BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyebab kematian ibu melahirkan disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka kematian,
meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini. Tiga penyebab yang menyebabkan kematian ibu hamil adalah perdarahan,
preeklamsi eklamsi dan infeksi. Namun, ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar
belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, kebijakan juga berpengaruh. Kaum lelaki pun dituntut harus berupaya ikut
aktif dalam segala permasalahan bidang reproduksi secara lebih bertanggung jawab. Selain masalah medis, tingginya kematian ibu juga karena masalah
ketidaksetaraan gender, nilai budaya, perekonomian serta rendahnya perhatian laki-laki terhadap ibu hamil dan melahirkan. Oleh karena itu, pandangan yang
menganggap kehamilan adalah peristiwa alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat perhatian dari masyarakat. Sangat diperlukan
upaya peningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat terutama suami. BKKBN 2012 .
Pemerintah Indonesia mengkampanyekan program “suami siaga” pada tahun 1999-2000 dalam rangka meningkatkan peran suami dalam program
Making Pregnancy Safe. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterlibatan dan partisipasi suami terhadap pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir Depkes RI, 2001. Hasil evaluasi program ini menunjukkan bahwa kampanye suami siaga memberikan dampak perilaku yang kuat pada laki-laki
dimana terjadi peningkatan jumlah suami yang menemani istri saat pemeriksaan kehamilan dan saat persalinan Ali, 2010.
Pendampingan suami selama proses persalinan normal adalah suatu bentuk pemberian dukungan selama proses persalinan untuk mengurangi perasaan negatif
yang timbul pada istri, memperkuat psikis istri dan memperlancar proses
Universitas Sumatera Utara
persalinan. Tindakan suami sebagai pendamping selama proses persalinan yaitu memberi motivasi dan mengatasi masalah psikis istri. Perasaan positif dan negatif
muncul dalam diri suami selama mendampingi istri bersalin Ardiana, 2010. Suami siaga yaitu kesiagaan suami dalam upaya memberikan pertolongan
dalam merencanakan dan menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas. Kesiapan menjadi suami siaga harus dibekali dengan pengetahuan tentang beberapa hal
mengenai upaya menyelamatkan ibu dan perencanaan persalinan. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI
Pada kalangan militer pelaksanaan suami siaga sedikit terkendala dikarenakan tugas negara yang memaksa suami tidak mendampingi istri ketika
masa antenatal sampai partus, padahal pemerintah telah mencanangkan program suami siaga. Sedangkan pada kalangan masyarakat umum biasanya pekerjaan
tidak menuntut untuk meninggalkan istri sehingga memungkinkan dilaksanakan suami siaga.
1.2 Rumusan Masalah