Politik. TAFSIR TEMATIK AYAT POLITIK

                             Berkata Dia Balqis: Hai Para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku ini aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelisku. Mereka menjawab: Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan juga memiliki keberanian yang sangat dalam peperangan, dan keputusan berada ditanganmu: Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan. 9. Surat Ali Imran Ayat 159.                                      Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

C. Politik.

Kata Politik berasal dari kata politic Inggris yang menunjukkan sifat pribadi atau perbuatan. Secara leksikal, kata asal tersebut berarti acting or judging wisely, well judged, prudent. Kata ini terambil dari kata Latin politicus dan Bahasa Yunani Greek politicos yang berarti relating to a citizen. Kedua kata tersebut juga berasal dari kata polis yang bermakna city “kota”. 2 Politic kemudian diserap dalam Bahasa Indonesia dengan tiga arti, yaitu: Segala urusan dan tindakan kebijaksanaan, siasat dan sebagainya mengenai pemerintahan suatu negara atau terhadap negara lain, tipu muslihat atau kelicikan, dan juga dipergunakan sebagai nama bagi sebuah disiplin pengetahuan, yaitu ilmu politik. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata politik sebagai segala urusan dan 2 Abdul Munir Salim. Fiqh Siyasah, Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002 h. 34 tindakan kebijakan, siasat, dan sebagainya mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain. Juga dalam arti kebijakan, cara bertindak dalam menghadapi atau menangani satu masalah. 3 Sebagai istilah, “politik” pertama kali dikenal melalui buku Plato yang berjudul Politeia yang juga dikenal dengan Republik. Kemudian muncul karya Aristoteles yang berjudul Politiea. Kedua karya ini dipandang sebagai pangkal pemikiran politik yang berkembang kemudian. Dari karya tersebut dapat diketahui bahwa “politik” merupakan istilah yang dipergunakan untuk konsep pengaturan masyarakat, sebab yang dibahas dalam kedua kitab tersebut adalah soal-soal yang berkenaan dengan masalah bagaimana pemerintahan dijalankan agar terwujud sebuah masyarakat politik atau negara yang paling baik. Dengan demikian, dalam konsep tersebut terkandung berbagai unsur, seperti lembaga yang menjalankan aktivitas pemerintahan, masyarakat sebagai pihak yang berkepentingan, kebijaksanaan dan hukum-hukum yang menjadi sarana pengaturan masyarakat, dan cita-cita yang hendak dicapai. 4 Dari berbagai definisi yang ada ditemukan dua kecenderungan pendefinisian politik. Pertama, pandangan yang mengaitkan politik dengan negara, yakni dengan urusan pemerintahan pusat atau pemerintahan daerah. Kedua, pandangan yang mengaitkannya dengan masalah kekuasaan, otoritas, dan atau dengan konflik. 5 Dalam kaitan dengan kegiatan-kegiatan politik, Gabriel Almond mengungkapkan kegiatan-kegiatan politik sebagai fungsi-fungsi politik dalam dua kategori: fungsi-fungsi masukan input functions dan fungsi-fungsi keluaran output functions. Yang pertama adalah fungsi-fungsi yang sangat penting dan menentukan cara kerjanya sistem dan yang diperlukan untuk membuat dan melaksanakan kebijaksanaan dalam sistem politik. 6 Fungsi-fungsi politik yang dimaksud adalah: 3 W.J.S Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1983 h. 763 4 Abdul Munir Salim. Op.cit. h. 35 5 Ibid. 6 Moechtaer Mas’oed dan McAndrews ed. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1982 h. 29 1. Sosialisasi Politik. Sosialisasi antara lain berarti proses sosial yang memungkinkan seseorang menjadi anggota kelompoknya. Dalam hal ini ia harus mempelajari kebudayaan kelompoknya dan perannya dalam kelompok. Sosialisasi politik dilaksanakan oleh berbagai unsur dalam masyarakat, misalnya: keluarga, sekolah, lingkungan pergaulan dan pekerjaan, media massa, juga oleh instansi resmi. Dengan begitu kebudayaan politik dapat berkembang dan terpelihara dari satu generasi ke generasi berikutnya. 7 2. Rekrutmen politik. Yang dimaksud adalah proses selelsi warga masyarakat untuk menduduki jabatan politik dan administrasi. Setiap sistem politik memiliki cara tersendiri dalam merekrut warganya untuk menduduki kedudukan politik dan administrasi. 8 3. Artikulasi kepentingan. Fungsi ini merupakan proses penentuan kepentingan-kepentingan yang dikehendaki dari sistem politik. Dalam hal ini rakyat menyatakan kepentingan mereka kepada lembaga politik atau pemerintahan melalui kelompok-kelompok kepentingan yang mereka bentuk bersama dengan orang-orang lain yang juga memiliki kepentingan yang sama. 9 4. Agregasi kepentingan. Fungsi ini adalah perumusan proses alternatif dengan jalan penggabungan, atau penyesuaian kepentingan-kepentingan yang telah diartikulasikan, atau dengan merekrut calon-calon pejabat yang menganut pola kebijaksanaan tertentu. 10 5. Komunikasi politik. Fungsi ini merupakan alat untuk penyelenggaraan fungsi-fungsi lainnya. Orang tua, guru-guru, dan pemimpin-pemimpin agama misalnya, mengambil bagian dalam sosialisasi politik dengan menggunakan komunikasi. 11 Fungsi-fungsi keluaran meliputi fungsi-fungsi: pembuatan aturan rule making, pelaksanaan aturan-aturan hukum rule application, dan pengawasan atas pelaksanaan aturan-aturan hukum rule adjudication.

D. Politik dalam Al-Qur’an.