HUBUNGAN ANTARA MINAT, MOTIVASI DAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PRODI D III FISIOTERAPI POLTEKKES SURAKARTA

(1)

i

EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PRODI D III FISIOTERAPI POLTEKKES SURAKARTA

T TEESSIISS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga

Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan

Disusun oleh :

SAIFUDIN ZUHRI

NIM : S540908027

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010


(2)

ii

PRODI D III FISIOTERAPI POLTEKKES SURAKARTA

Disusun oleh :

SAIFUDIN ZUHRI NIM : S540908027

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr, dr, Suroto, SpS NIP.

Pembimbing II Prof. dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD NIP.

Mengetahui

Ketua Program Kedokteran Keluarga Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan


(3)

iii

Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapat gelas Magister Kesehatan.

Pada hari : Tanggal :

Tim Penguji Tesis

Nama Terang Tanda tangan

Ketua :

Sekretaris :

Anggota I : Prof. Dr. dr. Suroto, SpS

Anggota II : dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD

Disahkan oleh

Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret

Direktur,

Prof. Drs. Haris Mudjiman, MA. Ph.D NIP. 130344454


(4)

iv

Tesis ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta .

Tim Penguji Tesis

Nama Terang Tanda tangan

Ketua :

Sekretaris :

Anggota I : Prof. Dr. dr. Suroto, SpS


(5)

v

Zuhri, HUBUNGAN ANTARA MINAT, MOTIVASI DAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI DIII FISIOTERAPI POLTEKKES SURAKARTA. Tesis. Surakarta : Program Paska Sarjana. Universitas Sebelas Maret Januari 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara : (1) Minat dengan prestasi belajar, (2) Motivasi dengan prestasi belajar, (3) Kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Fisioterapi Poltekkes Surakarta.

Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan pendekatan crossectional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Prodi D III Fisioterapi Poltekkes Surakarta yang berjumlah 60 orang yang terdiri dari masiswa tingkat I, II dan III. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling. Teknik pengumpulan data utama untuk minat, motivasi dan kecerdasan emosi menggunakan kuesioner dengan skala Likert sedang prestasi belajar menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi spearman. Pengolahan data menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS versi 11.

Berdasar hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan dengan menggunakan taraf signifikasi 5% diperoleh : (1) Ada hubungan yang signifikan antara minat dengan prestasi belajar, karena diperoleh rhitung >dari rtabel yaitu 0,416

> 0.254; (2) Ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar, diperoleh rhitung > rtabel yaitu 0.469 > 0,254; (3) Ada hubungan yang

signifikan antara minat dan motivasi secara bersama-sama dengan prestasi belajar, dengan koefisien korelasi 0.313

Untuk uji keberartian korelasi ganda dilakukan uji F dengan dk = 1 adalah 3.13 diperoleh Fhitung 12.98 sehingga Fhitung > Ftabel yaitu 12.98 > 3.13,

maka dinyatakan keberartian koefisien korelasi signifikan.


(6)

vi

Segala puji bagi Allah SWT, Rab semesta alam yang telah melimpahkan karunia dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaiakan tugas menyusun tesis dengan judul “Hubungan Antara Minat, Motivasi dan Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar pada Prodi D III Fisioterapi Poltekkes Surakarta. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Kesehatan pada Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada :

1. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing Tesis Mahasiswa Program Studi Magister Kedokteran Keluarga.

2. Ketua Jurusan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah menyetujui permohonan ijin penelitian. 3. Prof. Dr. dr. Suroto, SpS selaku pembimbing I yang telah membimbing

dalam tesis ini.

4. dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD Selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalan penulisan dan penelitian tesis ini. 5. M. Mudatsir Sy., Dipl. PT, S Psi, M Kes, Selaku Ketua Jurusan Fisioterapi


(7)

vii tugas ini.

7. Teman seperjuangan mahasiswa pasca sarjana Program Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Semoga semua kebaikan yang diberikan memperoleh imbalan dari Allah SWT dan dicatat sebagai amal sholeh. Akhirnya saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan tesis ini sangat penulis harapkan.


(8)

viii

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN PENGESAHAN ... HALAMAN REVISI ... HALAMAN ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ... 1

A Latar Belakang ... 1

B Identifikasi Masalah ... 3

C Perumusan Msalah ... 3

D Tujuan Penelitian ... 4

E Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN TEORI ... 5

A Minat ... 5

B Motivasi ... 7

C Prestasi Belajar ... 17

D Akademi Keperawatan ... 26

E Kerangka Berpikir ... 33

F Hipotesis ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A Tempat dan Waktu ... 36

B Metoda Penelitian ... 37

C Populasi dan Sampel ... 37

D Teknik Pengumpulan Data ... 39

E Teknik Analisa Data ... 41

F Identifikasi Variabel ... 50

G Definisi Operasional ... 50 BAB IV HASIL PENELITIAN ...


(9)

ix

3. Uji Independensi ... C. Pengujian Hipotesis ... 1. Pengujian hipotesis pertama dan kedua... 2. Pengujian hipotesis ketiga ... D. Pembahasan Hasil Penelitian ... BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... A. Simpulan ... B. Implikasi ... 1. Implikasi teoritis ... 2. Implikasi praktis ... C. Saran ... 1. Bagi institusi ... 2. Bagi Mahasiswa ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(10)

x

Halaman

Tabel 1. Konversi nilai ... Tabel 2. Sebaran mata kuliah ... Tabel 3. Jadwal waktu penelitian ... Tabel 4. Definisi operasional ... Tabel 5. Distribusi frekuensi minat ... Tabel 6. Distribusi frekuensi motivasi ... Tabel 7. Distribusi frekuensi prestasi belajar. ...


(11)

xi

Halaman Gambar 1. Bagan kerangka berpikir ...

Gambar 2. Histogram minat ... Gambar 3. Histogram motivasi ... Gambar 4. Histogram prestasi belajar ... Gambar 5a. Diagram distribusi normal variable minat ... Gambar 5b.Diagram distribusi normal variable minat ... Gambar 6a.Diagram distribusi normal variable motivasi ... Gambar 6b.Dagram distribusi normal variable minat ... Gambar 7a.Diagram distribusi normal variable prestasi nbelajar ... Gambar 7b.Diagram distribusi normal variable prestasi belajar ... Gambar 8. Diagram pancar linieritas variable minat ... Gambar 9. Diagram pancar linieritas variable motivasi...


(12)

xii

Halaman Lampiran 1. Kisi-kisi angket penelitian ...

Lampiran 2. Angket penelitian ... Lampiran 3. Tabel uji coba variable minat (X1) ...

Lampiran 4. Perhitungan uji validitas angket item nomor 1 ... variabel minat (X1) ...

Lampiran 5. Pwerhitungan uji reliabilitas variable minat (X1) ...

Lampiran 6. Tabel uji coba variable motivasi (X2) ...

Lampiran 7. Perhitungan uji validitas angket item nomor 1 ... variabel motivasi (X2) ...

Lampiran 8. Perhitungan uji reliabilitas variable motivasi (X2) ...

Lampiran 9. Tabel hasil nilai variable minat (X1)...

Lampiran 10. Tabel hasil nilai variable motivasi (X2) ...

Lampiran 11. Tabel hasil nilai variable prestasi belajar (Y) ... Lampiran 12. Tabulasi data X1, X2 dan Y ...

Lampiran 13. Uji Normalitas Variabel X1 (Minat) ...

Lampiran 14. Uji Normalitas Variabel X2 (Motivasi) ...

Lampiran 15. Uji Normalitas Variabel Y (Prestasi Belajar) ... Lampiran 16. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi X1 dengan Y ...

Lampiran 17. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi X2 dengan Y ...


(13)

xiii

Lampiran 21.Uji Koefisien Korelasi dan Keberartian Koefisien ... Korelasi Ganda antara X1 dan X2 Terhadap Y ...

Lampiran 22. Tabel Harga Chi Kwadrat... Lampiran 23. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment ... Lampiran 24.

Lampiran 25. Lampiran 26.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Belajar adalah kewajiban bagi setiap manusia, dengan belajar manusia akan memiliki ilmu pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya sehingga ilmu yang dikuasai akan dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Belajar dapat dilakukan disepanjang hidup yaitu sejak lahir sampai meninggal (long life education), secara formal pendidikan berawal dari pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU) hingga Perguruan Tinggi (PT) baik negeri maupun swasta.

Setelah menyelesaikan pendidikan SMU sering kali dihadapkan pada pilihan yang sulit untuk menentukan harus kemana jalur pendidikan yang dipilih apakah mengambil pendidikan jalur akademik atau pendidikan jalur profesional. Jalur akademik mendasari pada pendalaman dan pengembangan keilmuannya sedang jalur profesional mendasari pada kemampuan dan ketrampilan kerja atau menekankan pada aplikasi ilmu dan teknologi.

Salah satu pendidikan jalur profesional dibidang kesehatan adalah pendidikan program diploma III keperawatan yang pada era tahun 1980 sampai 2000 peminatnya cukup besar, tetapi pada akhir-akhir ini minat untuk masuk pendidikan D III keperawatan dari tahun ketahun cenderung menurun, hal ini


(15)

dapat dilihat dari data pendaftar di Akademi Perawatan (Akper) Pembina Kesejahteraan Umat (PKU) Muhammadiyah Surakarta dari tahun 2000 sampai 2006 adalah sebagai berikut : tahun 2000 jumlah pendaftar : 212 orang, tahun 2001 : 198 orang, 2002 : 178 orang, 2003 : 143 orang, 2004 : 122 orang, tahun 2005 : 102 orang dan tahun 2006 : 86 orang (Arsip Sipenmaru Akper, 2006)

Melihat data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan peminat calon mahasiswa, menurunnya animo pendaftar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satu diantaranya adalah rendahnya minat dan motivasi untuk memilih pendidikan D III keperawatan, sesuai dengan data yang ada pada data kemahasiswaan ternyata masuknya pendidikan DIII keperawatan sangat bervariasi yaitu karena dipaksa orang tua, ikut-ikutan teman, daripada tidak sekolah, tidak diterima di perguruan tinggi negeri dan hanya sebagian kecil memang merupakan cita-citanya sejak kecil.

Prosedur masuk pendidikan D III keperawatan tidak berdasar pada nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) tetapi melaluai prosedur yang telah ditetapkan dalam buku pedoman penerimaan mahasiswa baru yang diterbitkan dari Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan (Pusdiknakes) departemen kesehatan RI. Yaitu melalui tes administrasi, tes tertulis yang meliputi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terpadu, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia serta tes kesehatan. Oleh karena animo yang terbatas maka fungsi tes seleksi tersebut seolah-olah hanya formalitas saja karena pada akhirnya seluruh peserta tes dapat diterima.

Dari kenyataan tersebut maka dimungkinkan banyak peserta didik yang masuk tidak disertai dengan minat dan motivasi yang tinggi, hal ini tentu sedikit


(16)

banyak akan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar seperti rendahnya semangat untuk belajar, tidak aktif, tidak disiplin atau bahkan putus ditengah jalan yang pada akhirnya prestasi yang diperoleh kurang memuaskan.

Berpijak dari gambaran tersebut diatas untuk mengetahui apakah minat dan motivasi pilihan studi berhubungan dengan keberhasilan belajar perlu

pembuktian melalui penelitian dengan judul ”Minat dan Motivasi Studi di Akper

dengan Keberhasilan Belajar Pada Mahasiswa Akper PKU Muhammadiyah

Surakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari uraian tersebut diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Minat peserta didik masuk akademi keperawatan cenderung menurun dari tahun ke tahun

2. Motivasi masuk pendidikan D III keperawatan sangat bervariasi sehingga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar dan hasil belajarnya.

3. Prestasi pendaftar calon mahasiswa dengan nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) rata-rata rendah

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah ada tiga :


(17)

2. Apakah ada hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar ?

3. Apakah ada hubungan antara minat dan miotivasi dengan prestasi belajar ?

D. Tujuan Penelitian

1. Umum :

Untuk mengetahui hubungan antara minat dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mahasiswa Akper PKU Muhammadiyah Surakarta.

2. Khusus :

a Mengetahui hubungan antara minat dengan prestasi belajar b Mengetahui hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar c Mengetahui hubungan antara minat dan miotivasi dengan prestasi

belajar.

d Diperoleh kelompok minat, motivasi dan prestasi belajar peserta didik .

E. Manfaat Penelitian

1. Teoritis :

Diharapkan dapat diterapkannya hasil penelitian ini untuk memperbaiki sistem belajar mengajar pada mahasiswa dengan memperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh.


(18)

2. Praktis :

a. Diharapkan memberikan informasi terhadap institusi pendidikan bahwa proses belajar mengajar akan berhasil dengan baik bila disertai dengan adanya minat dan motivasi, sehingga tes minat dan motivasi perlu diadakan pada prosedur penerimaan mahasiswa baru.


(19)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Minat

1. Pengertian

Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat mempunyai hubungan dengan kepentinganya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap keinginan,misalnya minat untuk menjadi perawat. Menurut Slameto (2003) minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri, semakin kuat atau hubungan tersebut, semakin besar minat.

Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai sesuatu daripada yang lain, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut,


(20)

sebagai contoh seseorang yang berminat terhadap pendidikan keperawatan maka perhatiannya akan selalu tertuju pada keadaan-keadaan yang berhubungan dengan dunia kesehatan atau keperawatan, sehingga untuk mewujudkan keinginan tersebut pendidikan keperawatan akan menjadi pilihannya.

2. Meningkatkan Minat.

Beberapa ahli berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat yang telah ada. Misalnya seseorang berminat pada pendidikan keperawatan, maka kepadanya diberikan pandangan-pandangan tentang dunia kesehatan, prospek atau masa depan dunia kesehatan khususnya keperawatan, prospek dunia kerja dan sebagainya.

Menurut Tanner &Tanner (dalam Slameto, 2003) minat dapat dibentuk dengan jalan memberikan informasi-informasi mengenai subyek yang menjadi pilihannya. Misalnya tentang minat belajar di pendidikan keperawatan maka informasi yang diberikan meliputi apa itu perawat, peran dan fungsi perawat, bagaiman prosedur untuk menjadi perawat, prasarat apa yang harus dimiliki dan sebagainya. Dapat pula untuk membangkitkan minat dengan cara memberikan insentif.

Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:


(21)

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

( Sardiman, 2007 ).

3. Faktor yang mempengaruhi minat

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian setelah berinteraksi dengan lingkungan. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar-belajar selanjutnya. Seorang perawat tidak dilahirkan untuk menjadi perawat tetapi akibat pengalaman dan belajarnya kemudian tertarik untuk menjadi perawat.

Menurut Bernard (dalam Sardiman, 2007) minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat partisipasi, pengalaman, kebiasaan, sehingga minat akan selalu terkait dengan soal kebutuhan atau keinginan

B. Motivasi 1. Pengertian

Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin Movere yang berarti menggerakkan (To Move). Menurut Mitchell, 1982 (dalam


(22)

Winardi 2001) mengemukakan bahwa motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan kearah tujuan tertentu. Sedang menurut Gray et al, 1984 (dalam Winardi, 2001) menjelaskan bahwa motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seseorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam hal melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.

Motivasi diartikan sebagai suatu kebutuhan atau keinginan seseorang untuk mendapatkan sesuatu dan mengarahkan seluruh kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Seperti dikemukakan Atkinson (1993) adalah factor-faktor yang menguatkan perilaku dan memberikan arahannya. Selain menguatkan motivasi cenderung mengarahkan perilaku seperti orang yang lapar dimotivasi untuk mencari makanan untuk dimakan, orang haus untuk minum, orang yang sakit untuk melepaskan diri dari rangsangan yang menyakitkan. MR. Jones (dalam Setyowati,1997) merumuskan bahwa motivasi merupakan proses psikologis dalam mana terjadi interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi proses belajar dan pemecahan masalah.

Menurut Handoko (1992) motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Dimyati dkk (1994) menyebutkan bahwa motif merupakan dorongan atau kekuatan


(23)

mental yang menggerakkan dan mengarahkan aktifitas manusia. Dorongan mental disini berupa keinginan, perhatian, kemauan dan cita-cita. Motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam orang itu, kekuatan pendorong itulah yang disebut sebagai motif (Suryabrata,1997).

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk

mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak (Sardiman,2007) Menurut Mc Donald (dalam Sardiman, 2007) motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian tersebut motivasi mengandung tiga elemen yaitu mengawali adanya perubahan energi, munculnya rasa feeling dan dirangsang karena adanya tujuan, sehingga motivasi adalah sebagai suatu yang komplek.

Dalam kegiatan belajar motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar adalah


(24)

merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual yang mempunyai peranan menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa dengan motivasi yang kuat akan mempunyai banyak

energi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman,2007)

2. Macam- Macam Motivasi ( Sardiman,2007) a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

1). Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, sehingga tanpa dipelajari. Misal dorongan makan, minum dorongan bekerja, dorongan seksual. Frandsen (dalam Sardiman,2007) memberi istilah Phsycological drives

2). Motif yang dipelajari disini motif timbul karena dipelajari. Contoh dorongan untuk belajar dan mengajar. Disebut juga motif sosial sehingga diistilahkan dengan Affiliative needs.

b. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Yang termasuk motivasi jasmaniah adalah reflek, insting, otomatis, nafsu, sedang yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.

c. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

1). Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Contoh seorang siswa melakukan belajar karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan,


(25)

nilai atau ketrampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, sehingga motivasi muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan yang esensial bukan sekedar simbul dan seremonial belaka.

2). Motivasi ekstrinsik adalah aktifnya atau berfungsinya motif karena adanya rangsangan dari luar. Contoh siswa belajar karena akan menghadapi ujian dengan harapan nilai baik dan mendapat pujian atau hadiah

3. Teknik menumbuhkan motivasi

Khususnya dalam kegiatan belajar ada berbagai macam cara untuk menumbuhkan motivasi belajar antara lain :

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru mencapai angka/nilai yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Namun demikian semua itu


(26)

harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.

Menurut Hamalik (1992) pemberian angka dalam prestasi akademik akan menimbulkan dua hal yaitu angka baik dan angka jelek. Angka jelek akan menimbulkan rasa rendah diri dan tidak semangat terhadap aktifitas-aktifitas pembelajaran disekolah.

b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.

c. Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk mendorong siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun


(27)

persaingan kelompok dapat maningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa. Menurut Hamalik (1992) ada tiga jenis persaingan yang efektif yaitu kompetisi interpersonal, kompetisi kelompok dan kompetisi dengan diri sendiri.

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai suatu prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.

e. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat


(28)

rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus terbuka, maksudnya mungkin kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan mamupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sakaligus akan membangkitkan harga diri.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.


(29)

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

j. Minat

Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.

k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Di samping bentuk-bentuk motivasi sebagaimana diuraikan di atas, sudah barang tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi guru adanya bermacan-macam motivasi itu dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna. Mungkin


(30)

pada mulanya, karena ada sesuatu (bentuk motivasi) siswa itu rajin belajar, tetapi guru harus mampu melanjutkan dari tahap rajin belajar itu bisa diarahkan menjadi kegiatan yang bermakna, sehingga hasilnya pun akan bermakna bagi kehidupan si subjek belajar.

4. Fungsi Motivasi

Menurut Sardiman (1996) fungsi motivasi adalah :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan lulus, maka akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain, sebab hal ini tidak sesuai dengan tujuan.

b.Sebagai pendorong untuk mencapai prestasi, seorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi dalam belajar akan memperoleh hasil yang baik. Intensitas motivasi melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan

c. Menentukan arah kegiatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan

d.Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Misal seorang seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.


(31)

5. Model Pengembangan Motivasi Belajar.

Perbuatan belajar, seperti halnya perbuatan-perbuatan sadar dan perbuatan tanpa paksaan pada umumnya, selalu didahului oleh proses pembuatan keputusan – keputusan untuk berbuat atau tidak berbuat. Apabila kekuatan motivasinya cukup kuat, maka ia akan memutuskan untuk melakukan perbuatan belajar, begitu juga sebaliknya. Menurut Haris Mudjiman,1981 (dalam Haris Mudjiman, 2006) ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan motivasi belajar antara lain :

a. Faktor pengetahuan tentang kegunaan belajar b. Faktor kebutuhan untuk belajar

c. Faktor kemampuan melakukan kegiatan belajar

d. Faktor kesenangan terhadap ide melakukan kegiatan belajar e. Faktor pelaksanaan kegiatan belajar

f. Faktor hasil belajar

g. Faktor kepuasan terhadap hasil belajar

h. Faktor karakteristik pribadi dan lingkungan terhadap proses pembuatan keputusan.

C. Prestasi Belajar 1. Pengertian belajar

Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap.


(32)

Laindgren (dalam Thulus, 1989) mengemukakan belajar adalah menunjukkan beberapa perubahan di dalam tingkah laku, sebagai hasil dari latihan atau beberapa jenis pengalaman atau interaksi dengan lingkungannya. Sesuai dengan pendapat terebut belajar merupakan aktifitas individu untuk mengubah dan mengebangkan perilaku atau membentuk perilaku baru. Menurut Hamalik (1992) belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Pendapat ini lebih menekankan kepada perubahan dan penggabungan sejumlah tingkah laku yang terjadi disekitar lingkungan individu.

The Liang Gie (1983) berpendapat bahwa belajar adalah segenap kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, penambahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya sedikit banyak permanen. Pada pendapat ini juga menekankan adanya perubahan diri individu didalam belajar. Menurut pendapat ini berarti perubahan-perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan tidak termasuk proses belajar.

Secara umum belajar dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia (id – ego – super ego) dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari suatu ke dalam diri yang


(33)

belajar dan dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan (Sardiman,2007)

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam belajar ada beberapa komponen yaitu kegiatan yang disengaja atau usaha secara sadar, adanya perubahan tingkah laku dan timbulnya kecakapan baru akibat dari pengalaman dan latihan. Berdasarkan komponen tersebut dapat dirumuskan belajar adalah sesuatu kegiatan yang disengaja dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari latihan, pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

5. Tujuan Belajar

Menurut Sardiman (2007) tujuan relajar ada tiga jenis yaitu : a. Untuk mendapatkan pengetahuan

b. Pemahaman konsep dan ketrampilan c. Pembentukan sikap

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Dalam kegiatan proses belajar, terdapat beberapa faktor yang berkaitan erat dan dapat mempengaruhi serta menentukan keberhasilan belajar seseorang. Ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu : Faktor internal dan faktor eksternal.


(34)

a. Faktor internal

Faktor internal yaitu suatu faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri atau disebut kondisi individual pebelajar, faktor inilah yang sangat berpengaruh terhadap kegagalan atau keberhasilan individu yang belajar. Menurut Thulus H dan Soetarno (1989), faktor internal terdiri atas kondisi fisiologis dan psikologis. Orang yang sedang sakit jasmaninya akan mengganggu aktifitas belajar sehingga hasil belajarnya kurang baik bila dibanding dengan orang yang kondisinya sehat. Gangguan dari salah satu pancaindra juga akan menimbulkan gangguan dalam proses belajar yang akhirnya hasil belajarnya kurang memuaskan. Adapun kondisi psikologis adalah semua keadaan dan fungsi psikologis yang berpengaruh terhadap proses belajar meliputi: 1) Minat, seseorang yang belajar tanpa adanya minat, maka

hasilnya tentu tidak seperti yang diharapkan.

2) Kecerdasan, merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh individu yang diwujudkan dengan angka kecerdasan atau Intelligence Quotient (IQ). Telah menjadi hal yang populer bahwa kecerdasan besar peranannya dalam keberhasilan belajar.

3) Motivasi, adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan atau aktifitas tertentu.


(35)

4) Bakat, merupakan faktor yang penting juga dan besar

pengaruhnya terhadap sesuatu proses maupun hasil belajar seseorang.

5) Konsentrasi, dengan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar

6) Kemampuan kognitif, yaitu sebagai kesiapan berfikir seseorang di dalam belajarnya. Seseorang yang berkemampuan berfikir baik, maka akan menghasilkan belajar yang baik pula.

7) Reaksi, didalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsure fisik maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi. Belajar harus aktif, tidak sekedar apa adanya , menyerah pada lingkungan, tetapi harus dipandang sebagai tantangan yang memerlukan reaksi.

8) Organisasi, dengan kegiatan mengorganisasikan, menata dan menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran kedalam suatu kesatuan pengertian.

9) Ulangan, lupa merupakan sesuatu yang sifatnya umum bagi manusia. Suatu penelitian menunjukkan bahwa sehari setelah siswa mempelajari sesuatu bahan pelajaran, mereka banyak melupakan apa yang telah mereka peroleh selama jam pelajaran tersebut. Lupa merupakan gejala psikologis


(36)

yang dapat diatasi denag cara kegiatan mengulang-ulang suatu pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari. b. Faktor eksternal

Yaitu segala sesuatu yang dapat mempengaruhi proses maupun hasil belajar, yang datangnya dari luar individu. Menurut Saifullah (1980) ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu faktor sosial dan ekonomi. Faktor sosial yang dimaksud disini sebagai faktor status sosial orang tua, faktor ini dapat menentukan sikap mereka terhadap pandidikan atau peranan pendidikan dalam kehidupan manusia. Status akademis memerlukan kemampuan orang tua dalam memberikan informasi tentang bahan pelajaran yang diberikan yaitu bimbingan pendidikan. Sedang faktor ekonomi adalah kemampuan keluarga dalam menyediakan fasilitas sarana yang diperlukan anak dalam menelaah bahan pelajaran di sekolah, yang menyangkut dari soal makan sampai soal buku-buku pelajaran.

Menurut Thulus H dan Soetarno (1989) menjelaskan bahwa faktor eksternal terdiri dari dua macam yaitu lingkungan dan instrumental. Faktor lingkungan terdiri dari lingkungan alam dan sosial, sedang faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini terdiri dari perangkat keras (Hardware) seperti gedung, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, dan lain


(37)

lain. Dan perangkat lunak (Software) seperti kurikulum, program, pedoman-pedoman belajar, dan sebagainya.

4. Prestasi Belajar

Prestasi belajar diartikan sebagai hasil yang telah dicapai seseorang yang telah mengerjakan sesuatu hasil kegiatan belajar. Menurut Poerwodarminto (1990) mengemukanan keberhasilan belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh setiap mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dalam bentuk nilai test angka yang diberikan setiap guru. Lebih lanjut Sarono (1989) menjelaskan keberhasilan belajar adalah perubahan kemampuan dari kegiatan belajar yang sifatnya meningkat dibandingkan dengan kemampuan sebelumnya.

Keberhasilan belajar atau disebut juga prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai sesorang yang telah mengerjakan serangkaian proses belajar mengajar atau penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang umumnya diwujudkan dalam bentuk nilai test (Neoleka,1986).

5. Alat Untuk Mengukur Keberhasilan Belajar

Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mengidentifikasi besar kecilnya obyek atau gejala. Berbicara masalah pengukuran tidak bisa terlepas dari kegiatan evaluasi yang mana evaluasi merupakan kelanjutan setelah dilakukan proses pengukuran. Menurut Winkel


(38)

(1999) Evaluasi berarti penentuan sampai berapa jauh sesuatu berharga, bermutu atau bernilai. Evaluasi terhadap hasil relajar yang dicapai oleh pebelajar dan terhadap proses belajar mengajar mengandung penilaian terhadap hasil belajar atau proses belajar itu, sampai seberapa jauh keduanya dapat dinilai baik. Bloom telah menerapkan dua bentuk evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses relajar mengajar masih berlangsung, sehingga diperoleh feedback mengenai kemajuan yang telah tercapai.Sedang yang dimaksud evaluasi sumatif yaitu penggunaan tes-tes pada akhir statu pereode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa unit pelajaran atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester , bahkan mungkin pada saat satu bidang studi selesai dipelajari.

Fungsi evaluasi belajar adalah untuk menimbulkan motivasi pada siswa, memberikan umpan balik kepada siswa, memberi umpan balik pada tenaga pengajar, memberi informasi pada orang tua,memperoleh informasitentangkelulusan,mempertanggungjawabkan suatu program studi.

Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan ujian tertulis , lesan, kuis, praktik maupun presentasi hasil dari penugasan. Hasil dari kegiatan evaluasi berupa nilai yang dinyatakan dalam Indek Prestasi (IP), dengan rumus :


(39)

Ki x Ni Indek Prestasi (IP) =

Ki Rumus 2.1

Keterangan :

K = Jumlah SKS mata kuliah yang diambil N = Nilai masing-masing mata kuliah I = Indek

(Pedoman Evaluasi Program D III Keperawatan, 2000)

Indek Prestasi Ujian Akhir Program adalah angka yang menunjukan prestasi belajar mahasiswa yang dihitung berdasarkan nilai ujian akhir program, dan dipakai sebagai parameter mutu lulusan, dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Konversi Nilai NILAI

ABSOLUT

NILAI MUTU

NILAI

LAMBANG PRESTASI 86-100

83-85 79-82

4,00 3,75-3,99 3,51-3,74

A Sangat Baik

75-78 71-74 68-70

3,25-3,50 3,00-3,24 2,75-2,99


(40)

Lanjutan 64-67 60-63 56-59 2,50-2,74 2,25-2,49 2,00-2,24

C Cukup

52-55 48-51 44-47 41-42 1,75-1,99 1,50-1,74 1,25-1,49 1,00-1,24

D Kurang

31-40 21-30 11-20 0-10 0,75-0,99 0,50-0,74 0,25-0,49 0,00-0,24

E Kurang

Sekali

(Pusdiknakes, Depkes RI, 2001)

D. Akademi Perawatan (Akper) 1. Tujuan Pendidikan

Menghasilkan perawat profesional pemula yang kompeten dalam : a. Melaksanakan pelayanan keperawatan rofessional dalam suatu

profes pelayanan kesehatan sesuai kebijakan umum pemerintah b. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam

mengelola asuhan keperawatan


(41)

d. Berperan serta aktif dalam mendidik dan melatih pasien

dalam kemandirian hidup sehat

e. Mengembangkan diri secara terus menerus untuk meningkatkan kemampuan secara profesional

f. Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang sesuai dengan etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya g. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang effektif, produktif,

terbuka, menerima perubahan serta berorientasi ke masa depan, sesuai dengan perannya.

(Kurikulum Pendidikan D III Keperawatan, 2006)

2. Kurikulum Pendidikan

Penyelenggaraan pendidikan pada program Pendidikan Diploma III Keperawatan mempergunakan kurikulum Nasional yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional dengan surat keputusan nomor 239/U/1999 tanggal 4 Oktober 1999. Kurikulum disusun berlandaskan pada Visi, Misi dari Pendidikan Diploma III Keperawatan, Falsafah keperawatan yang mencakup konsep manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan serta berorientasi pada kaidah-kaidah pendidikan tinggi nasional, organisasi kurikulum yang mengarahkan jalannya program pendidikan, tujuan program pendidikan dan tujuan institusi.


(42)

3. Pedoman Implementasi

a Beban dan Lama Studi

Berdasar Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. : 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No : 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Program Pendidikan Diploma III Keperawatan memiliki lama studi 6 semester dengan batas maksimal 10 semester. Kurikulum terdiri dari kurikulum inti sebesar 96 SKS dan muatan pelengkap dapat dikembangkan sebesar 14-24 SKS. Kurikulum inti terdiri dari teori 42 SKS (44%), praktikum dan klinik 56 SKS (56%). Kurikulum Institusional dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas institusi yang bersangkutan.

b Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar meliputi teori (T), praktikum (P) dan klinik (K) atau lapangan (L) Satuan kredit semester (SKS) adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal perminggu sebanyak 1(satu) jam perkuliahan atau 2 (dua) jam praktikum atau 4 (empat) jam kerja klinik/lapangan.


(43)

Kegiatan praktikum dilaksanakan di laboratorium kelas atau klinik dengan menggunakan metoda simulasi, demonstrasi, role play dan bedside teaching. Kegiatan pembelajaran klinik atau lapangan dilaksanakan langsung di lahan praktek dengan berbagai metoda yang sesuai, misalnya bedside teaching, conference (konferensi) dan nursing round (rende keperawatan). Pengalaman belajar praktikum merupakan prasarat pengalaman belajar klinik, di mana mahasiswa melaksanakan praktek di laboratorium terlebih dahulu di bawah bimbingan dosen untuk selanjutnya belajar klinik di bawah bimbingan instruktur klinik dan dosen.

c Lahan Praktek

Lahan praktek yang digunakan harus mendukung pencapaian kompetensi mahasiswaa Diploma III Keperawatan, dengan kriteria : tersedia kasus yang mendukung dan memiliki instruktur klinik yang memenuhi kriteria. Lahan praktek meliputi rumah sakit umum kelas A, B dan C, rumah sakit khusus, puskesmas, kelompok khusus, misal anak sekolah disekolah, pekerja industri, lansia di panti wredha atau panti asuhan.

d Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan guna menilai sejauh mana kompetensi yang telah dicapai atau dikuasai oleh


(44)

mahasiswa sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai dari setiap mata kuliah dan penilaian pencapaian kompetensi. Evaluasi hasil belajar dari setiap mata kuliah mencakup evaluasi foramatif dan sumatif. Evaluasi pencapaian kompetensi dilakukan setelah kegiatan belajar dilaksanakan untuk kompetensi yang diharapkan.

Evaluasi pencapaian kompetensi menggunakan Pedoman Penilaian Pencapaian Kompetensi yang sesuai, misalnya menggunakan OSCE (Objective Structure Competencies

Evaluation) atau ASCA (Objective Structure Competency

Assesment) atau CPX (Clinical Practice Examination), baik teori maupun ketrampilan yang terintegrasi dikelas, dilaboratorium dan lahan praktek. OSCE adalah suatu penilaian yang terstruktur dari kompetensi yang telah dikuasai oleh mahasiswa, terutama untuk evaluasi formatif. Sedang CPX adalah metoda penilaian untuk mengukur pengetahuan ketrampilan dan pengelolaan kasus yang dipresentasikan dan digunakan untuk evaluasi sumatif.

e Yudisium

Yudisium adalah penetapan kelulusan akhir studi mahasiswa pada program Diploma III Keperawatan. Predikat kelulusan terdiri dari 3 (tiga) tingkat, yaitu : memuaskan, sangat memuaskan dan dengan pujian. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) sebagai dasar penentuan predikat kelulusan adalah :


(45)

1). IPK : 2.00 – 2,75 : memuaskan

2). IPK : 2,76 – 3,50 : sangat memuaskan 3). IPK : 3,51 – 4.00 : dengan pujian.

2. Stuktur Program

Tabel 2.2 Sebaran Mata Kuliah Semester I

KODE MK MATA KULIAH BOBOT

SKS

T P K

WAT 1.01 Agama 2 1 1 -

WAT 1.02 Kewarganegaraan 2 2 - -

WAT 1.03 Bahasa Indonesia 2 1 1 -

WAT 2.04 Anatomi Fisiologi 2 1 1 -

WAT 2.05 Fisika dan Biologi 2 1 1 -

WAT 2.06 Psikologi 2 1 1 -

WAT 2.07 Ilmu Gizi 2 2 - -

WAT 4.01 Konsep Dasar Keperawatan (KDK)

2 1 1 -

WAT 4.02 Konsep Dasar Manusia I (KDM I)

4 2 2 -


(46)

Semester II

KODE MK MATA KULIAH BOBOT

SKS

T P K

WAT 4.08 Komunikasi dalam Keperawatan

2 1 1 -

WAT 2.05 Mikrobiologi dan Parasitologi 2 2 - -

WAT 4.04 Etika Keperawatan 2 1 1 -

WAT 2.06 Farmakologi 2 1 1 -

WAT 2.07 Biokimia 2 1 1 -

WAT 5.02 Sosiologi 2 1 1 -

WAT 4.02 Konsep Dasar Manusia II (KDM II)

4 2 2 -

Jumlah Kredit Semester 18 9 9 -

E. Kerangka Berpikir

1. Hubungan minat dengan prestasi Belajar

Minat adalah ketertarikan seseorang terhadap obyek tertentu sehingga ada kecenderungan jiwa terhadap keinginan, seperti halnya seorang yang berminat masuk pendidikan keperawatan. Beberapa faktor yang dapat membangkitkan minat seseorang antara lain : membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik dan menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. Minat akan


(47)

mendorong seseorang untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kebutuhannya, misal seorang mahasiswa akan tergerak untuk aktif belajar sehingga dapat memperoleh hasil atau prestasi seperti yang diharapkan. Minat yang tinggi terhadap pilihan jurusan pendidikan maka akan timbul semangat yang tinggi untuk memfasilitasi dalam rangka meraih prestasi, sebaliknya minat yang rendah akan menimbulkan ketidak tertarikan dalam belajarnya sehingga tidak ada upaya untuk meraih prestasi.

2. Hubungan motivasi dengan prestasi belajar

Seperti halnya minat, motivasi belajar seseorang yang tinggi merupakan motor penggerak untuk melakukan aktifitas belajar dan selalu berusaha untuk mencapai hasil seperti apa yang diinginkan atau cita-citakan. Misal seorang mahasiswa dengan motivasi yang tinggi untuk menjadi perawat maka akan termotivasi untuk belajar sehingga akan memperoleh hasil belajar atau prestasi belajar yang baik. Mengingat keterikatan yang cukup kuat antara motivasi belajar dengan prestasi belajar, timbul dugaan bahwa penyebab prestasi belajar yang rendah dikalangan mahasiswa adalah kurangnya motivasi dalam menjalankan kegiatan belajarnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Agnes Maria (2005) menunjukkan bahwa setelah mengendalikan faktor intelegensi dan motivasi intrinsik diperoleh hasil ada pengaruh yang signifikan dari keempat komponen motivasi belajar ekstrinsik terhadap prestasi belajar dengan R2 sebesar 26.5%.


(48)

3. Hubungan minat dan motivasi dengan prestasi belajar

Minat dan motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar sehingga seseorang merasa senang dan terpanggil untuk meningkatkan mutu pembelajaran, karena factor-faktor tersebut lebih berpengaruh untuk mewujudkan aktivitas untuk mencapai suatu tujuan terutama dalam meraih prestasi belajar secara optimal. Sebuah hasil penelitian factor-faktor penentu tinggi rendahnya prestasi belajar yang dilakukan oleh Herpratiwi (2006) dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa aspek motivasi belajar terhadap pelajaran sebesar 27,86% dan aspek minat dilihat dari komponen perhatian dari siswa 24,15%, bila disbanding dengan aspek-aspek yang lain seperti ketertarikan dengan materi pelajaran, keyakinan dan percaya diri siswa.

Minat dan motivasi yang tinggi akan semakin menguatkan atau meneguhkan seseorang atau individu untuk melakukan atau berbuat dalam mencapai apa yang diinginkan, sehingga seorang mahasiswa dengan minat dan motivasi yang tinggi akan jauh lebih semangat untuk selalu berusaha atau belajar sehingga diperoleh hasil atau prestasi belajar yang tinggi pula. Sebaliknya seseorang yang tidak ada minat maka akan menurunkan semangat sehingga tidak ada dorongan atau motivasi untuk berusaha kearah pencapaian suatu hasil yang baik . Seperti pendapat Sardiman (2006) bahwa Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Dari uraian tersebut diatas dapat di simpulkan bahwa minat akan mempengaruhi motivasi belajar, semakin tinggi motivasi akan semakin


(49)

baik hasil atau prestasi belajarnya, begitu juga sebaliknya semakin

rendah minat maka motivasi akan menurun sehingga mempengaruhi hasil atau prestasi belajar yang rendah pula.

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir Keterangan

X1 : Variabel minat

X2 : Variabel Motivasi

Y : Variabel prestasi belajar r1 : Korelasi X1 dengan Y

r2 : Korelasi X2 dengan Y

r3 : Korelasi X1 dengan X2 (Independensi)

R : Korelasi bersama X1,X2 dengan Y R2 : Koefisiensi diterminasi

F. Hipotesis

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat dengan prestasi belajar

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan secara bersama antara minat dan miotivasi dengan prestasi belajar.

X1

X2

Y

r1

r2

R

R2


(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat :

Penelitian ini akan dilakukan pada institusi Akademi Keperawatan PKU Muhammadiyah Surakarta.

2. Waktu :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

NO KEGIATAN WAKTU

1. Penyusunan proposal (bimbingan)

2 Juli s/d 23Agustus 2007

2. Seminar proposal 24 Agustus 2007

3. Revisi proposal 25 s/d 31 Agustus 2007 4. Uji validitas dan reliabilitas 1 s/d 8 September 2007 5. Pengumpulan data minat dan

motivasi

10 s/d 15 September 2007

6. Pengumpulan data prestasi 17 s/d 22 September 2007

7. Pengolahan data 24 September s/d 6 Oktober 2007 8. Konsultasi/bimbingan tesis 8 Oktober s/d 30 November 2007

9. Ujian tesis 3 s/d 8 Desember 2007

10. Pengumpulan hasil penelitian/tesis


(51)

B. Metoda Penelitian

Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan korelasional. Yaitu mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor berdasar pada koefisien korelasi (Sunarjo, 1990). Alasan menggunakan metoda deskriptif korelasional ini adalah untuk memberi gambaran hubungan variabel bebas yaitu minat dan motivasi dengan variabel terikat yaitu prestasi belajar.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto ss, 2002). Sedang menurut Surakhmad W (2004) populasi adalah sekelompok subyek manusia, gejala, nilai-niali tes, benda-benda yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang menjadi minat penyelidikan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akper PKU Muhammadiyah tahun ajaran 2007/2008 yang berjumlah 240 orang yang terdiri dari tingkat I, II dan III

2. Sampel

Sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti. Apabila subyek kurang dari 100, maka semua diambil sehingga merupakan penelitian populasi, selanjutnya bila jumlah subyek besar maka dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 –25% dari populasi (Arikunto,2002). Berdasar ketentuan tersebut


(52)

diatas maka besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 25% dari populasi yaitu 240 X 25% = 60 orang. Dari sejumlah sampel tersebut dalam penelitian ini sampel diambil pada mahasiswa tingkat satu (I) saja.

Berbagai macam teknik atau cara pengambilan sampel, menurut Sutrisno Hadi (2004) ada dua macam yaitu teknik random sampling dan non random sampling. Teknik random sampling dapat dilakukan dengan cara acak dapat dengan melalui undian, ordinal dan randomisasi dari tabel bilangan random, sedang teknik non random sampling tidak memberi kesempatan seluruh individu menjadi anggota sampel, cara ini dapat ditempuh dengan proportional sampling, stratified sampling, purposive sampling, quota sampling, double sampling area probability sampling dan cluster sampling. Berdasar dari pengertian tersebut diatas, maka peneliti menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasar ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket

Data variabel bebas berupa minat dan motivasi diambil menggunakan sistem angket yang juga biasa disebut kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam


(53)

arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002) Alasan peneliti menggunakan angket adalah :

a Angket penggunaannya sistematis dan sederhana b Menghemat waktu, beaya dan dana

c Data diperoleh secara obyektif dari responden

Ada berbagai jenis angket yang dibedakan berdasar cara menjawab, bentuk jawaban yang diberikan dan bentuk angket. Dari kriteria tesebut maka angket yang digunakan adalah menggunakan angket terbuka dengan chek list dan tiap alternatif jawaban menggunakan skala Likert. Jawaban setiap pertanyaan disusun dalam gradasi dari positif (favorable) sampai negatif (Unfavorable) , berupa kata-kata Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS), masing-masing diberi skor satu sampai lima (1 – 5). Setiap alternatif jawaban mempunyai bobot atau skor yang berbeda-beda. Pemberian skor untuk tiap-tiap alternatif jawaban disesuaikan dengan kriteria item. Untuk pertanyaan yang favorable maka penghitungan skor atau nilainya adalah :

1). Sangat Setuju (SS) : nilai 5

2). Setuju (S) : nilai 4

3). Ragu-ragu (R) : nilai 3

4). Tidak Setuju (TS) : nilai 2 5). Sangat Tidak Setuju (STS) : nilai 1

Sedang pertanyaan yang unfavorable perhitungan skor atau nilainya adalah : 1). Sangat Setuju (SS) : nilai 1


(54)

2). Setuju (S) : nilai 2

3). Ragu-ragu (R) : nilai 3

4). Tidak Setuju (TS) : nilai 4 5). Sangat Tidak Setuju (STS) : nilai 5

2. Dokumentasi

Arikunto (2002) menjelaskan bahwa metoda dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat legger, agenda dan sebagainya.

Peneliti menggunakan metoda dokumentasi untuk mendapatkan data variabel terikat mengenai hasil prestasi belajar berupa indek prestasi komulatif ujian akhir semester.

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Teknik yang dipergunakan untuk mengukur validitas item adalah formulasi korelasi Product Moment dari Pearson yaitu

nxy - (X) (Y)

r

xy =

{ nX2– (X) 2} {nY2 - (Y) 2}


(55)

Keterangan :

r

xy = Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total  X = Jumlah skor item

 Y = Jumlah skor total N = Jumlah responden (Arikunto, 2002).

Hasil perhitungan angket yang telah diujicobakan akan dibandingkan dengan rtabel pada tingkat signifikasi 5% sehingga item dinyatakan valid jika

rhitung > rtabel dan tidak valid jika rhitung < rtabel

Sedang teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas angket adalah teknik Alfa Cronbach yaitu :

k si2

r1 =

1

-

(k-1) st2

Rumus 3.2 Keterangan :

k = Banyaknya item si2 = Jumlah varians item

st2 = Varians total

(Sugiyono,1999)

Hasil riil yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan rtabel korelasi

Product Moment pada taraf signifikasi 5% dan N = 30 jumlah sampel try out. Jika hasil perhitungan menunjukkan rhitung > dari rtabel, maka reliabilitas angket


(56)

terpenuhi. Dalam penentuan item angket penulis hanya menggunakan item soal yang valit untuk mengukur variabel minat dan motivasi.

2. Uji Prasarat Analisis

Uji prasarat analisis menggunakan uji normalitas , uji linieritas dan uji independensi.

a. Uji Normalitas.

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran suatu variabel acak berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan

1). Rumus Chi- kuadrat dengan rumus sebagai berikut :

( f0– fh)2

χ

2 =  fh

Rumus 3.3 Keterangan :

χ

2

= Chi –kuadrat

f0 = Frekuensi pengamatan

fh = Frekuensi harapan

(Arikunto,2002)

Hipotesis yang diajukan :

Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal


(57)

Setelah harga

χ

2 hitung ditemukan kemudian dikonsultasikan dengan

χ

2 tabel pada taraf signifikasi 5%

2). One - Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Hipotesis yang diajukan :

Ho : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : Data bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal Keputusan uji adalah :

Asymp. Sig. > taraf signifikasi (a) menerima Ho b. Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis merupakan data yang berbentuk regresi linier.

1). Menguji signifikasi hubungan linier antara minat dengan prestasi belajar

Hipotesis :

Ho : b = 0 (Tidak ada hubungan linier antara X dengan Y) H1 : b = 0 (Ada hubungan linier antara X dengan Y)

Keputusan ujinya : Ho ditolak yang artinya antara X dan Y ada hubungan linier bila :

Fhitung > Ftabel atau nilai Sig. dengan taraf signifikasi (@) Sig. < @

2). Menguji signifikasi konstata pada model linier (a) Hipotesis :

Ho : a = 0 (Koefisien regresi a tidak signifikan) H1 : a = 0 (Koefisien regresi a signifikan)


(58)

JK (G) =   Y2 (Y)2 xi ni

JK (TC) = JK (S) – JK (G), dimana

JK (T) = Y2

Y2

JK (a) = n

(X) (Y) JK (b/a) = b X1 Y -

n

Keputusan ujinya : Ho ditolak sehingga koefisien regresi (a) signifikan bila :

thitung > ttabel atau nilai Sig. dengan taraf signifikasi (a) Sig. < a

3). Menguji signifikasi koefisien variable X (b) pada model linier Hipotesis :

Ho : b = 0 (Koefisien regresi pada variabel X tidak signifikan) Ho : b = 0 (Koefisien regresi pada variabel X signifikan) Keputusan ujinya : Ho ditolak sehingga koefisien regresi pada variabel X signifikan bila :

thitung > ttabel atau nilai Sig. dengan taraf signifikasi (a) Sig. < a

4). Uji linieritas

Untuk mendapatkan model yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) menggunakan pendekatan grafis scatterplot.

Hasil ujinya : Untuk meyakinkan model yang terbentuk memenuhi criteria kelinieran maka berdasar hasil plot residual terhadap harga-harga prediksi tidak membentuk suatu pola tertentu, sehingga asumsi linieritas atau kelinieran terpenuhi.

Uji linieritas ini dilakukan dengan rumus :

b = n XY - (X) (Y) n X12 - (X)2

dk (TC) = k-2 dk (G) = n-k dkreg = 1

dk (S) = n-2 JK (TC) S2 (TC) =


(59)

Rumus 3.4 Keterangan :

Fhit (1) = Harga bilangan F untuk uji kelinieran regresi Fhit (2) = Harga bilangan F untuk uji keberartian regresi JK (G) = Menyatakan jumlah kuadrat galat

JK (TC) = Menyatakan jumlah kuadrat tuna cocok Dk = Derajat kebebasan

(setiap variabel mempunyai derajat berbeda-beda) Untuk tuna cocok (TC) : k-2

Untuk galat : n-k

Untuk regresi : 1

Untuk residu : n-2

S2 (TC) = Menyatakan varian (rerata) kuadrat tuna cocok S2 (G) = Menyatakan varian (rerata) kuadrat galat S2reg = Menyatakan varian (rerata) kuadrat regresi

S2res = Menyatakan varian (rerata) kuadrat residu

c. Uji independensi

Uji independensi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas, yaitu antara X1 dan X2. Uji independensi

JK (G) S2 (G) =

dk (G) S2reg = JK b/a

JK (S) S2res =

dk (S)

S2 TC Fhit (1) =

S2G S2reg

Fhit (2) =


(60)

ini menggunakan rumus Product moment dari Sudjana (2002) sebagai berikut :

N.(  X1X2) - (X1) ( X2)

rX1X2 =

(N. X12– (X1)2) (N.X22– (X2)2)

Rumus 3.5 Keterangan :

rX1X2 =Koefisien korelasi antara dua prediktor

X1 =Variabel minat

X2 =variabel motivasi

N = Jumlah responden Hipotesis yang diajukan adalah : Ho : Kedua variabel independen (bebas) Ha : Kedua variabel dependen

Setelah harga rhitung ditemukan kemudian dikonsultasikan dengan rtabel pada

taraf signifikasi 5% dan N=60 Keputusan uji adalah :

Ho diterima jika rhitung < rtabel dan Ha ditolak

d. Uji Kerandoman Data ( Uji Autokorelasi )

Uji ini bertujuan untuk mengetahui kerandoman data. Uji autokorelasi dapat melakukan pengujian Durbin Watson (DW)

Pedoman uji autokorelasi adalah :

a. Tidak terjadi autokorelasi = 1.65 < DW < 2.35


(61)

c. Terjadi autokorelasi = DW < 1.21 atau DW > 2.79

(Sulaiman W, 2004)

3. Pengujian Hipotesis

Setelah uji prasarat analisis dipenuhi maka akan dilakukan pengujian hipotesis yang telah diajukan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Pengujian hipotesis pertama dan kedua

Analisis yang digunakan pada hipotesis pertama dan kedua untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel X1 dengan Y dan X2 dengan

Y menggunakan rumus Product Moment dari Pearson (Gambar 3.1) b. Pengujian Hipotesis Ketiga

Untuk menguji hipotesis ketiaga menggunakan regresi linier ganda dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1). Menentukan Persamaan Garis Regresi Ganda Y = a + b1X1+ b2X2

Untuk menghitung harga-harga a, b1, b2 menggunakan persamaan :

 Y = an + b1X1 + b2 X2

X1 Y = aX1 + b1X12 + b2X1X2

X2 Y = aX2 + b1X1X2 + b2X22

Rumus 3.6 (Sugiyono,1999)


(62)

2). Mencari Koefisien Korelasi Ganda

Koefisien korelasi antara variabel terikat (Y) dengan X1 dan X2

menggunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut :

a1 X1Y + a2X2Y

Ry(1,2) =

Y2

Rumus 3.7 Keterangan :

Ry(1,2) : Koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2

a1 : Koefisien prediktor X1

a2 : Koefisien prediktor X2

X1Y

: Jumlah produk antara X1 dengan Y

X2Y : Jumlah produk antara X2 dengan Y

Y2 : Jumlah kuadrat kriterium Y (Sutrisno Hadi, 2004)

3). Menguji Keberartian Korelasi Ganda

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji F sebagai berikut :

R2/k

F = (1-R2) /(n – k –1)


(63)

Keterangan :

F = Koefisien korelasi ganda n = Banyaknya sampel k = Banyaknya prediktor R2 = Koefisien korelasi (Sudjana, 2002)

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data tersebut diatas menggunakan bantuan komputer Program SPSS versi 11.0

F. Identifikasi Variabel

1. Variabel Bebas Minat (X1)

2. Variabel Bebas Motivasi (X2)

3. Variabel terikat Prestasi Belajar (Y)

G.Definisi Operasional Tabe 3.2 Definisi Operasional

NO VARIABEL SKALA PENGUKURAN

1. Minat adalah ketertarikan seseorang untuk memilih sesuatu yang dianggapnya sesuai dengan keinginannya.

a. Alat ukur : Angket b. Skala : Interval c. Kategori :

1). 38-50 = Tinggi 2). 28-37 = Sedang 3). < 27 = Rendah 2. Motivas penggerak dan pendorong

tingkah laku manusia baik dari dalam maupun dari luar untuk melakukan aktifitas agar mencapai

a. Alat ukur : Angket b. Skala : Interval c. Kategori :

1). 65-85 = Tinggi 2). 48-64= Sedang 3). < 47 = Rendah


(64)

tujuan tertentu

3. Keberhasilan Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh setiap mata pelajaran yang lazim ditunjukkan dalam bentuk nilai tes yang diberikan setiap guru dalam bentuk Indeks Prestasi Komulatif (IPK) semester.

a. Alat ukur : Dokumenter b. Skala : Rasio c. Kategori :

1). 3,51-4.00 = Sangat baik 2). 2,75-3,50 = Baik 3). 2.00-2,74 = Cukup 4). < 1,99 = Kurang


(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. DESKRIPSI DATA

Penelitian yang dilakukan ini terdiri dari tiga variable, yaitu dua variable bebas terdiri dari minat (X1) dan motivasi (X2) serta satu variable terikat berupa

prestasi belajar (Y). Angket yang digunakan sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan try out terhadap mahasiswa sebanyak 30 orang. Try out ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya item-item yang tidak memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Berdasar hasil try out item sejumlah 27 item dinyatakan valid dimana item dengan rhitung > rtabel atau rhitung > 0.361

yaitu 17 item untuk kuesioner motivasi , 10 item untuk kuesioner minat dan 4 item dinyatakan tidak valid karena rhitung < rhitung atau rhitung < 0.361 yaitu 3 item

dari angket motivasi nomor 3.7 dan 14 sedang 1 item dari angket minat yaitu nomor 8.(lampiran 3)

Melalui proses tabulasi data minat, motivasi dan prestasi belajar, peneliti mengemukakan deskripsi data sebagai berikut :

1. Minat.

Berdasar data mengenai minat (X1), dapat dibuat tabel distribusi


(66)

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Minat

NO RENTANG KATEGORI FREKUENSI PROSENTASE

1 38 - 50 Tinggi 47 78.3%

1 28-37 Sedang 13 21.7%

1 < 27 Rendah 0 0

Jumlah 60 100%

Berdasar tabel distribusi frekuensi tersebut diatas dapat diketahui bahwa nilai nilai rentang 38 – 50 merupakan frekuensi tertinggi yaitu 78.3%, sehingga rata-rata minat mahasiswa tergolong tinggi. Dan tabel tersebut dalam Diagram Lingkaran (Piechart) tergambar sebagai berikut :

tinggi sedang

kat_mnt

Pies show counts

tinggi 78,33%

n=47 47,0 sedang

21,67% n=13 13,0

DIAGRAM PIECHART

VARIABEL MINAT

KATEGORI MINAT


(67)

2. Motivasi

Berdasar data mengenai motivasi (X2), dapat dibuat tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi

NO RENTANG KATEGORI FREKUENSI PROSENTASE

1. 65- 85 Tinggi 44 73.3%

2. 48-64 Sedang 16 27.7%

3. < 47 Rendah 0 0

Jumlah 60 100%

Berdasar tabel distribusi frekuensi tersebut diatas dapat diketahui bahwa nilai nilai rentang 65 – 85 merupakan frekuensi tertinggi yaitu 73.3%, sehingga rata-rata motivasi mahasiswa tergolong tinggi. Dan tabel tersebut dalam Diagram Lingkaran (Piechart) tergambar sebagai berikut :

tinggi sedang

kat_mtv

Pies show counts

tinggi 73,33% n=44 44,0 sedang

26,67% n=16 16,0

DIAGRAM PIECHART

VARIABELMOTIVASI

KATEGORI MOTIVASI


(68)

3. Prestasi Belajar

Berdasar data mengenai prestasi belajar (Y), dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar

NO RENTANG KATEGORI FREKUENSI PROSENTASE

1. 3,51- 4,00 Sangat baik 9 15%

2. 2,74 – 3,50 Baik 49 81.7%

3. 2,00 – 2,74 Cukup 2 3.3%

4. < 1,99 Kurang 0 0

Jumlah 60 100%

Berdasar tabel distribusi frekuensi tersebut diatas dapat diketahui bahwa nilai nilai rentang 2,74 – 3,50 merupakan frekuensi tertinggi yaitu 81.7%, sehingga rata-rata prestasi belajar mahasiswa tergolong baik. Dan tabel tersebut dalam diagram lingkaran (Piechart) tergambar sebagai berikut :

sangat baik baik cukup

kat_pres

Pies show counts

sangat baik

15,00% n=9 9,0

baik 81,67% n=49 49,0 cukup

3,33% n=2 2,0 DIAGRAM PIECHART

VARIABELPRESTASI BELAJAR

KATEGORI PREATASI BELAJAR


(69)

B. PENGUJIAN PERSYARATAN ANALISIS

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan analisis regresi ganda, karena variable yang diteliti lebih dari dua variable (dua variable bebas dan satu variable terikat). Uji prasyarat yang dilakukan yaitu uji normalitas, uji linieritas dan uji independensi. Hasi uji prasyrat analisis data yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

a. Uji Normalitas Variabel Minat (X1)

Berdasar hasil perhitungan dengan rumus Chi kuadrat diperoleh harga χ2hitung = 27.400 pada taraf signifikasi 5% dengan df 18 diperoleh χ 2

tabel = 28.87. Oleh karena χ 2hitung < χ 2tabel atau 27.400 < 28.87, maka dapat

dinyatakan sample yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal (lampiran 13).

Normal P-P Plot of JUMMNT

Transforms: natural log

Observed Cum Prob

1,0 ,8 ,5 ,3 0,0 1,0 ,8 ,5 ,3 0,0

Detrended Normal P-P Plot of JUMMNT

Transforms: natural log

Observed Cum Prob

1,0 ,8 ,6 ,4 ,2 0,0 ,1 0,0 -,1 -,2

Gambar 4.4a. Diagram distribusi normal variabel minat (X1)

Gambar 4.4b. Diagram distribusi normal variabel


(70)

b. Uji Normalitas Variabel Motivasi (X2)

Berdasar hasil perhitungan dengan rumus Chi kuadrat diperoleh harga χ2hitung = 8.233 pada taraf signifikasi 5% dengan df 22 diperoleh χ 2tabel

= 33.92. Oleh karena χ 2 hitung < χ 2 tabel atau 8.233 < 33.92, maka dapat

dinyatakan sample yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal (lampiran 14).

c. Uji Normalitas Variabel Prestasi Belajar (Y)

Berdasar hasil perhitungan dengan rumus Chi kuadrat diperoleh harga χ2 hitung = 10.400 pada taraf signifikasi 5% dengan df 47diperoleh χ 2

tabel = 64. Oleh karena χ 2 hitung < χ 2 tabel atau 10.400 < 64, maka dapat

dinyatakan sample yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal (lampiran 15)

Normal P-P Plot of JUMMTV

Transforms: natural log

Observed Cum Prob

1,0 ,8 ,5 ,3 0,0 1,0 ,8 ,5 ,3 0,0

Detrended Normal P-P Plot of JUMMNT

Transforms: natural log

Observed Cum Prob

1,0 ,8 ,6 ,4 ,2 0,0 ,1 0,0 -,1 -,2

Gambar 4.5a Diagram distribusi normal variabel motivasi (X2)

Gambar 4.5b Diagram distribusi normal variabel motivasi (X2)


(71)

Berdasar tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (lampitran 16) masing-masing variabel baik minat, motivasi dan prestasi belajar terbukti berasal dari distribusi normal karena nilai Asymp. Sig > taraf signifikan (a) yaitu :

1). Variabel minat adalah : 0.071 > 0.05 2). Variabel motivasi adalah : 0.543 > 0.05 3). Variabel prestasi belajar : 0.560 > 0.05. 2. Uji Linieritas

Penelitian ini akan menganalisis dua variable bebas dan satu variable terikat, di mana termasuk variable bebas adalah minat dan motivasi, sedang variable terikat adalah prestasi belajar. Oleh karena itu dalam rangka pengujian prasyarat linieritas ini akan diuji dua kali antara satu variable bebas dengan satu variable terikat.

Normal P-P Plot of PRESBEL

Transforms: natural log

Observed Cum Prob

1,0 ,8 ,5 ,3 0,0 1,0 ,8 ,5 ,3 0,0

Detrended Normal P-P Plot of PRESBEL

Transforms: natural log

Observed Cum Prob

1,0 ,8 ,6 ,4 ,2 0,0 ,10 ,08 ,06 ,04 ,02 0,00 -,02 -,04 -,06

Gambar 4.6a Diagram distribusi normal variabel prestasi belajar (Y)

Gambar 4.6b. Diagram distribusi normal variabel prestasi belajar (Y)


(1)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasar analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut :

1. Hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif dan signifikan antara minat dengan prestasi belajar pada mahasiswa akper PKU Muhammadiyah Surakarta tahun 2007 dinyatakan hipotesis diterima atau teruji kebenarannya. Hal tersebut terbukti dengan diperolehnya nilai rhitung > rtabel atau 0.416 >

0.254 pada taraf signifikasi 5%.

2. Hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar pada mahasiswa akper PKU Muhammadiyah Surakarta tahun 2007 dinyatakan hipotesis diterima atau teruji kebenarannya. Hal tersebut terbukti dengan diperolehnya nilai rhitung >

rtabel atau 0.469 > 0.254 pada taraf signifikasi 5%.

3. Hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif dan signifikan antara minat dan motivasi dengan prestasi belajar pada mahasiswa akper PKU Muhammadiyah Surakarta tahun 2007 dinyatakan hipotesis diterima atau teruji kebenarannya. Hal tersebut terbukti dengan uji keberartian korelasi ganda diperolehnya nilai Fhitung > Ftabel atau 12.98 > 3.13


(2)

4. Kelompok minat , motivasi dan prestasi belajar mahasiswa sebagai

berikut: variabel minat mahasiswa tergolong memiliki minat yang tinggi yaitu 78.3%, variabel motivasi 73.3% tergolong tinggi dan prestasi belajar 81.7% memiliki prestasi yang baik.

B. Implikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi Teoritis

Berdasar simpulan penelitian mengenai “Hubungan antara Minat dan Motivasi dengan Prestasi Belajar pada mahasiswa Akper PKU Muhammadiyah Surakarta tahun 2007" yaitu adanya hubungan antara minat dan motivasi dengan prestasi belajar, maka minat dan motivasi sangat mendukung pencapaian prestasi belajar.

2. Implikasi Praktis

Berdasar simpulan penelitian mengenai “Hubungan antara Minat dan Motivasi dengan Prestasi Belajar pada mahasiswa Akper PKU

Muhammadiyah Surakarta tahun 2007” yaitu adanya hubungan antara minat

dan motivasi dengan prestasi belajar, maka dengan adanya minat yang tinggi dan didukung dengan motivasi akan sangat mendukung pencapaian prestasi belajar yang optimal.


(3)

B. Saran

Berdasar simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi institusi pendidikan maupun mahasiswa Akademi keperawatan PKU Muhammadiyah Surakarta.

Adapun saran –saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi institusi pendidikan

a. Perlu diketahui tingkatan minat dan motivasi para peserta didik pada awal proses belajar mengajar sebagai data dasar dalam memberikan pembinaan

b. Penyelenggaraan proses belajar mengajar yang didukung oleh sarana dan prasarana serta SDM yang memadahi sehingga dapat menumbuhkan minat dan motivasi belaajar bagi mahasiswa.

c. Diupayakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga menumbuhkan minat dan motivasi belajar mahasiswa.

d. Oleh karena rata-rata mahasiswa memiliki minat dan motivasi yang tinggi, maka untuk mencapai hasil prestasi yang optimal tinggal memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. 2. Bagi mahasiswa

a. Mahasiswa hendaknya dapat mengikuti kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dari institusi pendidikan


(4)

b. Adanya penghargaan bagi mahasiswa yang berprestasi dan sanksi

bagi yang melanggar sehingga memacu minat dan motivasi mahasiswa dalam belajarnya.

c. Terfasilitasinya kebutuhan belajar mahasiswa sehingga menumbuhkan semangat dan gairah belajar mahasiswa

d. Perlu dipertahankan minat dan motivasi yang telah dimiliki sehingga prestasi belajar akan bisa dipertahankan atau lebih dioptimalkan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :Rineka Cipta

Atkinson, 1993, Pengantar Psikologi, Edisi kedelapan, University of California, San Diego, Stanford University, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Dimyati, 1994, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hamalik O, 1992, Psikologi Belajar dan Mengajar,Cetakan Pertama, Bandung : Sinar Baru

Handoko M, 1992, Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Kanisius.

Hidayat T, 1989, Masalah Belajar dan Bimbingan, Edisi I, Surakarta : Depdikbud. RI UNS

Mudjiman H, 2006, Belajar Mandiri (Self – Motivation Learning), Cetakan 1, Surakarta : LPP UNS dan UNS Press.

Neoleka A, 1986, Pengantar Penelitian Pendidikan, Jakarta : Takindo Utama Pusdiknakes, 1994, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan D III Keperawatan,

Jakarta

---, 2000, Petunjuk Pelaksanaan Sipensimaru , Jakarta

---, 2006, Kurikulum Pendidikan Diploma III Keperawatan, Jakarta Saefullah A, 1980 Dasar-dasar Pendidikan, Surabaya :Usaha Nasional

Sardiman, 1996, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Perkasa

---, 2007, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Perkasa

Setyowati, 1997, Peningkatan Motivasi Kemampuan Kerja dan Budaya Kerja, Pelatihan Manajemen Keperawatan, Jakarta : FIK. UI

Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT. Rineka Cipta.


(6)

Sudjana, 2002, Metoda Statistika, Bandung : Tarsito

Sugiyono, 1999, Statitika Untuk Penelitian, Bandung : CV. Alfabeta.

Sunarjo D, 1990, Penelitian Pendidikan dan Bimbingan, Surakarta : FKIP. UMS Sulaiman W, 2004, Analisis Regresi Menggunakan SPSS, Contoh Kasus dan

Pemecahanya,Yogyakarta : Andi Offset.

Suryabrata S, 1984, Metodologi Penelitian, Jakarta : CV. Rajawali

---, 1995, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Perkasa Setrisno Hadi, 2004, Analisis Regresi, Yogyakarta : Andi Offset

The Liang Gie, 1983, Cara Belajar Yang Efisien, Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Winardi J, 2001, Motivasi & Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Winkel,1996, Psikologi Pengajaran, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dhrama, Yogyakarta,Cetakan kelima, Jakarta : PT. Gramedia Surakhmad W, 2004, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik,