuat suatu karya seni atau dalam istilah seni disebut kreasi. Siswa merespon kedatangan guru yang akan mengajar mata pelajaran SBK dengan persiapan segala perlengkapan seninya untuk membuat gambar. Itulah yang dialami peneliti ketika akan mengajarkan pelajaran SBK. Padahal pelajaran SBK juga mengajarkan kepada siswa mengenai bagaimana memberi penghargaan terhadap suatu karya seni atau dalam istilah seni disebut apresiasi.

Kegiatan apresiasi merupakan kegiatan yang tidak lepas dari kehidupan manusia, seperti menikmati dan merasakan nilai-nilai yang ada pada karya orang lain yang diwujudkan dalam berbagai bentuk. Apresiasi berperan sebagai bentuk penghargaan pengamat terhadap keunikan karya dari seniman yang bisa berupa rasa senang atau tidak senang, dapat juga beranggapan baik ataupun tidak baik. Apresiasi diperlukan agar manusia mampu memahami suatu karya seni dengan


(19)

3

baik. Kegiatan apresiasi merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan seni rupa, karena dengan apresiasi, siswa akan melihat keindahan suatu karya seni. Hal ini merupakan kegiatan mental yang kreatif. Apresiasi dikatakan sebagai suatu sikap dalam hal mencermati dan memahami seni. Sikap bukanlah sesuatu yang dapat tumbuh secara tiba-tiba, tetapi sikap hanya dapat tumbuh melalui kegiatan yang berulang-ulang.

Apresiasi sebagai bagian dalam pendidikan seni rupa merupakan hal yang sangat penting untuk diberikan kepada siswa, yang berguna untuk mengembangkan kemampuan atau pengetahuannya terhadap karya seni, sebagaimana diungkapkan oleh Read (dalam Soebandi, 2008: 116) yang menyatakan bahwa seni sebagai bagian dari wilayah pembelajaran perlu dikembangkan melalui pembelajaran apresiasi. Bagi siswa, biasanya kegiatan apresiasi ini berfungsi untuk menumbuhkan atau memupuk rasa cinta terhadap budaya bangsa dan membuka cakrawala siswa. Dengan memperkenalkan hasil karya seni tersebut, siswa akan mulai mengenali budaya bangsa tersebut dari jenis, bahan, dan cara membuatnya. Untuk itu, dalam pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa ini guru harus memiliki kemampuan dalam menggunakan bahan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa perlu adanya media pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan interaktif agar siswa dapat mengapresiasi karya seni rupa dengan lebih mudah. Pemilihan media pembelajaran bukanlah hal yang sulit, jika guru dapat memahami karakteristik siswa dan bahan ajar yang hendak disampaikan. Kemampuan guru dalam memilih, mengeksplorasi, dan


(20)

menggunakan media pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran perlu dimiliki dan dikembangkan.

Media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu siswa dalam memahami bahan ajar dan memfasilitasi siswa melakukan kegiatan pembelajaran, sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar dan hasil belajar yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, guru perlu memberikan media sehingga media merupakan strategi yang sangat penting untuk menumbuhkan motivasi siswa dan akan lebih mudah dalam mengapresiasi karya seni rupa.

Terdapat suatu media yang pernah digunakan dalam pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa. Media bernama appreciation card diciptakan oleh Eko Sugiarto, seorang mahasiswa Pendidikan Seni Rupa di Universitas Negeri Semarang. Melalui penggunaan media tersebut, hasil belajar mengapresiasi karya seni rupa dapat ditingkatkan.

Hasil pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal khususnya materi apresiasi seni rupa kurang memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan hasil belajar siswa yang belum memuaskan, masih terdapat beberapa nilai siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai KKM mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) di SD Kraton 2 Kota Tegal yaitu 71. Dari sejumlah 16 orang siswa terdapat 6 (enam) orang siswa yang memperoleh nilai dibawah 71. Hal ini dikarenakan beberapa faktor penyebab baik faktor internal yang datang dari dalam siswa sendiri seperti kurangnya motivasi dalam diri siswa dalam mengikuti pelajaran maupun eksternal yang datang dari guru misalnya penggunaan media yang kurang menarik.


(21)

5

Penelitian tindakan kelas ini dipilih karena pembelajaran seni rupa selama ini tidak memanfaatkan media yang inovatif, kreatif dan interaktif. Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan pikiran untuk menunjang keberhasilan pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa di Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal.

1.2

Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

Hal-hal yang dibahas dalam rumusan masalah dan pemecahan masalah antara lain rumusan masalah yang akan dipecahkan oleh penelitian dan pemecahan masalah yang membahas tentang tindakan-tindakan yang dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan masalah-masalah yang telah ditentukan.

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu antara lain:

(1) Apakah media pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar mengapresiasi karya seni rupa pada siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal?

(2) Apakah media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar mengapresiasi karya seni rupa pada siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal?

(3) Apakah penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan performansi guru dalam pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa pada siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal?


(22)

1.2.2 Pemecahan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, peneliti akan menggunakan media pembelajaran appreciation card untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa pada siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal meliputi sebagai berikut:

(1) Meningkatkan aktivitas belajar mengapresiasi karya seni rupa melalui penggunaan media pembelajaran appreciation card pada siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal.

(2) Meningkatkan hasil belajar mengapresiasi karya seni rupa melalui penggunaan media pembelajaran appreciation card pada siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal.

(3) Meningkatkan performansi guru dalam pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa melalui penggunaan media pembelajaran appreciation card pada siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal.

1.3 Tujuan

Penelitian

Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini antara lain: (1)Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

(2)Meningkatkan kualitas pembelajaran SBK di sekolah dasar.


(23)

7

Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:

(1) Meningkatkan hasil belajar mengapresiasi karya seni rupa melalui penggunaan media pembelajaran appreciation card pada siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal.

(2) Meningkatkan aktivitas belajar mengapresiasi karya seni rupa melalui penggunaan media pembelajaran appreciation card pada siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal.

(3) Meningkatkan performansi guru dalam pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa melalui penggunaan media pembelajaran appreciation card pada siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal.

1.4 Manfaat

Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat bagi guru, peneliti, siswa, dan bagi sekolah. Manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Bagi Guru

(1)Memberikan informasi kepada guru di sekolah dasar tentang penggunaan media pembelajaran appreciation card dalam pelajaran mengapresiasi karya seni rupa pada siswa kelas IV.

(2)Sebagai bahan masukan dan informasi kepada guru dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.

(3)Memberikan semangat kepada guru untuk menggunakan media pembelajaran sebagai alternatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran SBK.


(24)

1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti

(1)Meningkatkan daya pikir dan keterampilan dalam menggunakan media pembelajaran dalam pelajaran mengapresiasi karya seni rupa.

(2)Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk mengadakan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan apresiasi karya seni rupa sebagai strategi memotivasi siswa dalam mengapresiasi karya seni rupa.

1.4.3 Manfaat Bagi Siswa

Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami karya seni rupa dengan baik.Siswa mampu mengapresiasi karya seni rupa sesuai dengan kaidah apresiasi karya seni rupa.

1.4.4 Manfaat Bagi Sekolah

Penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik dalam mengembangkan pelajaran mengapresiasi karya seni rupa. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoritis, yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tolok ukur kajian pada penelitian lebih lanjut, yaitu alternatif yang dapat disumbangkan dalam usaha melestarikan kebudayaan bangsa dan mutu pendidikan.


(25)

9

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka

Teori

Pada kerangka teori ini akan dikemukakan teori-teori yang digunakan oleh peneliti sebagai landasan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi selama melaksanakan penelitian ini. Kajian pustaka yang dipilih relevan dengan topik penelitian ini.

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran

Dalam teori Social and Emancipator Contructivism, Vygotsky menyatakan bahwa belajar merupakan proses penciptaan makna sebagai hasil dari pemikiran individu dan melalui interaksi dalam suatu konteks sosial. Vygotsky menyimpulkan bahwa siswa mengkonstruksikan pengetahuan atau menciptakan makna sebagai hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Vygotsky menyatakan bahwa proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aksi (aktivitas) dan interaksi karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Vygotsky percaya bahwa beragam perwujudan dari kenyataan digunakan untuk beragam tujuan dalam konteks yang berbeda-beda. “Pengetahuan tidak terpisahkan dari aktivitas dimana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya, dimana pengetahuan didiseminasikan dan diterapkan” (Suprayekti, 2009: 4.18). Dengan demikian


(26)

pengetahuan dapat diperoleh melalui aktivitas termasuk interaksi dengan kenyataan langsung dan hal-hal yang berkembang di sekitar. Melalui aktivitas dan interaksi sosial tersebut penciptaan makna terjadi. Jadi belajar adalah memberi makna tentang suatu hal yang muncul dan berkembang di lingkungan sekitar.

Achmad Sugandi, dkk. (2007: 6) merumuskan pendidikan, pengajaran dan pembelajaran mempunyai hubungan konseptual yang tidak berbeda sebagai seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan. Brooks & Brooks (dalam Suprayekti, 2009: 4.20) menyatakan bahwa pembelajaran yang kontruktivis bercirikan berfokus pada ide atau gagasan yang bersifat umum, menuruti minat dan rasa ingin tahu siswa, mempercayai adanya perspektif yang berbeda-beda. Pembelajaran menjadi wahana untuk terjadinya penyampaian budaya ilmiah dan budaya kehidupan bangsa kepada siswa sebagai generasi penerus.

Pembelajaran menjadi wahana penyampaian budaya supaya diajarkan dengan mudah dan memenuhi kebutuhan siswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran budaya adalah pembelajaran yang terdapat siswa sebagai individu yang melakukan aktivitas seni di kelas sebagai komunitas budayanya.

2.1.2 Aktivitas Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya kegiatan, keaktifan, kesibukan. Belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 7) merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Menurut Sardiman dalam Saminanto (2010: 97) aktivitas belajar adalah keaktifan yang bersifat fisik maupun mental. Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya pada siswa,


(27)

11

sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif. Karena aktivitas tersebut sangat bermanfaat bagi peserta didik dalam mencari pengalaman dan mengalami sendiri, sehingga pembelajaran lebih berhasil dan menarik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 51), implikasi keaktifan bagi siswa berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, membuat karya tulis, membuat kliping dan perilaku sejenis lainya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang mendukung siswa belajar sehingga tercipta situasi belajar yang aktif.

2.1.3 Hasil Belajar

Keberhasilan dari proses pembelajaran dapat diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Menurut Catharina Tri Anni, dkk. (2007: 5), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Suprijono dalam Thobroni dan Mustofa (2011: 22) merumuskan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Hasil belajar siswa akan terlihat adanya perubahan perilaku setelah melakukan aktivitas belajar berupa nilai, pengertian, sikap, apresiasi, keterampilan dan perbuatan. Dari hasil belajar siswa itulah dapat diketahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai.

Bloom dalam Anni, dkk. (2007: 7) merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang mengusulkan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah


(28)

kognitif yang mencakup ranah pengetahuan, ranah afektif mencakup ranah sikap dan ranah psikomotor mencakup ranah keterampilan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar yang mencakup tiga ranah belajar yakni kognitif, afektif dan psikomotor.

2.1.4 Performansi Guru

Jabatan guru merupakan jabatan profesional. Seorang guru harus mempunyai kompetensi sebagai dasar dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa yang dimaksud kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Yang dimaksud kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar nasional kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan yang


(29)

13

dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka baik tidaknya performansi guru dapat dilihat dari pelaksanaan atau pengelolaan proses pembelajaran. Performansi guru dapat dikatakan baik, apabila guru mampu atau mahir dalam teknik mengajar. Misalnya, dalam melaksanakan prinsip-prinsip mengajar, penggunaan metode pembelajaran, atau penggunaan media pembelajaran. Performansi guru dikatakan kurang baik, apabila guru kurang mampu atau kurang mahir dalam teknik mengajar.

2.1.5 Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan

Kurikulum pendidikan di Indonesia memasukkan pendidikan seni dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Kemudian pendidikan seni dibagi menjadi beberapa bidang seni.

2.1.5.1 Pendidikan Seni

Istilah umum pendidikan seni terdiri dari mata pelajaran tari, drama, musik, media, dan seni rupa, sebagaimana pernyataan "given that the umbrella term 'art education' now collect the school subject dance, drama, music, media, and visual art 'visuasi' might serve to distinguish what visual arts uniquely provides among the range of subjects that have, in effect, been put into competition in our schools” (Lee, 2009: 218).


(30)

Pendidikan seni di sekolah dasar tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 dengan sebutan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Bambang Soehendro (2006: 186) menyatakan bahwa mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan, menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan, menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan, menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global.

Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan meliputi aspek seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama, dan keterampilan. Seni rupa mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari. Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik, seni tari dan peran. Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills) yang meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional dan keterampilan akademik.

2.1.5.2 Seni Rupa

Kamaril (2007: 1.5) menyatakan bahwa seni adalah estetika, estetika adalah keindahan. Menurut Hiusman dalam Sahman (1993: 11) menjelaskan seni


(31)

15

itu dapat dikonsepsi antara lain sebagai kegiatan meniru alam, kegiatan bermain-main dengan bentuk seni. Seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Sedangkan Pamadhi (2010: 1.4) menyatakan pula bahwa seni adalah ekspresi jiwa manusia yang tertuang dalam berbagai bentuk karya seni. Karya seni merupakan perwujudan terselubung dari keinginan bawah sadar itu. Kamaril (2007: 2.5) menjelaskan bahwa seni rupa adalah bentuk ungkapan yang dinyatakan melalui media rupa. Dapat dikatakan bahwa seni rupa adalah bentuk ungkapan yang dicurahkan melalui media rupa (visual) menjadi karya dwimatra dan trimatra.

Kamaril (20017: 2.10) menjabarkan jenis karya seni rupa antara lain, gambar/lukisan, seni grafis, seni patung, keramik, dan seni rupa terapan. Gambar/lukisan merupakan jenis karya seni rupa dwimatra. Menggambar merupakan proses perekaman objek ke dalam bidang dua dimensi. Sedangkan seni lukis cenderung mengekspresikan konseptual seniman melalui media ungkap dan teknik berdasarkan prinsip-prinsip seni rupa.

Seni grafis adalah salah satu bagian seni rupa dwimatra yang berusaha menghasilkan karya seni rupa yang bersifat dapat diperbanyak. Seni patung adalah bagian seni rupa yang merupakan pernyataan pengalaman artistik manusia melalui bentuk-bentuk trimatra. Keramik sering diidentikkan dengan seni terapan, karena pada umumnya karya-karya keramik tampil dengan bentuk guci dan perlengkapan rumah tangga.

Seni rupa terapan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yakni seni kriya dan desain. Seni kriya biasanya dibuat dengan dibuat dengan tujuan untuk


(32)

melestarikan tradisi berkesenirupaan suatu daerah atau suatu bangsa. Sedangkan desain diciptakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan produk-produk seni.

2.1.6 Konsep Dasar Apresiasi Seni

Apresiasi termasuk dalam materi pendidikan seni diantara dua materi seni lainnya. Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Soebandi (2008: 44) bahwa ada 3 (tiga) cakupan substansi materi yang dipelajari dari pendidikan seni, yaitu konsepsi, kreasi dan apresiasi. Pembelajaran konsepsi dilakukan untuk membekali siswa mengetahui materi ilmu seni, kegiatan berolah seni dilakukan untuk memberikan pengalaman dan kemahiran mencipta seni, dan berapresiasi seni dilakukan untuk memberi pengalaman dalam proses menghargai karya seni.

2.1.6.1 Pengertian Apresiasi

Apresiasi merupakan kegiatan mental individu dalam proses penilaian. Pandangan lain mengenai istilah ini ditunjukkan kepada khalayak sebagai pertukaran pikiran yang berhubungan dengan mengagumi sesuatu nilai. Menurut Soebandi (2008: 104) apresiasi seni berarti pengertian yang sebenarnya mengenai seluk-beluk sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi estetika. Masih dalam pengertian yang sama, kemudian Bastomi (2003: 29) menambahkan dengan apresiasi kita mampu menikmati dan menilai karya seni dengan semestinya.

Jika ditinjau dari asal katanya, apresiasi berasal dari kata appreciation. Dalam bentuk kata kerjanya yaitu to appreciate yang berarti menentukan nilai, mengerti atau menikmati sepenuhnya dengan jalan benar. Selanjutnya Bastomi


(33)

17

(2003: 28) mendefinisikan apresiasi adalah suatu aktivitas dalam rangka menikmati, merasakan nilai-nilai yang ada pada suatu karya seni dengan terlebih dahulu oleh minat estetik. Hal ini diperkuat oleh Paper (dalam Bastomi, 2003: 28) yang mengemukakan bahwa apresiasi pada dasarnya menyenangi sesuatu barang agar memperoleh pengalaman yang menyenangkan.

Pernyataan lain juga dikemukakan oleh Bahari (2008: 148) yang mengemukakan bahwa apresiasi merupakan proses sadar yang dilakukan oleh seseorang dalam menghadapi dan memahami karya seni. dalam memahami karya seni sebaiknya terlebih dahulu mengenal struktur bentuk karya seni, pengorganisasian elemen seni rupa atau dasar-dasar penyusunan dari karya seni yang sedang diapresiasi. Kemudian dalam mengapresiasi proses yang terjadi yaitu proses menafsirkan sebuah makna yang terkandung dalam karya seni.

Sudarso (dalam Bastomi, 2003: 28) menuliskan bahwa apresiasi berarti mengerti serta menyadari sepenuhnya sehingga mampu menilai semestinya, sedangkan dalam hubungannya dengan seni menjadi: mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk beluk sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan menilai karya seni rupa dengan semestinya.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa apresiasi merupakan proses pengenalan nilai-nilai seni untuk menghargai dan menafsirkan makna (arti) yang terkandung di dalam karya seni rupa melalui kegiatan pengamatan yang menimbulkan respon terhadap stimulus yang berasal dari karya seni, sehingga


(34)

menimbulkan rasa keterpesonaan yang diikuti dengan penikmatan serta pemahaman bagi pengamatnya.

2.1.6.2 Dimensi Apresiasi

Menurut Osborn (dalam Sobandi, 2008: 108) membagi apresiasi menjadi dua dimensi yaitu, apresiasi sebagai suatu sikap (attitudes) dan apresiasi sebagai suatu aksi (actions). Apresiasi sebagai suatu sikap sering didefinisikan sebagai suatu kebiasaan (habits) dan keahlian (skills), tetapi apresiasi seharusnya mengandung suatu sikap atau perasaan tentang seni yang membawa individu kepada suatu pengalaman tentang seni. Apresiasi dapat mengembangkan kebiasaan mental berupa perhatian (attentions) dan ketertarikan (interest) secara bersama-sama membawanya dengan keahlian yang dituntut dalam keahlian dan kemampuan yang tumbuh dari pengulangan dan perhatian dari pengalaman. Jadi dapat dikatakan bahwa apresiasi sebagai suatu sikap dapat tumbuh dari pengulangan dan perhatian dari pengalaman yang dapat diperdalam melalui setudi secara formal.

Apresiasi sebagai suatu aksi dapat dilatih melalui kegiatan apresiasi. Kegiatan ini meliputi bagaimana seorang apresiator melakukan pengamatan dengan memusatkan perhatian, mengenal perbedaan meningkatkan pemahaman kontekstual dan penilaian. Apresiator harus terlibat aktif dalam kegiatan apresiasi seni dalam kehidupan sehari-hari.

Keterampilan apresiasi seni dikembangkan atas dasar pengetahuan yang dimiliki apresiator dalam melakukan kegiatan apresiasi. Apresiasi seni berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan interaksi antara apresiator dengan


(35)

19

karya seni. Agar proses hubungan tersebut berjalan dengan lancar, aktif dan komunikatif, maka sejumlah wawasan yang berkaitan dengan pemahaman tentang seni harus dikuasai dengan baik.

Seorang siswa yang menjadi apresiator karya seni dapat dikatakan bahwa apresiasi yang dilakukan siswa tersebut termasuk apresiasi sebagai suatu aksi. Apresiasi yang dilakukan oleh siswa terhadap karya seni terdiri dari beberapa kegiatan apresiasi yang saling berkaitan sehingga kegiatan-kegiatan apresiasi tersebut mengantarkan siswa dalam mengapresiasi karya seni.

2.1.6.3 Proses Apresiasi

Garha (1980: 58) menjelaskan bahwa kegiatan apresiatif ialah kegiatan penghayatan seni yang didalamnya termasuk aktivitas mental yang berupa penikmatan, pengaguman serta penilaian. Menurut Syafii (dalam Sugiarto, 2011: 2) proses apresiasi seni rupa dapat diawali dengan kegiatan melihat, mengamati, menghayati, dan selanjutnya memasuki proses menilai dan menghargai. Melihat adalah kegiatan yang paling awal dilakukan oleh pengamat. Selanjutnya, melalui penginderaan tersebut pengamat mulai memasuki proses psikologis lebih dalam yang disebut dengan penghayatan. Dalam proses inilah apresiator mulai memahami karya seni, yang dilanjutkan dengan proses penilaian dan penghargaan. Penilaian dan penghargaan merupakan pengambilan keputusan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang bernilai atau berharga. Dalam proses inilah apresiator mulai menentukan keputusan apakah suka/tidak suka, indah/tidak indah, cocok/tidak cocok dengan suasana hatinya.


(36)

Berdasarkan uraian di atas, proses apresiasi seni dapat berupa kegiatan: melihat sepenuhnya karya seni, mengamati dengan seksama suatu karya, menghayati maksud yang terkandung dalam karya, serta menilai dan menghargai karya. Aktivitas apresiasi dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan karya seni rupa yang ada pada pameran, museum, studio, galeri, dan pusat-pusat seni/kerajinan itu dibuat. Aktivitas apresiasi dapat juga dilakukan dengan mengamati objek secara tidak langsung melalui gambar pada buku, foto, slide, film, atau sumber lain.

2.1.6.4 Apresiasi Seni dalam Konteks Pendidikan

Menurut Kartono (dalam Soebandi, 2008: 111) apresiasi adalah suatu proses yang melahirkan sikap dalam mencermati seni. Sikap adalah sesuatu yang tidak tumbuh dengan begitu saja. Sikap terbentuk setelah berulang-ulang. Sikap (attitude) adalah kecenderungan untuk memberi respon, baik positif maupun negatif, terhadap orang-orang, benda-benda, situasi-situasi tertentu.

Berdasarkan hal tersebut, agar kemampuan apresiasi tumbuh, maka dapat melalui proses pendidikan seperti pendidikan seni. Upaya ini sangat strategis dalam membina siswa untuk dapat menghayati, menikmati, menghargai, serta menilai karya seni. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta didik sebagai generasi penerus bangsa mampu memiliki kecintaan untuk menghargai kaya-karya seni dan budaya bangsa dimasa yang akan datang.


(37)

21

Kemudian Soebandi (2008: 113) menyatakan bahwa di masa sekarang ini pengembangan pendidikan apresiasi seni adalah keniscayaan. Pendidikan apresiasi perlu mendapat tempat yang layak dalam kurikulum serta proses pembelajaran di sekolah. hal tersebut juga ditegaskan Mendiknas yang menyatakan bahwa dengan pendidikan apresiasi seni, para peserta didik akan mampu menghargai dan menikmati seni secara optimal. Dengan pendekatan apresiasi, peserta didik dapat merangsang estetikanya dalam kehidupan sehari-hari, dengan penuh nalar, apresiasi dan cinta damai. Lebih dari itu, dengan apresiasi seni diharapkan peserta didik akan terangsang kesadaran spiritualnya melalui proses merasakan dan menikmati keindahan sang pencipta.

Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut bahwa peran pendidikan seni rupa di sekolah memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan apresiasi siswa. Melalui pendidikan ini tidak hanya mempertinggi kemampuan teknis atau keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran seni rupa, melainkan pembinaan peningkatan apresiasi peserta didik terhadap seni rupa yang bermanfaat untuk memupuk peserta didik untuk mencintai budaya bangsa dan sesamanya.

2.1.7 Media Pembelajaran

Pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah merupakan sistem dengan komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya. Makmun 2001 (dalam Soebandi, 2008: 155) menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam proses belajar dan mengajar.


(38)

Kata media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman, 2009: 6). Sementara itu Briggs (dalam Sadiman, 2009: 6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan.

Menurut Schramm 1977 (dalam Iswidayati, 2010: 4-5) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Pesan-pesan yang akan disampaikan komunikator atau guru kepada komunikan (siswa) tidak hanya terbatas dengan melalui kata-kata (verbal) atau hanya melalui tulisan, melainkan memerlukan media tertentu yang lebih menarik sebagai perantaranya.

Sebagaimana diungkapkan oleh Brody & Kant, 1993 (dalam Iswidayati, 2010: 5) yang menjelaskan bahwa 90% komunikan (siswa) lebih memahami pesan dengan menggunakan audio dan visual, pemahaman pesan berupa teks sebesar 7%. Hal tersebut menunjukkan bahwa media pemebelajaran sebagai alat bantu siswa dalam memahami bahan ajar dan memfasilitasi siswa melakukan kegiatan pembelajaran, sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar dan hasil belajar yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Anak-anak menghabiskan banyak jam dalam hari-harinya dengan media. “Children between the ages of eight and eighteen live media saturated lives spending an average of nearly six and a half hours a day with media” Jools dan


(39)

23

Grande (2005: 30). Oleh karena itu, media supaya dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar, bahkan media dan seni supaya dapat diintegrasikan dalam semua bidang konten akademik. “The principle is that media literacy and the arts should inform one another as disciplines for teaching and learning and that these disciplines can be integrated with all other academic content areas while meeting state education standards” (Jools dan Grande, 2005: 25).

2.1.7.2 Jenis-Jenis Media

Menurut Sadiman (2009: 28), media terbagi menjadi tiga karakteristik yaitu media grafis, media audio dan media proyeksi diam, permainan dan simulasi. Media grafis sendiri dibagi menjadi dua yaitu gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flanel serta papan buletin.

Media grafis termasuk media visual artinya media yang dilihat. Sedangkan gambar/foto berupa gambar atau foto suatu benda yang dicetak ke dalam kertas. Ada pepatah dari Cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata.

2.1.7.3 Media Pembelajaran Appreciation Card

Sugiarto (2011: 30) mendefinisikan appreciation card adalah kartu yang di dalamnya terdapat tahap-tahap analisis yang dapat membantu siswa melakukan apresiasi. Media appreciation card termasuk dalam media grafis yang dapat digunakan dalam pembelajaran apresiasi. Media appreciation card

memungkinkan siswa melakukan kegiatan apresiasi lukisan secara jelas dan lebih operasional melalui tahap-tahap yang lebih sistematis dan terarah. Siswa dapat


(40)

paham hal-hal penting dari lukisan: (a) subjek, (b) identifikasi karya (judul, tahun, seniman, media), (c) unsur dan prinsip seni, (d) makna/pesan, dan (e) keputusan/evaluasi. Selain sifatnya yang praktis dan fleksibel, media gambar dalam bentuk appreciation card memungkinkan pembelajaran dalam bentuk permainan atau diskusi kelompok.

Media ini dapat menimbulkan daya tarik, membangkitkan perhatian serta minat belajar pada diri siswa, dan memudahkan siswa dalam mengapresiasi karya seni rupa. Suatu penjelasan dapat dibantu gambar dan tulisan, sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang dimaksud.

2.2 Kajian

Empiris

Penelitian mengenai pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa melalui penggunaan media kartu sudah pernah dilakukan. Peneliti membahas penelitian terdahulu yang menggunakan media appreciation card yaitu penelitian Eko Sugiarto, mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang, pada tahun 2011 yang berjudul ”Peningkatan Kemampuan Apresiasi Berbasis Kritik Menggunakan Media Pembelajaran Appreciation Card Bagi Siswa Kelas IXB SMP N 2 Kudus”.

Dalam penelitian tersebut, hasil penelitian terhadap 36 orang siswa kelas IX B SMP N 2 Kudus mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan dalam mengapresiasi lukisan dengan media appreciation card. Rata-rata nilai tes siswa pada kondisi awal/prasiklus sebesar 56,11 meningkat menjadi 67,78 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 76,67 pada siklus II. Adapun besarnya


(41)

25

peningkatan dari kondisi awal ke siklus I sebesar 11,43 atau 20,4%, dari siklus I ke siklus II sebesar 14,25 atau 21,2%, dan dari kondisi awal ke siklus II sebesar 25,68 atau 45,9%.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan media appreciation card dapat meningkatkan hasil belajar mengapresiasi karya seni rupa. Sementara pada materi mengapresiasi karya seni rupa kelas IV sekolah dasar belum pernah diterapkan penggunaan media

appreciation card sehingga penelitian ini merupakan penelitian yang baru dilakukan dan berbeda dengan penelitian yang terdahulu.

2.3 Kerangka

Berpikir

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Perlakuan

(Treatment)

Proses pembelajaran SBK

mengapresiasi karya seni rupa

di Kelas IV SD Negeri Kraton 2

Kota Tegal

Hasil (Result)

Adanya peningkatan hasil belajar mengapresiasi karya seni rupa

di Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Permasalahan

(Problems)

Proses pembelajaran SBK

di Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal tidak

memanfaatkan penggunaan media


(42)

2.4 Hipotesis

Tindakan

Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka dapat diajukan suatu hipotesis sebagai berikut: “Melalui penggunaan media pembelajaran appreciation card

maka aktivitas belajar, hasil belajar, dan performansi guru dalam pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa pada siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal dapat meningkat.“


(43)

27

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan

Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Suharsimi Arikunto, dkk. (2009: 3) mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Suharsimi Arikunto, dkk. (2009: 16) menjelaskan bahwa dalam penelitian ini terdiri dari empat tahapan yang dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali ke langkah semula.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan selama dua pertemuan, siklus II dilaksanakan selama dua pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran.

3.2 Perencanaan

Tahap

Penelitian

Penelitian ini direncanakan minimal dalam dua siklus dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap penting sehingga terdapat perencanaan tahap penelitian siklus I dan perencanaan tahap penelitian siklus II.


(44)

Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

(1) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian. Peneliti melaksanakan prasurvei, menemukan dan menganalisis masalah sehingga peneliti dapat merumuskan dan mengembangkan alternatif tindakan untuk dapat memperbaiki hasil belajar siswa. Peneliti menyusun rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran yang akan diterapkan. Instrumen penelitian disiapkan sebelum pelaksanaan penelitian.

(2) Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan perencanaan, mengumpulkan dan merekam data dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah disiapkan.

(3) Pengamatan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan/observasi berjalan bersamaan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data kualitatif dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan. Peneliti juga mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

(4) Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Peneliti mengevaluasi hasil belajar


(45)

29

dan aktivitas belajar siswa. Hasil refleksi digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Jika ternyata tindakan perbaikan belum berhasil memenuhi indikator keberhasilan, maka hasil refleksi digunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan, bahkan bila perlu dibuat rencana baru. Jika ini terjadi maka akan dilakukan tindakan selanjutnya pada siklus PTK berikutnya yang langkah-langkahnya tetap sama.

3.2.1 Perencanaan Siklus I

Siklus I terdiri dari 2 pertemuan dan setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran. Adapun langkah-langkah siklus I sebagai berikut.

(1) Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan peneliti merancang skenario pembelajaran dan menyiapkan instrumen penelitian berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran appreciation card, tes tertulis dan lembar pengamatan aktivitas siswa serta Alat Penilaian Kemampua Guru (APKG) yang terdiri dari APKG 1 dan APKG 2.

(2) Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan perencanaan, mengumpulkan dan merekam data dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah disiapkan. Tes tertulis digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.


(46)

Peneliti menggunakan lembar pengamatan untuk mencatat aktivitas belajar siswa antara lain:

(a) Keantusiasan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. (b)Keberanian siswa dalam bertanya.

(c) Ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. (d)Kerjasama siswa dalam kelompok.

Adapun performansi peneliti dalam mengajar juga dinilai oleh observer dengan menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) yang terdiri dari APKG 1 dan APKG 2.

(4) Refleksi

Analisis data dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I, kemudian peneliti merepresentasikan data yang diperoleh. Selajutnya peneliti merefleksikan hasil refleksi untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

3.2.2 Perencanaan Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I selanjutnya diadakan tindakan Siklus II. Siklus II terdiri dari 2 pertemuan dan setiap pertemuan 2 jam pelajaran. Adapun langkah-langkah siklus II sebagai berikut.

(1) Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan peneliti merancang skenario pembelajaran dan menyiapkan instrumen penelitian berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran appreciation card, tes tertulis dan


(47)

31

lembar pengamatan aktivitas siswa serta Alat Penilaian Kemampua Guru (APKG) yang terdiri dari APKG 1 dan APKG 2.

(2) Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan perencanaan, mengumpulkan dan merekam data dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah disiapkan. Tes tertulis digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

(3) Pengamatan

Peneliti menggunakan lembar pengamatan untuk mencatat aktivitas belajar siswa antara lain:

(a) Keantusiasan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. (b)Keberanian siswa dalam bertanya.

(c) Ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. (d)Kerjasama siswa dalam kelompok.

Adapun performansi peneliti dalam mengajar juga dinilai oleh observer dengan menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) yang terdiri dari APKG 1 dan APKG 2.

(4) Refleksi

Analisis data dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan pada siklus II, kemudian peneliti merepresentasikan data yang diperoleh. Perhatian peneliti terfokus pada hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa. Apabila target indikator keberhasilan sudah tercapai maka tidak diadakan tindakan selanjutnya, tapi apabila target indikator keberhasilan belum tercapai maka


(48)

diadakan tindakan lagi yaitu siklus III yang langkah-langkahnya sama dengan siklus I dan siklus II.

3.3 Subjek

Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 23 orang siswa. Terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa peremuan.

3.4 Tempat

Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal yang terletak di Jalan Nanas No. 104 RT 09 RW V Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. Sekolah ini didirikan pada tahun 1962 sesuai dengan SK Sekolah Nomor: 421.2/24/1995/Tgl.11-09-1985.

3.5 Data

dan

Teknik

Pengumpulan

Data

Data dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari jenis data, sumber data dan teknik pengumpulan data. Adapun deskripsi lebih lengkap mengenai data dan teknik pengumpulan data dijelaskan sebagai berikut.

3.5.1 Jenis Data

Data penelitian terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Penjelasan tentang kedua jenis data tersebut sebagai berikut.


(49)

33

Data kuantitatif yang diukur berupa hasil belajar siswa yaitu hasil belajar mengapresiasi karya seni rupa. Hasil belajar diperoleh dari tes formatif yang dilaksanakan pada akhir setiap siklus. Tes formatif menggunakan jenis tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan isian singkat.

3.5.1.2 Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan hasil pengamatan/observasi dalam kegiatan pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa. Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik performansi guru maupun aktivitas belajar siswa.

Data aktivitas belajar siswa dapat dinilai dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. Sedangkan data performansi guru dinilai dengan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) yang terdiri dari APKG I untuk kemampuan merencanakan pembelajaran dan APKG II untuk pelaksanaan pembelajaran yang telah dimodifikasi sesuai dengan langkah-langkah dan komponen dalam menerapkan media pembelajaran.

3.5.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa, guru dan data dokumen. Penjelasan tentang ketiga sumber data tersebut sebagai berikut.

3.5.2.1 Siswa

Data aktivitas belajar siswa diukur melalui pengamatan oleh guru dengan menggunakan lembar pengamatan. Sementara hasil belajar siswa akan diukur dengan menggunakan tes.


(50)

Data yang diperoleh dari guru yaitu berupa hasil pengamatan terhadap kinerja atau performansi guru dalam pembelajaran di kelas. Performansi guru dalam mengajar dinilai oleh observer/teman sejawat dengan menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) yang terdiri dari APKG 1 dan APKG 2.

3.5.2.3 Data Dokumen

Data dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar siswa dan daftar nilai. Daftar siswa terdiri dari daftar siswa tahun ajaran 2010/2011 dan daftar siswa tahun ajaran 2011/2012. Daftar nilai terdiri dari daftar nilai siswa tahun ajaran 2010/2011 dan daftar nilai siswa tahun ajaran 2011/2012.

3.5.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik tes, observasi dan dokumentasi. Penjelasan tentang ketiga teknik tersebut sebagai berikut.

3.5.3.1 Tes

Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada akhir setiap siklus. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis dan bentuk tes yaitu pilihan ganda dan isian singkat. Tes pilihan ganda berisi soal-soal untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi karya seni rupa. Tes isian singkat berisi soal-soal untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya seni rupa menggunakan appreciation card.

3.5.3.2 Observasi

Observasi digunakan untuk memperoleh data aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Aktivitas belajar siswa diukur dengan lembar pengamatan,


(51)

35

sedangkan performansi guru diukur dengan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) yang terdiri dari APKG 1 dan APKG 2.

3.5.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai bukti pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian. Dokumentasi ini berupa daftar nama siswa, daftar nilai siswa dan foto-foto aktivitas siswa dalam pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa melalui penggunaan media pembelajaran appreciation card di kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal.

3.6 Teknik

Analisis

Data

Data penelitian terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Jadi teknis analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif.

3.6.1 Analisis Data Kuantitatif

Teknik analisis data yang digunakan yaitu rumus-rumus yang digunakan untuk mengolah data hasil belajar:

(1) Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar yang diperoleh masing-masing siswa dari tes.

Nilai Akhir = Skor Perolehan x 100 Skor Maksimal

(BSNP, 2007: 25)

(2) Untuk menentukan rata-rata kelas M =∑X


(52)

Keterangan:

X = Nilai yang diperoleh individu N = Banyaknya individu

M = Nilai Rata-rata kelas (Sudjana, 2010: 125)

(3) Untuk menentukan tuntas belajar klasikal p = Jumlah siswa yang tuntas belajar x 100%

Jumlah siswa

Keterangan:

p = Tuntas belajar klasikal

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa: >80% = Sangat tinggi

60-79% = Tinggi 40-59% = Sedang 20-39% = Rendah <20% = Sangat rendah (Zainal Aqib, dkk., 2010: 41) (4) Untuk menentukan keaktifan siswa

Prosentase = Skor keseluruhan yang diperoleh kelompok x 100% Jumlah kelompok x Skor maksimal

Klasifikasi Persentase Keaktifan Siswa: 75%-100% = Sangat tinggi 50%-74,99% = Tinggi


(53)

37

0%-24,99% = Rendah (Acep Yonni, dkk., 2010: 175)

(5) Menentukan Nilai Kerja/Performansi Guru APKG I = A+B+C+D+E+F

6

(Tim Review dan Revisi APKG PPGSD, 1998: 12) APKG II = P+Q+R+S+T+U+V+W

8

(Tim Review dan Revisi APKG PPGSD, 1998: 30)

Nilai Akhir APKGI dan APKGII= (1xNilai APKGI)+(2xNilai APKGII) 3

Patokan penilaian APKG:

A = Nilai akhir mencapai 85-100 AB = Nilai akhir mencapai 80-84 B = Nilai akhir mencapai 70-79 BC = Nilai akhir mencapai 65-69 C = Nilai akhir mencapai 60-64 CD = Nilai akhir mencapai 55-59 D = Nilai akhir mencapai 50-54 E = Nilai akhir mencapai <50 (Pusat Pengembangan PPL, 2011: 12)

3.6.2 Analisis Data Kualitatif

Menurut Miles and Huberman (1984) dalam Sugiono (2008: 337) analisis data kualitatif yaitu meliputi data reduction, data display, dan conclusion


(54)

drawing/verification. Penjelasan lengkap tentang analisis data kualitatif antara lain: (1) data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan

conclusion drawing/verification (kesimpulan/verifikasi).

Menurut Sugiono (2008: 339) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Penyajian data menurut Sugiono (2008: 341) dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Kemudian kesimpulan menurut Sugiono (2008: 345) dapat berupa deskripsi yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah penelitian menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal dan interaktif, hipotesis atau teori. Dengan demikian kesimpulan penelitian dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.

3.7 Indikator

Keberhasilan

Untuk dapat mengetahui meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa melalui media pembelajaran

appreciation card maka perlu dibuat indikator sebagai berikut : (1) Hasil Belajar Siswa

(a) Rata-rata kelas sekurang-kurangnya 75.

(b)Persentase tuntas klasikal sekurang-kurangnya 75% (minimal 75% siswa yang memperoleh skor >=71).


(55)

39

(a) Keberanian siswa dalam mengajukan/menjawab pertanyaan guru lebih dari 50%.

(b)Keterlibatan siswa dalam mengapresiasi karya seni rupa melalui penggunaan media pembelajaran appreciation card lebih dari 75%. (3) Perfomansi Guru


(56)

40

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Penelitian

Data dari penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Mengapresiasi Karya Seni Rupa Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Appreciation Card Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal” ini diperoleh dengan melaksanakan pembelajaran dan pengamatan/observasi selama 4 kali pertemuan yang dimulai pada hari Rabu tanggal 25 April 2012 di SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal. Setiap pertemuan berlangsung selama 2 jam pelajaran. Data yang diperoleh yaitu hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa dan performansi guru.

4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Siklus I mulai dilaksanakan pada pertemuan pertama yaitu pada hari Rabu tanggal 25 April 2012. Pada pertemuan pertama siswa belajar tentang seni rupa murni dan seni rupa terapan. Guru menggunakan metode ceramah dan media pembelajaran appreciation card untuk mengenalkan contoh karya seni rupa.

Siswa dengan kelompoknya memanfaatkan appreciation card untuk mengembangkan khasanah mereka tentang contoh karya seni rupa. Di akhir pertemuan pertama siswa mengerjakan soal-soal latihan.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 April 2012. Siswa belajar mengapresiasi karya seni rupa. Guru menggunakan metode ceramah


(57)

41

dan media pembelajaran appreciation card untuk memudahkan siswa mengapresiasi karya seni rupa. Dengan appreciation card siswa secara berkelompok belajar mengapresiasi karya seni rupa berupa lukisan “Kakak dan Adik” karya Basuki Abdullah. Pertemuan kedua diakhiri dengan pemberian tes formatif. Guru memberikan tes pilihan ganda dan appreciation card kepada masing-masing siswa untuk mengapresiasi karya seni rupa berupa lukisan “Pangeran Diponegoro” karya Basuki Abdullah.

4.1.1.1 Deskripsi Hasil Belajar

Hasil belajar siklus I ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 4.1 Hasil Tes Siklus I

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Dwi Andi Apriyanto 87.5 Tuntas

2 Mohammad Aldi 54.17 Tidak Tuntas

3 Arzecta Handya K. 54.17 Tidak Tuntas

4 Bagas Prayogi 91.67 Tuntas

5 Dewi Widya Safitri - -

6 Dwi Bayu Prasetio 75 Tuntas

7 Faizal Maulana 83.33 Tuntas

8 Hanif Bachtiar Martin 70.83 Tidak Tuntas

9 Hasim Al Alawi 91.67 Tuntas


(58)

11 Moh. Irkham Hidayatul Ilmi 83.33 Tuntas

12 Moh. Fatih Maulidi 79.17 Tuntas

13 Muhammad Subekhi 70.83 Tidak Tuntas

14 Naufal Dwi Andrian 54.17 Tidak Tuntas

15 Navrino Putra Pambagyo 58.33 Tidak Tuntas

16 Rahma Sofa Putri 70.33 Tidak Tuntas

17 Salsabela Apriliani 75 Tuntas

18 Vannisa Nur Widowati 91.67 Tuntas

19 Vito Orlando Siahaan 75 Tuntas

20 Zalfa Huda Nuraeni 70.83 Tidak Tuntas

21 Moh. Hanif Yanuar 79.17 Tuntas

22 Khodijah Aulia Adibah 83.33 Tuntas

23 Satya Yudhia Pratidina 91.67 Tuntas

Jumlah 1370.33

Rata-rata 59.58

Banyak siswa tuntas 13

Banyak siswa tidak tuntas 9


(59)

43

Dari hasil tes formatif siklus I diperoleh rata-rata 59,58. Jumlah siswa yang sudah tuntas atau mencapai nilai >=71 sebanyak 13 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa sehingga persentase tuntas belajar klasikal 56,52%.

4.1.1.2 Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran

Deskripsi observasi pembelajaran terdiri dari hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh guru sedangkan pengamatan performansi guru dilakukan oleh observer.

4.1.1.2.1 Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa

Aspek-aspek aktivitas belajar siswa antara lain keantuasiasan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, keberanian siswa dalam bertanya, ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, dan kerjasama siswa dalam kelompok. Data aktivitas belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

No. Aspek yang dinilai

Rata-rata persentase aktivitas

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1.

Keantuasiasan siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran di kelas

76.25% 78.41%

2. Keberanian siswa dalam bertanya 63.75% 64.77%


(60)

tugas yang diberikan guru

4. Kerjasama siswa dalam kelompok 82.5% 82.96%

Rata-rata persentase aktivitas 74.69% 76.71%

Rata-rata persentase aktivitas siklus I 75.70%

Aspek keberanian siswa dalam bertanya pada pertemuan pertama yaitu 63.75% dan pada pertemuan kedua 64.77%. Aktivitas pada pertemuan pertama yaitu 74.69% dan aktivitas pada pertemuan kedua 76.71% maka rata-rata aktivitas siklus I yaitu 75.70% (sangat tinggi).

4.1.1.2.2 Deskripsi Performansi Guru

Performansi guru terhadap pelaksanaan pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa melalui penggunaan media pembelajaran appreciation card dinilai dengan instrumen Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Ada dua kategori yaitu pengamatan dalam perencanaan pembelajaran (APKG 1) dan pelaksanaan pembelajaran (APKG 2). Adapun teman sejawat atau observer pada penelitian ini yaitu Wali Kelas IV SD Kraton 2. Hasil pengamatan performansi guru dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Performansi Guru Siklus I

Pertemuan APKG Nilai Nilai akhir

1

1 87.88 84.71 2 83.13


(61)

45

2 80.86 Nilai akhir performansi guru siklus I 83.85

Pada pertemuan pertama nilai APKG 1 mencapai 87.88 dan nilai APKG 2 mencapai 83.13, maka nilai akhir performansi guru pada pertemuan pertama yaitu 85,07. Kemudian pada pertemuan kedua nilai APKG 1 mencapai 87.25 dan nilai APKG II mencapai 80.86, maka nilai akhir performansi guru pada pertemuan kedua yaitu 82.99. Sehingga rata-rata nilai performansi guru pada siklus I yaitu 83.85 (AB).

4.1.1.3 Refleksi

Pelaksanaan tindakan pada siklus I belum diperoleh hasil yang memuaskan. Hasil belajar siswa belum mencapai target indikator keberhasilan yang ditentukan namun aktivitas belajar siswa dan performansi guru sudah memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi belajar siswa dan kualitas pembelajaran dari guru yang perlu ditingkatkan. Penelitian akan dilanjutkan pada siklus II.

Adapun hasil refleksi siklus I yaitu guru perlu memperbaiki instrumen penelitian supaya hasil belajar meningkat. Nilai APKG pada siklus I mengalami penurunan, hal ini dikarenakan instrumen penelitian yang masih terdapat kekurangan. Pada siklus I rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru tidak terdapat dampak pengiring, maka guru perlu mencantumkan dampak pengiring atau karakter yang diharapkan dari pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa.


(62)

Hasil refleksi lainnya yaitu guru perlu memperbaiki kegiatan pembelajaran supaya aktivitas belajar siswa meningkat, memodifikasi media pembelajaran

appreciation card, meningkatkan performansi, dan memotivasi supaya siswa lebih giat belajar.

Terkait media pembelajaran, hendaknya guru juga memanfaatkan media yang ada di kelas dan media yang dimiliki siswa namun fokus penggunaan media pembelajaran tetap dengan media pembelajaran appreciation card. Hal ini supaya guru dapat mengaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekitar yang dekat dengan siswa. Penggunaan media lain supaya dicatat pada RPP sehingga dapat diketahui oleh observer.

4.1.1.4 Revisi

Pada revisi siklus I akan dijelaskan tentang hasil penelitian siklus I dengan tabel dan diagram berikut ini.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I

Hasil Penelitian Nilai Indikator Keterangan

Rata-rata 59.58 75 Tidak tercapai

Persentase tuntas belajar 56.52% 75% Tidak tercapai Persentase aktivitas belajar siswa 75.70% 75% Tercapai


(63)

47

Gambar 4.1 Diagram Hasil Penelitian Siklus I

Gambar 4.2 Diagram Tuntas Belajar Siklus I

Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh 59.58 dengan ketuntasan belajar 56.52, dari hasil belajar tersebut dapat dikatakan bahwa nilai hasil belajar siswa masih sangat rendah dan tidak mencapai target indikator keberhasilan yang ditetapkan. Upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut dapat diatasi dengan membuat instrumen penelitian yang lebih efektif. Tes formatif

Rata-rata

Tuntas belajar

Aktivitas siswa

Performansi guru 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90

Indikator yang ditentukan Hasil penelitian

Tuntas belajar Tidak tuntas belajar


(64)

siklus I tidak lebih banyak menunjukkan gambar maka guru dapat membuat tes formatif untuk siklus II dengan lebih banyak pilihan jawaban bergambar bukan selalu dengan tulisan saja sehingga siswa lebih antusias dalam mengerjakan tes. Pada silabus terdapat kegiatan yang belum dilaksanakan pada siklus I yaitu membuat produk karya seni rupa berupa gambar motif batik. Hal ini merupakan tantangan bagi guru untuk mempersiapkan kegiatan kreasi dan apresiasi supaya dapat terlaksana pada siklus II. Guru dapat memodifikasi appreciation card yang bisa digunakan untuk berkreasi sekaligus dapat diapresiasi oleh siswa. Namun perlu diperhatikan kegiatan pembelajaran dengan alokasi waktu pelajaran yang tersedia.

Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh 75.70% maka aktivitas belajar siswa sudah memenuhi indikator kerbehasilan. Pada siklus I, siswa belum diberikan kesempatan untuk berkreasi membuat karya seni rupa. Kegiatan berkreasi dan mengapresiasi dilaksanakan pada siklus II merupakan kesempatan bagi guru untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Persentase performansi guru pada siklus I diperoleh 83.85 maka performansi guru sudah memenuhi indikator keberhasilan. Guru perlu mencantumkan dampak pengiring pada RPP dan penggunaan media lain selain media appreciation card.

4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Siklus II dimulai pada pertemuan ketiga pada hari Sabtu tanggal 19 Mei 2012. Karena pada siklus I hasil belajar masih belum mencapai indikator keberhasilan keberhasilan maka pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa


(65)

49

diulang dengan perubahan kegiatan pembelajaran dan modifikasi Appreciation Card. Materi pada siklus II sama dengan materi pada siklus I. Pada pertemuan ketiga siswa belajar tentang seni rupa murni dan seni rupa terapan. Guru menggunakan metode ceramah dan media pembelajaran Appreciation Card. Siswa dengan kelompoknya memanfaatkan Appreciation Card untuk lebih mendalami contoh-contoh karya seni rupa. Guru juga mengenalkan motif batik. Di akhir pertemuan ketiga siswa mengerjakan soal-soal latihan.

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Mei 2012. Masing-masing siswa membuat gambar motif batik kemudian diapresiasi. Guru menggunakan metode ceramah dan media Appreciation Card. Siswa menggambar motif batik seperti yang sudah dikenalkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Siswa menggambar motif batik dengan teknik jiplakan. Gambar jiplakan motif batik dibagikan kepada setiap siswa. Setiap siswa disediakan pilihan dua gambar jiplakan. Setiap siswa memilih sendiri motif yang diinginkannya. Setelah selesai menggambar, masing-masing siswa saling bertukar gambar satu sama lain kemudian setiap siswa mengapresiasi gambar temannya.

4.1.2.1 Deskripsi Hasil Belajar

Hasil belajar siklus I ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 4.5 Hasil Tes Siklus II

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Dwi Andi Apriyanto 83.33 Tuntas


(66)

3 Arzecta Handya K. 87.5 Tuntas

4 Bagas Prayogi 91.67 Tuntas

5 Dewi Widya Safitri 95.83 Tuntas

6 Dwi Bayu Prasetio 87.5 Tuntas

7 Faizal Maulana 91.67 Tuntas

8 Hanif Bachtiar Martin 83.33 Tuntas

9 Hasim Al Alawi 87.5 Tuntas

10 Ivo Nila Krisna 87.5 Tuntas

11 Moh. Irkham Hidayatul Ilmi 87.5 Tuntas

12 Moh. Fatih Maulidi 75 Tuntas

13 Muhammad Subekhi 62.5 Tidak Tuntas

14 Naufal Dwi Andrian 83.33 Tuntas

15 Navrino Putra Pambagyo 70.83 Tidak Tuntas

16 Rahma Sofa Putri 83.33 Tuntas

17 Salsabela Apriliani 87.5 Tuntas

18 Vannisa Nur Widowati 91.67 Tuntas

19 Vito Orlando Siahaan 83.33 Tuntas

20 Zalfa Huda Nuraeni 87.5 Tuntas


(67)

51

22 Khodijah Aulia Adibah 87.5 Tuntas

23 Satya Yudhia Pratidina - -

Jumlah 1858.32

Rata-rata 80.80

Banyak siswa tuntas 20

Banyak siswa tidak tuntas 2

Persentase tuntas belajar 86,96%

Dari hasil tes formatif siklus II diperoleh rata-rata 80,80. Jumlah siswa yang sudah tuntas atau mencapai nilai >=71 sebanyak 20 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa, sehingga persentase tuntas belajar klasikal 86,96%.

4.1.2.2 Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran

Deskripsi observasi pembelajaran terdiri dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan performansi guru.

4.1.1.2.1 Deskripsi Aktivitas Siswa

Aspek-aspek aktivitas belajar siswa antara lain keantusiasan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, keberanian siswa dalam bertanya, ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, dan kerjasama siswa dalam kelompok. Data aktivitas belajar siswa siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(68)

No. Aspek yang dinilai

Rata-rata persentase aktivitas Pertemuan 3 Pertemuan 4

1.

Keantuasiasan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas

86.36% 96.59%

2. Keberanian siswa dalam bertanya 75% 78.41%

3.

Ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru

92.05% 100%

4. Kerjasama siswa dalam kelompok 93.18% 100%

Rata-rata persentase aktivitas 86.65% 93.75% Rata-rata persentase aktivitas siklus II 90.20%

Aspek keberanian siswa dalam bertanya pada pertemuan ketiga yaitu 75% dan pada pertemuan keempat 78.41%. Aktivitas pada pertemuan ketiga yaitu 86.65% dan aktivitas pada pertemuan keempat 93.75% maka rata-rata aktivitas siklus II yaitu 90.2%.

4.1.1.2.2 Deskripsi Performansi Guru

Performansi guru terhadap pelaksanaan pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa melalui penggunaan media pembelajaran appreciation card dinilai dengan instrumen Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Ada dua kategori yaitu pengamatan dalam perencanaan pembelajaran (APKG 1) dan pelaksanaan pembelajaran (APKG 2). Hasil pengamatan performansi guru dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(69)

53

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Performansi Guru Siklus II

Pertemuan APKG Nilai Nilai akhir

3

1 98.79 97.35 2 96.63

4

1 98.79 97.35 2 96.63 Nilai akhir performansi guru siklus II 97.35

Pada pertemuan ketiga nilai APKG 1 mencapai 98.79 dan nilai APKG 2 mencapai 96.63, maka nilai akhir performansi guru pada pertemuan pertama yaitu 97.35. Kemudian pada pertemuan keempat nilai APKG 1 mencapai 98.79 dan nilai APKG II mencapai 96.63, maka nilai akhir performansi guru pada pertemuan kedua yaitu 97.35. Sehingga rata-rata nilai performansi guru pada siklus II yaitu 97.35 (A).

4.1.2.3 Refleksi

Hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa dan performansi guru meningkat. Hasil belajar siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan, juga aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa dengan appreciation card pada siklus II sudah dapat dinyatakan berhasil sehingga penelitian tindakan kelas dapat dinyatakan selesai.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Acep Yonni, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.

Achmad Sugandi, dkk. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni Wacana, Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bastomi. Suwaji. 2003. Kritik Seni. Semarang: UNNES Press.

BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

BSNP. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Catharina Tri Anni, dkk. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Garha. Oho. 1980. Pendidikan Kesenian Seni Rupa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hadjar Pamadhi, dkk. 2010. Pendidikan Seni Di SD. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka

Jools, Tessa dan Denise Grande. 2005. A Case Study in Elementary School Media Literacy and Arts Education. Project SMARTArt. 25-30.

Lee, Alan. 2009. Art Education and The National Review of Visual Education.

Australian journal of Education. 218.

Iswidayati, Sri. 2010. Pemanfaatan Media Pembelajaran Seni Budaya. Semarang: UNNES Press.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.


(2)

Sadiman, Arief S. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sahman, Humar. 2003. Mengenali Dunia Seni Rupa. Semarang. IKIP Semarang Press.

Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK: Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: RaSAIL Media Group.

Sobandi, Bandi. 2008. Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni Rupa. Bandung: UPI Press.

Stone, Sandra J. dan Basanti Chakraborty. Proses Art vs. Product Art: The Theacher's Dilemma.

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiarto, Eko. 2011. Peningkatan Kemampuan Apresiasi Lukisan Berbasis Kritik Menggunakan Media Pembelajaran Appreciation Card Bagi Siswa Kelas IX B SMP N 2 Kudus. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugono, Dendy. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.

Suharsimi Arikunto, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suprayekti, dkk. 2009. Pembaharuan Pembelajaran Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2011. Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidkan Nasional.

Zainal Aqib, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK. Bandung: CV Yrama Widya.


(3)

GLOSARIUM

afektif : berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai

aktif : giat

aktivitas : kegiatan, keaktifan, kesibukan

antusias : ketertarikan

apresiasi : penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu

appreciation card : kartu yang di dalamnya terdapat tahap-tahap analisis

yang dapat membantu siswa melakukan apresiasi batik : hasil seni kerajian dari Jawa yang memiliki nilai seni

yang menjadi kebudayaan Indonesia dwimatra : memiliki ukuran panjang dan lebar efektif : dapat membawa hasil; berhasil guna ekspresi : ungkapan pikiran dan perasaan

evaluasi : penilaian untuk mengetahui kualitas, pencapaian, baik atau buruk sesuatu

estetik : indah

estetika : keindahan

half drop : penyusunan motif yang diletakkan dalam ruang persegi

panjang atau segi empat yang turun tangga setengah, baik vertikal maupun horizontal, yang kemudian diulang-ulang


(4)

ICT : information, communication, and technology

indikator : sebuah ukuran atau nilai, patokan/penanda atas kesesuaian/kepantasan sesuatu

inovatif : hal yang bersifat baru, cara baru untuk melakukan sesuatu

interaksi : hubungan antara individu dengan individu lain atau lingkungan, yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi dan saling mempengaruhi tingkah laku

karakteristik : ciri khas yang dimiliki oleh individu atau makhluk hidup lain, bahkan suatu barang, yang membuatnya dikenal

karya seni : bentuk perwujudan sebagai sarana untuk

mengungkapkan perasaan manusia kawung : motif yang bentuknya seperti buah aren

kognitif : berkaitan dengan pengetahuan, kemampuan, dan

kemahiran intelektual

konsep : ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret

konsepsi : pengetahuan yang diperoleh dari mempelajari materi ilmu


(5)

kreatif : kemampuan untuk menemukan dan mengembangkan ide/buah pikiran

kreativitas : kegiatan yang melibatkan ide atau rencana yang akan dilakukan dan membuat jenis yang baru

kualitas : mutu

kualitatif : berkaitan dengan data yang pada umumnya sulit diukur atau menunjukkan kualitas tertentu

kuantitatif : berkenaan dengan data yang terukur, biasanya berupa angka-angka, yang dinyatakan dalam satuan tertentu

media : perantara/pengantar

metode : cara untuk mencapai suatu tujuan

motif : gubahan bentuk alam

motivasi : alasan untuk melakukan sesuatu

observasi : pengamatan

orientasi : pandangan yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan

ornamen : hiasan

pilin : motif yang berbentuk dasar seperti huruf s

performansi : kemampuan seseorang yang diungkapkan melalui penampilan diri

perspektif : sudut pandang, cara pandang


(6)

psikomotor : berkaitan dengan kemampuan fisik seperti kemampuan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf

relevan : memiliki kaitan/hubungan yang penting, yang memiliki efek yang besar

respon : tanggapan

seni : ekspresi jiwa manusia yang tertuang dalam berbagai bentuk karya seni

seni rupa : mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya

siklus : pengulangan/perputaran, sesuatu yang secara terus menerus berulang dan memiliki pola yang pasti

teknik : pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu trimatra : mempunyai ukuran panjang, lebar, tinggi tumpal : motif memiliki bentuk dasar bidang segitiga


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGAPRESIASI KARYA SENI RUPA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU SUSUN ANAK TANGGA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI MARGADANA 7 KOTA TEGAL

0 10 226

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CLAY MATERI BERKARYA RELIEF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANGSENTUL PURBALINGGA

2 30 267

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SEMBAWA KABUPATEN BANJARNEGARA

0 3 259

PENGGUNAAN MEDIA KARTU APRESIASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGAPRESIASI KARYA SENI RUPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 PULIHARJO KABUPATEN KEBUMEN

1 9 236

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS NARASI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PANGGUNG 5 KOTA TEGAL

1 22 203

Pemanfaatan Media Pembelajaran Seni Rupa dan Sumber Belajar pada SMA Negeri di Kabupaten Tegal

1 35 221

Keefektifan Pembelajaran Kenampakan Bumi dan Bulan pada Siswa Kelas IV melalui Media Pembelajaran Berbasis ICT di SDN Kraton 2 dan 5 Kota Tegal

1 4 129

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN FLASHCARD Peningkatan Partisipasi Belajar IPS Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Flashcard Pada Kelas IV SD Negeri 1 Bulurejo Tahun 2013/2014.

0 2 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pangonan 01 Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2012/2013.

0 3 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENGAPRESIASI SENI MUSIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KELAS VIII Wiyono, Ismunandar, Asfar

0 6 12