Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat Oleh BRI Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas.

(1)

EFEKTIVITAS PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT(KUR) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT OLEH

BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) DI KELURAHAN HARJOSARI KEC MEDAN AMPLAS

Disusun Oleh :

JERIKO BOYKE HAOJAHAN ( 090902068 )

DEPARTERMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Pembangunan yang tidak merata dan berpusat membuat daerah daerah lain yang berada diluar wilayah tersebut mengalami ketimpangan dalam hal pembangunan masyarakat. Kemiskinan dan tingkat kesejahteraan yang tidak memadai menjadi akibat dari kondisi tersebut. Berbagai masalah yang terjadi ini disebabkan kurangnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun hubungan timbal balik yang harmonis. Namun belakangan pemerintah memberikan solusi yang sangat tepat untuk pengembangan para pelaku usaha atau UMKM dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan taraf hidupnya. Program ini bernama KUR dan bertujuan untuk meningkatkan penghasilan serta kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, namun program ini tidak serta merta memberikan dampak positif terhadap usaha mereka, karena kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai program KUR tersebut. Mereka berpikiran bahwa program ini merupakan pemberian atau hibah dari pemerintah untuk para pelaku usaha, sehingga tidak perlu untuk dikembalikan. Belum lagi penggunaan yang tidak sesuai dengan tujuan program KUR seperti untuk pembelian hal hal yang tidak berkaitan atau berhubungan dengan peningkatan usaha, sehingga penggunaan nya sangat tidak efektif. Kemudian peneliti meneliti apakah sebenarnya program ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau tidak. Indikator yang dipakai berdasarkan atas variabel input, proses dan

output atau hasil dampaknya terhadap masyarakat.

Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif yaitu menggambarkan keadaan dan gejala yang ada di lapangan. Seperti situasi kehidupan masyarakat, tingkat kesejahteraan masyarakat sebelum dan sesudah mendapatkan program KUR. Sampel yang diambil berjumlah 25 pelaku usaha/umkm dengan teknik penarikan bersifat non random sampling. Keseluruhan sampel juga bersifat homogen.

Berdasarkan analisa terhadap data yang ditemukan dilapangan dan atas indikator yang telah ditentukan, program KUR berpengaruh sangat positif dalam peningkatan pendapatan, seperti bertambahnya jumlah karyawan, merambah nya ke usaha yang lain dan meningkatnya intensitas menabung. Berdasarkan tempat tinggal atau perumahan, yaitu berkembangnya tempet tinggalnya menjadi lebih baik seperti fasilitas mck yang menjadi lengkap, renovasi hingga memiliki unit yang baru hasil dari usaha nya tersebut. Pendidikan juga merupakan aspek yang diteliti. Penilaian yang diberikan sangat bagus untuk pendidikan anak anak mereka, mereka menyekolahkan bahkan tidak hanya di sekolah formal tetapi diluar sekolah seperti bimbingan dan bahasa diluar sekolah untuk anak anak mereka, juga tabungan agar dapat memberikan pendidikan setinggi tingginya kelak kalau sudah besar. Kesehatan merupakan bagian yang paling penting, karena ini merupakan faktor yang sangat menunjang dalam melakukan usaha yang mereka jalani. Hampir semua responden merasa sangat terbantu kesehatannya setelah usahanya berkembang. Mereka terbantu dalam pemenuhan gizi baik untuk dirinya dan anggota keluarga, karena hanya dengan kesehatan maka pekerjaan dan usaha mereka dapat dijalanian dengan baik. Segi kesehatan juga terjamin dengan adanya dari pelaku usaha yang ikut dalam asuransi kesehatan. Pengobatan dan fasilitas kesehatan mereka juga terpenuhi yang sebelumnya berobat di puskesmas, menjadi ke rumah sakit tergantung dari penyakit yang dialami.


(3)

ABSTRACT

Unequal development and centering making an area of other areas which located outside the area had lop-sided development in terms of society. Poverty and welfare level inadequate to be a result of the condition. Various problems this happened because the lack of cooperation between the government and community in developing a reciprocal relation harmonious. But later government provide solutions very precise for the development of the entrepreneurs or umkm in developed effort and improve his life. This program named kur, chairs and aims to improve income and public life meliorate; but the program not altogether have a positive impact to their enterprises, for lack of knowledge and information about program chairs. They think that this program is granting or a grant from the government to business players, so that no need to returned. Not to mention the use of which do not correspond with program purposes of the funds as for the purchase of the things that is not relating to or associated with an increase in business so that the use of its not very effective.Then researchers examines whether actually this program could be to increase public welfare or not.An indicator that is worn on the basis of a variable input; the process or result of the impact and output towards the community

A method of research that is used in nature and symptoms of descriptive which is describe the state of existing in the field. Life of the people, as the situation the level of public welfare before and after get programs the kur program. Samples to be taken to amount to 25 business players with the technique of the withdrawal of a non random sampling. A whole samples also is homogeny.

Based on an analysis of data found field and on indicators deadline, program of chairs influential in strongly positive increasing revenue, like increasing number of employees, encroach on his business to another and the increase of saving. Based on shelter or housing, namely home tempet house meliorate as facilities mck that to be complete; renovation until having unit new result of his business. Education was also aspect explored. Judgment rendered very good for education kids them, educate them even not only in formal schools but outside school as guidance and language outside school for children their young; also savings in order to provide education as high as the high be if has grown. Health constituting the most important, because this is a factor that very support in performing business reduce their wages. Almost all respondents feel is helped his health after their business develop. They helped in nutritional good for himself and his family, for by wise health and work and their businesses can be run well. Terms health is also guaranteed by the presence of business players involved in health insurance. Medicine and medical facilities they also fulfilled formerly receiving treatment in society medicine facility, be to the hospital hanging from disease experienced.

Keyword : Effectiveness, Loans For The People, The Welfare Of The Community


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan Kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat Oleh BRI Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas ”. Skripsi ini disusun dan untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan skripsi ini Penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan kelemahan sehingga mengurangi nilai kesempurnaannya, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis. Maka dengan kerendahan hati penulis membuka diri untuk saran dan kritik yang dapat membangun guna perbaikan di masa akan datang.

Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu selama penyelesaian skripsi ini. Dengan kerendahan hati Penulis mengucapkan Banyak Terima Kasih secara khusus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, MSP, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Agus Suriadi S.Sos, M.Si, selaku dosen pembimbing dan telah bersedia membimbing dan memberi dukungan serta membagikan ilmunya


(5)

kepada Penulis dalam penyelesaian Skripsi ini dan sangat quick respon. Terima Kasih Pak.

4. Bapak Alwendra frans Ulin Barus, selaku Kepala Kelurahan Harjosari I dan Kak Leny Rangkuti selaku Sekretaris beserta seluruh Staff Pegawai Kelurahan Harjosari I yang telah membantu Penulis dalam penyelesaian penulisan Skripsi ini.

5. Kepada semua nasabah KUR Bank BRI unit Simp. Mariendal yang telah bersedia membantu Penulis dalam hal pengumpulan data

6. Kedua Orangtua J. Rajagukguk dan Ibu D. br Situmorang yang telah mendidik, memberi motivasi, bantuan moril dan materil selama perkuliahan hingga sampai ke tahap penyelesaian skripsi ini. Cucuran keringat dan air mata kalian tidak akan saya lupakan. Terima kasih buat semua doa ayah dan ibu yang senantiasa mengiringi langkahku. Maafkan anakmu yang tidak akan sanggup untuk membalas semua jasa ayah dan ibu. Terima kasih buat ayahku dan ibuku tersayang.

7. Kakak dan abang saya tercinta kak Veny ,bang Leo dan Kak Lia yang telah memberikan dukungan dan memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. Terutama kak li yang telah banyak membantu baik moril maupun materil. Terimakasih banyak

8. Buat Sahabat-sahabat Kesos 2009: lae marmen, prek yando, bro budi, candra, mikel , rio ndut, okto, dani, eko, jones piling, steady, dan yang lain lain tidak bisa disebutkan satu satu, terima kasih semuanya n good luck for all of us.


(6)

10.Buat kawan-kawan sekolah dulu, pilemon, tina, nova , melisa , thanks so much.

11.Dan buat yang spesial yang jauh disana yang selalu memberikan kasih sayangnya , Dimura alias Dini Muthia Ratsanyani, terima kasih banyak , semoga hubungan baik baik selalu. Amin

Dengan segala kerendahan hati Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun guna menyempurnakannya agar kedepannya penulis dapat lebih baik lagi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan Terima Kasih.

Medan, Oktober 2014 Penulis

(Jeriko Boyke Haojahan) 090902068


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.4 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas ... 10

2.2 Kemiskinan ... 16

2.3 Pemberdayaan Masyarakat ... 17

2.4 Kesejahteraan Sosial ... 20

2.5 Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ... 22

2.6 Kerangka Pemikiran ... 30

2.7 Defenisi Konsep dan Operasional ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 36

3.2 Lokasi Penelitian ... 36

3.3 Populasi dan Sampel ... 36

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5 Teknik Analisa Data ... 39

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Harjosari I ... 40


(8)

4.2 Data Monografi ... 41

4.3 Profil dan Sejarah Singkat PT. BRI ... 46

BAB V ANALISA DATA 5.1 Identitas Responden ... 50

5.2 Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat berdasarkan input, proses dan output. 59 a. Input ... 60

b. Proses ... 72

c. Output ... 83

5.3 Diskusi ... 101

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 104

6.2 Saran ... 105


(9)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Distribusi Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin... 43

Diagram 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Diagram 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 52

Diagram 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Agama ... 53

Diagram 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa ... 54

Diagram 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Dalam Keluarga 55

Diagram 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak ... 56

Diagram 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Usaha ... 57

Diagram 5.8 Distribusi Responden BerdasarkanTingkat Pendidikan ... 58

Diagram 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Pertama Sekali Mengetahui Program KUR ... 60

Diagram 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Mengetahui Tentang Tujuan Program KUR ... 62

Diagram 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pertama Sekali atau Lanjutan Dalam Penggunaan KUR ... 63

Diagram 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kesulitan Pengajuan KUR ... 64

Diagram 5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Penjemputan Berkas Oleh Pihak Perbankan ... 65

Diagram 5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Survey Oleh Pihak Bank Sebelum Mendapat KUR ... 66

Diagram 5.15 Distribusi Responden Berdasarkan Cara Pengambilan Dana KUR ... 68

Diagram 5.16 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Pihak Keluarga Terhadap Pinjaman KUR ... 69

Diagram 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Menjalani Koperasi ... 70

Diagram 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Memilih KUR .... 71

Diagram 5.19 Distribusi Responden Berdasarkan Hal Yang Dilakukan Pertama Sekali Setelah Mendapat KUR ... 73

Diagram 5.20 Distribusi Responden Berdasarkan Pegawai Bank Memverifikasi Setelah Mendapat KUR ... 74

Diagram 5.21 Distribusi Responden Berdasarkan Cara Pembayaran Iuran . 75 Diagram 5.22 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan KUR hanya Untuk Penambahan Modal ... 76

Diagram 5.23 Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Mengalami Masalah Mengenai KUR ... 77

Diagram 5.24 Distribusi Responden Berdasarkan Bantuan Pegawai Dalam Memberi Solusi Masalah ... 79

Diagram 5.25 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Pegawai Bank Memonitoring Usaha ... 80

Diagram 5.26 Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Pelayanan yang Diberikan Dalam Program KUR ... 81

Diagram 5.27 Distribusi Responden Berdasarkan rekomendasi Terhadap Saudara atau Teman Mengenai Program KUR ... 82 Diagram 5.28 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Suku Bunga


(10)

Diagram 5.29 Distribusi Responden Berdasarkan Memiliki Karyawan Dalam Usahanya ... 85 Diagram 5.30 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tabungan

Perbulan Setelah Mendapat KUR ... 86 Diagram 5.31 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan dan

Kegiatan Setelah Mendapatkan KUR ... 87 Diagram 5.32 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan

Rumah ... 88 Diagram 5.33 Distribusi Responden Berdasarkan Fasilitas MCK dan Air

Bersih ... 89 Diagram 5.34 Distribusi Responden Berdasarkan Peningkatan Tempat

Tinggal Setelah Mendapat KUR ... 90 Diagram 5.35 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota

Keluarga Yang Masih Sekolah ... 92 Diagram 5.36 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Biaya Setiap

Bulan Untuk Pendidikan ... 93 Diagram 5.37 Distribusi Responden Berdasarkan Membantu Biaya

Pendidikan Setelah Mendapat KUR ... 94 Diagram 5.38 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi

Sehari-hari ... 95 Diagram 5.39 Distribusi Responden Berdasarkan Dampak KUR untuk

Pemenuhan Gizi Sekeluarga ... 96 Diagram 5.40 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Biasa Berobat ... 97 Diagram 5.41 Distribusi Responden Berdasarkan Dampak Program KUR

Dalam Membantu Biaya Kesehatan Sekeluarga ... 98 Diagram 5.42 Distribusi Responden Berdasarkan Dampak Progam KUR


(11)

DAFTAR BAGAN

2.1 Bagan Alur Pemikiran ... 32 4.1 Bagan Struktur Organisasi BRI Unit Simp. Mariendal ... 49


(12)

DAFTAR TABEL


(13)

ABSTRAK

Pembangunan yang tidak merata dan berpusat membuat daerah daerah lain yang berada diluar wilayah tersebut mengalami ketimpangan dalam hal pembangunan masyarakat. Kemiskinan dan tingkat kesejahteraan yang tidak memadai menjadi akibat dari kondisi tersebut. Berbagai masalah yang terjadi ini disebabkan kurangnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun hubungan timbal balik yang harmonis. Namun belakangan pemerintah memberikan solusi yang sangat tepat untuk pengembangan para pelaku usaha atau UMKM dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan taraf hidupnya. Program ini bernama KUR dan bertujuan untuk meningkatkan penghasilan serta kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, namun program ini tidak serta merta memberikan dampak positif terhadap usaha mereka, karena kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai program KUR tersebut. Mereka berpikiran bahwa program ini merupakan pemberian atau hibah dari pemerintah untuk para pelaku usaha, sehingga tidak perlu untuk dikembalikan. Belum lagi penggunaan yang tidak sesuai dengan tujuan program KUR seperti untuk pembelian hal hal yang tidak berkaitan atau berhubungan dengan peningkatan usaha, sehingga penggunaan nya sangat tidak efektif. Kemudian peneliti meneliti apakah sebenarnya program ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau tidak. Indikator yang dipakai berdasarkan atas variabel input, proses dan

output atau hasil dampaknya terhadap masyarakat.

Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif yaitu menggambarkan keadaan dan gejala yang ada di lapangan. Seperti situasi kehidupan masyarakat, tingkat kesejahteraan masyarakat sebelum dan sesudah mendapatkan program KUR. Sampel yang diambil berjumlah 25 pelaku usaha/umkm dengan teknik penarikan bersifat non random sampling. Keseluruhan sampel juga bersifat homogen.

Berdasarkan analisa terhadap data yang ditemukan dilapangan dan atas indikator yang telah ditentukan, program KUR berpengaruh sangat positif dalam peningkatan pendapatan, seperti bertambahnya jumlah karyawan, merambah nya ke usaha yang lain dan meningkatnya intensitas menabung. Berdasarkan tempat tinggal atau perumahan, yaitu berkembangnya tempet tinggalnya menjadi lebih baik seperti fasilitas mck yang menjadi lengkap, renovasi hingga memiliki unit yang baru hasil dari usaha nya tersebut. Pendidikan juga merupakan aspek yang diteliti. Penilaian yang diberikan sangat bagus untuk pendidikan anak anak mereka, mereka menyekolahkan bahkan tidak hanya di sekolah formal tetapi diluar sekolah seperti bimbingan dan bahasa diluar sekolah untuk anak anak mereka, juga tabungan agar dapat memberikan pendidikan setinggi tingginya kelak kalau sudah besar. Kesehatan merupakan bagian yang paling penting, karena ini merupakan faktor yang sangat menunjang dalam melakukan usaha yang mereka jalani. Hampir semua responden merasa sangat terbantu kesehatannya setelah usahanya berkembang. Mereka terbantu dalam pemenuhan gizi baik untuk dirinya dan anggota keluarga, karena hanya dengan kesehatan maka pekerjaan dan usaha mereka dapat dijalanian dengan baik. Segi kesehatan juga terjamin dengan adanya dari pelaku usaha yang ikut dalam asuransi kesehatan. Pengobatan dan fasilitas kesehatan mereka juga terpenuhi yang sebelumnya berobat di puskesmas, menjadi ke rumah sakit tergantung dari penyakit yang dialami.


(14)

ABSTRACT

Unequal development and centering making an area of other areas which located outside the area had lop-sided development in terms of society. Poverty and welfare level inadequate to be a result of the condition. Various problems this happened because the lack of cooperation between the government and community in developing a reciprocal relation harmonious. But later government provide solutions very precise for the development of the entrepreneurs or umkm in developed effort and improve his life. This program named kur, chairs and aims to improve income and public life meliorate; but the program not altogether have a positive impact to their enterprises, for lack of knowledge and information about program chairs. They think that this program is granting or a grant from the government to business players, so that no need to returned. Not to mention the use of which do not correspond with program purposes of the funds as for the purchase of the things that is not relating to or associated with an increase in business so that the use of its not very effective.Then researchers examines whether actually this program could be to increase public welfare or not.An indicator that is worn on the basis of a variable input; the process or result of the impact and output towards the community

A method of research that is used in nature and symptoms of descriptive which is describe the state of existing in the field. Life of the people, as the situation the level of public welfare before and after get programs the kur program. Samples to be taken to amount to 25 business players with the technique of the withdrawal of a non random sampling. A whole samples also is homogeny.

Based on an analysis of data found field and on indicators deadline, program of chairs influential in strongly positive increasing revenue, like increasing number of employees, encroach on his business to another and the increase of saving. Based on shelter or housing, namely home tempet house meliorate as facilities mck that to be complete; renovation until having unit new result of his business. Education was also aspect explored. Judgment rendered very good for education kids them, educate them even not only in formal schools but outside school as guidance and language outside school for children their young; also savings in order to provide education as high as the high be if has grown. Health constituting the most important, because this is a factor that very support in performing business reduce their wages. Almost all respondents feel is helped his health after their business develop. They helped in nutritional good for himself and his family, for by wise health and work and their businesses can be run well. Terms health is also guaranteed by the presence of business players involved in health insurance. Medicine and medical facilities they also fulfilled formerly receiving treatment in society medicine facility, be to the hospital hanging from disease experienced.

Keyword : Effectiveness, Loans For The People, The Welfare Of The Community


(15)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan masalah universal yang hampir dialami oleh seluruh negara di dunia ini. Pembangunan yang tidak merata hampir menjadi penyebab utama masalah dalam kemiskinan yang dialami oleh setiap negara, sehingga menjadi penyebab adanya ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat. Pemerintahan yang melakukan pembangunan lebih sering memfokuskan hanya pada satu titik sentral saja. Kebanyakan negara yang mengalami hal tersebut adalah negara negara yang sedang berkembang, salah satunya adalah Indonesia.

Masalah kemiskinan yang terjadi di indonesia lebih kepada kurangnya perhatian pemerintah terhadap kaum menengah ke bawah. Pembangunan yang terjadi baik dari segi ekonomi sosial maupun politik yang dilakukan pemerintah hanya terbatas pada kalangan tertentu saja, sehingga membuat terjadinya kesenjangan dalam masyarakat. Masalah pembangunan yang tidak merata ini juga tidak terlepas dari pemerintah setiap daerah yang melaksanakannnya. Sebaiknya agar pembangunan dapat berjalan dengan benar, maka harus ada kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat setempat.

Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2013 mencapai 28,07 juta orang (11,37 persen). Jumlah ini telah berkurang dari September 2012 yang mencapai 28,59 (11,66 persen) yang turun sekitar 0,29 persen, Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa kemiskinan di Indonesia sangatlah memprihatinkan meskipun dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan.


(16)

13:00).

Dalam mengatasi permasalahan tentang pembangunan yang tidak merata dan menjadikan ketimpangan di dalam masyaraat ini, pembangunan harus dilakukan mulai dari elemen yang terbawah oleh pemerintah. Pembangunan dapat berupa pembangunan ekonomi, sosial, politik. Pembangunan mengandung makna yang luas sebagai suatu proses multidimensi yang mencakup perubahan perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan lembagalembaga nasional maupun lokal dan juga akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan,dan pemberantasan kemiskinan (Todaro,2000)

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan nasional yang mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara diselenggarakan oleh masyarakat dan pemerintah. Tujuan pembangunan tersebut harus diperjuangkan mengingat selama ini pembangunan diidentikkan dengan industrialisasi sehingga sering kali kurang memperhatikan aspek pemerataan (Gilarso, 1992).

Perwujudan tujuan masyarakat yang adil dan makmur dapat berupa penciptaan lapangan kerja, pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan stabilitas nasional. Perwujudan tersebut sempat terhambat dengan adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997. Pada saat krisis ekonomi, kondisi perekonomian Indonesia mengalami keterpurukan, hal ini ditunjukkan


(17)

dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, banyaknya bank-bank yang dilikuidasi, di sektor riil banyak usaha-usaha besar yang gulung tikar (Sugiyono, 2002).

Pelaku ekonomi, menurut Selo Soemardajan, dibagi atas dua sector besar,yaitu sector publik dan sector swasta (Nurul, A & Phillipus, 2004: 5). Kedua sektor ini sama-sama melakukan kegiatan ekonomi. Sektor publik, kegiatan ekonomi disebut juuga pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk kesejahteraan umum. Sedangkan pada sector swasta, kegiatan ekonomi dilakukan untuk kepentingan komersial atau keuntungan bisnis, menekan biaya sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Kondisi yang berbeda terjadi pada usaha kecil menengah, dimana usaha kecil menengah tetap tegar pada saat krisis ekonomi melanda, dan memberikan kontribusi yang besar. Pada saat krisis ekonomi, usaha kecil menengah terbukti mampu menampung 99,45 persen dari total tenaga kerja atau 73,24 juta tenaga kerja. Peranan usaha kecil menengah, terutama sejak krisis ekonomi dapat dipandang sebagai katup pengaman dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional maupun penyerapan tenaga kerja. (Suryadharma Ali, 2008) menyatakan bahwa usaha kecil menengah merupakan benteng pertahanan ekonomi nasional sehingga bila sektor tersebut diabaikan sama artinya tidak menjaga benteng pertahanan Indonesia.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peranan serta kelembagaan usaha kecil menengah dalam perekonomian nasional, maka pemberdayaan tersebut perlu dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan Masyarakat secara menyeluruh, sinergis dan


(18)

berkesinambungan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka Pemerintah mengesahkan UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Undang-undang ini disusun dengan maksud untuk memberdayakan usaha mikro kecil dan menengah. 3 Kebijakan pemerintah dewasa ini telah cukup menunjukkan keberpihakan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Banyak upaya dan langkah-langkah pemerintah menyangkut pemberdayaan pada UMKM, pemerintah mempunyai komitmen yang tinggi untuk membantu UMKM baik menyangkut peningkatan SDM, permodalan maupun akses pasar.

Melihat persoalan yang dihadapi UMKM, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan kredit bagi UMKM dan Koperasi dengan pola penjaminan oleh Presiden RI tanggal 5 November 2007 di lantai 21 gedung kantor pusat BRI dengan nama Kredit Usaha Rakyat (KUR). Peluncuran KUR merupakan upaya pemerintah dalam mendorong perbankan penyaluran kredit pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi. Program ini sangat direspon positif oleh berbagai kalangan , termasuk para pengusaha pengusaha muda.

Kebijakan pemerintah di dalam pengembangan Pemerintah Daerah atau otonomi daerah membuat UMKM lebih diperhatikan oleh pemerintah daerahnya, karena salah satu syarat utama untuk menjadi otonomi adalah bahwa daerah yang bersangkutan harus mempunyai pendapatan daerah yang cukup untuk membiayai roda perekonomian. Ini berarti perlu kegiatan-kegiatan atau lembaga-lembaga ekonomi lokal, termasuk UMKM yang akan memberikan kontribusi pada pendapatan daerah. Jadi peran UMKM di daerah tidak saja sebagai salah satu instrumen kebijakan pemerintah untuk menghilangkan kesenjangan pendapatan


(19)

atau pembangunan antar wilayah, melainkan juga sebagai alat pengembangan otonomi daerah.

Kredit Usaha Rakyat merupakan kredit/pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKMK yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan Koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan, dan jasa keuangan simpan pinjam. Penyaluran KUR dapat dilakukan langsung, maksudnya UMKM dan Koperasi dapat langsung mengakses KUR di Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana. Pendekatan pelayanan kepada usaha mikro, maka penyaluran KUR dapat juga dilakukan secara tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat mengakses KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan KSP/USP Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya yang

bekerjasama dengan Bank Pelaksana.

diakses pada tanggal 13 november 2013 pukul 12:00)

Secara umum tujuan Program KUR ialah melakukan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan koperasi (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, penanggulangan kemiskinan, peningkatan akses pada sumber pembiayaan, pengembangan kewirausahaan, peningkatan pasar produk UMKMK, reformasi regulasi UMKMK. Upaya peningkatan akses pada sumber pembiayaan antara lain dilakukan dengan memberikan penjaminan kredit bagi UMKMK melalui Kredit usaha rakyat. Sejauh ini sampai Agustus 2013 pemerintah telah menyalurkan


(20)

sekitar Rp77,5 triliun kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang di salurkan lewat Bank Rakyat Indonesia. Dengan sektor terbanyak pemakai bantuan kredit usaha tersebut adalah sektor perdagangan dengan nilai 71 triliun.

diakses pada tanggal 20 desember 2013 pukul 20:00 )

Banyak pihak yang telah merasakan manfaat daripada program yang dibuat oleh Presiden ini. Di Sumatera sendiri total realisasi KUR sampai dengan Agustus 2013 tersebut mencapai 6,32 triliun rupiah, dengan pemakai bantuan tersebut paling banyak adalah sektor perdagangan. Salah satu daerah yang mendapatkan manfaat daripada program KUR ini adalah daerah yang terletak di Sumatera Utara, Kota Medan, tepatnya di daerah Kelurahan Harjosari , Kecamatan Medan Amplas yang dilaksanakan oleh Bank BRI Unit Simpang Mariendal. Kehadiran program ini pada masyarakat sekitar sangat berguna karna dapat membantu modal usaha masyarakat yang notabene mayoritas mempunyai usaha di bagian perdagangan. Namun setiap program ini tidak serta merta berdampak menguntungkan para pelaku usaha maupun bank pelaksana, karna masih terdapat masalah masalah dalam pelaksananaan program kur tersebut, sehingga tujuan daripada program kur tersebut tidak tepat sasaran. Baik itu daripada badan pelaksana KUR maupun daripada pengetahuan para pelaku usaha yang menerima bantuan modal tersebut.

Program KUR yang dilaksanakan di daerah ini sebenarnya sangat berdampak positif terhadap masyarakat, dikarenakan tidak memerlukan agunan,


(21)

tapi lebih melihat kepada usaha yang dijalankan, namun para pelaku usaha yang menerima modal bantuan modal tersebut berpikiran bahwa modal tersebut merupakan hibah daripada pemerintah, sehingga tidak terlalu penting untuk dikembalikan, sehingga bank pelaksana sering mengalami “kredit macet” di daerah ini. Adapun kasus lain yang menjadi sorotan adalah adanya sebagian pelaku usaha yang meminjam bantuan kur tersebut, tetapi tidak menggunakan bantuan tersebut sebagai modal usaha , tetapi untuk hal hal lain yang tidak ada kaitannya dengan usaha yang dia jalani, sehingga membuat pelaku usaha tersebut sulit dalam melakukan pembayaran iuran kepada bank pelaksana dia meminjam modal tersebut.

Mengingat bahwa tujuan sebenarnya daripada Kredit Usaha Rakyat ini adalah pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat, maka dari itu peneliti tertarik untuk mengangkat judul tentang : “Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Oleh Bank Rakyat Indonesiaa (BRI) Di Kelurahan Harjosari Kec. Medan Amplas ” 1.2Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting karena langkah ini akan menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan masalah pada hakikatnya merupakan perumusan pertanyaan yang jawabannya akan dicari melalui penelitian (Suharto, 2008: 23).

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan


(22)

Masyarakat Oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas ?”

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Program Kredit Usaha Rakyat yang berjalan.

2. Untuk mengetahui tingkat Kesejahteraan Masyarakat Di Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas.

3. Untuk mengetahui Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat dalam meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas berdasarkan atas variabel input ,proses, dan output.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan :

1. Pengembangan konsep dan teori-teori yang berkenaan dengan Kredit Usaha Rakyat dan Kesejahteraan Masyarakat.

2. Pengembangan model pelaksanaan Program Pemerintah khususnya Kredit Usaha Rakyat.

3. Untuk peneliti sendiri menambah wawasan tentang Program Kredit Rakyat itu sendiri dan manfaatnya untuk para pelaku usaha.


(23)

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri atas : BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan Sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi pebelitian BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisanya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran sehubungan dengan penelitian yang dilakukan.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Efektivitas

2.1.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan. Dalam artian efektivitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam pengertian teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang universal mengenai apa yang dimaksud dengan “Efektivitas”. Bagaimanapun definisi efektivitas berkaitan dengan pendekatan umum. Bila ditelusuri efektifitas berasal dari kata dasar efektif yang artinya:

1. Ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya) seperti: manjur; mujarab; mempan

2. Penggunaan metode/cara, sarana/alat dalam melaksanakan aktivitas sehingga berhasil guna (mencapai hasil yang optimal)

Efektivitas mengandung pengertian kesesuaian antara output dengan tujuan yang ditetapkan (Subagyo, 2000:23), artinya efektivitas mencerminkan keberhasilan kinerja aparat dalam mencapai rencana yang telah ditetapkan. Efektivitas merupakan ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi telah mencapai tujuannya,maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan secara efektif.


(25)

Menurut Deva dkk (1989 : 279) efektivitas adalah hasil guna kegiatan pemerintah dalam mengurus keuangan daerah sedemikian rupa, sehingga memungkinkan program dapat direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pemerintah dengan biaya yang serendahrendahnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Efektivitas kegiatan diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu kegiatan untuk mewujudkan hasil yang diinginkan. Efektivitas dapat didefinisikan juga dengan empat hal yang menggambarkan tentang efektivitas, yaitu :

1. Mengerjakan hal-hal yang benar, dimana sesuai dengan yang seharusny diselesaikan sesuai dengan rencana dan aturannya.

2. Mencapai tingkat diatas pesaing, dimana mampu menjadi yang terbaik dengan lawan yang lain sebagai yang terbaik.

3. Membawa hasil, dimana apa yang telah dikerjakan mampu memberi hasil yang bermanfaat.

4. Menangani tantangan masa depan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Efektivitas diartikan sebagai sesuatu yang ada efeknya (akibatnya,pengaruhnya), dapat membawa hasil, berhasil guna (tindakan) serta dapat pula berarti mulai berlaku (tentang undang-undang/peraturan). Lebih lanjut menurut Agung Kurniawan dalam bukunya

Transformasi Pelayanan Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:

“Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya” (Kurniawan, 2005:109).

Viviane dan Gilbert de Lansheere dalam bukunya menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan metode pembelajaran telah


(26)

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penentuannya bisa dilakukan salah satunya dengan cara pemberian tes kepada pembelajar. Terlihat disana bahwa acuan tes adalah tujuan pembelajaran. Selanjutnya evaluasi adalah suatu aktivitas yang dirancang untuk menimbang manfaat atau efektivitas suatu program melalui indikator yang khusus, tekhnik pengukuran, metode analisis, dan bentuk perencanaan (Siagian dan Agus, 2010:117).

Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa :“Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya”.

Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan melalui konsep efektivitas. ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pihak-pihak yang melaksanakan evaluasi diantaranya adalah:

a. Melakukan pengukuran kuantitatif maupun kualitatif terhadap program secara tekhnik.

b. Melakukan analisa obyektif dan menghindari analisa subyektif terhadap tujuan. Dengan demikian evaluasi dapat diterapkan sebagai salah satu program yang sangat penting dalam manajemen program (Sirait, 1990:159).


(27)

Evaluasi Pada Tahap Pasca Pelaksanaan, Disini pengertian evaluasi hampir sama dengan pengertian pada tahap pelaksanaan, hanya perbedaannya bahwa yang dinilai dan dianalisa bukan lagi tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai efektivitas dan efisiensi dengan tujuan yang ingin dicapai (Nugroho, 2009:537).

Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk dan manajemen organisasi atau tidak. Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapaian tujuan organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi masukan (input), proses, maupun keluaran (output). Dalam hal ini yang dimaksud sumber daya meliputi ketersediaan personil, sarana dan prasarana serta metode dan model yang digunakan. Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur sedangkan dikatakan efektif bila kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan memberikan hasil yang bermanfaat.

2.1.2 Tolak Ukur Efektivitas

Mengukur Efektivitas Organisasi bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Bila dipandang dari sudut produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa. Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Apabila suatu


(28)

organisasi telah mencapai tujuannya,maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan secara efektif (Mardiasmo 2000:134).

Adapun kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Martani dan Lubis (1987:55), yakni:

1. Pendekatan Sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi. 3.Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana.

Selanjutnya Strees dalam Tangkilisan (2005:141) mengemukakan 5 (lima) kriteria dalam pengukuran efektivitas, yaitu:

1. Produktivitas

2. Kemampuan adaptasi kerja 3. Kepuasan kerja

4. Kemampuan berlaba

5. Pencarian sumber daya alam

Sedangkan Duncan yang dikutip Richard M. Steers (1985:53) dalam bukunya “Efektrivitas Organisasi” mengatakan mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut:


(29)

1. Pencapaian Tujuan

Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor ,yaitu : kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongkrit.

2. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.

3. Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja.

Dari sekian teori yang dikemukakan di atas , peneliti lebih memilih untuk menggunakan teori Martani dan Lubis , yaitu

1. Pendekatan Sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input program.

2. Pendekatan proses (process approach) mnegukur dari program yang sedang berjalan

3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output. Yaitu hasil dari program.


(30)

Dengan teori pengukuran ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengukur tingkat efektivitas program kredit usaha rakyat yang dilaksanakan oleh Bank Rakyat Indonesia dalam meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kelurahan Harjosari, Kecamatan Medan Amplas.

2.2 Kemiskinan

Sebagai suatu kondisi, kemiskinan adalah suatu fakta dimana seseorang atau sekelompok orang hidup di bawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia disebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Siagian 2012:2). Kemiskinan sangat sering terjadi pada daerah daerah yang sedang berkembang. Hal tersebut kebanyakan diakibatkan arna tidak meratanya pendapatan perkapita di suatu daerah dengan daerah lainnya.

Secara umum, istilah miskin atau kemiskinan dapat dengan mudah kita artikan sebagai suatu kondisi yang kurang atau minim. Dalam hal ini Konsep kurang maupun minim dilihat secara komparatif antara kondisi nyata kehidupan pribadi atau sekelompok orang di satu pihak dengan kebutuhan pribadi atau sekelompok orang di lain pihak. Pengertian minim disini bersifat relatif, dapat berbeda dengan rentang waktu yang berbeda. Dapat pula berbeda dengan lingkungan yang berbeda (Siagian, 2012: 2-4).

Beberapa ahli mengemukakan definisi kemiskinan :

1. Mencher (dalam Siagian, 2012: 5) mengemukakan, kemiskinan adalah gejala penurunan kemampuan seseorang atau sekelompok orang atau wilayah sehingga mempengaruhi daya dukung hidup seseorang atau


(31)

sekelompok orang tersebut, dimana pada suatu titik waktu secara nyata mereka tidak mampu mencapai kehidupan yang layak.

2. Pearce (dalam Siagian, 2012: 7) mengemukakan, kemiskinan merupakan produk dari interaksi teknologi, sumber daya alam dan modal, dengan sumber daya manusia serta kelembagaan.

3. Castells (dalam Siagian, 2012: 10) mengemukakan, kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang berada di bawah standar kebutuhan hidup minimum agar manusia dapat bertahan hidup.

Kemiskinan tidak hanya menyangkut persoalan kesejahteraan semata, tetapi kemiskinan menyangkut persoalan kerentanan, ketidakberdayaan, tertutupnya akses kepada berbagai peluang kerja, menghabiskan sebagian besar penghasilannya untuk kebutuhan konsumsi, angka ketergantungan yang tinggi, rendahnya akses terhadap pasar dan kemiskinan terefleksi dalam budaya kemiskinan yang diwarisi dari satu generasi ke generasi berikutnya (Seabrook, 2006:34). Kemiskinan bisa disebutkan sebagai suatu penyakit di kalangan orang orang tertentu yang susah untuk dapat sembuh , walaupun sudah berusaha keras. Sebaiknya dalam menghadapi hal seperti ini, harus ada saling terjalin komunikasi yang baik antara pemerintahan denan warganya, jika tidak demikina, maka penyakit ini akan semakin sulit disembuhakn, malah akan berdampak buruk dan menyebar kemana mana.

2.3 Pemberdayaan Masyarakat

Pembangunan masyarakat menjadi masyarakat madani dan masyarakat sejahtera, diperlukan banyak faktor. Salah satu faktor untuk menunjang hal itu adalah dengan sebuah teori ekonomi sosial yang baik.Istilah sosial (social) pada


(32)

ilmu-ilmu sosial mempunyai arti yang berbeda dengan misalnya dengan istilah sosialisme atau istilah sosial pada depatemen sosial. Pada ilmu sosial, kata sosial menunjuk kepada objeknya yakni masyarakat, sedangkan sosialisme menunjuk kepada suatu ideologi berpokok yang berprinsip pada kepemilikan umum, sedangkan istilah pada departemen sosial menunjuk pada kegiatan-kegiatan di lapangan sosial (Soekanto, 2005: 13)

Hardita (dalam Siagian, 2012: 158) mengemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah proses meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menganalisis keadaan, kesanggupan, dan masalah-masalah aktual yang perlu mendapat penyelesaian. Menurutnya, prinsip pemberdayaan masyarakat adalah pengalaman dan pengetahuan masyarakat tentang keberadaannya yang sangat luas dan berguna serta harapan mereka untuk menjadi lebih baik. Sedangkan titik tolak pemberdayaan masyarakat adalah untuk memandirikan masyarakat agar mampu meningkatkan derajat hidupnya, mengoptimumkan pemanfaatan segala sumber daya yang ada pada mereka dan yang ada di lingkungan mereka dalam rangka peningkatan kualitas hidup mereka.

Makna dari Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dan yang tersedia di lingkungan sekitarnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraannya secara mandiri. Paradigma pemberdayaan sosial yang disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) oleh Pemerintah dan Dewan Permusyawaratan Rakyat (DPR) berisi 3 poin yang diprioritaskan:


(33)

1. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 33 yaitu "Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat" dan pasal 34 berbunyi "Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara."

2. Triple Tracks Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), Pro-Employment, Pro-Income, Pro-Growth dalam bentuk agenda pertumbuhan ekonomi, penyediaan lapangan kerja dan penghapusan kemiskinan.

3. Strategi Pemberdayaan Sosial adalah pengurangan beban pengeluaran beban pengeluaran rakyat dan peningkatan pendapatan rakyat yang diwujudkan dari Gerakan KUTABUNG (Kerja, Untung dan Tabung) Pemberdayaan sosial merupakan suatu upaya untuk membangun semangat hidup secara mandiri di kalangan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-masing secara bersama-sama. Fakta ini sekaligus menjadi pertimbangan utama untuk tidak seharusnya membuat dikotomi diantara permasalahan sosial dan ekonomi. Setiap upaya perbaikan harus dilandasi oleh komitmen individu yang kuat dan mencakup aspek intelektual, spiritual dan emosional. Sasaran yang menjadi fokus penanggulangan kemiskinan melalui strategi pemberdayaan adalah penduduk miskin yang berusia produktif, yaitu berkisar antara 15 tahun hingga 55 tahun. Penduduk miskin pada kisaran usia ini yang sehat jasmani maupun rohani merupakan sumber daya manusia yang memiliki potensi besar untuk menjadi pelaku aktif dalam pembangunan.

Pembangunan sosial secara khusus memiliki pengertian sebagai pembangunan yang menyangkut aspek non ekonomi dan dalam rangka tercapainya hak asasi


(34)

atau kehidupan warga masyarakat sesuai harkat martabatnya sebagai manusia. Pada rumusan Pre-Conference Working Party dari International Conference of Social Welfare, pembangunan sosial diartikan sebagai aspek keseluruhan pembangunan yang berhubungan dengan relasi-relasi sosial, sistem-sistem sosial dan nilai-nilai yang berhubungan dengan hal itu (Sumarnogroho, 1984, dalam Soetomo, 2010:312). Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa pembangunan sosial memberi perhatian kepada keseimbangan kehidupan manusia dalam memperbaiki atau menyempurnakan kondisi-kondisi sosial mereka. Rumusan tersebut termasuk pengertian pembangunan sosial yang memiliki cakupan yang cukup luas.

Sebagai program yang digunakan sebagai pengentasan kemiskinan, kredit usaha rakyat merupakan program yang bersifat partisipatis, dimana kalangan masyarakat dalam hal ini para pelaku usaha yang mendapatkan pinjaman diikutsertakan berperan aktif dalam peningkatan kesejahteraan mereka, melalui peminjaman modal untuk meningkatkan pendapatan maupun menambah modal usaha mereka.

2.4 Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan (welfare) ialah dua kata benda yang dapat diartikan nasib yang baik, kesehatan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk pada keadaan yang baik, kondisi masyarakat dimana orang orangnya dalam keadaan makmur, sehat dan damai. Perserikatan bangsa-bangsa telah lama mengatur masalah kesejahteraan social. PBB memberi batasan kesejahteraan social sebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisasi yang bertujuan untuk membantu individu atau masyarakat guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan


(35)

dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga dan masyarakat.

Di indonesia Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2009 yang memberi defenisi kesejahteraan siosial sebagai suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spritusl yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin , yang memungkinkan bagi setiap warga untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan social yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak atau kewajiban manusia sesuai dengan pancasila. Pasal 33 tentang sistem perekonomian dan 34 tentang kepedulian Negara pada kelompok lemah , menempatkan Negara sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam mewujudkan kesejahteraan social.

Dari defenisi di atas dapat dikatakan bahwa kesejahteraan sosial senantiasa menjadi tujuan pembangunan di Indonesia yang diarsiteki oleh Negara ( welfare State ). Kita bisa melihat betapa pentingnya campur tangan negra pada saat melambungnya harga minyak goreng akibat langkanya pasokan minyak untuk dalam negeri. Negara kemudian memberlakukan operasi pasar hingga pengenaan impor minyak goreng kepada pengusaha. Artinya Pasar bebas tidaklah selalu sempurna., dan arena ketidaksempurnaan itulah peran Negara dibutuhkan.


(36)

Badan Pusat statistik melakukan pengelompokan indikator dalam pengukuran tingkat Kesejahteraan Sosial, yaitu:

1. Pekerjaan/usaha 2. Perumahan 3. Pendidikan

4. Kesehatan(http://www.bps.go.id diakses pada tanggal 12 januari 2014 pukul 13:00)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indikator yang di buat oleh Badan Pusat Statisik sebagai acuan untuk mengukur tingkat Kesejahteraan Masayarakat yang akan diteliti.

2.5 Program Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Sebagai salah satu bentuk daripada kebijakan yang dibentuk oleh pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan yang terjadi di negara indonesia, Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program bentukan dari presiden dalam menegentaskan kemiskinan. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu jenis kredit yang terbentuk dari hasil kerja sama dengan pemerintah. Kredit ini diberikan melalui bank sebagai kreditur atau penyedia dana untuk masyarakat yang ingin membangun usaha sendiri. Merupakan bagian dari program kerja pemerintah Pengucuran dana ini umumnya dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) dimana Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan milik negara.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) mampu menjangkau seluruh kecamatan di Indonesia, sangat terkenal dengan micro banking dan telah memperoleh penghargaan baik nasional maupun internasional. Kontribusi micro banking


(37)

KUR ini adalah kredit yang ditujukan bagi peminjam yang ingin merintis usaha sendiri tetapi masih dengan skala mikro, kecil dan menengah. Bank Rakyat Indonesia sendiri memiliki komitmen untuk untuk membantu mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu bentuk komitment itu adalah dengan dibukanya Kredit untuk Modal usaha bagi UMK dan koperasi yang disebut dengan KUR. KUR ini merupakan alternatif bagi Usaha Kecil, Mikro dan Koperasi untuk mendapatkan modal usaha. Kendala yang seringkali dihadapi oleh pengusaha Kecil, Mikro dan Koperasi adalah masalah permodalan didalam mengembangkan usahanya.

KUR sendiri pertama kali diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 5 November 2007. Tujuan diluncurkannya KUR adalah untuk mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM, untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi dan untuk penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. Sampai dengan akhir tahun 2006, jumlah unit UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Indonesia mencapai angka 48,8 juta unit usaha. Namun demikian, dari jumlah tersebut, yang telah memperoleh kredit dari perbankan hanya sekitar 39,06% atau 19,1 juta, sehingga sisanya sejumlah 29,7 juta sama sekali belum tersentuh perbankan. Dari sejumlah 48,8 juta UMKM tersebut ternyata 90 persennya adalah Usaha Mikro yang berbentuk usaha rumah tangga, pedagang kaki lima, dan berbagai jenis usaha mikro lain yang bersifat informal, di mana pada skala inilah paling banyak menyerap tenaga kerja (pro job) dan mampu menopang peningkatan taraf hidup masyarakat (pro poor).


(38)

kur.com/landasan_hukum.asp

Pada dasarnya, KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha produktif melalui program penjaminan kredit. Perseorangan, kelompok atau koperasi dapat mengakses program ini dengan kredit maksimum Rp 500 juta. Sumber dana adalah bank yang ditunjuk dengan tingkat bunga maksimum 16 persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin adalah 70 persen dari alokasi total kredit yang disedikan oleh bank tersebut. Masa pinjam kredit untuk modal kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi. Agribisnis, bidang usaha yang layak adalah input produksi hingga penyediaan alat dan mesin pertanian, aktivitas on-farm, dan pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian. Secara nasional penyaluran KUR banyak diarahkan ke sektor perdagangan, restoran dan hotel yang mencapai 55 % dari total penyaluran KUR diikuti dengan penyaluran ke sektor pertanian sebesar 27 % dan sektor lain sebesar 9 %.

diakses pada tanggal 21 November 2013 pukul 12:00)

Ada tiga Skim yang dapat dilayani oleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini yaitu : 1. KUR Ritel

Untuk KUR Ritel, Modal usaha dengan plafond Rp. 5 Juta s/d Rp. 500 juta dapat di layani Kantor cabang BRI dan Kantor Cabang Pembantu.

2. KUR MIKRO

Untuk KUR Mikro, Modal Usaha dengan plafond dibawah Rp. 5 juta, dapat dilayani oleh BRI Unit.


(39)

3. KUR Linkage

KUR Linkage, ditujukan untuk BKD, KSP/USP, BMT, LKM lainnya dapat dilayani di Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu. Plafond kredit Rp. 5 Juta s/d Rp. 500 juta. Pinjaman LKM ke end user maksimal Rp. 5 juta.

2.5.1 Syarat Pemberian Kredit Usaha Rakyat

Adapun persayaratan calon debitur UMKM dan koperasi yang dapat mengakses Kredit Usaha Rakyat adalah individu (perorangan badan hukum), kelompok, koperasi yang melakukan usaha produktif dan memenuhi syarat antara lain :

1. Legalitas perorangan dan Badan Usaha Hukum, seperti : a. KTP dan Kartu Keluarga untuk individu,

b. Surat Pengukuhan Instansi terkait Surat Keterangan Usaha dari Lurah/Kepala Desa dan/ atau akte Notaris untuk kelompok, dan

c. AD/ART beserta perubahannya

d. Badan Hukum lain sesuai ketentuan yang berlaku untuk Koperasi 2. Perijinan usaha :

a. Untuk kredit dengan plafond sid Rp.100 juta, ijin usaha a.I. TDP, Slur, dan SITU dapat digantikan dengan Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah.

b. Pinjaman dengan Plafond di atas RP. 100 juta perijinan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. UMKM dan Koperasi yang baru memulai usaha, minimal usahanya telah berjalan selama 6 bulan.


(40)

a. Kredit Modal Kerja jangka waktu maksimal 3 tahun b. Kredit Investasi jangka waktu maksimal 5 tahun

2.5.2 Tahap-tahap pengajuan dan pemberian Kredit Usaha Rakyat Adapun tahap-tahap dalam mengajukan permohonan KUR terhadap Bank Rakyat Indonesia antara lain adalah :

1. Calon debitur mengajukan permohonan KUR secara tertulis kepada pihak BRI Unit simpang mariendal. Calon debitur KUR datang ke kantor BRI Unit simpang mariendal, kemudian dengan dibantu oleh Customer Service, calon debitur KUR mengisi formulir pendaftaran atau formulir pengajuan permohonan KUR yang sudah disediakan pihak bank, kemudian ditandatangani oleh pemohon. Calon debitur KUR diharuskan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam hal pengajuan permohonan KUR. KUR diperkenalkan sebagai kredit yang mudah didapat, maka syarat-syarat yang ditetapkan pun sangat sederhana. Syarat-syarat yang perlu disertakan adalah bukti identitas diri berupa fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), fotokopi Kartu Keluarga (KK), dan Surat Keterangan Usaha.

2. Tahap Analisis Kredit/Tahap Pemeriksaan Berdasarkan arahan Bank Indonesia sebagaimana termuat dalam SK Direksi Bank Indonesia No. 27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995, setiap permohonan kredit yang telah memenuhi syarat harus dianalisis secara tertulis dengan pinsip sebagai berikut: a. Bentuk, format, dan kedalaman analisis kredit ditetapkan oleh bank

yang disesuaikan dengan jumlah dan jenis kredit.

b. Analisis kredit harus menggambarkan konsep hubungan total permohonan kredit. Ini berarti bahwa persetujuan pemberian kredit


(41)

tidak boleh berdasarkan semata-mata atas pertimbangan permohonan untuk satutransaksi atau satu rekening kredit dari pemohon, namun harus didasarkan atas dasar penilaian seluruh kredit dari pemohon kredit yang telah diberikan dan atau akan diberikan secara bersama-sama oleh bank,

c. Analisis kredit harus dibuat secara lengkap, akurat, dan objektif yang sekurang-kurangnya meliputi menggambarkan semua informasi yang berkaitan dengan usaha dan data pemohon termasuk hasil penelitian pada daftar kredit macet; penilaian kelayakan jumlah permohonan kredit dengan kegiatan usaha yang akan dibiayai, dengan sasaran menghindari kemungkinan terjadinya praktek mark up yang dapat merugikan bank; menyajikan penilaian yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh pihakpihak yang berkepentingan dengan permohonan kredit.

d. Analisa kredit sekurang-kurangnya harus mencakup penilaian tentang prinsip 5C dan penilaian terhadap sumber pelunasan kredit yang dititik beratkan pada hasil usaha yang dilakukan pemohon serta menyediakan aspek yuridis perkreditan dengan tujuan untuk melindungi bank atas resiko yang mungkin timbul,

e. Dalam penilaian kredit sindikasi harus dinilai pula bank yang bertindak sebagai bank induk. Bagaimanapun arahan diatas, tetap terbuka peluang bagi bank-bank untuk mengatur kebijakan kreditnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bank itu sendiri. BRI Unit Tolan Pekan dalam melakukan analisis kredit pun mempunyai kebijakan


(42)

sendiri yang tentunya tetap berpedoman pada arahan Bank Indonesia. Laporan keuangan calon debitur merupakan salah satu data pokok mutlak dalam hal analisis.

Pada tahap pemeriksaan, setelah syarat-syarat dilengkapi, pihak BRI Unit Tolan Pekan dalam hal ini Mantri (account officer) akan melakukan checking serta peninjauan langsung ke lapangan tentang layak atau tidaknya calon debitur kredit usaha rakyat diberikan pinjaman dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan permohonan KUR tersebut antara lain :

a. Mencocokan fotokopi bukti diri/ identitas lain sesuai dengan aslinya. b. Menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha calon debitur kredit

usaha rakyat. Misalnya: tentang modal, tentang pinjaman pada pihak lain,dll. Tujuannya adalah untuk menganalisis apakah calon debitur mampu mengembalikan pinjaman atau tidak.

c. Menanyakan tentang keuntungan dari usaha calon debitur kredit usaha rakyat dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan membayar pinjaman. 3. Tahap Pemberian Putusan Kredit

Tahap ini, calon debitur akan memperoleh keputusan kredit yang berisi persetujuan akan adanya pemberian kredit usaha rakyat sesuai permohonan yang diajukannya. Keputusan persetujuan permohonan kredit berupa mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur. Pihak BRI Unit Teluk Panji akan memberitahukan kepada calon debitur untuk mengkonfirmasi kembali beberapa hari menurut hari yang telah ditentukan oleh pihak bank setelah pengajuan permohonan kredit. Biasanya pemberian putusan dilakukan 3-5 hari setelah pendaftaran permohonan kredit usaha rakyat. Pada BRI Unit Teluk Panji,


(43)

sebelum pemberian putusan kredit, Kepala Unit BRI Unit Teluk Panji wajib meneliti dan memastikan bahwa dokumen-dokumen yang berkaitan atau yang mendukung pemberian keputusan kredit masih berlaku lengkap, sah, dan berkekuatan hukum.

4. Tahap Pencairan Kredit/Akad Kredit.

Tahap akad kredit pencairan meliputi beberapa tahap yaitu tahap persiapan pencairan, penandatangan perjanjian pencairan kredit, fiat bayar dan pembayaran pencairan kredit. Adapun penjelasan mengenai langkah-langkah pada tahap akad kredit adalah:

1) Persiapan Pencairan

Setelah Surat Keterangan Permohonan Pinjam (SKPP) diputus, Costumer services mencatatnya pada register dan segera mempersiapkan pencairan sebagai berikut :

a. Memberitahukan pada calon debitur bahwa permohonan KUR nya telah mendapat persetujuan atau putusan dan kepastian tanggal pencairannya.

b. Menyiapkan Surat Pengakuan Hutang c. Mengisi kuitansi pencairan KUR

2) Penandatanganan Perjanjian Pencairan KUR

Berkas atau kelengkapan pencairan disini adalah Surat Pengakuan Hutang, sebelum penandatanganan berkas pencairan kredit usaha rakyat, Customer service

harus memastikan bahwa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pencairan kredit usaha rakyat telah ditandatangani oleh debitur sebagai bukti persetujuan debitur. Setelah itu, Customer service meminta debitur untuk membaca dan memahami Surat Pengakuan Hutang (SPH) dan menandatangani


(44)

SPH tersebut selanjutnya diserahkan pada kepala unit untuk diperiksa. Menjaga keamanan dan melaksanakan prinsip kehati-hatian maka Customer service

mencocokkan tanda tangan dengan tanda tangan debitur pada waktu pendaftaran, kemudian menyerahkan semua berkas kepada Kepala Unit untuk di fiat bayar. 3) Fiat Bayar

Kepala Unit memeriksa berkas tentang kebenaran dan kelengkapan pengisian berkas kredit usaha rakyat untuk dicocokkan dengan syarat yang disebutkan dalam putusan kredit, setelah yakin maka kepala unit membubuhkan tanda tangan sebagai persetujuan fiat bayar. Setelah selesai, kwitansi diserahkan pada teller dan berkas diserahkan pada customer service.

4) Pembayaran Pencairan KUR tanpa Jaminan

Pembayaran pencairan kredit usaha rakyat kepada debitur dilakukan oleh teller berdasarkan kwitansi yang diterima dari kepala unit dengan terlebih dahulu meneliti keabsahan kwitansi. Apabila terjadi keterlambatan pencairan dana kredit usaha rakyat, disebabkan oleh banyaknya peminat yang hendak menjadi calon debitur kredit usaha rakyat, mengingat jumlah tenaga yang menangani kredit usaha rakyat tidak sebanding dengan jumlah peminat kredit usaha rakyat.

2.6 Kerangka Pemikiran

Masalah kemiskinan yang masih membelenggu hampir di seluruh negara berkembang merupakan kesalahan daripada pembangunan yang tidak merata, sehingga mengakibatkan ketimpangan di dalam kelompok masyarakat. Masalah yang paling menonjol adalah kurang meratanya pembangunan yang menjadikan masyarakat kurang mendapat dampak pembangunan yang dikehendaki.


(45)

Banyak program yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka pemerataan pembangunan dengan tujuan pengentasan kemiskinan, semisal program program pemberdayaan masyarakat, dengan tujuan agar masyarakat dapat berdaya guna dan mandiri.

Kredit usaha rakyat merupakan salah satu program pemerintah yang dibentuk untuk pengentasan kemiskinan dengan memberikan modal bantuan kepada para pelaku usaha untuk menambah modal dan meningkatkan produksi, dan pastinya agar dapat menjadikan masyarakat tersebut hidup sejahtera.

Para pelaku usaha yang berada di kelurahan harjosari, kecamatan medan amplas mempunyai usaha yang mayoritas adalah home industri. Kredit usaha rakyat merupakan hal yang sangat membantu para pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya, namun dalam realisasinya program tersebut tidak serta merta berhasil untuk mencapai tujuannya, sebab masih ada para pelaku usaha yang belum tahu menahu tentang sistem bantuan modal tersebut, sehingga sering terjadi masalah antara debitur dan pihak bank.

Bank Rakyat Indonesia selaku penyelenggara kredit usaha rakyat di kelurahan harjosari kecamatan medan amplas diharapkan dapat memberikan pelayanan yang maksimal baik dari segi informasi maupun pelaksanan kredit usaha rakyat tersebut, agar pelaksanaan nya tepat sasaran dan tercapai tujuannya dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat/para pelaku usaha.


(46)

Bagan 2.1

Bagan Alur Pikir

Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia

Kelurahan Harjosari, Kecamatan Medan Amplas Pelaku Uaha /Masyarakat

Indikator Kesejahteraan Masyarakat 1. Variabel input 2. Variabel proses 3. Variabel output

Tolak Ukur Efektivitas 1. Pekerjaan/usaha 2. Perumahan 3. Pendidikan 4. kesehatan


(47)

2.7 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.7.1 Defenisi Konsep

Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi, 2009:112) .Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang dikaji. Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep konsep yang dijadikan penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan memebatasi makna konsep konsep yang diteliti. Proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian disebut defenisi konsep. Secara sederhana defenisi diartikan sebagai batasan arti. (Siagian, 2011:138)

Yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah :

1. yang dimaksud dengan efektivitas adalah suatu kondisi yang diukur untuk menggambarkan tentang suatu program yang berjalan , apakah sudah sesuai dengan tujuan dan manfaatnya, tolak ukur yang dipakai melalui input, proses dan output

2. Kredit Usaha Rakyat dalam penelitian ini adalah skema kredit atau pembiayaan yang khusus diperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan koperasi yang usahanya layak namun tidak mempunyai agunan yang cukup sesuai persyaratan yang ditetapkan perbankan. Tujuan diluncurkan program KUR adalah meningkatkan perekonomian, pengetasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja.


(48)

3. yang dimaksud dengan kesejahteraan masyarakat adalah suatu kondisi di dalam masyarakat , dimana segala kebutuhan dasar nya terpenuhi, seperti sandang dan pangan.

4. yang dimaksud dengan masyarakat adalah suatu kelompok para pelaku usaha yang mendapatkan bantuan modal dari kredit usaha rakyat.

2.7.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah langkah lanjutan dari perumusan defenisi konsep. Jika perumusan defenisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep konsep, baik berupa obyek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti. Perumusan operasional ditujukan dalam upaya transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep penelitian dapat diobservasi.(Siagian, 2011:141)

Adapun indikator yang digunakan untuk memberikan kemudahan dalam memahami variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel input

Variabel input disini adalah suatu tolak ukur dilihat dari masukan yang diambil dari program kredit usaha rakyat, yaitu :

a. Tingkat ketepatan sasaran bantuan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diberikan kepada para pelaku usaha di kelurahan harjosari kecamatan medan amplas

b. Sosialisasi oleh petugas mengenai Kredit Usaha Rakyat untuk mengetahui efektif tidaknya pelaksanaan program pemberian Kredit Usaha Rakyat.


(49)

2. Variabel proses

Variabel proses disini adalah suatu tolak ukur yang dilihat dari bagaimana program tersebut direspon oleh masyarakat, yaitu :

a. Tepat atau tidaknya pemanfaatan dana bantuan tersebut sesuai dengan tujuan pemerintah

b. Pemantauan daripada para petugas bank untuk mengetahui sampai sejauh mana bantuan dana tersebut membantu dalam menigkatkan kesejahteraan masyarakat

c. Repon respon daripada para petugas dalam menanggapi atau memberi solusi terhadap masalah para pelaku usaha mengenai bantuan modal tersebut

3. Variabel output

Variabel ini bisa disebut sebagai tolak ukur apakah program yang berjalan efektif atau tidak dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaiu : a. Pekerjaan / usaha adalah suatu kondisi yang diukur setelah menerima

bantuan kredit tersebut apakah meningkatkan pendapatan atau malah sebaliknya

b. Perumahan adalah tempat tinggal yang digunakan oleh para pelaku usaha selama menggunakan dana bantuan kredit usaha tersebut

c. Pendidikan adalah kualitas pendidikan yang di miliki oleh pelaku usaha, atau akses untuk menuju ke jenjang pendidikan yang jauh lebih tinggi terhadap keluarganya

d. Kesehatan adalah kemampuan untuk memenuhi kesehatan dasar jasmani seperti pemenuhan kebutuhan gizi dasar, dan pengobatatan.


(50)

BAB III`

METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Deskriptif yaitu pemusatan perhatian kepada masalah-masalah yang bersifat aktual serta menggambarkan fakta-fakta di lapangan tentang masalah yang akan diselidiki sebagaimana adanya diiringi interpretasi rasional dan akurat (Siagian, 2011; 201). Hal hal yang diteliti dalam penelitian ini seperti kondisi para umkm sebelum dan sesudah menerima program kur dan dampak nya dalam kehidupan sehari hari untuk meningkatkkan taraf hidup masyarakat tersebut. 3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Harjosari, Kecamatan Medan Amplas. Alasan pemilihan lokasi tersebut adalah karena peneliti ingin mengetahui secara pasti bagaimana ke efektivitasan program kredit usaha rakyat yang berjalan di daerah tersebut dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Secara umum populasi merujuk pada sekumpulan individu atau objek. Individu atau objek yang menjadi populasi penelitian harus memiliki ciri atau sifat yang sama. Dalam populasi penelitian terdapat serangkaian ukuran khusus yang berlaku bagi seluruh unsur-unsur yang menjadi bagian dari populasi itu (Siagian, 2011: 155).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat atau para pelaku usaha yang mendapatkan bantuan modal Kredit Usaha Rakyat, yang berjumlah : 243 UMKM


(51)

3.3.2 Sampel

Secara umum sampel adalah contoh. Dalam kaitannya dengan penelitian sampel adalah sebagian dari objek, kejadian atau individu yang terpilih dari populasi yang diambil datanya yang akan diteliti (Roscoe dalam Matias, 2011; 156). Menurut Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Maka untuk menentukan sampel yang jumlah populasinya lebih dari 100 maka diambil sampel sejumlah 10 – 20 % dari populasi dan dianggap representatif (Arikunto, 1997; 20). Maka besar sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebesar 10% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 25 pelaku usaha/UMKM dan sampel tersebut yang diambil bersifat homogen.

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel

Adapun teknik yang digunakan dalam penarikan sampel yaitu teknik Non Probability Sampling yang termasuk ke dalam non random sampling dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu metode yang berdasarkan penunjukan sesuai dengan kewenangan dan kedudukan sampel (Faisal, 2007; 59).. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Keluarga/Pelaku Usaha yang menjadi peminjam KUR dalam hal ini tidak dibatasi perempuan atau laki-laki. Karena hal itu memudahkan peneliti untuk mengukur tingkat Efektivitas Kredit Usaha Rakyat terhadap Kesejahteraan Para Pelaku Usaha/Masyarakat berdasarkan indikator yang telah ditetapkan


(52)

3.4 Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala yang dapat diamati dari objek penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan mengamati kegiatan para pelaku usaha yang sedang berlangsung, memperhatikan lingkungan sekitar, mengamati tentang kehidupan keluarga dan sekitar dan menilai tingkat kesejahteraan pelaku usaha tersebut.

b. Wawancara yang dilakukan oleh si peneliti misalkan adalah bertanya tanya tentang perkembangan usaha yang dijalankan setelah mendapatkan program KUR, dan segala kendala atau masalah yang dihadapi dalam penggunaan nya..

c. Yang terakhir yaitu si peneliti memberikan serangkaian pertanyaan melalui angket/kuesioner yang diberikan kepada para pelaku usaha mengenai Program KUR yang berjalan dalam usaha para pelaku usaha seperti tingkat pengetahuan akan Program KUR, Perkembangan yang dialami dan Dampak nya apakah memberikan efek positif yang baik atau tidak.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam hal ini si peneliti mengutuip dari buku buku yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah tentang pengentasan kemiskinan yang salah satunya adalah program KUR yang ditujukan untuk perkmbangan para


(53)

pengusaha kecil dan menengah. Juga pengutipan dari website atau jurnal yang memiliki korelasi dengan judul ini, dan mempunyai data yang valid.

3.5 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya. Data yang telah didapatkan dari hasil penelitian di lapangan kemudian dikumpulkan serta diolah dan dianalisis dengan menggambarkan dan menjelaskan serta memnerikan komentar dengan menggunakan tabel tunggal sehingga data dapat dibaca dengan mudah untuk mengetahui jawaban dari masalah yang diteliti. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut :

a. Editing adalah meneliti data yang diperoleh dari hasil penelitian b. Koding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban menurut jenisnya c. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan agar data mudah

dianalisis dan dapat disimpulkan serta untuk menjawab masalah yang ditemukan dalam penelitian sehingga jawaban yang beraneka ragam dapat disingkat

d. Menghitung frekuensi yaitu dengan menghitung besar frekuensi data pada masing-masing kategori.


(54)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Harjosari I

Kelurahan Harjosari merupakan daerah yang dulunya masih merupakan kawasan daripada Deli Serdang, dan termasuk dalam nama kelurahan Harjosari. Pada tahun 1976 sampai pada tahun 1982 terjadi pemekaran daerah dan kelurahan Harjosari sudah tidak lagi kawasan Deli Serdang tetapi sudah masuk ke Kecamatan Medan Kota, Kotamadya Medan. Tepatnya pada tahun 1992 terjadi pemekaran daerah lagi dan menjadikan Kelurahan Harjosari masuk ke dalam Kecamatan Medan Amplas.Harjosari terbagi menjadi dua kelurahan yaitu Harjosari I dan Harjosari II. Harjosari I merupakan kelurahan yang paling dekat dengan kantor camat medan amplas, sekitar 1 km dan memiliki luas wilayah terbesar kedua setelah Harjosari II dari tujuh kelurahan yang ada di kecamatan medan amplas dengan luas wilayah sebesar 4.15 km2.

Komposisi penduduk yang dimiliki oleh Keluraha Harjosari ini sangat beragam , mulai dari penduduk asal setepat sampai dengan perantau yang berasal dari luara daerah. Jumlah penduduk yang mendiami wilayah Kelurahan Harjosari I ini adalah yang terbesar dari tujuh keluaraha yang ada di Kecamatan Medan Amplas yaitu sebesar 31.979 jiwa. Kebanyakan penduduk yang bermukim di kelurahaan Harjosari I ini adalah suku Jawa, Batak, Padang dan sedikit Aceh. Profesi penduduk di kelurahan ini mayoritas sebagai wirausaha, misalnya berdagang, home industri dan lain sebagainya.


(55)

4.2 Data Monografi 4.2.1 Data Demografi

Kelurahan Harjosari I terletak pada Kecamatan Medan Amplas Kotamadya Medan provinsi Sumatera Utara. Dengan batas batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sitirejo III b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Harjosari II d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor

4.2.2 Struktur organisasi Pemerintah Kelurahan Harjosari I

Struktur Organisasi Pemerintah Kelurahan Harjosari menganut menganut sistem kelembagaan pemerintahan dengan pola minimal. Berikut adalah penjabaran Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Harjosari I

Lurah : Alwendra Frans Ulin Barus, SSTP, Msi (Nip : 19770802 199511 1 001) L P M : Ir. Sugiono HS SH, MM, MBA

Sekretaris : Leny Rangkuty (Nip : 19780212 200502 2 004) Kasi. Pem. : Siti Cholida Hsb. (Nip : 196112311986022014) Kasi. Pemb. : Sri Masrika, S.Sos (Nip : 197001181991032003) Kasi. Trantib : Has. Tarihoran (Nip : 196407161993031003)

Kepala Lingkungan I : Soekirmanto Kepala Lingkungan II : Drs. H. Sabron Kepala Lingkungan II : Sakimin Kepala Lingkungan IV : Rahmat


(56)

Kepala Lingkungan V : Parluhutan Tampubolon Kepala Lingkungan VI : Drs. M. Yunus

Kepala Lingkungan VII : Nursal Zaman Kepala Lingkungan VIII : Bambang Hariyanto Kepala Lingkungan IX : Tumirun

Kepala Lingkungan X : J. R. Napitupulu Kepala Lingkungan XI : Mhd. Saleh Kepala Lingkungan XII : Sutrisno Kepala Lingkungan XIII : Sunarto Kepala Lingkungan XIV : Supono 4.2.3 Kependudukan

Jumlah Penduduk yang ada di Kelurahan Harjosari I adalah 31.979 jiwa dengan banyak keluarga sebesar 7.163 rumah tangga. Data penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut

Diagram 4.1


(1)

baru hasil dari usaha nya, penambahan karyawan dan pemenuhan kebutuhan pendidikan anak yang dihasilkan dari usaha yang dilakukan orang tua nya. Sebaiknya program KUR ini tetap djalankan oleh pemerintah yang akan datang, dikarenakan tambuk kekuasaan negara akan digantikan. Kiranya program program seperti ini dapat semakin digalakkan untuk memberikan kesempatan usaha kecil menengah dapat berkembang dan bersaing, dan pemerintah dapat selalu mendukung masyarakatnya agar selalu berkembang maju.


(2)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan sebelumnya terhadap Program Kredit Usaha Rakyat dalam meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ;

1. Kredit Usaha Rakyat yang berjalan di Kelurahan Harjosari oleh Bank BRI unit Mariendal adalah suatu program pemerintah dalam rangka untuk mengentaskan kemiskinan, melalui bantuan dana yang disebut dengan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program ini merupakan Bantuan dana berupa pinjaman kepada para pemilik usaha yang potensial namun tidak mempunyai agunan yang besar untuk menjaminnya. Oleh karena itu bantuan ini sangat tepat untuk mereka yang mempunyai usaha namun membutuhkan modal untuk pengembangannya.

2. Tingkat kesejahteraan masyarakat yang mendapat Program KUR ini menampakkan peningkatan yang cukup daripada sebelumnya yang tidak mendapatkan Program KUR ini. Mereka yang usaha nya dulu tidak terlalu berkembang pesat kini menjadi usaha yang sangat potensial yang dapat meningkatkan taraf hidupnya dan juga lingkungan sekitarnya.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang di lihat atas indikator pekerjaan, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan maka responden mayoritas merasakan hal yang positif dari program ini. Mereka para responden merasa sangat

terbantu setelah mendapat Program bantuan KUR baik itu melalui penghasilan dan penambahan usaha yang dikerjakan


(3)

juga penambahan pegawai. Bidang perumahan , masyarakat jadi lebih memiliki fasilitas yang lebih lengkap di dalam rumahnya untuk kegiatan dan kebutuhan sehari hari seperti penambahan perabotan dapur, kepemilikan rumah tinggal dan fasilitas yang menunjang untuk kehidupan seperti air bersih, dan lingkungan yang bersih. Pada bidang pendidikan mereka merasakan hal yang sangat senang karena dengan bantuan modal yang meningkatkan pendapatan mereka, para anak anak dan anggota keluarganya bisa disekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi tanpa khawatir akan biayanya, dan pemberian bimbingan belajar di luar sekolah. Investasi juga dilakukan mereka untuk pemenuhan pendidikan anaknya besar kelak, yang terakhir dalam hal kesehatan Program KUR sangat membantu masyarakat dalam hal pemenuhan gizi, melalui usaha yang semakin meningkat maka pemenuhan akan kesehatan yang lebih baik pun tercapai.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil dari kesimpulan tentang Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat dalam meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, maka berikut adalah saran atau masukan yang dapat diberikan

1. Masukan untuk Program pemerintah ini adalah kiranya KUR dapat selalu dijalankan dan menargetkan khusus untuk mereka mereka yang mempunyai usaha potensial namun tidak mempunyai modal yang cukup untuk pengembangannya

2. Masalah masalah yang ada pada masyarakat pengguna Program KUR ini dapat diperhatikan pemerintah agar kiranya kebijakan yang ada


(4)

pada program itu dpaat membantu masyarakat dalam peningkatan taraf hidupnya dan bukan malah mempersulit, misalnya tingkat suku bunga agak tidak terlalu tinggi dan membebani para pelaku usaha, juga masukan yang sangat penting adalah agar program ini juga memilki asuransi supaya dapat mem back-up jika jika masarakat yang menjadi pemakai KUR ini mengalami musibah atau bencana yang tidak diingikan. Sehingga keluarga tidak terbebani dengan hutang dari anggota keluarganya yang sudah tiada atau terkena musibah.

3. Program ini sangat berperan dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat baik itu melalui peningkatan pendapatan, pendidikan anggota keluarga, perumahan atau tempat tinggal dan juga kesehatan. Sebaiknya program ini melakukan kerjasama kepada masyarakat sekitar bank agar memberikan seminar/perkumpulan untuk menumbuhkan minat kepada masyarakat untuk menumbuh kembangkan jiwa berwirausaha. Karena seperti salah seorang yang sukses indonesia berpendapat demikina “bahwa sebesar besarnya gaji karyawan anda tetaplah seorang bawahan, tetapi sekecil kecilnya usaha anda namuna anda adalah bos nya”

Kiranya hal tersebut dapat dijadikan motivasi agar masyarakat tidak melulu mencari pekerjaan , tetapi membuka lapangan kerjaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Deva. (Masri Maris, Penerjemah) 1989. Keuangan pemerintah Daerah di Indonesia. Jakarta. Universitas Indonesia.

Faisal, Sanapiah. 2007. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. Gilarso. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Yogyakarta: Kanisius. Huseini, Martiani dan Hari Lubis. 1987. Teori Organisasi (Suatu Pendekatan

Makro). Jakarta : PAU Universitas Indonesia.

Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta : Pembaruan.

Mardiasmo. 2000. Pengelolaan Keuangan Daerah yang Berorientasi pada Kepentingan Publik. Yogyakarta. Andi Offset.

Nugroho, Riant. 2009. Public Policy. Jakarta: PT.Elex Kamputindo

Nurul, Aini dan Ng, Philipus. 2004. Sosiologi dan Politik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Siagian, Matias. 2012. Kemiskinan dan Solusi. Medan: PT.Grasindo Monoratama. Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial, Pedoman Praktis Penelitian

Bidang Ilmu-ilmu Sosial dan Kesehatan. Medan: PT.Grasindo

Monoratama.

Siagian, Matias: Suraidi, Agus. 2012. CSR Perspektif Pekerjaan Sosial. Medan: PT. Grasindo Manoratama

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Utama Sirait, S. 1990. Perencanaan dan Evaluasi (PDE). Jakarta: LP3ES

Soetomo, 2010. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soekanto, S. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Suharto, Edi, Ph.D. 2008. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Jakarta: Alfabeta.

Subagyo, Ahmad Wito. 2000. Efektivitas Program Penanggulangan Masyarakat Pedesaan. Yogyakarta: UGM.


(6)

Steers, Richard M. 1985. Efektivitas Organisasi (Kaidah Perilaku) terjemahan Magdalena Jamin. Jakarta : Erlangga.

Seabrook, Jeremy. 2006. Kemiskinan Global Kegagalan Model Ekonomi NeoLiberialisme. Yogyakarta : Resist Book.

Tangkilisan, Hesel. N. S 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT. Gramedia Widiasaran Indonesia.

Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia ketiga. Jilid I. Edisi ketujuh. Jakarta : Erlangga

Ardian Witjaksono. 2013. Efektivitas Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bali. Universitas Udayana.

Karya Ilmiah:

Ari Syofwan. 2012. Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK Di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat ( Studi Kasus : Bank BRI Kecamatan Gebang ). Medan . Universitas Sumatera Utara.

Vidi, Hanif. 2011. teori welafare state menurut JM Keynes. Sumber sumber lain:

. diakses pada tanggal 1 desember 2013 pukul 13:00 Administrasi. ________. Maksud dan tujuan KUR.

november 2013 pukul 12:00

Administrasi. 2012. Berita BPS tanggal 12 januari 2014 pukul 13:00

Administrasi. 2013. Sebaran penyaluran kredit usaha rakyat periode november 2007 – agustus 2013.

diakses pada tanggal 20

desember 2013 pukul 20:00

Admisitrasi. _________ Landasan Hukum KUR Kur.

November 2013 pukul 12:00

Suryadharma, Ali. 2008. “Menkop: Indonesia Bangkrut Kalau UMKM diabaikan”. Antara News, Senin 22 Desember.


Dokumen yang terkait

Evaluasi Pelaksanaan Program Asuransi Kesejahteraan Sosial Oleh Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia Di Kelurahan Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli

1 45 124

Efektivitas Pelaksanaan Program Kesejahteraan Sosial Anak di Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun

4 88 93

Persepsi masyarakat terhadap implementasi program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang.

5 108 116

Implementasi Program Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin) Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli

41 306 114

Kesadaran Menabung Masyarakat Menengah Ke Bawah Di Bank Rakyat Indonesia Melalui Gerakan Indonesia Menabung (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Johor)

0 34 85

ANALISIS PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN HARJOSARI I KECAMATAN MEDAN AMPLAS.

0 2 24

Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat Oleh BRI Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas.

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah - Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat Oleh BRI Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas.

0 0 9

IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) BRI UNIT SANGIASSERI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KELURAHAN SANGIASSERI KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI

0 3 108

EFEKTIVITAS PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) BRI UNIT KARANGAMPEL DALAM MENINGKATKAN WIRAUSAHA KELUARGA DI DESA KARANGAMPEL - INDRAMAYU - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 19