1 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002.
2 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI-
1726-2002. 3
Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SNI 03-1727-1989- F.
3.2.6 Pembebanan
Berdasarkan peraturan – peraturan diatas, struktur sebuah gedung harus direncanakan kekuatannya terhadap beban – beban berikut :
1. Beban Mati Dead Load, dinyatakan dengan lambang DL.
2. Beban Hidup Live Load, dinyatakan dengan lambang LL.
3. Beban Gempa Earthquake Load, dinyatakan dengan lambang E.
3.2.7 Deskripsi Pembebanan
Beban – beban yang bekerja pada struktur bangunan ini adalah sebagai berikut:
3.2.7.1 Beban Mati DL
Beban mati yang diperhitungkan dalam struktur gedung bertingkat inimerupakan berat sendiri elemen struktur bangunan yang memiliki fungsistruktural menahan beban.
Beban dari berat sendiri elemen – elemen tersebutdiantaranya sebagai berikut : •
Beton = 2400 kgm³
• Dinding ½ bata
= 250 kgm² •
Atap Tegola = 55,6 kgm²
Universitas Sumatera Utara
Beban tersebut harus disesuaikan dengan volume elemen struktur yang akandigunakan. Karena analisis dilakukan dengan program SAP2000, maka beratsendiri akan
dihitung secara langsung.
3.2.7.2 Beban Hidup LL
Beban Hidup yang diperhitungkan adalah beban hidup selama masa layan.Beban hidup selama masa konstruksi tidak diperhitungkan karena diperkirakanbeban hidup masa
layan lebih besar daripada beban hidup pada masa konstruksi. Beban hidup yang direncanakan adalah sebagai berikut :
a Beban Hidup pada Lantai Gedung
Beban hidup yang digunakan mengacu pada standar pedoman pembebananyang ada, yaitu sebesar 250 kgm².
b Beban Hidup pada Atap Gedung
Beban hidup yang digunakan mengacu pada standar pedoman pembebananyang ada, yaitu sebesar 100 kgm².
3.2.7.3 Beban Gempa
Beban gempa adalah beban yang timbul akibat percepatan getaran tanahpada saat gempa terjadi. Untuk merencanakan struktur bangunan tahan gempa,perlu diketahui
percepatan yang terjadi pada batuan dasar. Berdasarkan hasilpenelitian yang telah dilakukan, wilayah Indonesia dapat dibagi ke dalam 6wilayah zona gempa.Struktur bangunan yang akan
direncanakan terletak pada wilayah gempa 6. Berikut ini adalah grafik dan table Respons Spektra pada wilayah gempa Zona 6 untuk kondisi tanahlunak, sedang, dan keras.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4 Respons Spektrum Gempa Rencana
Sumber: SNI 1726-2002
Analisis yang digunakan dalam perencanaan beban gempa ini adalahmetode analisis Statik Ekivalen yang bekerja pada gedung yang menirukanpengaruh dari gerakan tanah
akibat gempa tersebut.Berdasarkan SNI 1726-2002, beban geser dasar nominal statik ekivalenV yang terjadi di tingkat dasar dapat dihitung berdasarkan persamaan :
V = x Wt
Dimana: V= Gaya geser dasar rencana total, N
R= Faktor modifikasi respon lihat tabel 3.3 Wt = Berat total struktur, N
Universitas Sumatera Utara
I= Faktor keutamaan gedung C= Nilai Faktor Respons Gempa yang didapat dari SpektrumRespons
Gempa Rencana untuk waktu getar alami fundamental daristruktur gedung.Berat total struktur Wt ditetapkan sebagai jumlah dari beban – beban berikut ini:
1 Beban mati total dari struktur bangunan.
2 Bila digunakan dinding partisi pada perencanaan lantai maka harusdiperhitungkan
tambahan beban sebesar 0,5 kPa. 3
Pada gudang – gudang dan tempat penyimpanan barang maka sekurang –kurangnya 25 dari beban hidup rencana harus diperhitungkan.
4 Beban tetap total dari seluruh peralatan dalam struktur bangunan harusdiperhitungkan.
Sistem Struktur Deskripsi
R O
Sistem Rangka Pemikul Momen Sistem Rangka yang ada pada
dasarnya memiliki rangka pemikul beban gravitasi secara lengkap.
Beban Lateral dipikul rangka terutama melalui mekanisme lentur
1. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus 8,5
2,8 2. Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah
5,5 2,8
3. Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa 3,5
2,8
Tabel 3.2 Klasifikasi Sistem Rangka Pemikul Momen Beserta faktor R dan O
Sumber: SNI 1726-2002
Kategori Gedung Faktor Keutamaan
I
1
I
2
I Gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan dan perkantoran
1,0 1,0
1,0 Monumen dan bangunan monumental
1,0 1,6
1,6 Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit, instalasi air bersih, pembangkit
tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi
1,4 1,0
1,4 Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti gas, produk minyak bumi,
asam dan beracun 1,6
1,0 1,6
Cerobong, tangki diatas menara 1,5
1,0 1,5
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Faktor Keutamaan I
Sumber: SNI 1726-2002
3.2.7.4 Arah Pembebanan Gempa