37
Muhammad Alfi Syahrin, 2015 STUDY ETHNOMATHEMATICS PADA KALENDER ABOGE ALIF, REBO, WAGE SEBAGAI PENENTU
WAKTU HARI
– HARI BESAR ISLAM DAN UPACARA ADAT DI KERATON KASEPUHAN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Barton 1996 menjelaskan bahwa “berdasarkan empat kegiatan ethnomatematical yakni deskriptif, arkeologi, matematis dan aktivitas analisis
menunjukkan perlunya menggambarkan praktek budaya dan konteksnya sebagai komponen integral dari proses penelitian ethnomatical
”, oleh karena hal itu Alangui 2010: 61 menjelaskan bahwa
“memungkinkan untuk menempatkan penelitian ethnomathematics
sebagai penelitian kualitatif”. Hal itu pun sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif seperti yang
diungkapkan Hamdi dan Bahrudin 2014, hlm. 9 bahwa karakteristik penelitian kualitatif yaitu:
1 Sumber data ialah situasi yang wajar atau “naturral setting”, artinya bahwa
peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dan sengaja,
2 Peneliti sebagai instrumen penelitian artinya dalam penelitian kualitatif
peneliti merupakan “key instrument” atau alat penelitian utama, 3
Sangat deskriptif, artinya dalam penelitian kualitatif diusahakan mengumpulkan data deskriptif yang banyak yang dituangkan dalam bentuk
laporan dan uraian. Penelitian ini tidak mengutamakan angka – angka dan
dan statistik, walaupun tidak menolak data kuantitatif, 4
Mementingkan proses maupun produk, artinya memperhatikan bagaimana perkembangan terjadinya sesuatu di samping bagaimana hasil dari proses
tersebut, 5
Mencari makna dibelakang kelakuan atau perbuatan, sehingga dapat memahami kelakuan manusia dalam konteks yang lebih luas, dipandang
dari kerangka pemikiran dan perasaan responden
Muhammad Alfi Syahrin, 2015 STUDY ETHNOMATHEMATICS PADA KALENDER ABOGE ALIF, REBO, WAGE SEBAGAI PENENTU
WAKTU HARI
– HARI BESAR ISLAM DAN UPACARA ADAT DI KERATON KASEPUHAN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
6 Mengutamakan data langsung atau “first hand”, sehingga peneliti sendiri
yang terjun ke lapangan untuk mengadakan observasi atau wawancara. Peneliti tidak menggunakan tes atau angket dengan demikian akan
mengambil jarak dengan sumber data. 7
Triangulasi, artinya data atau informasi dari satu pihak harus dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya
dari pihak kedua, ketiga, dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda
– beda. 8
Menonjolkan rincian kontekstual, artinya peneliti mengumpulkan dan mencatat data yang sangat terinci mengenai hal
– hal yang dianggap bertalian dengan masalah
– masalah yang diteliti. Data tidak dipandang lepas
– lepas akan tetapi saling berkaitan dan merupakan suatu keseluruhan atau struktur.
9 Subjek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti. Artinya
subjek yang diteliti tidak dipandang sebagai objek atau yang lebih rendah kedudukannya akan tetapi sebagai manusia yang setaraf. Peneliti tidak
menganggap dirinya lebih tinggi atau lebih tahu, datang untuk belajar, untuk menambah pengetahuan dan pemahamannya.
10 Partisipasi tanpa menggangu, artinya untuk memperoleh situasi yang
“natural” atau wajar, peneliti hendaknya jangan menonjolkan diri sepanjang melakukan observasi.
11 Mengadakan analisis sejak awal penelitian, artinya analisis data penelitian
dilakukan sejak awal pnelitian dan terus berlanjut sepanjang melakukan penelitian.
Poin 1 menjelaskan bahwa karakteristik penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan kegiatan ethnomathematics dilakukan ditempat yang
cenderung natural atau data tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi data yang sudah ada ditempat penelitian. Pada
poin 3 dijelaskan bahwa karakteristik penelitian kualitatif adalah bersifat deskriptif dan Barton pada paragraf sebelumnya salah satu dari empat kegiatan
ethnomathematics adalah deskriptif . Oleh karena itu metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif karena cocok
Muhammad Alfi Syahrin, 2015 STUDY ETHNOMATHEMATICS PADA KALENDER ABOGE ALIF, REBO, WAGE SEBAGAI PENENTU
WAKTU HARI
– HARI BESAR ISLAM DAN UPACARA ADAT DI KERATON KASEPUHAN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
digunakan untuk mengungkapkan kasus matematika berkaitan dengan ethnomathematics.
Penelitian ethnomathematics memiliki suatu metode dalam pendekatannya yakni dengan menggunakan metode ethnography. Creswell dalam Nursyahida,
2013, hlm. 63 mengatakan bahwa “ethnography merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif dimana peneliti melakukan studi terhadap budaya
kelompok dalam konsidi alamiah melalui proses observasi dan wawancara”. Dalam buku The Handbook of Qualitative Research in Education Wolcott
1992, hlm. 21-22 menjelaskan bahwa “Sebuah “field of Study” dan “ethnography” berlabel sama, saling
terkait tetapi tidak sama. Field of Sutdy dalam hal ini ethnomathematics dan ethnography memanfaatkan tiga teknik dasar untuk semua
penelitian lapangan yang berorientasi kepada mengalami, bertanya dan memeriksa, yang membedakannya adalah bahwa siapa saja yang
melakukan ethnography membuat klaim tidak hanya tentang prosedur tetapi juga bahwa hasilnya akan berupa ethnography. Ethnography
adalah produk akhir untuk sebuah penelitian terfokus budaya dan interpretasi yang mencirikan lapangan anthropology
”. Jadi ethnography merupakan penelitian lebih mendalam tentang budaya
suatu masyarakat menjadi metode yang dipilih dalam penelitian ini yakni berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan.
B. Desain Penelitian