KEPUTUSAN NASABAH KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) BRI MELAKUKAN SWITCHING PEMBIAYAAN DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DENGAN SIKAP SEBAGAI VARIABEL MODERATING ( STUDI KASUS : PASAR SLEMAN)

(1)

( Studi Kasus : Pasar Sleman)

SKRIPSI

Oleh:

Eba Ismi Alifah

NPM : 20130730331

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

( Studi Kasus : Pasar Sleman)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Eba Ismi Alifah

NPM : 20130730331

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

(4)

iii

Nama Mahasiswa : Eba Ismi Alifah

Nomor Mahasiswa : 20130730331

Program Studi : Muamalat

Judul Skripsi : KEPUTUSAN NASABAH KREDIT USAHA

RAKYAT (KUR) BRI MELAKUKAN SWITCHING

PEMBIAYAAN DI LEMBAGA KEUANGAN

SYARIAH DENGAN SIKAP SEBAGAI VARIABEL MODERATING ( Studi Kasus : Pasar Sleman)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 14 Desember 2016 Yang membuat pernyataan


(5)

iv

“Jangan memandang kepada siapa kamu berbicara, tapi

perhatikanlah apa yang ia

bicarakan”

Ali bin Abi Thalib

-Aku memang belum mampu bersyukur dengan baik, tapi setidaknya aku belajar pura-pura untuk bersyukur


(6)

v

kupersembahkan karya sederhana ini untuk…

Wanita kebanggaanku, Ibuku tersayang. Sosok ibu sekaligus ayah

yang selalu aku kagumi perjuangan dan pengorbanannya bagi saya.

She is the best MOM in the world.

Dan seluruh keluarga besar yang selalu mendukung dalam suka dan

duka.


(7)

vi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita semua dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang yaitu dinul Islam.

Dalam penyusanan skripsi ini, penulis menyadari bahwasannya mempunyai keterbatasan dan tidak akan mampu untuk menyelesaikannya tanpa ada bimbingan, bantuan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang berharga ini, saya ingin menyampaikan rasa terimakasih saya yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Cipto, MA. selaku rektor Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

2. Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Syarif As'ad, S.EI., M.S.I selaku Ketua Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam dan Sekretarisnya Mukhlis Rahmanto, Lc., MA. yang telah memberikan izin untuk menyusun skripsi ini.


(8)

vii

5. Seluruh Dosen dan karyawan Fakultas Agama Islam yang telah memberikan

ilmu, pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga bagi peneliti.

6. Para pedagang di Pasar Sleman yang telah membantu saya untuk

menyelesaikan penelitian.

7. KSPPS Prima Artha yang telah memberikan saya kesempatan, pengalaman

dan ilmunya selama magang.

8. Malaikat tanpa sayapku yaitu Ibu Istiqomah. Terima kasih atas segala hal yang telah kau berikan kepadaku sampai saat ini. Terima kasih telah menjadi Ayah, Ibu, dan sahabat buatku.

9. Seluruh keluarga besar yang selalu mendukung dan selalu siap membantu saya untuk menjadi yang lebih baik.

10. Kakak sepupu Mas Zaky dan Mbak Nadia yang selalu membantu dan selalu

mau direpotkan oleh saya.

11. Sahabat-sahabat tempatku menjadi diriku sendiri, Riris dan Deby yang selalu

mendukung dan ada disampingku bagaimanapun keadaanku. Menerimaku tanpa harus mengubah sebenarnya diriku. Semoga persahabatan ini di ridhoi oleh-Nya.

12. Seluruh rekan-rekan Program Studi Ekonomi Perbankan Islam angkatan 2013

khususnya kelas EPI.F, terimakasih untuk saling memberikan semangat, dan kebersamaannya selama ini.


(9)

viii

14. Keluarga besar UKM KPM UMY yang telah memberikan pengalaman, ilmu,

dan menjadi keluarga selama ini. Bravo!

15. Dan kepada pihak lainnya yang tak dapat penulis sebutkan semuanya disini,

tanpa mengurangi besarnya kontribusi kalian yang begitu besar bagi penulis.

Semoga kebaikan dari semua pihak yang membantu penulis menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Tidak ada balasan yang dapat penulis berikan selain doa yang dapat dipanjatkan. Penulis sangat menyadari keterbatasan yang dimiliki sehingga masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh sebab itu, semoga penelitian-penelitian selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Penulis,


(10)

ix

HALAMAN NOTA DINAS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xv

ABSTRACT ... xvi

ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 8

E. Hipotesis Penelitian ... 9

F. Sistemika Pembahasan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... 11

A. Tinjauan Pustaka ... 11


(11)

x

5. Teori Brand Switching ... 23

6. Teori Pembiayaan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian... 29

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 29

C. Populasi dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Metode Kuesioner (angket) ... 31

2. Metode Wawancara ... 32

3. Metode Observasi ... 33

4. Metode Dokumentasi... 33

E. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

1. Uji Validitas... 34

2. Uji Reliabilitas ... 34

F. Uji Asumsi Klasik ... 34

1. Uji Normalitas ... 34

2. Uji Multikolinieritas ... 35

3. Uji Autokorelasi ... 35

4. Uji Heteroskedastisitas ... 35


(12)

xi

2. Pedagang Pasar Sleman sebagai Subjek Penelitian ... 40

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

1. Uji Validitas... 44

2. Uji Reliabilitas ... 47

C. Uji Asumsi Klasik ... 47

1. Uji Normalitas ... 47

2. Uji Multikolinieritas ... 48

3. Uji Autokorelasi ... 49

4. Uji Heteroskedastisitas ... 50

D. Analisis Data ... 50

1. Uji Moderated Regression Analysis (MRA) ... 50

2. Uji Bootsrapping ... 52

E. Pengujian Hipotesis ... 53

1. Hipotesis1 ... 53

2. Hipotesis2 ... 54

F. Hasil Wawancara ... 54

1. Hasil Wawancara dengan Responden Pedagang Pasar Sleman (Rangkuman Hasil Wawancara) ... 54

G. Pembahasan... 56

1. Pengaruh Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Keputusan Masyarakat Melakukan Pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah ... 56

2. Pengaruh Moderasi Para Pedagang di Pasar Sleman terhadap Keputusan untuk Melakukan Pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah ... 58


(13)

xii

DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN


(14)

xiii

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 43

Tabel 4.2 Umur Responden ... 43

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Respondem ... 43

Tabel 4.4 Pendapatan Responden Setiap Bulan ... 44

Tabel 4.5 Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner ... 44

Tabel 4.6 Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner ... 45

Tabel 4.7 Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner ... 46

Tabel 4.8 Rekapitulasi Uji Reliabilitas Kuesioner ... 47

Tabel 4.9 Uji Normalitas ... 47

Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas ... 48

Tabel 4.11 Uji Autokorelasi ... 49

Tabel 4.12 Kriteria Uji Autokorelasi menurut Durbin Watson ... 49

Tabel 4.13 Uji Heteroskedastisitas ... 50

Tabel 4.14 Koefisien Determinasi ... 50

Tabel 4.15 Uji Signifikansi Simultan ... 51

Tabel 4.16 Uji Signifikansi Parsial ... 51


(15)

(16)

(17)

xvi Credit (KUR) against the decision of the people to finance Islamic Financial Institutions with attitude as a moderator variable. The questionnaire in this study were 26 indicators of questions distributed to 30 merchants in the Market Sleman using KUR BRI. Testing the hypothesis in this study using a test MRA (Moderated Regression Analysis) and test bootsrapping. The results of this study can be said that the variables X1 and X2 together (simultaneously) and individual (partial) no significant effect on Y. It can be concluded that the application of the program People's Business Credit (KUR) with an attitude jointly and individually not affect traders in the Market Sleman to switch (switching) to finance in Islamic Financial Institutions.

Key words : People's Business Credit (KUR), Switching, finance Islamic Financial Institutions


(18)

xvii

Rakyat (KUR) terhadap keputusan masyarakat untuk melakukan pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah dengan sikap sebagai variabel moderator. Kuesioner dalam penelitian ini sebanyak 26 indikator pertanyaan yang disebarkan kepada 30 pedagang di Pasar Sleman yang menggunakan KUR di BRI. Pengujian hipotesis

dalam penelitian ini menggunakan uji MRA (Moderated Regression Analysis) dan

uji bootsrapping. Hasil dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa variabel X1 dan X2 secara bersama-sama (simultan) dan individual (parsial) tidak berpengaruh signifikan terhadap Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan sikap secara bersama-sama dan individual tidak mempengaruhi pedagang di Pasar Sleman untuk berpindah (switching) ke pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada awal bulan September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi untuk mendorong perekonomian nasional. Kebijakan tersebut ditujukan kepada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kebijakan ditujukan untuk sektor UMKM karena sektor ini memiliki potensi dan efektifitas yang tinggi untuk menyerap tenaga kerja di Indonesia.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 pasal 1 (satu) tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau sering disebut UMKM memiliki pengertian yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Sektor UMKM berperan dalam meningkatkan perekonomian nasional khususnya di bidang Produk Domestik Bruto (PDB), penyerapan tenaga kerja, dan pengentasan kemiskinan. Menurut data dari Kantor Staf Presiden (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia. Sedangkan secara ekonomi kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia


(20)

sebesar 59 persen. Untuk itu peningkatan sektor UMKM sangat penting dan strategis (ksp.go.id, 2015).

Kebijakan untuk sektor UMKM berupa pemberian subsidi bunga dalam pembiayaan (kredit) yang salah satunya dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 20/PMK.05/2016, Kredit Usaha Rakyat yang selanjutnya disingkat KUR adalah kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur usaha yang produktif dan layak, namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup. Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebenarnya sudah ada sejak tahun 2007 melalui Instruksi Presiden No.6 Tahun 2007 namun bunga KUR yang diterapkan masih relatif tinggi. Sehingga pada bulan September 2015, pemerintah melalui KUR menerbitkan kebijakan subsidi bunga yang diperuntukkan untuk sektor UMKM.

Subsidi bunga yang diberikan oleh pemerintah memungkinkan para pelaku UMKM memperoleh kredit bunga rendah. Bunga yang diterapkan pada KUR di bank saat ini rata-rata sekitar di bawah 10% pertahun. Pemberian subsidi bunga tersebut dikarenakan tekad pemerintah untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan daya saing di pasar internasional melalui peningkatan permodalan UMKM.

Pertumbuhan UMKM yang sangat pesat dan sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional membuat pemerintah memberikan


(21)

persen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menikmati akses

pembiayaan perbankan (depkop.go.id, 2016). Sehingga pemberian subsidi

bunga pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) diharapkan dapat meningkatkan pelaku UMKM untuk memiliki akses perbankan dan program pembangunan pemerintah. Paket kebijakan pemerintah ini sangat relevan ditujukan untuk pemberdayaan sektor UMKM yang memiliki kualitas namun menghadapi kendala dalam permodalan.

Meskipun UMKM yang menggunakan perbankan masih sedikit, namun menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 58,78 triliun per 31 Juli 2016. Jumlah itu mencapai 53,82 persen dari target Rp 109,21 triliun. Aslan Lubis selaku Deputi Direktur Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis OJK mengatakan bahwa “jenis kredit yang jumlah realisasinya paling besar adalah KUR mikro, yakni mencapai Rp 39,61 triliun atau 56,65 persen dari target” (Jatmiko, 2016).

Tabel 1.1 Realisasi Penyalur KUR terbesar di Inonesia

No. Bank Target Realisasi Prosentase

1. BRI 71,58 triliun rupiah 43,92 triliun rupiah 61,36 persen

2. Mandiri 13 triliun rupiah 7,42 triliun rupiah 57,05 persen

3. BNI 11,5 triliun rupiah 7,23 triliun rupiah 63,35 persen

Sumber : Jatmiko, 2016

Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang paling besar adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Pada kuartal I


(22)

tahun 2016 penyaluran KUR sebesar Rp 50,8 triliun. Adapun target penyaluran KUR BRI tahun 2016 mencapai Rp 67,5 triliun. Pencapaian tersebut terdiri atas KUR Ritel sebesar Rp 39,5 triliun dengan debitur sebanyak 2.666.488 pelaku UMKM. Adapun untuk realisasi KUR Mikro sebesar Rp 11,3 triliun dengan debitur 54.571 pelaku UMKM (bisniskeuangan.kompas.com, 2016).

Realisasi terhadap KUR di BRI yang tinggi tersebut dikarenakan bunga yang diterapkan pada KUR sangat rendah yaitu 9 persen pertahun atau setara dengan 0,41 persen flat pertahun. Saat pengajuan pinjaman KUR di BRI, nasabah tidak dipungut biaya provisi dan administrasi (bri.co.id, 2016).

Pertumbuhan pengguna layanan KUR di bank konvensional khususnya BRI yang semakin meningkat tentu menjadi ancaman bagi perkembangan lembaga keuangan mikro syariah yang turut membantu permasalahan permodalan bagi para pelaku UMKM seperti Baitul Mal wa

Tamwil (BMT). Baitul Mal wa Tamwil (BMT) merupakan salah satu bentuk

lembaga keuangan syariah bukan bank yang bergerak dalam skala mikro yang memiliki kesetaraan dengan koperasi simpan pinjam (KSP) yang memiliki fungsi sebagai lembaga pengumpul dan penyalur dana ke masyarakat. Kegiatan operasional BMT dalam menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat tidak menggunakan sistem bunga melainkan sistem bagi hasil. Sehingga masyarakat yang menginginkan


(23)

pinjaman tanpa adanya bunga dapat melakukan pembiayaan di BMT atau lembaga keuangan mikro lainnya yang disetarakan seperti Koperasi Syariah. Ancaman terhadap perkembangan lembaga ini berdasarkan pada pertumbuhan BMT yang masih lambat. Pertumbuhan BMT secara nasional pada bulan Maret 2015 telah mencapai aset sebesar Rp 4,7 triliun dan jumlah pembiayaan sebesar Rp 3,6 triliun. Sedangkan pada bulan Oktober 2015 berhasil mengonsolidasi 561 BMT berbadan hukum koperasi memiliki dengan total aset Rp 11,9 triliun dan memiliki anggota 2.694.013 orang yang tersebar di seluruh Indonesia (republika.co.id, 2015).

Pertumbuhan BMT yang masih lambat jika dibandingkan dengan bank konvensional tentu menjadi masalah. Masalah tersebut di antaranya sifat BMT yang merupakan lembaga berbadan hukum koperasi membuat setiap kegiatan dalam menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat terbatas tidak sebebas lembaga yang berbadan hukum bank. Masalah lainnya yaitu dikarenakan standar layanan bank konvensional yang lebih profesional, kebutuhan masyarakat yang lebih beragam dan bank konvensional mampu memberikan inovasi produk yang beragam daripada bank syariah, serta harga yang diberikan BMT belum mampu menyaingi Bank Konvensional. Ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi keputusan masyarakat untuk memilih melakukan pinjaman di bank konvensional atau pembiayaan di BMT.

Respon masyarakat yang begitu positif terhadap penerapan program KUR dibandingkan dengan pembiayaan yang ada di Lembaga Keuangan


(24)

Syariah membuat peneliti berfikir untuk menambah sebuah variabel yang akan mempengaruhi masyarakat untuk memiliki respon yang positif terhadap pembiayaan yang ada di Lembaga Keuangan Syariah. Variabel tersebut berupa sikap. Indikator sikap dalam penelitian ini yaitu kognitif (pengetahuan), affective (emosional), dan tingkah laku.

Ketiga indikator dalam sikap ini memungkinkan masyarakat memberikan tanggapan yang positif atau negatif terhadap pembiayaan yang ada di BMT. Sikap masyarakat yang positif diharapkan mampu mendorong masyarakat pengguna KUR di BRI untuk pindah (switching) ke BMT. Dalam penelitian ini ditegaskan bahwa sikap lebih tepat sebagai variabel

moderating dari pada variabel intervening yang akan memperkuat atau melemahkan keputusan masyarakat untuk pindah melakukan pembiayaan di LKS dari pinjaman KUR di BRI.

Responden dari penelitian ini adalah pedagang pasar Sleman yang menggunakan KUR di BRI. Pasar Sleman dipilih sebagai tempat penelitian karena di sekitar pasar Sleman terdapat Kantor Cabang BRI sebagai lembaga penyalur KUR terbesar di Indonesia dan juga KSPPS Prima Artha sebagai penyalur dana pembiayaan masyarakat untuk sektor mikro. Sehingga para pedagang pasar Sleman ini memiliki akses yang terbuka untuk melakukan pinjaman di lembaga keuangan yang berbasis syariah maupun konvensional.

Melalui uraian di atas, peneliti ingin mengetahui seberapa besar


(25)

Terhadap Keputusan Masyarakat Melakukan Pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah dengan Sikap sebagai Variabel Moderating.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu:

1. Apakah penerapan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI dan

sikap berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap keputusan masyarakat melakukan pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah?

2. Sejauh manakah sikap sebagai variabel moderating mempengaruhi

masyarakat untuk melakukan pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah khususnya BMT?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui penerapan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di

BRI dan sikap berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap keputusan masyarakat melakukan pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah.

2. Untuk mengetahui sejauh mana sikap sebagai variabel moderating

mempengaruhi masyarakat untuk melakukan pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah.


(26)

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, antara lain:

1. Kegunaan secara teoritis

a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan dari segi teori yang diperoleh di kampus maupun praktik dan juga kontribusi terhadap ilmu pengetahuan yang terbaru.

b. Bagi pembaca

Dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau literatur maupun perbandingan untuk penelitian-penelitian yang lain atau selanjutnya.

2. Kegunaan secara praktis

a. Bagi Lembaga Keuangan Syariah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi serta referensi untuk pengembangan maupun inovasi produk di Lembaga Keuangan Syariah.

b. Bagi masyarakat

Dapat dijadikan referensi bagi masyarakat untuk bisa membedakan antara Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ada di Bank Konvensional pada umumnya dan di BRI pada khususnya dengan pembiayaan yang ada di Lembaga Keuangan Syariah (LKS) seperti KSPPS Prima Artha.


(27)

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan beberapa hipotesis, yaitu:

1. Diduga penerapan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI dan

sikap berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap keputusan masyarakat melakukan pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah.

2. Diduga sikap sebagai variabel moderating mempengaruhi masyarakat

yang melakukan KUR di BRI untuk berpindah dan melakukan pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu:

BAB I. PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, hipotesis penelitian dan sistematika pembahasan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

Tinjauan pustaka dan kerangka teori berisi uraian mengenai tinjauan pustaka terdahulu dan teori yang relevan dengan penelitian ini yaitu teori pemasaran, Kredit Usaha Rakyat (KUR), sikap, pengambilan keputusan,

brand switching (perpindahan produk/merek), dan pembiayaan di Lembaga


(28)

BAB III : METODE PENELITIAN

Metode penelitian berisi uraian mengenai jenis penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, populasi dan sampel, tehnik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik serta analisis data.

BAB 1V : HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan berisi uraian mengenai hasil penelitian (deskripsi dan analisis data), uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis data, pengujian hipotesis, hasil wawancara dengan responden, serta pembahasan.

BAB V : PENUTUP


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan memaparkan penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan variabel maupun metode. Hal ini dilakukan peneliti untuk menghindari kegiatan plagiarisme. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dengan penelitian ini.

Jurnal Dinamika Manajemen (JDM) Vol.1, No.1, Tahun 2010, hal. 34-40 karya Muladi Wibowo dengan judul Perilaku Konsumen Pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Pada Kopwan Syari’ah. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pelanggan di Koperasi Wanita Syariah Saraswati yang terletak di Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia. Data yang diperoleh menggunakan kuesioner dibagikan kepada 100 responden (pelanggan) yang dipilih secara acak sebagai sampel. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa variabel tingkat bagi hasil, persyaratan administrasi, sistem syariah operasional dan promosi dengan positive dan secara parsial mempengaruhi keputusan pelanggan. Sementara itu, tingkat bagi hasil, persyaratan


(30)

administrasi, sistem syariah operasional dan promosi berpengaruh terhadap

keputusan pelanggan. Promosi merupakan variabel yang paling

mempengaruhi keputusan pelanggan di Koperasi Perempuan Distrik Syariah Saraswati Karanganyar.

Jurnal di atas memiliki relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu faktor-faktor yang menentukan masyarakat untuk memutuskan menjadi nasabah atau anggota di suatu lembaga keuangan bank maupun non-bank yang bersifat konvensional maupun syariah. Dalam hal ini terdapat kesamaan dalam pemilihan variabel yaitu keputusan untuk menjadi nasabah di Lembaga Keuangan Syariah.

Jurnal Administrasi Bisnis Vol.6, No.1: hal. 43–58, (ISSN:0216– 1249) tahun 2010 karya Arianis Chan yang berjudul Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen : Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandung. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menganalisis preferensi pelanggan perbankan syariah di Kota Malang menggunakan estimasi logistik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah keputusan konsumen untuk memilih perbankan syariah dipengaruhi oleh variabel karakteristik perbankan syariah, jasa dan kepercayaan, pengetahuan, dan fisik Bank. Menurut koefisien regresi logistik, jasa dan variabel kepercayaan memiliki koefisien beta terbesar yang menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki variabel dominasi dalam mempengaruhi preferensi pelanggan untuk menyimpan atau meminjam uang mereka di bank syariah.


(31)

Jurnal di atas memiliki relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu preferensi pelanggan melakukan keputusan untuk menjadi nasabah atau anggota di suatu lembaga keuangan bank maupun non-bank yang bersifat konvensional maupun syariah. Jurnal ini membahas indikator yang paling dominan dalam pembelian konsumen terhadap produk lembaga keuangan yang ditawarkan. Indikator yang paling dominan memengaruhi masyarakat tersebut dikelola semaksimal mungkin agar keputusan masyarakat membeli (memakai) produk yang ditawarkan semakin tinggi.

Jurnal Manajemen Pemasaran Vol.1, No.1, April 2006 hal.35-43

karya Diah Dharmayanti dengan judul Analisis Dampak Service

Performance dan Kepuasan sebagai Moderating Variable terhadap

Loyalitas Nasabah. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh langsung service performance terhadap loyalitas nasabah, dan menguji pengaruh interaksi service performance dan kepuasan nasabah terhadap loyalitas nasabah dengan kepuasan sebagai variabel moderator antara

service performance dan loyalitas nasabah. Data yang terkumpul

menggunakan kuesioner dibagikan kepada 300 responden (pelanggan) dan kuesioner yang kembali sebanyak 275. Penelitian ini menggunakan alat

analisis Moderated Regression Analysis yang dilakukan dengan

menganalisis 3 (tiga) Bank Mandiri cabang Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara service performance dan kepuasan nasabah sebagai variabel moderator dapat lebih menjelaskan variasi loyalitas nasabah daripada masing-masig variabel.


(32)

Jurnal di atas memiliki relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu adanya variabel moderator yang dapat memperkuat atau memperlemah variabel terikat dalam penelitian. Selain itu, terdapat kesamaan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini.

B. Kerangka Teoritik

Penelitian ini tidak dapat berdiri sendiri, sehingga dibutuhkan fondasi berupa teori agar memperkuat penelitian. Berikut adalah beberapa teori yang menjadi pertimbangan dasar peneliti melakukan penelitian.

1. Teori Pemasaran

Menurut Hermawan Kartajaya dan Kotler dalam Ikatan Bankir Indonesia pemasaran memiliki elemen penting yang terdiri atas

strategy, tactic, dan value. Strategi meliputi segmentasi, penentuan target, dan pemosisian diri. Taktik yang harus dilakukan mencakup diferensiasi, bauran pemasaran dan penjualan. Sedangkan ruang lingkup value adalah merek, layanan, dan proses (IBI, 2015).

Berikut strategi pemasaran Bank Syariah berdasarkan Ikatan Bankir Indonesia, yaitu (IBI, 2015) :

a. Strategi

1) Segmentasi

Bank Syariah saat ini dituntut jeli melihat pasar secara kreatif berdasarkan pada pasar rasional yang syariah untuk


(33)

menentuan segmentasi pasar seiring berkembangnya entitas Bank Syariah.

2) Penentuan target

Ketika segmentasi yang sesuai kondisi internal dan eksternal perusahaan telah terbentuk maka dilakukan pemilihan beberapa segmen unggulan, seperti segmen usaha yang bisa menerapkan pola bagi hasil untuk sektor ekonomi tertentu.

3) Pemosisian diri

Bank Syariah perlu memposisikan produk yang

ditawarkan untuk mengetahui persepsi nasabah terhadap produk tersebut ditengah persaingan yang kuat dan berimplikasi terhadap kemampuan inovasi pada bank tersebut.

b. Taktik

1) Diferensiasi

Perusahaan harus memiliki produk yang lebih baik baik, berbeda dan memiliki nilai jual yang tinggi dibandingkan dengan pesaing untuk menguasai pasar.

2) Bauran pemasaran

Bauran pemasaran yang digunakan dalam perusahaan terdiri atas product, price, promotion, place (4P), dan dilengkapi aspek people, process, dan physical evidence.


(34)

a) Product

Produk yang ditawarkan perbankan harus

memperhatikan sistem, prosedur dan layanan yang mendukung dan disesuaikan dengan keinginan pasar atau nasabah.

b) Price

Harga yang diterapakan pada Bank Syariah meliputi margin, bagi hasil, fee atau uang jasa, joalah, untuk pembiayaan, penghimpunan dana, dan jasa yang diberikan.

c) Promotion

Kegiatan promosi produk Bank Syariah dilakukan melalui media massa cetak dan audiovisual yang bertujuan untuk memberikan informasi terhadap kehadiran produk baru, brand awareness, serta mempertahankan nilai jual produk di Bank Syariah.

d) Place

Penentuan lokasi Bank Syariah harus berada di titik keramaian seperti perumahan, perkantoran, kawasan industri, kawasan pendidikan, pusat perbelanjaan, dll.


(35)

e) People

Setiap Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Bank Syariah harus memiliki penguasaan terhadap operasional perbankan syariah, prinsip syariah serta bersikap melayani.

f) Process

Proses yang ada di Bank Syariah harus efektif dan efisien karena akan mempengaruhi produktifitas dan penghematan biaya.

g) Physical evidence

Physical condition Bank Syariah harus bagus, menarik, nyaman, dan aman sehingga nasabah yang berkunjung merasa seperti di rumah sendiri.

3) Penjualan

Ketika bauran pemasaran telah tersusun maka Bank Syariah harus menyusun strategi penjualan. Tujuan strategi penjualan yaitu untuk menciptakan hubungan harmonis jangka panjang dengan nasabah, bukan sekedar transaksional jangka pendek.

c. Value

1) Merek

Merek dari produk Bank Syariah perlu dikembangkan dan dituangkan secara kreatif dalam segmen dan target pasar


(36)

yang tepat serta dilengkapi layanan yang memadai agar menarik minat masyarakat untuk menjadi nasabah di Bank Syariah.

2) Layanan

Keluhan dan masukan nasabah dapat yang diberikan konsumen (nasabah) dapat dijadikan materi dasar untuk melakukan perbaikan, penyempurnaan, dan peningkatan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan sebagai wujud

sustainable improvement.

3) Proses

Proses yang dilakukan Bank Syariah berorientasi pada

customer value dan customer experience yang harus memperhatikan quality, cost, and delivery.

2. Kredit Usaha Rayat (KUR)

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 20/PMK.05/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Subsidi Bunga untuk Kredit Usaha Rakyat dalam pasal 1, Kredit Usaha Rakyat yang selanjutnya disingkat KUR adalah kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur usaha yang produktif dan layak, namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup.


(37)

Penyaluran KUR dapat melalui beberapa Bank. Namun Bank yang terbesar dalam menyalurkan KUR yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI). BRI memiliki beberapa macam KUR yang terdiri dari KUR Mikro yaitu kredit modal kerja dan/atau investasi dengan plafond s.d Rp 25 juta per debitur. KUR Ritel yaitu kredit modal kerja dan/atau investasi kepada debitur yang memiliki usaha produktif dan layak dengan plafond > Rp 25 juta s.d Rp 500 juta per debitur. KUR TKI diberikan untuk membiayai keberangkatan calon TKI ke negara penempatan dengan plafond s.d Rp 25 juta (bri.co.id, 2016).

Bunga yang diterapkan pada KUR di BRI setahun sebesar 9 persen atau setara 0,41 persen flat pertahun. Saat pengajuan pinjaman KUR di BRI, nasabah tidak dipungut biaya provisi dan administrasi (bri.co.id, 2016). KUR di Bank BRI diberikan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan usaha produktif dan layak namun masih menghadapi kendala dalam permodalan.

3. Sikap

Menurut Bilson Simamora (Simamora, 2002), Sikap adalah organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi dan proses kognitif terhadap suatu aspek. Simamora juga menambahkan bahwa sikap merupakan cara kita untuk berfikir, merasa dan bertindak melalui aspek yang ada di lingkungan sekitar.


(38)

Simamora juga menjelaskan terdapat 3 (tiga) komponen dalam sikap seseorang terhadap lingkungannya. Ketiga komponen tersebut yaitu:

a. Cognitive Component

Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan konsumen tentang objek itu sendiri. Semakin positif tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek maka keseluruhan dari komponen kognitif akan terdukung dan pada akhirnya komponen tersebut akan mendukung dari keseluruhan sikap masyarakat/konsumen.

b. Affective Component

Perasaan dan reaksi emosional konsumen/masyarakat terhadap suatu objek akan akan memperlihatkan komponen afektif itu sendiri. misalnya konsumen menyukai produk A daripada produk B atau yang lainnya, hal tersebut merupakan evaluasi dari komponen afektif. Masyarakat memilih suatu produk meskipun tanpa adanya informasi kognitif atau kepercayaan tentang produk tersebut. Semua pilihan yang diambil berdasarkan perasaan dan reaksi emosional setiap individu.

c. Behavioral Component

Komponen ini menjelaskan respon masyarakat/konsumen terhadap suatu objek atau aktivitas. Misalnya adalah keputusan


(39)

untuk membeli atau tidak terhadap suatu produk merupakan

gambaran dari komponen behavioral.

4. Pengambilan Keputusan

G.R. Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin (Syamsi, 2000). Dasar-dasar dalam pengambilan keputusan yang berlaku yaitu:

a. Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat sujektif dan lebih menguntungkan karena pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga tidak terdapat banyak

perbedaan pendapat. Namun pengambilan keputusan

berdasarkan intuisi tidak dapat diukur kebenarannya yang mengakibatkan pengambilan keputusan oleh satu pihak akan mengabaikan hal-hal lainnya.

b. Pengalaman

Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat secara praktis. Pengalaman dapat dijadikan latar belakang untuk menentukan cara menyelesaikan masalah.


(40)

c. Fakta

Pengambilan keputusan berdasarkan sejumlah fakta, data, dan informasi merupakan keputusan yang baik. Namun untuk memperoleh informasi tersebut tidak mudah.

d. Wewenang

Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang seringkali menjadi diktator karena hanya yang memiliki posisi di perusahaan yang dapat mengambil keputusan. Sehingga masalah yang harusnya dapat terpecahkan menjadi tidak jelas.

e. Rasional

Keputusan yang diambil berdasarkan rasional lebih bersifat objektif. Keputusan rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dalam batas-batas nilai yang diakui terpenuhi.

Faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan menurut Kotler (Kotler, 2003) yaitu

a. Faktor budaya yang meliputi budaya, sub budaya, dan kelas

sosial.

b. Faktor sosial yang meliputi kelompok acuan, keluarga, peran, dan status.

c. Faktor pribadi yang meliputi usia, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian seseorang.


(41)

d. Faktor psikologis yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan, dan pendirian.

5. Teori Brand Switching

Perpindahan merek (brand switching) yaitu suatu keadaan ketika konsumen secara perorangan maupun kelompok berpindah dari suatu produk ke produk yang lainnya. Perpindahan ini dapat bersifat sementara atau bisa saja berlangsung untuk jangka waktu yang lama. Perpindahan konsumen dalam menggunakan suatu produk ini dapat terjadi karena adanya perilaku dalam setiap atau sekelompok

konsumen untuk mencari keberagaman (variety seeking), adanya

penawaran dari produk lain, dan juga terjadinya masalah terhadap produk yang sudah dibeli (Widyasari, 2008).

Assael menyatakan terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur brand switching, di antaranya (Assael, 2001):

1. Adanya ketidakpuasan pada konsumen setelah mereka

mengkonsumsi suatu produk.

2. Adanya keinginan setiap konsumen untuk memperoleh produk

yang bervariasi.

3. Adanya keinginan konsumen untuk segera menghentikan


(42)

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan

brand switching yaitu (Ravindra, 2014):

1. Product/ service atributes merupakan hal yang dimiliki oleh produk tertentu, seperti kemudahan layanan, keunggulan produk, kelengkapaan produk, dan lain sebagainya.

2. Marketing capabilities merupakan cara dan kemampuan

perusahaan untuk memasarkan produk yang ditawarkan. Dalam hal ini kreativitas, variasi, dan intensitas dalam iklan produk harus diperhatikan.

3. Perceived quality merupakan tingkat kualitas yang dirasakan atau diterima konsumen setelah menggunakan produk tersebut.

4. Aftersales service merupaan pelayanan lebih lanjut yang mampu

diberikan perusahaan kepada konsumen setelah proses pembelian produk.

5. Brand recognition merupakan kondisi di mana konsumen

mengetahui, mengenal, dan memberi tanggapan tehadap suatu produk secara detail.

6. Teori Pembiayaan

Menurut Muhammad (Muhammad, 2005) pembiayaan syariah atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata


(43)

lain pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.

Dalam pembiayaan yang ada di bank syariah ada 2 (dua) jenis, yaitu pembiayaan aktiva produktif dan aktiva tidak produktif.

a. Jenis aktiva produktif yang ada di pembiayaan bank syariah yaitu:

1) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil meliputi:

a) Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak, pihak pertama selaku pemilik modal seluruhnya (100%) dan pihak kedua merupakan pengelola modal dengan pembagian keuntungan yang telah disepakati di awal akad atau kontrak.

b) Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan pembagian keuntungan serta risiko kerugian yang ditanggung bersama sesuai kesepakatan di awal kontrak.


(44)

2) Pembiayaan dengan prinsip jual beli (piutang) meliputi:

a) Pembiayaan Murabahah

Pembiyaan Murabahah adalah akad kerja sama dalam bentuk jual beli antara bank dengan nasabah, di mana bank membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah kemudian bank menjual barang tersebut ke nasabah dengan harga pokok ditambah margin yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

b) Pembiayaan Salam

Pembiayaan Salam yaitu akad jual beli dengan pemesanan barang dengan beberapa kriteria tertentu dan pembayaran dilakukan di awal.

c) Pembiaayaan Istishna

Pembiayaan Istishna yaitu akad jual beli dengan sistem pemesanan barang yang memiliki kriteria tertentu yang telah disepakati antara bank dan nasabah.

3) Pembiayaan dengan prinsip sewa meliputi:

a) Pembiayaan Ijarah

Pembiayaan Ijarah atau sewa adalah akad

pemindahan hak guna atas barang atau jasa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan.


(45)

b) Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT) Menurut Syafi’i Antonio (Muhammad Syafi'i Antonio, 2001), IMBT adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa. Sifat pemindahan kepemilikan ini pula yang membedakan dengan ijarah biasa

4) Surat Berharga Syariah

Surat Berharga Syariah yaitu surat bukti investasi berdasarkan prinsip syariah yang umum diperdangangkan di pasar uang atau pasar modal seperti wesel, obligasi syariah, dll.

5) Penempatan

Penempatan adalah penanaman dana Bank Syariah kepada Bank Syariah lainnya dalam bentuk giro, deposito berjangka, Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank (Sertifikat IMA), dll.

6) Penyertaan Modal

Penanaman modal adalah penanaman dana Bank Syariah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah.


(46)

7) Penyertaan Modal Sementara

Penyertaan modal sementara adalah penyertaan modal bank syariah dalam mengatasi kegagalan pembiayaan atau piutang.

8) Transaksi Rekening Administratif

Transaksi rekening administratif adalah komitmen dan kontijensi berdasarkan prinsip syariah yang terdiri dari bank garansi, akseptasi/endosemen, Irrevocable Letter of Credit (L/C) yang masih berjalan, akseptasi wesel impor L/C berjangka, stanby L/C, dan garansi lainnya.

9) Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia (SWBI)

SWBI adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti atas titipan dana jangka pendek dengan menggunakan prinsip wadi’ah.

b. Jenis aktiva tidak produktif yang ada di pembiayaan bank

syariah yaitu:

1) Pinjaman Qardh

Pinjaman Qardh atau talangan adalah penyediaan dana atau tagihan antara bank syariah dengan peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran langsung atau cicil dalam jangka waktu tertentu.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik (Dr. Juliansyah Noor, 2011).

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu pengambilan keputusan masyarakat. Pengambilan keputusan adalah pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin (Syamsi, 2000)

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penerapan program KUR.

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

No.20/PMK.05/2016, KUR adalah kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur usaha yang produktif dan layak, namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup.


(48)

Variabel moderator dalam penelitian ini yaitu sikap. Menurut Bilson Simamora (Simamora, 2002), Sikap adalah organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi dan prose kognitif terhadap suatu aspek. Simamora juga menambahkan bahwa sikap merupakan cara kita untuk berfikir, merasa dan bertindak melalui aspek yang ada di lingkungan sekitar.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan suatu elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian (Dr. Juliansyah Noor, 2011). Populasi yang akan dijadikan objek dalam penelitian ini adalah Pasar Sleman.

2. Sampel

Sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi (Dr. Juliansyah Noor, 2011).

Penarikan sampel melalui metode purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan


(49)

menjadi sampel penelitian. Pertimbangan khusus pada penelitian ini yaitu pedagang pasar Sleman yang memiliki pinjaman KUR di BRI.

Berdasarkan konsep tersebut maka peneliti mengambil sampel kurang lebih sebanyak 30 responden yang merupakan nasabah pengguna layanan KUR di BRI yang berada di Pasar Sleman.

Pengambilan sampel tersebut berdasarkan pada ketentuan Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982) dalam Sugiyono (2007) yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian antara 30-500 responden. Apabila responden yang diteliti menggunakan multivariate, maka jumlah sampel yaitu 10 kali jumlah variabel dalam penelitian. Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) variabel yaitu KUR (V.bebas), Sikap (V.Moderator), dan Keputusan Masyarakat (V.terikat). Sehingga jumlah responden yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu 10x3=30 responden.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:

1. Metode kuesioner (angket)

Menurut Irawan Soehartono (Soehartono, 1995), metode angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Pertanyaan – pertanyaan dalam instrumen penelitian dapat dibedakan


(50)

menjadi 2 macam yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka adalah pertayaan yang jawabannya tidak disediakan sehingga responden bebas menuliskan jawabannya sendiri. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan dengan memberikan tanda, melingkari huruf didepan jawaban yang dipilih.

Kuesioner pada penelitian ini bersifat tertutup. Artinya setiap jawaban untuk responden sudah disediakan. Untuk mengetahui keputusan responden dalam menjawab kuesioner ini, peneliti menggunakan teknik skala likert summated ratings yaitu teknik untuk mengukur tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap setiap masing-masing pernyataan yang ada di questioner. Untuk setiap jawaban yang menyatakan setuju sampai tidak setuju akan diberi bobot antara 5 (lima) sampai 1 (satu) (Dr. Juliansyah Noor, 2011).

2. Metode Wawancara

Metode wawancara menurut Moh. Nazir (Nazir, 1988) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).


(51)

Wawancara dilakukan kepada para pedagang di pasar Sleman. Wawancara ini berfungsi untuk menambah informasi guna memperkuat penelitian ini.

3. Metode Observasi

Metode observasi yaitu proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), obyek (benda), atau kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti (Nur Indriantoro, 1999).

Metode observasi memiliki 2 (dua) teknik yaitu:

a) Observasi Langsung, yaitu observasi yang langsung dilakukan

oleh peneliti.

b) Observasi Mekanik, yaitu observasi yang dilakukan dengan

bantuan alat seperti kamera, foto, video, dll.

Dalam penelitian ini, peneliti mengamati secara langsung di Pasar Sleman dan juga menggunakan metode mekanik dengan beberapa gambar yang akan diambil saat penelitian berlangsung.

4. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, dan sebagainya (Arikunto, 2010).


(52)

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji Validitas/kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur (Dr. Juliansyah Noor, 2011). Uji validitas terpenuhi apabila nilai probabilitasnya kurang dari samadengan (≤) nilai alpha (batasan kesalahan dalam penelitian) yaitu 5% atau 0,05. Selain itu, uji validitas juga dapat dilihat dari nilai r hitung harus lebih besar samadengan (≥) nilai t tabel.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Menurut Nunally, suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Croncbach Alpha > 0.70 (Ghozali, 2011).

F. Uji Asumsi Klasik

Berikut merupakan beberapa uji asumsi klasik menurut Imam Ghozali (2011), yaitu:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji suatu model regresi terdapat variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.


(53)

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji suatu model regresi ditemukan ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas (independen).

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji suatu model dalam regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya).

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji suatu model dalam regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

G. Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua uji untuk mengetahui pengaruh variabel moderasi. Uji data tersebut yaitu Moderated Rregression Analysis (MRA) dan Uji bootsrapping. MRA atau uji interaksi merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui efek interaksi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel moderasi mempengaruhi hubungan secara langsung antar variabel bebas dan terikat. Pengaruh dari variabel moderasi ini dapat memperkuat atau memperlemah variabel bebas dan terikat. Varibel juga dapat menyebabkan sifit atau hubungan variabel bebas dengan terikat menjadi positif atau negatif.


(54)

Model hubungan variabel ini dapat digambarkan sebagai berikut

X1 Y

X2

Gambar 3.1 Model Penelitian

Pada gambar di atas, variabel X2 merupakan variabel moderating. Variabel moderating dalam penelitian ini yaitu sikap. Sikap sebagai variabel moderator memiliki sifat menguatkan atau melemahkan hubungan antara X1 dengan Y. Sehingga, dalam penelitian ini apabila semakin rendah nilai X1 maka nilai X2 dan Y akan semakin tinggi, sebaliknya apabila semakin tinggi nilai X1 maka nilai X2 dan Y akan semakin rendah.

Uji bootsrapping adalah pendekatan non-parametrik yang tidak mengasumsikan bentuk distribusi variabel dan dapat diaplikasikan pada jumlah sampel yang kecil. Uji ini merupakan pendekatan alternatif untuk menguji signifikansi mediasi.


(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian (Deskripsi dan Analisis Data) 1. Gambaran Umum tentang Pasar Sleman

Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi terbesar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sektor ekonomi setiap tahun selalu mengalami peningkatan, hal ini terbukti dari ucapan Bupati Sleman Sri Purnomo yang dilansir dari jogjaantaranews.com pada saat pemaparan draf rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)

“Pertumbuhan ekonomi Sleman dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, yaitu pada 2014 (sebesar) 5,41 persen, 2015 5,35 persen dan

pada 2016 diprediksi mengalami kenaikan”.

Pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan karena

meningkatnya aktivitas di sektor perdagangan, jasa, restoran, dan lainnya. Pertumbuhan ekonomi di sektor perdagangan tersebut dapat digambarkan mulai tumbuh pesatnya pertokoan maupun pasar

modern. Seiring berkembangnya toko dan pasar modern,

perkembangan pasar tradisional mulai tergeser. Masyarakat sedikit demi sedikit mulai meninggalkan pasar tradisional.


(56)

Pasar menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern memiliki pengertian yaitu area yang digunakan untuk jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu. Sedangkan pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola secara mandiri atau kerjasama oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah (Pemda), Swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimilki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.

Meskipun saat ini pasar tradisional mulai tergeser dengan keberadaan pasar modern Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Pasar Kabupaten Sleman terus berupaya melakukan perbaikan pengelolaan pasar tradisional. Salah satu upaya yang dilakukan dengan penataan ulang pasar tradisional, dalam rangka peningkatan daya saing pasar tradisional di Kabupaten Sleman. Keberadaan Pasar Sleman memiliki peranan bagi perekonomian masyarakatnya.

Pemerintah Daerah melakukan renovasi terhadap Pasar Sleman yang nantinya diharapkan menjadi pasar tradisional yang memiliki nilai-nilai historis, tidak dapat diubah atau dijadikan pusat perbelanjaan dan toko modern, kecuali upaya revitalisasi agar menjadi pasar tradisional yang bersih, teratur, nyaman, aman, memiliki


(57)

keunikan, menjadi ikon daerah, dan memiliki nilai bagi industri pariwisata (Peraturan Daerah Provinsi DIY no.8 tahun 2011 pasal 13).

Dalam membentuk pasar yang nyaman dan lebih teratur pemerintah daerah memutuskan untuk merenovasi Pasar Sleman. Renovasi pasar Sleman dilakukan agar memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan pedagang untuk memacu roda perekonomian tetap berputar di pasar tradisional. Selain itu juga agar pasar tradisional tidak kalah saing dengan pasar modern sehingga masyarakat dapat tetap melakukan perdagangan untuk memperoleh penghasil.

Kesejahteraan seorang pedagang dapat diukur dari

penghasilannya, oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang harus diperhatikan supaya pendapatan pedagang stabil dan kesejahteraannya meningkat sehingga kegiatan jual-beli di pasar tetap berjalan lancar, jumlah pedagang yang ada akan tetap bertahan dan semakin bertambah.

Dalam memulai sebuah usaha berdagang, salah satu hal paling penting yang dibutuhkan adalah modal. Modal merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan usaha, termasuk berdagang. Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah output. Modal untuk berdagang dapat bersumber dari internal pedagang dan sumber lain selain dari pedagang, baik itu berupa


(58)

pinjaman dari bank dan lembaga non bank yang bersifat konvensional maupun syariah.

2. Pedagang Pasar Sleman sebagai Subjek Penelitian

Pasar Tradisional Sleman berada di daerah Wadas, Tridadi, Sleman, Sleman, D.I. Yogyakarta, Indonesia. Pasar Sleman berada di titik Koordinat 7°42'5"S 110°20'50"E. Pasar Sleman memiliki Luas kurang lebih 5.800 m2, jumlah pedagang sekitar 795, jumlah kios sekitar 106 unit kelas B, jumlas los sekitar 34 unit kelas B, jumlah bango sekitar 97 unit kelas B, sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) ada 2 unit, tempat pembuangan sampah 1 unit, serta kantor 1 unit.

Pasar Sleman memiliki lokasi yang strategis dan dekat dengan lembaga keuangan yang bersifat konvensional seperti BRI. BRI kantor cabang Sleman beralamat di Jalan Magelang KM 12, Krapyak, Triharjo, Kec. Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55514. BRI adalah bank milik pemerintah terbesar dan terluas jaringannya di Indonesia. BRI sampai saat ini masih konsisten dengan pelayanan kepada masyarakat kecil. Hal ini terbukti BRI sebagai lembaga penyalur KUR terbesar yang ada di Indonesia.

Selain BRI, BNI yang berada di Jalan Magelang, Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55284 juga memiliki kontribusi sebagai lembaga yang konsisten membantu sektor mikro dalam program KUR. BNI terbukti sebagai bank penyalur


(59)

ketiga terbesar di Indonesia dalam penyaluran KUR setelah BRI dan Mandiri.

Selain kedua bank konvensional di atas, di sekitar area Pasar Sleman juga terdapat lembaga keuangan syariah mikro seperti KSPPS Prima Artha. KSPPS Prima Artha berada di Jalan Dr. Radjimin No. 40C, Tridadi, Sleman. KSPPS Prima Artha adalah koperasi yang berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan perekonomian dan merupakan salah satu alternatif dalam menyediakan jasa keuangan bagi anggota/ calon anggota yang membutuhkan kemudahan, keuntungan dan kenyamanan. KSPPS Prima Artha merupakan mediator dalam menyediakan jasa keuangan antara anggota pemilik dana dengan anggota pelaku usaha ataupun pengguna dana dengan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan koperasi yang sehat dan amanah untuk menuai keberkahan sesama (primaartha.id).

BMT Bina Ihsanul Fikri (BIF) yang berada di Jalan Raya Magelang KM 12 Wadas Tridadi Sleman Telp. (0274) 869788 merupakan lembaga keuangan syariah yang menitik beratkan pada pemberdayaan ekonomi kelas bawah. Ide berdirinya BMT BIF ini karena banyak pengusaha kecil potensial tetapi tidak terjangkau oleh bank, selain itu karena selama ini dakwah Islam belum mampu menyentuh kebutuhan ekonomi umat. Skala prioritas BMT BIF yaitu untu mengentaskan kemiskinan melalui program-program ekonomi yang produktif. Usaha bisnis BMT BIF dilakukan dengan cara


(60)

intensifikasi penarikan dan penghimpunan dana dari masyarakat (bmt-bif.co.id).

Koperasi Serba Usaha Syariah BMT Insan Mandiri berada di Jalan Magelang Km 14, Triharjo, Sleman, 55514, Indonesia. Dan juga BPRS Barokah Dana Sejahtera yang berada di Jalan Magelang km.12,5 Wadas Tridadi Sleman. Beragamnya lembaga keuangan yang bersifat konvensional maupun syariah membuat para pedagang di pasar Sleman memiliki beragam pilihan untuk melakukan pinjaman penambahan modal. Para pedagang dapat memilih sesuai kebutuhan dan keinginan mereka.

Objek dan populasi dalam penelitian ini adalah para pedagang di Pasar Sleman. Dalam penelitian ini proses pemilihan responden menggunakan cara teknik purposive sampling dengan pertimbangan bahwa variabel yang akan diteliti keadaannya relatif homogen yaitu pedagang yang memiliki atau pernah memiliki pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI. Besarnya jumlah responden yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 30 orang. Dalam penelitian ini terdapat 4 karakteristik responden yang dikelompokkan menurut jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, dan pendapatan.

Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir yang ditempuh, dan pendapatan dipaparkan dalam tabel berikut ini.


(61)

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden Keterangan Jumlah Persentase

Laki-laki 18 60

Perempuan 12 40

Total 30 100

Tabel 4.2 Umur Responden

Keterangan Jumlah Persentase

26-25 8 26,7

36-45 15 50

46-55 7 23,3

Total 30 100

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden Keterangan Jumlah Persentase

SMP/Sederajat 7 23,4

SMA/sederajat 15 50

Diploma 4 13,3

S1 4 13,3


(62)

Tabel 4.4 Pendapatan Responden Setiap Bulan Keterangan Jumlah Persentase

500.000-1.499.999 4 13,3

1.500.000-2.499.999 12 40

2.500.000-3.499.999 8 26,7

3.500.000-4.499.999 2 6,7

4.500.000-5.499.999 3 10

Di atas 5.500.000 1 3,3

Total 30 100

B. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Tabel 4.5 Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Variabel KUR (X1)

Variabel KUR

(X1)

Item Sig. (2-tailed) Keterangan

X1.1 0,000 Valid

X1.2 0,000 Valid

X1.3 0,001 Valid

X1.4 0,007 Valid

X1.5 0,009 Valid

X1.6 0,035 Valid

X1.7 0,004 Valid

X1.8 0,028 Valid

X1.9 0,000 Valid

X1.10 0,001 Valid

X1.11 0,002 Valid


(63)

Data variabel KUR seharusnya terdapat 15 indikator yang menjadi pertanyaan kusioner. Namun setelah mempertimbangkan aspek kriteria data yang valid adalah data yang memiliki variasi dalam setiap jawaban, maka peneliti hanya mencantumkan 12 indikator dalam kuesioner untuk variabel X1. Sehingga ke-12 indikator tersebut semuanya valid. Indikator dalam kuesioner yang tidak valid akan dijabarkan dalam bentuk wawancara sebagai bahan untuk memperkuat penelitian ini.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Variabel Sikap (X2)

Variabel Sikap

(X2)

Item Sig. (2-tailed) Keterangan

X2.1 0,000 Valid

X2.2 0,000 Valid

X2.3 0,000 Valid

X2.4 0.000 Valid

X2.5 0,018 Valid

Data variabel Sikap seharusnya terdapat 6 indikator yang menjadi pertanyaan kusioner. Namun setelah mempertimbangkan aspek kriteria data yang valid adalah data yang memiliki variasi dalam setiap jawaban, maka peneliti hanya mencantumkan 5 indikator dalam kuesioner untuk variabel X2. Sehingga ke-5 indikator tersebut semuanya valid. Indikator dalam kuesioner yang tidak valid akan


(64)

dijabarkan dalam bentuk wawancara sebagai bahan untuk memperkuat penelitian ini.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Variabel Keputusan (Y)

Variabel Keputusan Masyarakat

(Y)

Item Sig. (2-tailed) Keterangan

Y1.1 0,001 Valid

Y1.2 0,000 Valid

Y1.3 0,000 Valid

Y1.4 0,000 Valid

Data variabel Keputusan Masyarakat terdapat 5 indikator yang menjadi pertanyaan kusioner. Namun setelah mempertimbangkan aspek kriteria data yang valid adalah data yang memiliki variasi dalam setiap jawaban, maka peneliti hanya mencantumkan 4 indikator dalam kuesioner untuk variabel Y. Sehingga ke-4 indikator tersebut semuanya valid. Indikator dalam kuesioner yang tidak valid akan dijabarkan dalam bentuk wawancara sebagai bahan untuk memperkuat penelitian ini.


(65)

2. Uji Reliabilitas

Tabel 4.8 Rekapitulasi Uji Reliabilitas Kuesioner Item

Croncbach’s Alpha

Keterangan

KUR (X1) 0,789 Reliabel

Sikap (X2) 0,792 Reliabel

Keputusan (Y)

0,704 Reliabel

Dari data rekapitulasi uji reliabilitas di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel KUR (X1), variabel Sikap (X2), dan variabel Keputusan Masyarakat (Y) memiliki nilai Croncbach’s Alpha sebesar di atas 0,70. Jika memakai patokan Nunally maka seluruh indikator dinyatakan reliabel karena lebih besar dari 0,70. Sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh indikator / item dari ketiga variabel pada kuesioner dapat dikatakan reliabel atau terpercaya sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini.

C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Tabel 4.9 Uji Normalitas

Unstandardized

Residual

N 30

Asymp. Sig. (2-tailed)


(66)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji suatu model regresi terdapat variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dari output gambar di atas, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,938. Nilai ini lebih besar dari nilai signifikansi, sehingga nilai residual memiliki distribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas Tolerance VIF

KUR 1,394 0,175

Sikap 1,323 0,197

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji suatu model regresi ditemukan ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance

dan inflation factor (VIF) pada model regresi.

Dari hasil output data di atas, maka dapat dilihat bahwa nilai

tolerance kedua variabel lebih dari 0,10 dan VIF kurang dari 10 maka data dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas.


(67)

3. Uji Autokorelasi

Tabel 4.11 Uji Autokorelasi

Durbin-Watson 2,384

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji suatu model dalam regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya).

Hal ini berdasarkan uji Durbin-Watson (DW test)

Tabel 4.12 Kriteria Uji Autokorelasi menurut Durbin-Watson

Jika Maka

0 - 1,284 terkena autokorelasi

1,284 - 1,567 tidak diketahui

1,567 - 2,433 tidak terkena autokorelasi

2,433 - 2,716 tidak diketahui

2,716 – 4 terkena autokorelasi

Berdasarkan tabel di atas, penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. Hal ini disarkan pada nilai DW- test yaitu sebesar 2,384. Nilai tersebut terdapat pada kriteria tidak terkena atau terjadi autokorelasi.


(68)

4. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.13 Uji Heteroskrdastisitas

KUR Sikap

Unstandardized Residual

Sig. (2-tailed)

0,350 0,488

Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji suatu model dalam regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa korelasi antar variabel Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Sikap dengan Unstandarized Residual memiliki nilai signifikansi (Sig 2 tailed) lebih besar dari 0,05. Artinya tidak terjadi heteroskedastisitas dalam penelitian ini.

D. Analisis Data

1. Uji Moderated Regression Analysis (MRA)

a. Koefisien Determinasi

Tabel 4.14 Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi Adjusted R

Square

0,070

Nilai Adjusted R Square (R2) sebesar 0,070. Artinya 7% variasi Y dapat dijelaskan oleh variabel X1, X2 dan moderat1.


(69)

Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4.15 Uji Signifikansi Simultan

F Sig

1,072 0,378

Uji Anova atau F-test menghasilkan nilai F-hitung sebesar 1,072 dengan nilai tingkat signifikansi sebesar 0,378. Nilai probabilitas signifikansi di atas dari 0,05. Maka model regresi dalam penelitian ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi Y atau dapat dikatakan bahwa X1, X2 dan moderet1 secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Y.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t-statistik)

Tabel 4.16 Uji Signifikansi Parsial Model Unstandardized

Coefficients

Sig

B Std.

Error

KUR 0,008 0,988

Sikap -0,538 0,662

Moderet1 0,008 0,775

Variabel X1 (KUR) memiliki nilai koefisien parameter sebesar 0,008 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,988 (>0,05). Variabel X2 (Sikap) memiliki nilai koefisien parameter sebesar -0,538 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,662 (>0,05).


(70)

Variabel moderet1 memiliki nilai koefisien parameter sebesar 0,008 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,775 (>0,05). Sehingga dapat dikatakan bahwa secara parsial (individual) ketiga variabel tersebut tidak dapat menggambarkan pengaruh secara signifikan dalam penelitian ini. Maka model regresi dalam penelitian ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi Y (Keputusan Masyarakat) atau dapat dikatakan bahwa X1, X2 dan moderet1 secara individual tidak berpengaruh terhadap Y.

2. Uji Bootsrapping

Tabel 4.17 Uji Bootsrapping nilai s.e bootsrapping 0,0331 nilai indirect effect -0,0197

Teknik bootsrapping pengujian resampling sampai 1000 kali. Hasil bootsrapping memberikan nilai estimasi indirect effect KUR terhadap keputusan masyarakat melalui Sikap, dengan demikian nilai t

dari pengaruh tidak langsung menggunakan bootsrapping menjadi:

t = -0,0197

0,0331 = - 0,5951

Jadi hasil bootsrapping menunjukkan bahwa koefisien pengaruh


(71)

program KUR di BRI melalui sikap tidak dapat menggambarkan atau memutuskan keinginan untuk berpindah ke pembiayaan yang terdapat di Lembaga Keuangan Syariah khususnya BMT.

E. Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis 1

Hipotesis pertama menyatakan bahwa diduga penerapan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI dan sikap berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap keputusan masyarakat melakukan pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah. Hasil menunjukkan bahwa Variabel KUR sebagai X1 memiliki nilai koefisien parameter sebesar 0,008 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,988 (>0,05). Variabel Sikap sebagai X2 atau moderator memiliki nilai koefisien parameter sebesar -0,538 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,662 (>0,05). Sehingga dapat dikatakan bahwa secara parsial (individual) ketiga variabel tersebut tidak dapat menggambarkan pengaruh secara signifikan dalam penelitian ini. Maka dalam penelitian ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi Y (Keputusan Masyarakat). Artinya KUR dengan sikap tidak mempengaruhi keputusan masyarakat untuk pindah pembiayaan di LKS. Sehingga hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini ditolak.


(72)

2. Hipotesis 2

Hipotesis kedua menyatakan dugaan sikap sebagai variabel

moderating mempengaruhi masyarakat yang melakukan KUR di BRI

untuk berpindah dan melakukan pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah. Namun variabel moderet1 memiliki nilai koefisien parameter sebesar 0,008 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,775 (>0,05). Artinya bahwa sikap dalam penelitian ini bukan sebagai variabel moderasi karena nilai signifikansi lebih besar dari alpha dan tidak mempengaruhi masyarakat untuk pindah di Lembaga Keuangan Syariah. Sehingga hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini ditolak.

F. Hasil Wawancara

1. Hasil Wawancara dengan Responden Pedagang Pasar Sleman (Rangkuman Hasil Wawancara)

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa indikator dalam kuesioner yang dijelaskan melalui metode wawancara.

a. Indikator Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam pertanyaan

Wawancara

1) Pada indikator untuk menguji para pedagang di Pasar

Sleman terhadap alasan meminjam KUR dekat dengan rumah atau lokasi kerja, para pedagang memberikan respon yang sama, yaitu dekat dengan rumah atau lokasi


(73)

kerja. Sehingga data hasil kesioner tidak beragam dan membuat indikator ini dalam kusioner menjadi tidak valid. 2) Pada indikator untuk menguji para pedagang di pasar Sleman terhadap kemudahan syarat pengajuan pinjaman KUR di BRI,

responden sebagian besar menjawab mudah. Sehingga data hasil kesioner tidak beragam dan membuat indikator ini dalam kusioner menjadi tidak valid.

3) Pada indikator untuk menguji para pedagang di pasar Sleman terhadap pelayanan oleh petugas yang diberikan Bank

Konvensional, para responden rata-rata mengatakan sangat

baik. Pelayanan di Bank BRI serta bank konvensional lainnya

memiliki standar yang tinggi dan ketat. Sehingga para petugas

harus memberikan pelayanan yang terbaik agar para nasabah

puas dan tetap bertahan di bank tersebut. Sehingga data hasil kesioner tidak beragam dan membuat indikator ini dalam kusioner menjadi tidak valid.

b. Indikator Sikap dalam pertanyaan Wawancara

1) Pada indikator untuk menguji para pedagang di pasar Sleman terhadap perbedaan produk pinjaman yang ditawarkan Bank

Konvensional dengan Bank Syariah, hanya beberapa responden

saja yang mengatakan berbeda. Sebagian besar responden

mengatakan jika sama saja. Tidak ada perbedaan antara bank

konvesional dengan bank syariah karena beberapa petugas bank

syariah yang sering mengucapkan bagi hasil dengan bunga.


(74)

untuk menyatakan tingkat bagi hasil bank syariah. Sehingga data hasil kesioner tidak beragam dan membuat indikator ini dalam kusioner menjadi tidak valid.

c. Indikator Keputusan Masyarakat dalam pertanyaan Wawancara

1) Pada indikator tentang keputusan melakukan pembiayaan

di Bank Syariah jika bank syariah dapat memberikan citra yang berbeda dengan bank konvensional memberikan gambaran jawaban dari responden yang seragam yaitu setuju. Sehingga data hasil kesioner tidak beragam dan membuat indikator ini dalam kusioner menjadi tidak valid.

G. Pembahasan

1. Pengaruh Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Keputusan Masyarakat Melakukan Pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah

Setiap manusia yang menginginkan mendapatkan keuntungan dari setiap aktivitas yang dilakukannya merupakan hal yang wajar. Seperti halnya dalam mengalokasikan keuangan. Setiap orang harus

pandai me-manage keuangan dengan baik agar tidak menimbulkan

kerugian. Oleh karena itu, keuntungan masih menjadi hal yang mendasar bagi seseorang yang ingin memutuskan melakukan


(75)

pinjaman di bank konvensional atau pembiayaan di bank lembaga keuangan syariah.

Pada umumnya, orang yang mementingkan untung rugi dalam setiap aktivitasnya akan melihat harga murah dalam suatu produk yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan. Harga masih menjadi prioritas dalam memilih sebuah produk terutama dalam hal ini adalah para pedagang di pasar Sleman. Para pedagang di Pasar Sleman selalu memikirkan tentang keuntungan apa yang akan diperoleh jika mereka melakukan sesuatu.

Para pedagang di Pasar Sleman ini merupakan pelaku usaha kecil dan menengah. Keuntungan sekecil apapun tetap akan dipilih dan akan menghindari kerugian, seperti halnya dalam memperoleh dana/dana tambahan untuk kegiatan bisnisnya. Mereka akan memilih meminjam uang tersebut dengan tawaran tingkat pengembalian yang rendah yang ditawarkan oleh lembaga keuangan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di pasar, para pedagang ini tidak peduli dengan aspek syariah karena yang mereka prioritaskan adalah harga yang murah, terjangkau dan juga menguntungkan.

Untuk mendukung pernyataan di atas, selama saya menjalani magang di salah satu lembaga keuangan di sekitar Pasar Sleman yaitu Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Prima

Artha dan berada di bagian marketing lending (pemasaran


(76)

melakukan switching (pindah) dari bank konvensional terutama BRI ke lembaga keuangan syariah seperti KSPPS Prima Artha atau pedagang Pasar Sleman yang mengajukan pembiayaan di KSPPS Prima Artha tersebut. Ketika saya menanyakan kepada pihak KSPPS Prima Artha yaitu kepada manager dan marketing lending tentang pelayanan kepada anggota yang switching dari pengguna KUR ke pembiayaan yang ada di Prima Artha, mereka menjawab belum ada. Adanya adalah nasabah pengguna KUR dan juga pengguna pembiayaan di Prima Artha tersebut.

Hal ini terbukti pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel penerapan program KUR melalui sikap tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan masyarakat untuk berpindah melakukan pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah.

2. Pengaruh Moderasi Para Pedagang di Pasar Sleman terhadap Keputusan untuk Melakukan Pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah

Program KUR di BRI tidak membantu terbentuknya keputusan masyarakat untuk melakukan pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah. Dalam penelitian ini diperlukan sebuah variabel yang membuat orang memutuskan untuk memilih meminjam dana di lembaga keuangan syariah. Variabel tersebut diharapakan dapat membuat masyarakat yang memakai produk KUR di BRI untuk


(1)

RELIBIALITAS SIKAP (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items ,792 5

KEPUTUSAN MASYARAKAT (Y)

VALIDITAS Y

Correlations

Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 TTS Q22 Pearson Correlation 1 ,688(**) -,199 ,193 ,132 ,570(**) Sig. (2-tailed) ,000 ,292 ,307 ,488 ,001

N 30 30 30 30 30 30

Q23 Pearson Correlation ,688(**) 1 -,017 ,202 ,242 ,684(**) Sig. (2-tailed) ,000 ,928 ,285 ,198 ,000

N 30 30 30 30 30 30

Q24 Pearson Correlation -,199 -,017 1 ,030 ,211 ,325 Sig. (2-tailed) ,292 ,928 ,875 ,263 ,079

N 30 30 30 30 30 30

Q25 Pearson Correlation ,193 ,202 ,030 1 ,783(**) ,726(**) Sig. (2-tailed) ,307 ,285 ,875 ,000 ,000

N 30 30 30 30 30 30

Q26 Pearson Correlation ,132 ,242 ,211 ,783(**) 1 ,780(**) Sig. (2-tailed) ,488 ,198 ,263 ,000 ,000

N 30 30 30 30 30 30

TTS Pearson Correlation ,570(**) ,684(**) ,325 ,726(**) ,780(**) 1 Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,079 ,000 ,000

N 30 30 30 30 30 30

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

RELIABILITAS Y

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items ,704 4


(2)

UJI ASUMSI KLASIK

1. UJI NORMALITAS = NORMAL

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 30

Normal Parameters(a,b) Mean Std. Deviation ,0000000 3,01205175 Most Extreme

Differences

Absolute ,098

Positive ,098

Negative -,087

Kolmogorov-Smirnov Z ,534 Asymp. Sig. (2-tailed) ,938 a Test distribution is Normal.


(3)

2. UJI MULTIKOLINIERITAS = TIDAK TERJADI MULTIKOLINIERITAS

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF B Std. Error 1 (Constant) 10,743 4,914 2,186 ,038

KUR ,150 ,107 ,256 1,394 ,175 ,981 1,020 SIKAP ,189 ,143 ,243 1,323 ,197 ,981 1,020 a Dependent Variable: KEPUTUSAN

3. UJI AUTOKORELASI = TIDAK TERKENA AUTOKORELASI

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson 1 ,327(a) ,107 ,041 3,122 2,384 a Predictors: (Constant), SIKAP, KUR


(4)

4. UJI HETEROSKEDASTISITAS = TIDAK TERJADI

HETEROSKEDASTISITAS

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig. B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) 3,912 2,796 1,399 ,173

KUR -,058 ,061 -,181 -,951 ,350 SIKAP ,057 ,081 ,134 ,703 ,488 a Dependent Variable: RES2

UJI MRA

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson 1 ,332(a) ,110 ,070 3,176 2,385 a Predictors: (Constant), MODERAT1, X1, X2

b Dependent Variable: Y

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 32,443 3 10,814 1,072 ,378(a)

Residual 262,257 26 10,087

Total 294,700 29

a Predictors: (Constant), MODERAT1, X1, X2 b Dependent Variable: Y


(5)

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) 16,721 21,258 ,787 ,439

X1 ,008 ,503 ,013 ,015 ,988 X2 -,538 1,218 -,693 -,442 ,662 MODERAT1 ,008 ,029 ,543 ,289 ,775 a Dependent Variable: Y

2. UJI SOBEL

Run MATRIX procedure:

****************************************************************** *******

Preacher And Hayes (2004) SPSS Script For Simple Mediation

Written by Andrew F. Hayes, The Ohio State University

http://www.comm.ohio-state.edu/ahayes/

VARIABLES IN SIMPLE MEDIATION MODEL Y Y

X X1 M X2

DESCRIPTIVES STATISTICS AND PEARSON CORRELATIONS Mean SD Y X1 X2 Y 13,9000 3,1878 1,0000 ,2222 -,2074 X1 42,6333 5,4487 ,2222 1,0000 ,1389 X2 17,1000 4,1051 -,2074 ,1389 1,0000

SAMPLE SIZE 30

DIRECT And TOTAL EFFECTS

Coeff s.e. t Sig(two) b(YX) ,1300 ,1078 1,2056 ,2380 b(MX) ,1046 ,1410 ,7422 ,4641 b(YM.X) -,1886 ,1426 -1,3230 ,1969 b(YX.M) ,1497 ,1074 1,3936 ,1748

INDIRECT EFFECT And SIGNIFICANCE USING NORMAL DISTRIBUTION

Value s.e. LL 95 CI UL 95 CI Z Sig(two) Effect -,0197 ,0365 -,0913 ,0519 -,5404 ,5889


(6)

Data Mean s.e. LL 95 CI UL 95 CI LL 99 CI UL 99 CI

Effect -,0197 -,0176 ,0331 -,0971 ,0392 -,1318 ,0723

NUMBER OF BOOTSTRAP RESAMPLES 1000

FAIRCHILD ET AL. (2009) VARIANCE IN Y ACCOUNTED FOR BY INDIRECT EFFECT:

-,0149

********************************* NOTES **********************************


Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

2 72 103

Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat Oleh BRI Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas.

16 124 121

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

1 51 103

Prinsip Kehati-hatian dalam Program Kredit Usaha Rakyat

5 125 77

Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat (Studi Kasus : Bank BRI Unit Kecamatan Gebang)

15 109 83

Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan)

14 178 131

Upaya Penyelesaian Kredit Macet Dalam Kredit Usaha Rakyat (Kur) Pada Bank (Studi Pada Bank Btn Cabang Pemuda Medan)

9 166 128

KREDIT USAHA RAKYAT KUR SYARIAH MANDIRI

0 1 1

ANALISIS PENGARUH PROMOSI, LOKASI SERTA PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DENGAN MINAT NASABAH SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA BRI SYARIAH KCP MAJAPAHIT SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melen

0 1 182

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, PROMOSI DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MELAKUKAN PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DENGAN BRAND IMAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA BANK BRI SYARIAH KCP DEMAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Meleng

3 39 120