iv. Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan hipoksia berat atau janin meninggal
v. Denyut jantung janin vi. Ultrasonografi
2. Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan di atas, juga dilakukan pula pemeriksaan tentang:
i. Penilaian Besar janin, letak dan presentasi ii. Penilaian luas panggulPrawirohardjo, S, 2009
1.2.5 Edukasi Kesehatan Bagi Ibu Hamil
Tidak semua ibu hamil dan keluarganya mendapat pendidikan dan konseling kesehatan yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama
tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas, kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi petugas kesehatan
untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu hamildan keluarganya termasuk rencana persalinan di mana, penolong, dana, pendamping, dan
sebagainya dan cara merawat bayi, beberapa informasipenting tersebut adalah sebagai berikut:
2.2.5.aNutrisi yang adekuat
A. Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah 2.500 kalori, jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini
merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklamsia, jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12kg selama hamil. Prawirohardjo, S,
2009 B.
Protein Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram per hari,
defisiensi protein dapat menyebabkan prematur, anemia, dan edema. Prawirohardjo, S, 2009
Universitas Sumatera Utara
C. Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari, kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan
rangka. Prawirohardjo, S, 2009 D.
Zat Besi Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan
zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg hari terutama setelah trimester kedua.Prawirohardjo, S, 2009
E. Asam Folat
Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel, jumlah asam folat yang dibutuhkan bagi ibu hamil adalah 400
mikrogram per hari.Prawirohardjo, S, 2009
2.2.5.bPerawatan Payudara
Payudara perlu disiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan, masase payudara untuk
mengeluarkan sekresi, sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar karena masase yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim. Basuhan lembut
pada aerola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan
dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitif, dan menjadi lebih berat, maka sebaiknya gunakan penopang payudara
yang sesuai. Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohadjo, 2009, hlm. 286 .
2.2.5.cPerawatan Gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Penjadualan untuk trimester pertama terkait
dengan hiperemesis dan ptialisme produksi liur yang berlebihan sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga, dianjurkan untuk selalu menyikat
gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya carries. Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohadjo, 2009, hlm. 287
Universitas Sumatera Utara
2.2.5.dKebersihan Tubuh dan Pakaian
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan, perubahan anatomik pada perut, area genitalialipat paha, dan payudaramenyebabkan lipatan-lipatan
kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme, sebaiknya gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan
berendam dalam bathtub, gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan sepatu ber-hak tinggi high heels dan alas kaki yang keras tidak
elastis serta korset penahan perut. Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohadjo, 2009, hlm. 287
2.2.5.eImunisasi
Imunisasi Tetanus Toksoid memberikan kekebalan aktif terhadap tetanus. Juga dapat digunakan untuk pencegahan Imunisasi Pasif maupun pengobatan
penyakit tetanus. Kepada ibu hamil, imunisasi diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat kehamilan berumur 7 bulan dan 8 bulan.
Vaksin ini disuntikkan pada otot paha atau lengan sebanyak 0,5mL. Efek samping dari tetanus toksoid adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan,
yaitu berupa kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri. Generasi Sehat Melalui Imunisasi, Lilis Lisnawati, 2011, hlm. 63.
Pertama tanyakan apakah ibu hamil pernah mendapat suntikan tetanus toksoid TT, bila sudah, tanyakan kapan diperolehnya, ibu hamil yang belum
pernah mendapat TT, pada kehamilan sebelumnya atau pada waktu akan menjadi pengantin, maka perlu mendapat dua kali suntikan TT dengan jarak satu bulan, TT
yang pertama diberikan pada kunjungan antenatal yang pertama, bila sudah pernah, maka cukup diberikan sekali selama kehamilan, suntikan TT melindungi
ibu dan bayinya dari penyakit tetanus neonatorum. Asuhan Kebidanan Antenatal, Salmah, 2006, hlm.115 .
2.2.6 Pelaksana Pelayanan Antenatal