Muhammad Alfi Syahrin, 2015 STUDY ETHNOMATHEMATICS PADA KALENDER ABOGE ALIF, REBO, WAGE SEBAGAI PENENTU
WAKTU HARI
– HARI BESAR ISLAM DAN UPACARA ADAT DI KERATON KASEPUHAN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pada penentuan
hari – hari besar
Islam dan Keraton What it is
Apa yang
ditemukan Bukti dari konsep
alternative Filosofis
matematika Mengidentifikasi
kriteria eksternal untuk membenarkan
aturan adat pada penentuan
hari – hari besar Islam
dan Keraton sebagai sebuah
matematika atau
bersifat matematis.
What it means Apa makna dari
temuan itu Bernilai penting
untuk budaya dan matematika
Metodologi antropologi
Menggambarkan hubungan antara dua
bentuk dari pengetahuan
matematika dan budaya.
Menulis sebuah
konsep-konsep matematika baru yang
ditemukan dari pada penentuan hari
– hari besar
Islam dan
Keraton
C. Tempat dan Sampel Sumber Data Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, menurut Spradley dalam Sugiyono, 2013, hlm. 215 “tidak menggunakan istilah populasi, melainkan dinamakan ‘social
situation ’ atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat place,
pelaku actors, dan aktivitas activity yang berinteraksi secara sinergis. Sampel bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau
Muhammad Alfi Syahrin, 2015 STUDY ETHNOMATHEMATICS PADA KALENDER ABOGE ALIF, REBO, WAGE SEBAGAI PENENTU
WAKTU HARI
– HARI BESAR ISLAM DAN UPACARA ADAT DI KERATON KASEPUHAN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel bukan disebut sampel statistik, tetapi disebut sampel teoritis, karena tujuan penelitian
kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu untuk melakukan observasi dan wawancara
kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut Sugiyono, 2013, hlm. 216.
Penentuan lokasi dan sampel sumber data penelitian dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang
apa yang diharapkan peneliti Sugiyono, 2013: 218-219. Penelitian ini dilakukan di Keraton kasepuhan Cirebon yang berada di
wilayah Cirebon, berada di Kota Madya Cirebon, Kelurahan Kasepuhan, RW 04 Kecamatan Lemah Wungkuk, Kota Cirebon Jawa Barat. Sedangkan untuk
sampel sumber data yang diambil dalam penelitian ini yakni orang-orang yang mempunyai pengetahuan, informasi serta pemahaman tentang penentuan hari
– hari besar Islam dan Keraton Kasepuhan Cirebon, sehingga sampel sumber data
yang dianggap sesuai adalah abdi dalam Keraton dan masyarakat Keraton.
D. Instrumen Penelitian
Pada penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti. Peneliti sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya. Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber
datanya, hasil yang diharapkan, semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki
obyek penelitian. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas. Oleh
karena itu, dalam penelitian kualitatif “the researcher is the key instrument”.
Muhammad Alfi Syahrin, 2015 STUDY ETHNOMATHEMATICS PADA KALENDER ABOGE ALIF, REBO, WAGE SEBAGAI PENENTU
WAKTU HARI
– HARI BESAR ISLAM DAN UPACARA ADAT DI KERATON KASEPUHAN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Jadi, peneliti merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif Sugiyono, 2013, hlm. 222-223.
Menurut Nasution Sugiyono, 2009, hlm. 61-62, peneliti sebagai instrumen tepat untuk penelitian kualitatif karena memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: 1
Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi
penelitian. 2
Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3 Setiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa tes
atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia. 4
Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya diperlukan untuk
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan. 5
Peneliti sebagai instrumen dapat menganalisis data yang diperoleh. 6
Hanya manusia sebagai instrumen yang dapat mengambil kesimpulan dari data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagi
balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, dan perbaikan. 7
Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh atau menyimpang, justru mendapat perhatian. Respon yang lain dari yang lain, bahkan
bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan pemahaman mengenai aspek yang diteliti.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Guba dan Lincoln dalam Basrowi Suwandi, 2008, hlm. 173 menjelaskan ciri-ciri umum manusia sebagai
instrumen pada penelitian kualitatif, dapat diidentifikasi sebagai berikut: responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan diri
atas perluasan pengetahuan, memproses data secepatnya, memanfaatkan kesempatan
untuk mengklarifikasikan
dan mengikhtisarkan,
serta memanfaatkan kesempatan untuk mencari respon yang tidak lazim.
Muhammad Alfi Syahrin, 2015 STUDY ETHNOMATHEMATICS PADA KALENDER ABOGE ALIF, REBO, WAGE SEBAGAI PENENTU
WAKTU HARI
– HARI BESAR ISLAM DAN UPACARA ADAT DI KERATON KASEPUHAN CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Sedangkan Danim 2003, hlm. 252 memberikan penjelasan beberapa alasan mengapa manusia sebagai instrumen utama dalam penelitian kualitatif
yakni sebagi berikut: 1
Peneliti sebagi instrumen dapat berinteraksi dengan responden dan lingkungan yang ada, memiliki kepekaan dan dapat bereaksi terhadap segala
stimulus yang diperkirakan bermakna bagi penelitian. 2
Peneliti sebagai instrumen dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat memahami situasi dalam segala seluk
– beluknya. Sebagai instrumen utama, peneliti dapat mengumpulkan aneka ragam data
pada berbagai jenis dan tingkatan karena sifat holistik penelitian kualitatif menuntut kemampuan menangkap fenomena dan segala konteksnya secara
simultan. 3
Peneliti sebagai instrument dapat merasakan, memahami dan menghayati secara kompeten dan simultan atas aneka fenomena yang muncul secara
kontekstual atau melalui proses interaksi. Bersamaan dengan itu, peneliti dapat menganalisis, menafsirkan, dan merumuskan kesimpulan sementara
dalam menentukan arah wawancara dengan pengamatan selanjutnya terhadap responden untuk memperdalam atau memperjelas temuan
penelitian. 4
Dengan adanya peneliti sebagai instrumen utama memungkinkan fenomena dan respon yang aneh dan menyimpang, bahkan bertentangan, dapat digali
lebih jauh dan mendalam.
E. Teknik Pengumpulan Data