Rumusan Masalah Kerangka Konsep Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data 63 100 50

persalinan. Tindakan suami sebagai pendamping selama proses persalinan yaitu memberi motivasi dan mengatasi masalah psikis istri. Perasaan positif dan negatif muncul dalam diri suami selama mendampingi istri bersalin Ardiana, 2010. Suami siaga yaitu kesiagaan suami dalam upaya memberikan pertolongan dalam merencanakan dan menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas. Kesiapan menjadi suami siaga harus dibekali dengan pengetahuan tentang beberapa hal mengenai upaya menyelamatkan ibu dan perencanaan persalinan. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Pada kalangan militer pelaksanaan suami siaga sedikit terkendala dikarenakan tugas negara yang memaksa suami tidak mendampingi istri ketika masa antenatal sampai partus, padahal pemerintah telah mencanangkan program suami siaga. Sedangkan pada kalangan masyarakat umum biasanya pekerjaan tidak menuntut untuk meninggalkan istri sehingga memungkinkan dilaksanakan suami siaga.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut: Bagaimanakah para suami mengetahui pentingnya perawatan antenatal untuk keselamatan ibu dan anak. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan istri.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: Mengetahui tingkat pengetahuan suami di Batalyon Arhanudse-11 dan Desa Tandem Hulu 1 mengenai kesehatan kehamilan pada istri. Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1.4.1 Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penulis berharap dapat menjelaskan pengetahuan penulis seputar perawatan kehamilan dan pentingnya partisipasi suami dalam asuhan kehamilan untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi ibu hamil.

1.4.2 Bagi Suami

Dengan adanya penelitian ini para suami yang mempunyai istri hamil dapat mengetahui pentingnya berpartisipasi dalam asuhan kehamilan untuk mendukung kelancaran kehamilan istrinya.

1.4.3 Bagi Institusi Kesehatan

Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan dalam perawatan antenatal dalam membantu menurunkan angka kematian ibu sesuai target pemerintah Indonesia.

1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut, dan dapat menambah koleksi kepustakaan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

1.4.5 Bagi Ilmu Pengetahuan

Menambah khazanah ilmu pengetahuan dan data dasar bagi ilmu pengetahuan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional FIGO , kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi Prawirohardjo, S, 2009

2.1.2 Proses Kehamilan

Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum fertilisasi, dan nidasi implantasi, plasentasiPrawirohardjo, S, 2009 2.1.2.aSpermatozoa Spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus, ekor, dan bagian yang silindrik leher menghubungkan kepala dengan ekor, dengan getaran ekornya spermatozoa dapat bergerak cepat.Prawirohardjo, S, 2009 Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vagina dan disekitar porsio pada waktu koitus,hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai kebagian ampula tuba di mana spermatozoa dapat memasuki ovum yang dapat dibuahi,hanya satu spermatozoa yang mempunyai kemampuan kapisitasi untuk membuahi,pada spermatozoa ditemukan peningkatan konsentrasi DNA di nukleusnya, kaputnya lebih mudah menembus dinding ovum oleh karena diduga dapat melepaskan hialuronidasePrawirohardjo, S, 2009 2.1.2.bOvum Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge,tiap bulannya wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur ovum dari indung telur,ovum dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum kearah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus kearah Universitas Sumatera Utara medial,pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium, jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel- folikel, pada anak berumur 6 – 15 tahun ditemukan 439.000 oogonium dan pada umur 6 – 15 tahun ditemukan 439.000 oogonium dan pada umur 16 – 25 tahun hanya 34.000 oogonium, pada masa menopause semua oogonium menghilang. Prawirohardjo, S, 2009 2.1.2.cFertilisasi Fertilisasi pembuahan adalah penyatuan ovum oosit sekunder dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba,fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik,hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapisitasi mampu melakukan penetrasi membran sel ovum,untuk mencapai ovum sperma harus melewati korona radiate lapisan sel di luar ovum dan zona pleusida suatu bentuk glikoprotein ekstraselular, yaitu dua lapisan yang menutupi dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Suatu komplemen khusus di permukaaan kepala spermatozoa kemudian mengikat glikoprotein di zona pelusida, pengikatan ini memicu akrosom melepaskan enzim yang membantu spermatozoa menembuas zona pelusida. Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi korteks ovum.Granula korteks di dalam ovum berfusi dengan membrane plasma sel, sehingga enzim di dalam granula-granula dikeluarkan secara eksositosis ke zona pelusida. Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membrane nukleusnya yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi, masuknya spermatozoa membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk proses pembelahan selanjutnya pembelahan meiosis kedua,ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid,pronukleus spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom yang haploid. Kedua pronukleus saling mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari perempuan dan laki-laki. Universitas Sumatera Utara Dari penyatuan itu mungkin menghasilkan: 1 XX – zigot akan menghasilkan bayi perempuan 2 XY – zigot akan menghasilkan bayi laki-laki Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailahpembelahan zigot yang berjalan lancar dan dalam 3 hari sampaidalam stadium morula, hasil konsepsi ini dengan ukuran tetap bergerak kearah rongga rahim oleh arus dan getaran silia serta kontraksi tuba, selama dalam perjalanan ke kavum uteri morula mengalami pembelahan – pembelahan menjadi blastula. Prawirohardjo, S, 2009 2.1.2.dNidasi Nidasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel telur yang telah dibuahi ke dalam endometrium, sel telur yang telah dibuahi zigot akan segera menjadi blastomer, rada hari ketiga 16 blastomer disebut morula. Pada hari keempat di dalam morula akan terbentuk rongga, bangunan ini disebut blastula. Dua struktur penting di dalam blastula adalah: 1 Lapisan luar disebut trofoblast, yang akan menjadi plasenta 2 Emblastu inner cell mass yang akan menjadi janin Pada hari ke-4 blastula masuk kedalam endrometrium dan pada hari ke-6 menempel pada endrometrium, pada hari ke-10 seluruh blastula sudah terbenam dalam endometrium dengan demikian nidasi sudah selesai tempat nidasi biasanya pada dinding belakang didaerah fundus uteri. kusmiyati, 2008 2.1.2.ePlasentasi Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. setelah nidasi embrio kedalam endometrium, plasentasi dimulai,pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12 -18 minggu setelah fertilisasi. Prawirohardjo, S, 2009 Terjadinya implantasimendorong sel blastula mengadakan deferensiasi, sel yang dekat dengan ruang eksoderm membentuk “entoderm” dan yolk sac kantung yolk sedangkan sel yang lain membentuk”ectoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio embryonal plate terbentuk diantara dua ruangan yaitu ruangan amniondan kantung yolk, plat embrio terdiri dari unsur ectoderm, endoderm, dan mesoderm, ruangan amnion dengan cepat mendekati korion Universitas Sumatera Utara sehingga jaringan yang terdapat antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.Prawirohardjo, S, 2009 Pada permulaan kantung yolk berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hepar, limfe, dan sumsum tulang, pada minggu kedua sampai ketiga terbentuk bakal jantung dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk bakal tali pusat, jantung bayi mulai dapat dideteksipada minggu keenam sampai delapan dengan mempergunakan ultrasonografi atau doppler,pembuluh darah pada body stalk terdiri dari arteri umbilikalis dan vena umbilikalis.Cabang arteri dan vena umbilikalis masuk ke vili korialis sehingga dapat melakukan pertukaran nutrisi dan sekaligus membuang hasil metabolisme yang tidak diperlukan. Prawirohardjo, S, 2009 Vili korialis menghancurkan desidua sampai pembuluh darah, mulai dengan pembuluh darah vena pada hari ke-10 sampai ke-11 setelah konsepsi. Bagian desidua yang tidak dihancurkan membagi plasenta menjadi sekitar 15 sampai 20 kotiledon maternal, sedangkan dari sudut fetus, maka plasenta dibagi menjadi 200 kotiledon fetus,setiap kotiledon fetus terus bercabang dan bercabang di tengah aliran darah untuk menjalankan fungsinya memberikan nutrisi, pertumbuhan, dan perkembangan janin dalam rahim ibu tetapi dipisahkan langsung oleh lapisan trofoblas dinding pembuluh darah janin,fungsinya dilakukan berdasarkan sistem osmosis dan enzimatik serta pinositosis, situasi plasenta demikian disebut system plasenta-hemokorial.Prawirohardjo, S, 2009 2.2 Antenatal Care 2.2.1 Defenisi Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil, Poedji Rochjati, 2003. Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Tujuan Antenatal Care

Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan persalinan berakhir dengan: 1 Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma fisik maupun mental yang merugikan. 2 Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental. 3 Ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya. 4 Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga berencana setelah kelahiran bayinya. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil, Poedji Rochjati, 2003, hlm. 42 . 2.2.3 Kunjungan Asuhan Antenatal Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur. Jumlah kunjungan minimal empat kali: satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, seperti : 2.2.3.aKunjungan ibu hamil yang pertama K1 Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu. 2.2.3.bKunjungan ibu hamil yang keempat K4 Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, usia kehamilan 24 minggu. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai berikut : a. Minimal 1 kali pada trimester I K1, usia kehamilan 1-12 minggu. b. Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-28 minggu. c. Minimal 2 kali pada trimester III, K3-K4, usia kehamilan 28 minggu. Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Jadwal pemeriksaan

Menurut Departemen Kesehatan RI 2002, pemeriksaan kehamilan berdasarkan kunjungan antenatal dibagi atas: 2.2.4.aKunjungan Pertama K1 Meliputi: 1 Identitasbiodata, 2 Riwayat kehamilan, 3 Riwayat Kebidanan, 4 Riwayat kesehatan, 5 Riwayat sosial ekonomi, 6 Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, 7 Penyuluhan dan konsultasi. 2.2.4.b Kunjungan Kedua K2 Meliputi: 1 Identitasbiodata, 2 Riwayat kehamilan, 3 Imunisasi TT, 4 Pemeriksaankehamilan dan pelayanan kesehatan, 5 Penyuluhan dan konsultasi. 2.2.4.c Kunjungan Ketiga K3 Meliputi: 1 Anamnesa keluhanmasalah, 2 Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, 3 Konseling biaya dan kondisi kegawat daruratan. 2.2.4.dKunjungan Keempat K4 Meliputi : 1 Anamnese keluhanmasalah 2 Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan. 3 Pemeriksaan Psikologis. 4 Pemeriksaan laboratorium bila ada indikasidiperlukan. 5 Diagnosa akhir kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi, 6 Sikap dan rencana tindakan persiapan persalinan dan rujukan. Menurut Muchtar 2005. Jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah: a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan. b. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan. c. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan. d. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan. e. Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah. Universitas Sumatera Utara Dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan seperti pada tabel 2.1: Tabel 2.1 Pemeriksaan Kehamilan PEMERIKSAAN KEHAMILAN K1 K2 K3 K4 Tinggi Badan √ √ √ √ Berat Badan √ √ √ √ Tekanan Darah √ √ √ √ Tinggi Fundus Uteri - √ √ √ Posisi Janin - √ √ √ Imunisasi TT √ √ √ √ Pemberian Tablet Zat Besi √ √ √ √ Tes Penyakit Menular Seksual √ √ √ √ Konseling √ √ √ √ USG Ultrasonografi √ √ √ √ Perawatan Gigi √ √ √ √ A. Menilai Kesejahteraan Janin 1. Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan resiko tinggi dapat dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik yang diperoleh dari ibu hamil maupun dari pemeriksaan oleh petugas kesehatan. Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah: i. Pengukuran tinggi fundus uteri terutama 20 minggu yang akan disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan. Tinggi fundus yang normal sama dengan usia kehamilan. ii. Gerakan menendang atau tendangan janin 10 gerakan 12 jam iii. Gerakan janin Universitas Sumatera Utara iv. Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan hipoksia berat atau janin meninggal v. Denyut jantung janin vi. Ultrasonografi 2. Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan di atas, juga dilakukan pula pemeriksaan tentang: i. Penilaian Besar janin, letak dan presentasi ii. Penilaian luas panggulPrawirohardjo, S, 2009

1.2.5 Edukasi Kesehatan Bagi Ibu Hamil

Tidak semua ibu hamil dan keluarganya mendapat pendidikan dan konseling kesehatan yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas, kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu hamildan keluarganya termasuk rencana persalinan di mana, penolong, dana, pendamping, dan sebagainya dan cara merawat bayi, beberapa informasipenting tersebut adalah sebagai berikut: 2.2.5.aNutrisi yang adekuat A. Kalori Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah 2.500 kalori, jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklamsia, jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12kg selama hamil. Prawirohardjo, S, 2009 B. Protein Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram per hari, defisiensi protein dapat menyebabkan prematur, anemia, dan edema. Prawirohardjo, S, 2009 Universitas Sumatera Utara C. Kalsium Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari, kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Prawirohardjo, S, 2009 D. Zat Besi Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg hari terutama setelah trimester kedua.Prawirohardjo, S, 2009 E. Asam Folat Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel, jumlah asam folat yang dibutuhkan bagi ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari.Prawirohardjo, S, 2009 2.2.5.bPerawatan Payudara Payudara perlu disiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan, masase payudara untuk mengeluarkan sekresi, sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar karena masase yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim. Basuhan lembut pada aerola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitif, dan menjadi lebih berat, maka sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai. Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohadjo, 2009, hlm. 286 . 2.2.5.cPerawatan Gigi Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Penjadualan untuk trimester pertama terkait dengan hiperemesis dan ptialisme produksi liur yang berlebihan sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga, dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya carries. Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohadjo, 2009, hlm. 287 Universitas Sumatera Utara 2.2.5.dKebersihan Tubuh dan Pakaian Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan, perubahan anatomik pada perut, area genitalialipat paha, dan payudaramenyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme, sebaiknya gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub, gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan sepatu ber-hak tinggi high heels dan alas kaki yang keras tidak elastis serta korset penahan perut. Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohadjo, 2009, hlm. 287 2.2.5.eImunisasi Imunisasi Tetanus Toksoid memberikan kekebalan aktif terhadap tetanus. Juga dapat digunakan untuk pencegahan Imunisasi Pasif maupun pengobatan penyakit tetanus. Kepada ibu hamil, imunisasi diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat kehamilan berumur 7 bulan dan 8 bulan. Vaksin ini disuntikkan pada otot paha atau lengan sebanyak 0,5mL. Efek samping dari tetanus toksoid adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri. Generasi Sehat Melalui Imunisasi, Lilis Lisnawati, 2011, hlm. 63. Pertama tanyakan apakah ibu hamil pernah mendapat suntikan tetanus toksoid TT, bila sudah, tanyakan kapan diperolehnya, ibu hamil yang belum pernah mendapat TT, pada kehamilan sebelumnya atau pada waktu akan menjadi pengantin, maka perlu mendapat dua kali suntikan TT dengan jarak satu bulan, TT yang pertama diberikan pada kunjungan antenatal yang pertama, bila sudah pernah, maka cukup diberikan sekali selama kehamilan, suntikan TT melindungi ibu dan bayinya dari penyakit tetanus neonatorum. Asuhan Kebidanan Antenatal, Salmah, 2006, hlm.115 .

2.2.6 Pelaksana Pelayanan Antenatal

Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan bidan puskesmas, bidan di desa, bidan di praktek swasta, pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan Depkes RI, 2002 . Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional 3.2.1 Pengetahuan Kesehatan Kehamilan Kesehatan kehamilan adalah pengetahuan suami yang berprofesi sebagai militer atau sipil tentang kesehatan kehamilan yang dinilai dari skor pertanyaan dalam kuisioner.

3.2.2 Suami dari Kalangan Militer

Militer adalah kumpulan orang yang dilatih, dididik, dipersenjatai dan siap untuk melakukan pertempuran-pertempuran atau peperangan terutama dalam rangka pertahanan dan keamanan negara.

3.2.3 Suami dari Kalangan Sipil

Sipil adalah penduduk yang tidak dipersiapkan seperti militer. MILITER PENGETAHUAN KESEHATAN KEHAMILAN MILITER SIPIL Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional yang melihattingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan istri, peneliti akan mendeskripsikan hasil dari penelitian.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 dengan mengambil sampel dari 2 lokasi di Batalyon Arhanudse-11 dan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang. Letak lokasi penelitian belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya di daerah ini. 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Populasi dari penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Batalyon Arhanudse-11 dan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.

4.3.2 Sampel Penelitian

Suami pada kalangan militer di Batalyon Arhanudse-11 dan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang perhitungan besar sampel dilakukan dengan rumus besar sampel untuk uji hipotesis perbedaan mean dua populasi, rumus ini dipilih karena peneliti ingin membandingkan tingkat pengetahuan suami terhadap kesehatan kehamilan istri pada kalangan militer di Batalyon Arhanudse-11 dan masyarakat umum di desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang, perhitungan besar sampel adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan rumus berikut: { Zα �2��+Z β ��1�1 + �2�2} 2 n 1 = n 2 = P 1 - P 2 2 Keterangan: n = besar sampel minimum Zα = nilai distribusi normal baku pada α tertentu Tabel Z Zβ = nilai distribusi normal baku pada β tertentu Tabel Z P1 = proporsi paparan pada populasi kasus P2 = proporsi paparan pada populasi kontrol P = rata-rata P1 dan P2 Q1 = proporsi tanpa paparan pada populasi kasus Q2 = proporsi tanpa paparan di populasi kontrol [ 1,96 �0,55 � 0,45 � 2 + 1,036�0,50,5 + 0,60,4 ] 2 n = ------------------------------------------------------------------------- 0,5 – 0,6 2 n 1 = n 2 = 200 sampel Berdasarkan perhitungan diatas, dibutuhkan sampel minimal 200 untuk tiap kelompok. Universitas Sumatera Utara

4.3.3 Kriteria Inklusi

Laki – laki sudah menikah, memiliki anak atau belum mempunyai istri yang sedang hamil, pendidikan terakhir minimal SMP, memahami bahasa Indonesia.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan pertanyaan tentang kesehatan ibu hamil, Data yang diambil merupakan data primer yang diperoleh dari responden melalui kuesioner. 4.4.1Cara Pengambilan Data Pertama sekali peneliti akan mengumpulkan responden dan peneliti akan menjelaskan kepada responden tujuan dilakukannya kuisioner dan meminta responden untuk mengisi kuisioner yang diberikan, kemudian setelah pengisian kuisioner selesai, peneliti mengambil data dan menganalisis data yang didapat untuk kepentingan penelitian.

4.5 Metode Analisis Data

Pada penelitian ini, data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan bantuan perangkat lunak statistik Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Gambaran Umum Batalyon Arhanudse-11 Batalyon Arhanudse-11 dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Barat dibatasi oleh SDN 02075, sebelah Timur berbatasan dengan Puskesmas Tunggurono, sebelah Selatanberbatasan dengan Jalan Medan Binjai, sebelah Utara berbatasan dengan Perkebunan Tebu PTPN II.

5.1.2 Gambaran Umum Desa Tandem Hulu 1

Desa Tandem Hulu 1 dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Barat berbatasan denganPerkebunan PTPN II, sebelah Timur berbatasan denganPerkebunan PTPN II, sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Binjai, sebelah Utara dibatasi Kebun PTPN II. Universitas Sumatera Utara 5.1.3 Deskripsi Data Penelitian 5.1.3.a Distribusi Responden Berdasarkan Etnis Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Etnis Etnis Arhanudse-11 Desa Tandem Hulu-1 N N Jawa 94 47.0 150 75.0 Batak 52 26.0 50 25.0 Sunda 23 11.5 - - Aceh 31 15.5 - - Jumlah 200 100.0 200 100.0 Dari tabel 5.1 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden dari kedua populasi beretnis Jawa, dapat dilihat di Batalyon Arhanudse 11beretnis Jawa sebesar 47, dan sebagian besar responden di Desa Tandem Hulu 1 beretnis Jawa sebesar 75. Universitas Sumatera Utara 5.1.3.b Distribusi Responen Berdasarkan Jumlah Anak Distribusi data penelitian berdasarkan jumlah anakyang ada di Batalyon Arhanudse-11 dan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel5.2. Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Jumlah Anak Arhanudse-11 Desa Tandem Hulu-1 N N 29 14.5 12 6.0 1 73 36.5 64 32.0 2 67 33.5 46 23.0 3 31 15.5 39 19.5 4 - - 27 13.5 6 - - 4 2.0 7 - - 5 2.5 10 - - 3 1.5 Jumlah 200 100.0 200 100.0 Dari tabel 5.2diatas terlihat bahwa kelompokjumlah anak terbanyak dari kedua populasiyaitu 1, di Batalyon Arhanudse-11 dijumpai frekuensi sebanyak 73 orang 36.5, sedangkan kelompok jumlah anak terkecil yaitu jumlah anak 0 tidak memiliki anak dengan frekuensi sebanyak 29 orang 14.5. Sementara di Desa Tandem Hulu 1 yang memiliki 1 orang anak dijumpai frekuensi sebanyak 64 orang 32.0, sedangkan kelompok jumlah anak terkecil yaitu dengan jumlah anak 10 dengan frekuensi sebanyak 3 orang 1.5. Universitas Sumatera Utara 5.1.3.c Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Arhanudse-11 Desa Tandem Hulu-1 N N SMP 4 2.0 132 66.0 SMA 189 94.5 56 28.0 DIPLOMA SARJANA 7 3.5 12 6.0 Jumlah 200 100.0 200 100.0 Dari tabel 5.3 diatas, di Batalyon Arhanudse-11 terlihat bahwa pendidikan terakhir responden terbanyak yaitu SMA dengan frekuensi sebanyak 189 orang 94.5, dan pendidikan terakhir terkecil yaituSMP dengan frekuensi sebanyak 4 orang 2, sedangkan pendidikan terakhir responden di Desa Tandem Hulu 1 terbanyak yaitu SMP dengan frekuensi sebanyak 132 orang 66, sedangkan tingkat pendidikan terkecil yaitu diplomasarjana dengan frekuensi sebanyak 12 orang 6. Universitas Sumatera Utara 5.1.4 Hasil Data Penelitian 5.1.4.a Pengetahuan Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Arhanudse-11 Desa Tandem Hulu-1 N N Baik 159 79.5 23 11.5 Cukup 41 20.5 63 31.5 Kurang 100 50.0 Buruk 14 7.0 Jumlah 200 100.0 200 100.0 Dari tabel 5.4 diatas,terlihat bahwa tingkat pengetahuan suami di kalangan militer terbanyak berada pada tingkatan baik dengan frekuensi sebanyak 159 orang 79.5,diikuti oleh kategori cukup sebanyak 41 orang 20.5, kategori tingkat pengetahuan kurang dan buruk tidak dijumpai di Batalyon Arhanudse-11. Sedangkan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 terbanyak berada pada tingkatan kurang dengan frekuensi sebanyak 100 orang 50, diikuti oleh kategori baik dengan frekuensi hanya 23orang 11.5, kategori tingkat pengetahuan buruk dengan frekuensi 14 orang 7. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Etnis B at al yon A rh an u d se -11 ETNIS Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup Kurang Buruk N N N N Jawa 70 35 24 12 94 Batak 44 22 8 4,0 52 Sunda 17 8.5 3 1,5 23 Aceh 28 14 3 1,5 31 Total 159 79.5 41 20.5 200 D es a t a nde m H ul u 1 ETNIS N N N N Total Jawa 13 6.5 59 29.5 70 35 8 4.0 150 Batak 10 5.0 4 2.0 30 15 6 3.0 50 Total 23

11.5 63

31.5 100 50

14 7.0 200 Dari tabel 5.5 diatas, responden dengan kelompok Etnis Jawa di Batalyon Arhanudse-11, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 70 orang 35, dan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 orang 12, tidak dijumpai responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang dan buruk. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 13 orang 6.5, dan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 59 orang 29.5, tingkat pengetahuan kurang sebanyak 70 orang 35 dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 8 orang 4. Dari tabel 5.5 diatas, responden dengan kelompok Etnis Batak di Batalyon Arhanudse-11, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 44 orang 22, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 8 orang 4, tidak dijumpai responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang dan buruk. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang Universitas Sumatera Utara 5, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 4 orang 2, tingkat pengetahuan kurang sebanyak 30 orang 15 dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 6 orang 3. Dari tabel 5.5 diatas, responden dengan kelompok Etnis Sunda di Batalyon Arhanudse-11, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 17 orang 8.5, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 3 orang 1.5, dan tingkat pengetahuan kurang dan buruk tidak dijumpai. Tidak dijumpai Etnis Sunda di Desa Tandem Hulu 1. Dari tabel 5.5 diatas, responden dengan kelompok Etnis Aceh di Batalyon Arhanudse-11, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 28 orang 14, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 3 orang 1.5, tingkat pengetahuan kurang dan buruk tidak dijumpai. Tidak dijumpai Etnis Sunda di Desa Tandem Hulu 1. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jumlah Anak B at al yon A rh an u d se -11 Jumlah Anak Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup Kurang Buruk N N N N 22 11 7 3.5 29 1 61 30.5 12 6 73 2 53 26.5 14 7 67 3 23 11.5 8 4 31 Total 159

79.5 41