Beban Mati Beban Hidup pada Pelat Lantai Beban Hidup pada Atap Beban Gempa

3.2.3.3 Pelat

Pelat yang digunakan pada model struktur bangunan ini menggunakan Pelatbeton bertulang. Pelat beton bertulang kombinasi dengan metal deck digunakansebagai pelat untuk pelat lantai dengan ketebalan masing-masing 120mm.

3.2.3.4 Pondasi

Pondasi yang direncanakan menggunakan Pondasi Sumuran pier foundation yang merupakan bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang, digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relatif dalam. Peck, dkk. 1953 membedakan pondasi sumuran dengan pondasi dangkal dari nilai kedalaman D f dibagi lebarnya B. Untuk pondasi sumuran D f B4, sedang untuk pondasi dangkal D f B1. Perhitungan gaya gempa, diasumsikankondisi tanah diatas pondasi adalah tanah keras dan tidak mengalami pergerakan.

3.2.4 Pembebanan Struktur

Perencanaan pembebanan adalah pendefinisian beban-beban yang bekerjapada struktur sesuai dengan Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan GedungSNI-1726-2002. Seluruh beban yang telah didefinisikan akan bekerja padamodel struktur bangunan ini. Beban-beban yang akan bekerja pada strukturbangunan ini antara lain :

3.2.4.1 Beban Mati

Beban mati adalah seluruh bagian dari komponen struktur bangunan yang bersifat tetap dan tidak terpisahkan dari bangunan tersebut selama masa layannya. Beban mati yang diperhitungkan untuk struktur bangunan ini antara lain : Universitas Sumatera Utara  Beton = 2400 kgm³  Dinding ½ bata = 250 kgm²  Atap Tegola = 55,6 kgm²

3.2.4.2 Beban Hidup pada Pelat Lantai

Beban hidup yang direncanakan dan diperhitungkan mengacu pada standar pedoman pembebanan adalah sebesar 250 kgm² untuk beban pelat lantai. Beban ini disesuaikan dengan kegunaannya sebagai gedung pertemuan.

3.2.4.3 Beban Hidup pada Atap

Beban hidup yang direncanakan dan diperhitungkan mengacu pada standar pedoman pembebanan adalah sebesar100 kgm² untuk beban pelat atap, beban ini juga disesuaikan dengan kegunaannyasebagai gedung perkantoran.

3.2.4.4 Beban Gempa

Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedungatau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu.Beban geser nominal statik ekivalen V yang terjadi di tingkat dasar yang dapatdihitung menurut persamaan berikut : Beban geser nominal V harus dibagikan setinggi tinggi struktur bangunangedung menjadi beban – beban gempa nominal statik ekivalen Fi yang bekerja padapusat massa lantai tingkat ke – i menurut persamaan : Universitas Sumatera Utara Dimana Wi adalah berat lantai tingkat ke-i, zi adalah ketinggian lantaitingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral. Untuk mencegah penggunaan struktur bangunan gedung yang terlalufleksibel, nilai waktu getar alami fundamental T 1 dari struktur bangunan harusdibatasi, bergantung pada koefisien ζ untuk wilayah gempa dan jenis strukturbangunan gedung, menurut persamaan : T 1 ζ . n Dimana n adala h jumlah tingkat dan koefisien ζ ditetapkan menurut tabel berikut ini : Wilayah Gempa ζ 1 0,20 2 0,19 3 0,18 4 0,17 5 0,16 6 0,15 Tabel 3.1 Nilai Koefisien ζ Sumber: SNI 1726-2002 Untuk perhitungan beban gempa yang bekerja pada struktur bangunantersebut, maka dibuat pra perencanaan, dimana ditentukan terlebih dahulu berattotal struktur yang dimanamemerlukan dimensi awal dari profil beton bertulangyang akan digunakan. Berikut adalah dimensi kolom dan balok padakonstruksi Sistem Rangka PemikulMomen Menengah.

3.2.5 Ketentuan Perencanaan Pembebanan