Komponen Lipstik yang Digunakan dalam Formulasi

e. Zat aktif. Zat aktif yang ditambahkan dalam sediaan pewarna bibir adalah sebagai pelembab dan pelembut yaitu untuk memperbaiki kulit bibir yang kering dan pecah-pecah diantaranya: tokoferil asetat, natrium hyaluronate, ekstrak lidah buaya, ascorbyl palmitate, silanols, ceramides, Panthenol, asam amino, dan beta karoten. f. Pengisi. Mica, silica, boron nitride, BiOCl, pati, lisin lauroyl g. AntioksidanPengawet BHA, BHT, ekstrak rosemary, asam sitrat, propil paraben, metil paraben, dan tokoferol Barel, et al, 2001.

2.9.1 Komponen Lipstik yang Digunakan dalam Formulasi

a. Cera alba Malam putih Cera alba adalah hasil pemuenian dan pengentalan malam kuning yang diperoleh dari sarang lebah madu Apis mellifera Linne familia apidae. Pemeriannya berupa padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam keadaan lapisan tipis, nau khas lemah dan bebas bau tengik. Kelarutannya tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin. Larut sempurna dalam kloroform, eter, minyak lemak, dan minyak atsiri. Suhu leburnya antara 62 o C hingga 65 o C Ditjen POM, 1995. b. Vaselin alba Vaselin alba adalah campuran hidrokarbon setengah padat yang telah diputihkan, diperoleh dari minyak mineral. Pemeriannya yaitu berupa massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap walaupun zat telah dileburkan. Kelarutannya yaitu praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95, tetapi larut dalam kloroform dan eter. Suhu leburnya antara 38 o C hingga 56 o C. Khasiat umumnya digunakan sebagai zat tambahan Ditjen POM, 1979. Universitas Sumatera Utara c. Lanolin Lanolin adalah adeps lanae yang mengandung air 25 dan digunakan sebagai pelumas dan penutup kulit yang mudah dipakai Anief, 1994. Lanolin secara luas digunakan dalam formulasi kosmetik dan berbagai sediaan topikal lanolin dapat mengalami auto-oksidasi selama proses penyimpanan. Untuk menghambat proses ini, dibutuhkan penambahan butil hidroksitoluen sebagai antioksidan Rowe, et al, 2009. d. Setil alkohol Pemeriannya yaitu berupa serpihan putih licin, granul, atau kubus, putih, bau khas lemah, dan rasa lemah. Kelarutannya yaitu tidak larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam eter, kelarutannya bertambah dengan naiknya suhu. Suhu leburnya yaitu antara 45 o C hingga 50 o C Ditjen POM, 1995. e. Oleum ricini Minyak jarak Minyak jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dengan perasan dingin biji Ricinus communis L. yang telah dikupas. Pemeriannya berupa cairan kental, jernih, kuning pucat atau hampir tidak berwarna, bau lemah, rasa manis dan agak pedas. Kelarutannya yaitu larut dalam 2,5 bagian etanol 90, mudah larut dalam etanol mutlak, dan dalam asam asetat glasial Ditjen POM, 1979. f. Cetaceum Cetaceum adalah malam padat murni, diperoleh dari minyak lemak yang terdapat pada kepala lemak dan badan Physeter Catodon L. dan Hyperoodan costralos Muller. Pemberiannya yaitu massa hablur, bening, licin, putih mutiara, bau dan rasa lemah. Kelarutannya yaitu paktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 96 P, larut dalam 20 bagian etanol 96 P mendidih, kloroform P, Universitas Sumatera Utara éter P, minyak lemak dan minyak atsiri. Suhu leburnya antara 42 o C hingga 50 o C. Khasiat umumnya digunakan sebagai zat tambahan Ditjen POM, 1979. g. Propilen glikol Propilen glikol adalah cairan jernih, tidak berwarna, kental, tidak berbau, dan berasa manis. Propilen glikol diketahui sebagai material non-toksik telah digunakan secara luas dalam formulasi farmasetik dan kosmetik sebagai humektan, penawet, dan pelarut Rowe, et al, 2009. h. Titanium dioksida Berupa serbuk putih nonhigroskopis, amorf, tidak berbau, dan tidak berasa. Walaupun ukuran partikel rata-rata dari serbuk titanium dioksida kurang dari 1 milimikron, titanium dioksida komersial umumnya terdapat sebagai partikel agregat yang mencapai diameter 100 milimikron. Titanium dioksida telah digunakan secara luas dalam kosmetik, makanan, dan dalam formulasi sedian oral dan topikal sebagai pigmen putih. Titanium dioksida praktis tidak larut dalam pelarut organik, asam nitrat, asam klorida, dan air Rowe, et al, 2009. i. Butil Hidroksitoluen Pemeriannya hablar padat, putih, bau khas, lemah. Tidak larut dalam air dan propilen glikol, nudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter Ditjen POM, 1995. Butil hidroksitoluen digunakan sebagai antioksidan dalam obat, kosmetik, dan makanan. Biasanya digunakan untuk menunda atau mencegah oksidasi lemak dan minyak menjadi tengik, dan juga untuk mencegah hilangnya aktivitas vitamin-vitamin yang larut dalam minyak. Konsentrasi butil hidroksitoluen yang Universitas Sumatera Utara digunakan untuk formulasi sediaan topikal adalah 0,0075-0,1 Rowe, et al, 2009. j. Oleum rosae Minyak mawar Minyak mawar adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap bunga segar Rosa gallica L., Rosa damascena Miller, Rosa alba L., dan varietas Rosa lainnya. Pemeriannya yaitu berupa cairan tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25 o C kental, dan jika didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa hablur bening yang jika dipanaskan mudah melebur. Kelarutannya yaitu larut dalam kloroform dan berat jenisnya yaitu antara 0,848 sampai 0,863 Ditjen POM, 1979. k. Metilparaben Pemeriannya yaitu berupa hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar. Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol dan dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol, dan dalam gliserol. Suhu leburnya antara 125 o C hingga 128 o C. Khasiatnya adalah sebagai zat tambahan zat pengawet Ditjen POM, 1995.

2.10 Uji Tempel Patch Test