Apabila V tidak bolehkurang dari:

4.3.2Apabila V e adalah pembebanan maksimum akibat pengaruh Gempa Rencana yang dapat diserap oleh struktur gedung elastik penuh dalam kondisi di ambang keruntuhan dan V y adalah pembebanan yang menyebabkan pelelehan pertama di dalam struktur gedung, maka dengan asumsi bahwa struktur gedung daktail dan struktur gedung elastik penuh akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum δ m yang sama dalam kondisi di ambang keruntuhan, maka berlaku hubungan sebagai berikut : di mana μ adalah faktor daktilitas struktur gedung.

4.3.3 Apabila V

n adalah pembebanan gempa nominal akibat pengaruh Gempa Rencana yang harus ditinjau dalam perencanaan struktur gedung, maka berlaku hubungan sebagai berikut : di mana f 1 adalah faktor kuat lebih beban dan bahan yang terkandung di dalam struktur gedung dan nilainya ditetapkan sebesar : f 1 = 1,6 dan R disebut faktor reduksi gempa menurut persamaan : 1,6 ≤ R = μ f 1 ≤ R m 6 Dalam pers.6 R = 1,6 adalah faktor reduksi gempa untuk struktur gedung yang berperilaku elastik penuh, sedangkan R m adalah faktor reduksi gempa maksimum yang dapat dikerahkan oleh sistem struktur yang bersangkutan menurut Pasal 4.3.4. Dalam Tabel 2 dicantumkan nilai R untuk berbagai nilai μ yang bersangkutan, dengan ketentuan bahwa nilai μ dan R tidak dapat melampaui nilai maksimumnya menurut Pasal 4.3.4. Dalam Tabel 3.4 dicantumkan nilai R untuk berbagai nilai μ yang bersangkutan, dengan Universitas Sumatera Utara ketentuan bahwa nilai μ dan R tidak dapat melampaui nilai maksimumnya menurut Pasal 4.3.4. Taraf kinerja struktur gedung µ R Elastik penuh 1,0 1,6 Daktail parsial 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 2,4 3,2 4,0 4,8 5,6 6,4 7,2 8,0 Daktail penuh 5,3 8,5 Tabel 3.4 Parameter daktalitas struktur gedung Universitas Sumatera Utara

BAB IV APLIKASI PERHITUNGAN

4.1 Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus 4.1.1 Perencanaan Struktur Lantai 1 4.1.1.1Perencanaa Beban Gempa A. Taksiran waktu getar alami T secara empiris berdasarkan UBC Section 1630.2.2. Tinggi gedung h n = 10 Meter C t = 0,0731 T empiris = Ct h n 34 = 0,0731 10 34 = 0,4111 detik B. Taksiran waktu getar alami T secara empiris berdasarkan Metode SRPMK. T empiris : T 1 ζ . n ζ = 0,15 didapat dari tabel Nilai Koefisien ζ untuk wilayah gempa 6 n = 6 wilayah gempa Gedung mempunyai tinggi 10 meter dan memiliki jumlah tingkat 2 sehingga: Untuk SRPMK WG 6 T empiris 0,15 x 6 T empiris 0,96 detik T empiris ˜ 1,2 detik Jadi digunakan waktu getar alami sebesar 1,2 detik untuk SRPMK sebagai taksiran awal perencanaan. Universitas Sumatera Utara