Prosedur Pengumpulan Data Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini Pengecekan Keabsahan Data Kondisi Awal Pratindakan

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 366

4. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, dan studi dokumen dan tes. Pengamatan aktivitas guru dan siswa serta tes kemampuan menulis cerpen untuk mengumpulkan data proses. Data hasil yang berupa skor hasil evaluasi keterampilan menulis cerpen siswa digunakan instrumen rubrik penilaian hasil menulis cerpen.

5. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. 1 Menghitung nilai tes menulis cerpen siswa Pratindakan, Tindakan Siklus I, dan Siklus II dengan rumus : 2 Menghitung nilai rata-rata tes menulis cerpen siswa Pratindakan, Tindakan Siklus I, dan Siklus II dengan rumus sebagai berikut. Mx = Keterangan: Mx = Mean rata-rata yang dicari = Jumlah dari skor-skor nilai-nilai yang ada N = Number of Case Banyaknya skor-skor itu sendiri 3 Menghitung ketuntasan belajar siswa memperoleh nilai minmal 70,00, sesuai KKM yang sudah ditetapkan dengan rumus sebagai berikut. Ketuntasan Belajar = X 100 Aqib, dkk, 2009:41. 4 Menghitung besarnya peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II.

6. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara yaitu ketekunan pengamatan dan pemeriksaan mitra peneliti obsever. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Hasil Penelitian Data penelitian diperoleh dari pelaksanaan penelitian tindakan pada siswa kelas IX MTs. Miftasussalam Kabupaten Probolinggo. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus I dilaksanakan 3x pertemuan dan siklus II dilaksanakan 3x pertemuan. Data penelitian ini diperoleh dari observasi dan tes yang dilakukan pada setiap siklusnya. Penjelasan selengkapnya adalah sebagai berikut.

2. Kondisi Awal Pratindakan

Tahap Pratindakan dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum dilakukan tindakan. Pada tahap Pratindakan ini, peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran menulis cerpen siswa kelas IX. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa ketika proses pembelajaran menulis menulis cerpen berlangsung. Pada akhir pembelajaran juga dilakukan tes menulis cerpen untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis cerpen. 1 Hasil Observasi Pratindakan Observasi dilakukan oleh peneliti pada saat proses pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis cerpen. Dari observasi yang dilaksanakan, peneliti dapat memperoleh gambaran tentang kegiatan pembelajaran yang terjadi sebelum pelaksanaan penelitian. Pada NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 367 saat obseravsi ini, peneliti melihat bahwa pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan media yang digunakan hanya dari LKS lembar kegiatan siswa saja. Hal itu cenderung membuat siswa menjadi bosan. Selain itu, siswa masih kesulitan dalam menunangkan ide-idenya ke dalam bentuk tulisan dan motifasi belajar siswa masih rendah khususnya dalam kegiatan menulis. Hal tersebut yang membuat pembelajaran bahasa indonesia belum maksimal, khususnya dalam materi menulis cerpen. 2 Hasil tes menulis cerpen pratindakan Dari hasil tes menulis cerpen pada, masih banyak siswa yang nilainya jauh dari kriteria ketuntasan yang sudah ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Dengan penentuan kriteria ketuntasan tersebut, masih ada siswa yang memperoleh nilai di bawah 70. Adapun hasil menulis cerpen siswa sebagai gambaran awal adalah sebagai berikut. Penilaian terhadap keterampilan menulis cerpen Pratindakan dilakukan dengan menggunakan pedoman penilaian menulis cerpen yang meliputi aspek: 1 ide yang meliputi judul dengan skor maksimal 5; 2 unsur cerita yang meliputi: tokoh, latar, dan peristiwa skor maksimal 5; 3 unsur teks yang meliputi: Pengembangan dialog, monolog, dan deskripsi cerita dengan skor maksimal 5. Keterampilan awal menulis cerpen siswa dapat diketahui dari hasil tes menulis cerpen pada Pratindakan. Hasil tes dinilai menggunakan pedoman penilaian menulis cerpen yang sudah disusun peneliti. Hasil tes menulis cerpen Pratindakan dinilai dan dianalisis secara kolaborasi antara peneliti dan kolaborator. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa masih jauh dari harapan. Hal itu terlihat dari nilai rata-rata siswa secara keseluruhan hanya mencapai 55,73. Nilai rata-rata tersebut masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sangat sedikit hanya mencapai 4 siswa atau 27. Ketuntasan belajar siswa ini masih belum sesuai dengan kriteria keberhasilan penelitian yaitu 75. Hasil tes Pratindakan ini menunjukkan hasil yang kurang optimal. Jumlah siswa yang mencapai keberhasilan dalam penilaian hanya mencapai 4 siswa. Nilai tertinggi pada tahap Pratindakan yaitu 80. Nilai terendah yaitu 32. Berdasarkan hasil tes menulis cerpen Pratindakan, dapat dijelaskan sebagai berikut. 1 Aspek judul Aspek Judul ada tiga kriteria yaitu Judul menarik, kreatif, dan sesuai dengan objek. Skor maksimal aspek judul yaitu 5. Hasil skor rata- rata aspek judul pada tabel tersebut mencapai 2,8 sehingga masih belum maksimal. Skor tertinggi yang dicapai siswa 5 dan skor terendah 3. Hal itu tampak, ketika siswa disuruh menulis karangan tentang keadaan sekolah, ada siswa yang menulis cerpen tanpa diberi judul. Penulisan judul yang tidak sesuai dengan aturan penulisan seperti pada judul “Musollaku yg bersih” dan “Musolla ku”. Siswa yang menulis judul kurang sesuai dengan objek yang diamati hanya sedikit saja, tetapi siswa yang menulis judul belum sesuai aturan penulisan judul masih banyak. Aspek ini perlu mendapat perhatian, agar skor siswa dapat meningkat. 2 Aspek tokoh Unsur tokoh meliputi tiga kriteria yaitu Tokoh dideskripsikan NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 368 dengan ciri fisik dan watak yang tepat serta sesuai dengan peristiwa pada saat kunjungan. Aspek gagasan ini diberi skor maksimal 5. Hasil skor rata-rata unsur tokoh pada hasil tes menulis cerpen Pratindakan yaitu 2,9 sehingga masih belum sesuai harapan. Skor tertinggi yaitu 5 dan skor terendah 1. Hasil cerpen siswa Pratindakan menunjukkan tokoh dideskripsikan dengan ciri fisik dan watak yang kurang tepat serta kurang sesuai dengan peristiwa pada saat kunjungan sehingga terkesan kaku. Unsur tokoh ini perlu ditingkatkan agar siswa mampu menuangkan unsur tokoh sesuai dengan kriteria cerpen. 3 A s p ek latar cerita Aspek latar meliputi kriteria yaitu Latar tempat, waktu, dan suasana disajikan secara rinci serta sesuai dengan objek pada saat kunjungan. Aspek unsur cerita pada latar diberi skor maksimal 5. Skor rata-rata yang dicapai 2,9 sehingga masih jauh dari harapan. Skor tertinggi adalah 4 dan skor terendah yaitu 2. Berdasarkan hasil cerpen siswa terlihat, beberapa siswa hanya menyajiakan satu dari latar tempat, waktu, dan suasana secara rinci serta tidak sesuai dengan objek pada saat kunjungan. Pembenahan pada unsur latar ini harus dilakukan agar siswa dapat menulis karangan sesuai kriteria. 4 Aspek peristiwa Pada unsur peristiwa memuat beberapa kriteria yaitu menyajikan pemunculan konfliks, klimaks, dan penyelesaian masalah secara jelas, runtut, dan logis. Skor rata- rata pada unsur peristiwa sebesar 2,6 dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1. Hasil skor yang diperoleh siswa masih belum maksimal. Siswa hanya mampu mengembangkan peristiwa yaitu menyajikan konfliks, klimaks, dan penyelesaian, akan tetapi pengembangannya kurang menarik. Aspek peristiwa ini harus diperhatikan agar skor siswa meningkat. 5 Aspek pengembangan dialog, monolog, dan deskripsi cerita Aspek meliputi penilaian terhadap penyajian dialog, monolog, dan deskripsi cerita yang sesuai dengan pengembangan tokoh, latar, dan peristiwa. Skor rata-rata pada aspek ini 2,3 dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1. Skor yang diperoleh siswa pada aspek pengembangan dialog, monolog, dan deskripsi cerita paling sulit dimunculkan dan dikembangkan siswa. Hal itu terlihat pada cerpen siswa yang tidak menyertakan dialog cerita. Aspek ini perlu ditingkatkan agar hasil cerpen siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis cerpen siswa kelas IX MTs. Miftahussalam Kab. Probolinggo masih rendah. Oleh karena itu, keterampilan menulis cerpen siswa kelas IX MTs. Miftahussalam Kab. Probolinggo perlu dilakukan upaya untuk meningkatkannya. Peneliti dan kolaborator berdiskusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Hasil diskusi tersebut, peneliti dan kolaborator sepakat menerapkan metode karya wisata dalam pembelajaran menulis cerpen. Metode ini dilakukan dengan cara mengajak siswa mengunjungi objek di luar kelas untuk diamati, dicatat, kemudian kembali ke kelas untuk menulis cerpen berdasarkan objek yang diamati. Metode karya wisata ini diharapkan dapat memudahkan siswa dalam menulis cerpen.

3. Hasil Tindakan Siklus I