Kosmetik Dekoratif Lipstik Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis L.f.) Sebagai Pewarna

Penggunaan kosmetik yang tidak selektif dapat menyebabkan timbulnya berbagai efek samping dari bahan yang digunakan dalam kosmetik. Oleh karena itu dilakukan usaha untuk menanggulangi kemungkinan efek samping kosmetik tersebut dengan berhati-hati dan selektif dalam memilih kosmetik yang akan digunakan. Salah satu penyebab resiko efek samping dari kosmetik adalah zat warna yang digunakan Wasitaatmadja, 1997.

2.7 Kosmetik Dekoratif

Kosmetik dekoratif fungsi utamanya hanya untuk mempercantik dan memperindah diri. Pewarna merupakan komponen utama dalam setiap formulasi kosmetik dekoratif. Tujuan kosmetik dekoratif yaitu untuk memperbaiki penampilan, memberikan rona, meratakan warna kulit, menyembunyikan ketidaksempurnaan, dan fungsi protektif. Tipe formulasi kosmetik dekoratif berupa suspensi, cair, dan anhydrous. Barel, et al, 2001. Persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah warna yang menarik, bau yang harum dan menyenangkan, tidak lengket, tidak menyebabkan kulit tampak berkilau, dan tidak merusak atau mengganggu kulit, bibir, kuku, dan adeneksa lainnya. Kosmetik dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu: 1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, perona pipi, eye shadow, dan lain-lain. 2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama batu luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut, dan preparat penghilang rambut Tranggono dan Latifah, 2007 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan bagian tubuh yang dirias, kosmetik dekoratif dapat dibagi menjadi: 1. Kosmetik rias kulit wajah 2. Kosmetik rias bibir 3. Kosmetik rias rambut 4. Kosmetik rias mata 5. Kosmetik rias kuku Wasitaatmadja, 1997.

2.8 Lipstik

Lipstik menambah warna pada wajah agar terlihat lebih sehat dan juga membentuk bibir. Lipstik dapat digunakan untuk harmonisasi wajah antara mata, rambut, dan pakaian. Lipstik juga mampu menciptakan ilusi bibir agar terlihat lebih kecil atau lebih besar tergantung dari warnanya. Ada dua tipe lipstik, yaitu klasik dan volatile based Barel, et al, 2001. Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat dari campuran lilin dan minyak, dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikendaki. Suhu lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38 o C. Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih kurang 62 o C, biasanya berkisar antara 55-75 o C Ditjen POM, 1985. Dari segi kualitas, lipstik harus memenuhi beberapa persyaratan berikut: 1. Tidak menyebabkan iritasi atau keruskan pada bibir 2. Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak menyenangkan Universitas Sumatera Utara 3. Polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu 4. Selama masa penyimpanan bentuk harus tetap utuh, tanpa kepatahan dan perubahan wujud. 5. Tidak lengket 6. Penampilan tetap menarik dan tidak ada perubahan warna Mitsui, 1997

2.9 Komponen Utama dalam Sediaan Lipstik