NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 368
dengan ciri fisik dan watak yang tepat serta sesuai dengan peristiwa pada
saat kunjungan. Aspek gagasan ini diberi skor maksimal 5. Hasil skor
rata-rata unsur tokoh pada hasil tes menulis cerpen Pratindakan yaitu 2,9
sehingga
masih belum
sesuai harapan. Skor tertinggi yaitu 5 dan
skor terendah 1. Hasil cerpen siswa Pratindakan
menunjukkan tokoh
dideskripsikan dengan ciri fisik dan watak yang kurang tepat serta kurang
sesuai dengan peristiwa pada saat kunjungan sehingga terkesan kaku.
Unsur tokoh ini perlu ditingkatkan agar siswa mampu menuangkan unsur
tokoh sesuai dengan kriteria cerpen. 3 A s p ek latar cerita
Aspek latar meliputi kriteria yaitu Latar tempat, waktu, dan
suasana disajikan secara rinci serta sesuai dengan objek pada saat
kunjungan. Aspek unsur cerita pada latar diberi skor maksimal 5. Skor
rata-rata yang dicapai 2,9 sehingga masih
jauh dari
harapan. Skor
tertinggi adalah 4 dan skor terendah yaitu 2. Berdasarkan hasil cerpen
siswa terlihat, beberapa siswa hanya menyajiakan satu dari latar tempat,
waktu, dan suasana secara rinci serta tidak sesuai dengan objek pada saat
kunjungan. Pembenahan pada unsur latar ini harus dilakukan agar siswa
dapat
menulis karangan
sesuai kriteria.
4 Aspek peristiwa Pada unsur peristiwa memuat
beberapa kriteria yaitu menyajikan pemunculan konfliks, klimaks, dan
penyelesaian masalah secara jelas, runtut, dan logis. Skor rata- rata pada
unsur peristiwa sebesar 2,6 dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1.
Hasil skor
yang diperoleh siswa masih belum maksimal. Siswa hanya
mampu mengembangkan peristiwa yaitu menyajikan konfliks, klimaks,
dan penyelesaian,
akan tetapi
pengembangannya kurang menarik. Aspek
peristiwa ini
harus diperhatikan
agar skor
siswa meningkat.
5 Aspek pengembangan dialog,
monolog, dan deskripsi cerita Aspek meliputi penilaian terhadap
penyajian dialog,
monolog, dan
deskripsi cerita yang sesuai dengan pengembangan tokoh, latar, dan
peristiwa. Skor rata-rata pada aspek ini 2,3 dengan skor tertinggi 4 dan
skor terendah 1. Skor yang diperoleh siswa pada
aspek pengembangan
dialog, monolog, dan deskripsi cerita paling
sulit dimunculkan
dan dikembangkan siswa. Hal itu terlihat
pada cerpen
siswa yang
tidak menyertakan dialog cerita. Aspek ini
perlu ditingkatkan agar hasil cerpen siswa menjadi lebih baik.
Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan
bahwa keterampilan
menulis cerpen siswa kelas IX MTs. Miftahussalam
Kab. Probolinggo
masih rendah.
Oleh karena itu,
keterampilan menulis cerpen siswa kelas IX MTs. Miftahussalam Kab.
Probolinggo perlu dilakukan upaya untuk meningkatkannya.
Peneliti dan
kolaborator berdiskusi
untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Hasil diskusi tersebut,
peneliti dan kolaborator
sepakat menerapkan metode karya wisata dalam pembelajaran menulis
cerpen. Metode ini dilakukan dengan cara mengajak siswa mengunjungi
objek di luar kelas untuk diamati, dicatat, kemudian kembali ke kelas
untuk menulis cerpen berdasarkan objek yang diamati. Metode karya
wisata
ini diharapkan
dapat memudahkan siswa dalam menulis
cerpen.
3. Hasil Tindakan Siklus I
1 Proses Tindakan Siklus I
NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 369
Proses pembelajaran
yang diamati pada Siklus I ini mulai
dari kegiatan awal, inti, dan akhir pembelajaran.
Komponen yang
diamati pada aktivitas guru yaitu persiapan karya wisata, pelaksanaan
karya wisata, dan tindak lanjut. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru
pada proses pembelajaran Siklus I mendapat nilai 65 dengan kategori
Baik.
Pengamatan terhadap aktivitas siswa meliputi komponen yang terdiri
dari pembelajaran karya wisata,
keaktifan siswa, dan kecenderungan belajar siswa.
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa memperoleh
nilai 62,5 dengan kategori Baik. 2
Hasil Tes
Menulis cerpen
Tindakan Siklus I Hasil tes Tindakan Siklus I
dilakukan terhadap hasil tes menulis cerpen siswa. Hasil observasi yang
dilakukan menunjukkan
adanya peningkatan
keterampilan menulis
cerpen siswa yang dapat dilihat 5 aspek yang terdapat pada pedoman
penilaian tes menulis cerpen.
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sudah mengalami peningkatan
dibandingkan dengan
hasil tes
menulis cerpen Pratindakan. Hal itu terlihat
dari nilai
rata-rata siswa
secara keseluruhan sudah mencapai 60,00.
Nilai rata-rata mengalami
peningkatan sebesar 4,27 kondisi awal
55,73 meningkat
menjadi 60,00. Nilai rata-rata tersebut masih
berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70,00. Jumlah siswa
yang mencapai ketuntasan belajar pada Tindakan
Siklus I hanya mencapai
7 siswa
atau 47.
Peningkatannya sebesar 3 siswa atau 20 kondisi awal 4 siswa atau 27
meningkat menjadi 7 siswa atau 47. Ketuntasan belajar siswa ini
masih belum sesuai dengan kriteria keberhasilan penelitian yaitu 75.
Nilai tertinggi pada Tindakan Siklus I yaitu 84. Nilai terendah yaitu 28.
Berdasarkan hasil tes menulis cerpen
Tindakan Siklus
I, dapat
dipaparkan peningkatan
skor tiap aspek
dalam penilaian
sebagai berikut.
a Peningkatan Aspek Judul Peningkatan
skor rata-rata
aspek judul pada Tindakan Siklus I sebesar
1 kondisi
awal 2,8
meningkat menjadi
3,8. Skor
tertinggi yang dicapai siswa 5 dan skor
terendah 1.
Hal ini
membuktikan bahwa
judul yang
dibuat siswa sesuai dengan objek yang diamati
dan sesuai
dengan aturan penulisan
judul. Meskipun demikian, ada juga siswa yang masih
menulis judul belum sesuai aturan penulisan
seperti “Berkunjung
Kepeternakan Sapi Pera”. Seluruh siswa sudah menuliskan judul sesuai
dengan objek yang diamati, tetapi penulisan
judul sesuai
aturan penulisan masih perlu ditingkatkan
lagi. b Peningkatan Aspek Tokoh
Peningkatan skor
rata-rata aspek tokoh pada Tindakan Siklus I
sebesar 0,1
kondisi awal
2,9 meningkat menjadi 3. Skor tertinggi
5 dan terendah 1. Peningkatan aspek tokoh ini menunjukkan bahwa siswa
sudah mampu memilih deskripsi yang tepat untuk tokoh. Tokoh yang
dikembangkan
juga sudah
mendukung jalan cerita akan tetapi, semua tokoh pada cerpen siswa masih
menggunakan tokoh aku sebagai peran utama, belum bisa mengubah
tokoh aku dengan tokoh orang lain atau dengan nama lain.
c Peningkatan Aspek Latar
Peningkatan skor
rata-rata aspek latar pada Tindakan Siklus II
mengalami peningkatan sebesar 1,8
NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 370
kondisi awal 2,7 meningkat menjadi 4,5. Skor tertinggi 5 dan terendah 2.
Pada aspek latar ini menunjukkan bahwa
siswa mampu
mengembangkan latar yang jelas sesuai dengan objek yang diamati.
d Peningkatan Aspek Peristiwa
Peningkatan skor
rata-rata aspek
peristiwa pada
Tindakan Siklus II mengalami peningkatan
sebesar 0,9
kondisi awal
2,5 meningkat
menjadi 3,4.
Skor tertinggi
5 dan skor terendah 1.
Peningkatan aspek
peristiwa ini
menunjukkan bahwa siswa sudah
mampu mengembangkan peristiwa sesuai
dengan aturan
tahapan peristiwa
pada cerpen.
Mampu memunculkan konflik pada peristiwa
e Peningkatan Aspek Pengembangan dialog, monolog, dan deskripsi
cerita Peningkatan
skor rata-rata
aspek pengembangan
dialog, monolog, dan deskripsi cerita pada
Tindakan Siklus
II sebesar
0,9 kondisi awal 2,4 meningkat menjadi
3,3. Skor
tertinggi 4
dan skor
terendah 1.
Peningkatan aspek
Pengembangan dialog, monolog, dan deskripsi cerita ini, siswa mampu
menulis dialog,
monolog, serta
deskripsi sesuai dengan objek yang diamati.
Pada tabel 10, dapat diketahui bahwa skor rata-rata yang diperoleh
pada Tindakan Siklus II diketahui bahwa 12 siswa atau 80 sudah
tuntas belajar dan 3 siswa atau 20 siswa belum tuntas belajar. Perolehan
skor rata-rata mengalami peningkatan sebesar
4,27 kondisi awal 55,73 meningkat menjadi 60,00. Skor rata-
rata tiap aspek dalam penilaian juga mengalami peningkatan.
4. Hasil Tindakan Siklus II