Peranan Kelompok Tani Melati I Terhadap Kesejahteraan Petani Di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

(1)

PERANAN KELOMPOK TANI MELATI I

TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DI DESA NAGORI DOLOK HATARAN KECAMATAN SIANTAR KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

OLEH:

CANDRO LIBRA G 080902037

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

NAMA : CANDRO LIBRA G

NIM : 080902037

ABSTRAK

(Skripsi ini terdiri dari: 6 bab, 78 halaman, 25 kepustakaan, 30 tabel, 2 bagan serta lampiran)

Skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat meraih gelar sarjana Ilmu

Kesejahteraan sosial. Dengan judul “Peranan Kelompok Tani Melati 1 Terhadap Kesejahteraan Petani di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun”. Peningkatan produktifitas petani dan hasil produksi dari pertanian merupakan salah satu cara untuk mensejahterakan rakyat, untuk mencapai kesejahteraan tersebut maka dibutuhkan peranan kelompok tani sebagai kelompok terkecil di dalam masyarakat yang dapat memberi solusi bagaimana mencapai hasil pertanian yang memuaskan petani. Kesejahteraan petani dapat dilihat melalui indikator pendidikan, kesehatan, pendapatan, perumahan, kebutuhan pokok dan interaksi sosial.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok tani melati 1 di Desa Nagori Dolok Hataran yang berjumlah 25 orang, dan seluruh populasi diangkat menjadi sampel. Data-data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif dengan mendeskripsikan per kasus data-data yang telah dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam bentuk tabel tunggal kemudian dicari frekuensi dan

persentasenya. Teknik pengumpulan data melalui kusioner, wawancara dan observasi.

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan telah dianalisis bahwa peranan kelompok tani melati 1 terhadap kesejahteraan petani telah memberikan peningkatan, terlihat dari hasil pertanian anggota yang semakin meningkat, begitu juga perumahan dan pendapatan anggota yang berubah ke arah yang lebih baik, pendidikan anak yang tercukupi dan kebutuhan pokok yang terpenuhi didapat dari hasil pertanian.

Kesimpulan bahwa peranan Kelompok Tani Melati 1 dalam mensejahterakan kehidupan petani di Desa Nagori Dolok Hataran telah memberikan hasil yang baik, terlihat dari hasil pertanian yang makin meningkat dan mempengaruhi kondisi sosial petani di desa tersebut.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan Kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “PERANAN KELOMPOK TANI MELATI 1 TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DI DESA NAGORI DOLOK HATARAN KECAMATAN SIANTAR KABUPATEN SIMALUNGUN”. Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Selama penyusunan skripsi ini penulis menyadari akan kelemahan dan kekurangan dan keterbatasan pengetahuan dan kelemahan dalam menulis, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.

Penulis juga menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat sebagai pihak yang telah Tuhan sediakan menjadi penolong bagi penulis. Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya, diantaranya kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Badaruddin, Msi, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.sp, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Mastauli Siregar, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan saran, kritik


(4)

dan pandangannya yang berguna bagi penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar yang telah mengajari dan membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

5. Bapak Suhardi selaku Kepala Desa Nagori Dolok Hataran serta pegawai yang telah membantu penulis selama penelitian di Desa Nagori Dolok Hataran.

6. Kepada seluruh anggota Kelompok Tani Melati 1 yang telah bersedia diteliti kondisi sosialnya dan memberi saran dan masukan bagi penulis.

7. Teristimewa buat Kedua Orang Tuaku, Bapak R. Girsang dan Mama A. Silalahi yang telah membesarkan penulis, memberikan kasih sayang, doa dan berbagi motivasi bagi penulis.

8. Kakak dan Abang-abangku, K’pipin, B’Roni SK, K’Peneska, K’ Endang Mayasari dan my twins Candra Libra. terimakasih buat saran, motivasi, doa, dana dan dukungan buat penulis.

9. Buat lae-laeku, Budi Silalahi, Binahar Nababan. Dan Buat bere-bereku: Welkevinandes, Angelia semoga cepat besar.

10.Buat sahabat terbaikku Hanna May Rodearni, terimakasih sudah mengajari penulis dalam berbagai hal, apalagi bahasa mengajari bahasa inggris..dan juga terkhusus saat melakukan penelitian memberikan tumpangan tinggal di rumah dan buat orang tuamu penulis ucapakan terimakasih.(semoga Tuhan membalas kebaikanmu, Amin)


(5)

11.Saudara seperjuanganku dari semester 1 hingga sekarang: Keluarga besar Kesos 08, dan semua dekat samaku, Johannes, , Joel, Haryono, Frans, Karlos, Cristedy, Gok, Nopal, Randa, Davi, Erwin, Hendrik, Indra, Bastian, Jojor, Nova, Ely, Nurlina, Jupe, Evi, Jinong, Malem, Marment, Johendro dan semuanya, maaf tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih semuanya.

12.Teman-teman kos 75, terimakasih sudah saling berbagi dalam penulisan saat main futsal, Albert, Marco, Andi, Putera, Nobel . Thanks.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan melindungi kita semua.

Medan, Mei 2012 Penulis

Candro Libra G


(6)

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR……….. ii

DAFTAR ISI……….. v

DAFTAR TABEL………viii

DAFTAR BAGAN ………x

DAFTAR LAMPIRAN ………xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Perumusan Masalah ………...6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ………...6

1.4 Sistematika Penelitian ………7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Peranan..………...9

2.1.1 Pengertian Peranan...……….……...9

2.2Kelompok………...10

2.2.1 Kelompok Tani……….……12

2.3Peranan Kelompok Tani.………...………....17

2.3.1 Sebagai Kelas Belajar………...………..18

2.3.2 Sebagai Unit Produksi Usaha Tani………..…..……....19

2.3.3 Sebagai Wahana Kerjasama Antara Anggota Kelompok..…20

2.4Kemampuan dan Ciri-ciri Kelompok Tani ………..…….22

2.5Pengertian Petani………..………...………….….23

2.6Tingkat Sosial Ekonomi ……….…..………....24

2.7Kesejahteraan Sosial………..……….……….…..26

2.8Kerangka Pemikiran……….………....….29

2.9Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional ………...………...31

2.9.1 Defenisi Konsep……….………...31

2.9.2 Defenisi Operasional……….…………...32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ………...34


(7)

3.3 Populasi……….……34

3.4 Teknik Pengumpulan Data ……….………...35

3.5 Teknik Analisis Data ………...36

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Nagori Dolok Hataran ………...…...37

4.2 Keadaan Demografis ………...………...38

4.2.1 Jumlah Penduduk……….………...38

4.2.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin………..38

4.2.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian………..…….….39

4.2.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama……….…40

4.3 Kondisi Sosial Budaya……….………...41

4.4 Sarana dan Prasarana……….….41

4.4.1 Sarana Pedidikan ………..……....42

4.4.2 Sarana Kesehatan ………...43

4.4.3 Sarana Rumah Ibadah………...………...43

4.4.4 Sarana Olahraga ………...43

4.4.5 Organisasi Masyarakat ………...44

4.5 Struktur Organisasi Pemerintahan………..…....…45

4.6 Sejarah Singkat Kelompok Tani Melati 1 ………...45

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Karakteristik Responden ………...48

5.2 Identitas Responden…..………...48

5.3 Kegiatan Kelompok Tani………..…...………..……...54

5.4 Kesejahteraan Petani……….……..60

5.4.1 Pendidikan ………...60

5.4.2 Kondisi Kesehatan……….…....63

5.4.3 Pendapatan ………...66

5.4.4 Perumahan ………...70

5.4.5 Kebutuhan Pokok………...73

5.4.6 Interaksi Sosial ……….…...75

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ………...77

6.2 Saran……….…..78 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ………….………..……38

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk berdasarkan mata pencaharian …………...……...39

Tabel 4.3 Distribusi Penduduk berdasarkan Agama… ……… 40

Tabel 4.4 Sarana Pendidikan di Desa Nagori Dolok Hataran…….………42

Tabel 4.5 Sarana Rumah Ibadah di Desa Nagori Dolok Hataran………...43

Tabel 4.6 Fasilitas Sarana Olahraga Desa Nagori Dolok Hataran ………...44

Tabel 4.7 Organisasi Kemasyarakatan di Desa Nagori Dolok Hataran………..45

Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin ……….49

Tabel 5.2 Distribusi Responden berdasarkan Umur...………...….50

Tabel 5.3 Distribusi Responden berdasarkan Agama ...51

Tabel 5.4 Distribusi Responden berdasarkan Suku Bangsa ...51

Tabel 5.5 Distribusi Responden berdasarkan Jumlah Anak ...52

Tabel 5.6 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Formal Terakhir………...53

Tabel 5.7 Distribusi Responden berdasarsarkan Sering Tidaknya Mengikuti Kegiatan Kelompok Tani Melati 1……….………55

Tabel 5.8 Distribusi Responden berdasarkan Pernah Diberi cara Untuk Penggunaan Pupuk Demi Kemajuan Kelompok Tani Melati 1...58

Tabel 5.9 Distribusi Responden berdasarkan Peningkatan Hasil Pertanian Selah Megikuti Kelompok Tani………...59

Tabel 5.10 Distribusi Responden berdasarkan Jumlah Anak yang Bersekolah...60

Tabel 5.11 Distribusi Responden berdasarkan Pendapatan Mencukupi Pendidikan Anak………..61

Tabel 5.12 Distribusi Responden berdasarkan Tempat Peminjaman Apabila Tidak Mencukupi……….62

Tabel 5.13 Distribusi Responden berdasarkan Frekuensi Keluarga yang Sakit...63

Tabel 5.14 Distribusi Responden berdasarkan Tempat Berobat………64

Tabel 5.15 Distribusi Responden berdasarkan Pelayanan Kesehatan Diperoleh…...65

Tabel 5.16 Distribusi Responden berdasarkan Makanan yang Dikonsumsi Terhadap Gizi Empat Sehat Lima Sempurna...66

Tabel 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Memenuhi atau Tidak Kebutuhan Keluarga...68

Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Pendapatan yang Diperoleh………..………69


(9)

Tabel 5.20 Distribusi Responden Berdasarkan Bangunan Rumah………...72 Tabel 5.21 Distribusi Responden Berdasarkan Modal Pembangunan Rumah...73 Tabel 5.22 Distribusi Responden Berdasarkan Memenuhi atau

Tidak Kebutuhan Pokok………..……..74 Tabel 5.23 Distribusi Responden Berdasarkan Kebutuhan Pokok Berasal


(10)

DAFTAR BAGAN

BAGAN I……….,………..31


(11)

LAMPIRAN 1. Kuesioner

2. Surat Keterangan Dosen Pembimbing

3. Lembar Daftar Hadir Seminar Proposal

4. Surat Permohonan Izin Penelitian

5. Surat Balasan Izin Penelitian dari Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

6. Surat Balasan Izin Penelitian dari Kelompok Tani Melati 1 di Desa Nagori Dolok Hataran


(12)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

NAMA : CANDRO LIBRA G

NIM : 080902037

ABSTRAK

(Skripsi ini terdiri dari: 6 bab, 78 halaman, 25 kepustakaan, 30 tabel, 2 bagan serta lampiran)

Skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat meraih gelar sarjana Ilmu

Kesejahteraan sosial. Dengan judul “Peranan Kelompok Tani Melati 1 Terhadap Kesejahteraan Petani di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun”. Peningkatan produktifitas petani dan hasil produksi dari pertanian merupakan salah satu cara untuk mensejahterakan rakyat, untuk mencapai kesejahteraan tersebut maka dibutuhkan peranan kelompok tani sebagai kelompok terkecil di dalam masyarakat yang dapat memberi solusi bagaimana mencapai hasil pertanian yang memuaskan petani. Kesejahteraan petani dapat dilihat melalui indikator pendidikan, kesehatan, pendapatan, perumahan, kebutuhan pokok dan interaksi sosial.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok tani melati 1 di Desa Nagori Dolok Hataran yang berjumlah 25 orang, dan seluruh populasi diangkat menjadi sampel. Data-data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif dengan mendeskripsikan per kasus data-data yang telah dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam bentuk tabel tunggal kemudian dicari frekuensi dan

persentasenya. Teknik pengumpulan data melalui kusioner, wawancara dan observasi.

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan telah dianalisis bahwa peranan kelompok tani melati 1 terhadap kesejahteraan petani telah memberikan peningkatan, terlihat dari hasil pertanian anggota yang semakin meningkat, begitu juga perumahan dan pendapatan anggota yang berubah ke arah yang lebih baik, pendidikan anak yang tercukupi dan kebutuhan pokok yang terpenuhi didapat dari hasil pertanian.

Kesimpulan bahwa peranan Kelompok Tani Melati 1 dalam mensejahterakan kehidupan petani di Desa Nagori Dolok Hataran telah memberikan hasil yang baik, terlihat dari hasil pertanian yang makin meningkat dan mempengaruhi kondisi sosial petani di desa tersebut.


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam. Lebih dari 38 juta jiwa yang berusia produktif adalah berprofesi sebagai petani, demikian data yang dilansir oleh Kementrian pertanian. Tidak kurang dari 57 persen penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa kesejahteraan petani masih jauh dari yang diharapkan dan dibayangkan. Naiknya harga beras di pasaran tidak serta merta membuat petani meningkat kesejahteraannya. Hasil studi singkat Pattiro Surakarta pada pertengahan 2011 lalu di kawasan Polanharjo, salah satu sentra penghasil padi di Kabupaten Klaten, menunjukkan bahwa pendapatan petani di kawasan tersebut rata-rata berkisar Rp. 500.000 per bulan ketika hasil panen bagus. Sungguh ironis memang, jika ditinjau bahwa sektor pertanian adalah sektor penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar kedua setelah sektor industri olahan, yakni sebesar 15,61%, sebagaimana data yang dilansir BPS pada triwulan pertama 2011 ini (http://soloraya.net/petani-dan-ketidakberpihakan-regulasi.html).

Kondisi alam Indonesia dengan luas lahan pertanian sebesar 11,5 juta hektar sebetulnya merupakan potensi kekayaan Negara yang sangat besar. Sektor pertanian merupakan sektor paling prosfektif dalam menopang perekonomian nasional. Bukti bahwa sektor pertanian adalah sektor yang prosfektif dimana kebutuhan akan pangan


(14)

di dalam negeri dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan peninggkatan jumlah penduduk (Saragih, Husodo, Dillon, Nasution, Sabiham, Krisnamurti, Ismail, Mulyanto, Masroh, 2004: 85).

Kebijakan yang ditempuh Pemerintah untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional diantaranya adalah dengan peningkatan kehidupan ekonomi yang dilakukan melalui pembangunan pertanian. Salah satu kebijakan mendasar yang diperlukan untuk mengatasi masalah dalam pertanian adalah pemerintah menyediakan lahan kosong untuk digarap oleh petani dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan petani, akan tetapi seringkali kebijakan yang dikeluarkan pemerintah belakangan ini disamping tidak konsisten, juga tidak mencerminkan sense of humanity. Hal ini dapat dilihat dari dampak yang telah terjadi maupun yang bakal muncul terhadap kesejahteraan petani Indonesia dan ketahanan pangan nasional. Jatuhnya harga gabah ditingkat petani memperlihatkan betapa lemahnya antisipasi pemerintah terhadap permasalahan yang menyangkut kehidupan para petani. Disamping itu, penerapan pencabutan subsidi pupuk yang dilakukan pemerintah sangat memberatkan petani jika harga dasar gabah tidak dapat dipertahankan. (Saragih, dkk, 2004: 25-26).

Peningkatan produktivitas petani dan usaha pertanian merupakan sesuatu yang penting ke depan. Masyarakat dunia dalam waktu tidak lama lagi membutuhkan hasil pertanian yang banyak, berkualitas tinggi dan dengan harga yang bersaing. Pembangunan pertanian Indonesia telah dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dengan harapan dapat meningkatkan produksi pertanian semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam mencapai kesejahteraan, peningkatan produksi pangan. Kesejahteraan petani merupakan arah dan tujuan pembangunan pertanian.


(15)

Pentingnya kelompok bagi kehidupan manusia bertumpu pada kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Artinya secara alamiah manusia tidak dapat hidup sendirian. Dalam perjuangan hidupnya, guna memenuhi kebutuhan hidup, manusia tidak terlepas dari interaksinya dengan manusia lain di sekelilingnya. Sejak dilahirkan ke dunia sampai meninggal dunia, manusia selalu terlibat dalam interaksi, artinya tidak terlepas dari kelompok. Di dalam kelompok proses sosialisasi berlangsung, sehingga manusia menjadi dewasa dan mampu menyesuaikan diri. Dengan demikian, hampir dari seluruh waktu dalam kehidupan sehari–hari dihabiskan melalui interaksi dalam kelompok. Dengan adanya berbagai kegiatan dalam kelompok, maka dalam seluruh kehidupannya, manusia menghabiskan dalam berbagai keanggotaan pada berbagai jenis kelompok. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pada setiap perkembangannya, manusia membutuhkan kelompok. Di dalam kelompoklah manusia belajar berinteraksi dan belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan (Carolina dan Jusman, 1993: 1).

Salah satu kelompok yang terdapat di masyarakat terutama di daerah pedesaan yang bermata pencaharian pertanian yaitu kelompok tani. Kelompok tani adalah kumpulan para petani yang terikat secara non formal atas dasar keserasian, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya), keakraban, kepentingan bersama dan saling mempercayai, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama. Pembentukan kelompok tani merupakan suatu usaha pembangunan pertanian yang berfungsi untuk memperlancar hasil pertanian dan memberikan wadah yang kokoh di pedesaan dan merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara para petani dalam kelompok untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.


(16)

Selain teknologi dan modal, kemampuan kelompok petani sangat menentukan keberlanjutan produktivitas padi. Karakteristik usaha tani berlahan sempit dan bersifat part time farmer karena kontribusi pendapatannya terhadap pendapatan total rumah tangga relatif kecil menjadikan kelompok tani sangat penting. Peran tersebut terutama dalam memanfaatkan skala ekonomi dan harmonisasi kegiatan serta dalam menyukseskan program pemerintah mengenai peningkatan produksi padi. Saat ini, intensitas dan kualitas pembinaan terhadap kelompok tani berkurang karena belum jelasnya beberapa status lembaga yang berkaitan dengan pembinaan kelompok tani seperti lembaga penyuluhan. Diduga pelandaian produksi pertanian berkaitan dengan melemahnya kekuatan kelompok tani dalam membangkitkan partisipasi masyarakat dalam penerapan teknologi pertanian (Saragih, dkk, 2004: 68).

Pertanian Indonesia yang mengalami keterpurukan memicu petani membentuk kerjasama dengan petani lain dengan mengadakan kelompok tani. Pembinaan usahatani melalui kelompok tani tidak lain adalah sebagai upaya percepatan sasaran. Petani yang banyak jumlahnya dan tersebar di pedesaan yang luas, sehingga dalam pembinaan kelompok diharapkan timbulnya cakrawala dan wawasan kebersamaan memecahkan dan merubah citra usahatani sekarang menjadi usahatani masa depan yang cerah dan tetap tegar. Adapun tujuan dibentuknya kelompok tani adalah untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kemampuan petani dan keluarganya sebagai subjek pembangunan pertanian melalui pendekatan kelompok agar lebih berperan dalam pembangunan. Kelompok tani merupakan suatu bentuk perkumpulan petani yang berfungsi sebagai media penyuluhan yang diharapkan lebih terarah dalam perubahan aktivitas usahatani yang lebih baik lagi. Aktivitas usahatani yang lebih baik dapat dilihat dari adanya peningkatan-peningkatan dalam produktivitas usahatani yang pada gilirannya akan meningkatkan


(17)

pendapatan petani sehingga akan mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih baik bagi petani dan keluarganya (Badan Pendidikan dan Latihan Penyuluhan Pertanian, 1990).

Desa Nagori Dolok Hataran merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun terletak di daerah pegunungan yang sebahagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Mayoritas petani di desa ini bercocok tanam padi, akan tetapi ada juga petani yang menanam tanaman muda seperti sayur-sayuran, umbi-umbian dan lain-lain. Petani di desa ini sering kali mengalami gagal panen yang diakibatkan banyak faktor, diantaranya adalah faktor cuaca, modal, dan pengetahuan yang masih minim tentang budidaya tani. Pada saat mengalami gagal panen tidak jarang petani putus harapan menemukan cara-cara bertani dengan baik. Masyarakat sepakat membentuk kelompok tani di Desa Nagori Dolok Hataran ini, kelompok tani di Desa Nagori Dolok Hataran ini dibentuk empat kelompok tani yang anggotanya masing-masing berbeda. Kelompok tani tersebut adalah Kelompok Tani Melati 1, kelompok tani Melati 2, Kelompok Tani Mawar 1 dan kelompok tani Mawar 2. Akan tetapi dari empat kelompok tani tersebut yang aktif berjalan hanya satu kelompok tani yaitu Kelompok Tani Melati 1.

Kelompok Tani Melati 1 mempunyai tujuan yaitu untuk mendukung dan membantu masyarakat dalam mengelolah lahan pertanian dengan baik dan mengalami perubahan kearah yang lebih baik dan dapat meningkatkan hasil produksi pertanian dengan maksimal sehingga para petani yang bergabung pada Kelompok Tani Melati 1 merasakan dampak yang positif bagi kehidupannya yang berujung pada mensejahterakan petani. Kelompok Tani Melati 1 terbentuk pada tahun 2008 yang beranggotakan 22 orang dan pengurus 3 orang. Kelompok ini muncul karena petani di daerah Nagori Dolok Hataran ini perna mengalami gagal panen, gagal


(18)

panen tersebut terjadi karena tidak adanya modal petani untuk membeli pupuk sebagai kebutuhan utama tanaman. Kelompok Tani Melati 1 membuat pupuk organik secara alami dan seluruh anggota Kelompok Tani Melati 1 menggunakan pupuk organik pada tanamannya, akan tetapi tidak adanya larangan untuk memakai pupuk kimia dengan dosis yang ditentukan oleh pengurus kelompok tani melati 1 tersebut.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan diatas maka penulis tertarik untuk membuat penelitian tentang “Peranan Kelompok Tani Melati 1 Terhadap Kesejahteraan Petani di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana peranan Kelompok Tani Melati 1 terhadap kesejahteraan kelompok tani di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Kelompok Tani Melati 1 terhadap kesejahteraan petani di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:


(19)

2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan masalah kelompok tani dalam rangka pembinaan dan pengembangan kelompok tani di pedesaan.

3. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi peneliti lain yang akan melanjutkan penelitian ini

1.5 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistemanika penulisan penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah objek yang akan diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. Bab IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data yang lain turut memperkaya karya ilmiah ini.

Bab V : ANALISIS DATA

Bab ini berisiakn tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta analisisnya.


(20)

Bab VI : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peranan

2.1.1 Pengertian Peranan

Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan sesuatu peran. Peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena fungsi peran itu sendiri adalah sebagai berikut: 1. Memberi arah pada proses sosialisasi;

2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan; 3. Dapat mempersatuan kelompok atau masyarakat; dan

4. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat.

Peranan sosial yang ada dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menurut bermacam-macam cara sesuai dengan banyaknya sudut pandang. Berbagai macam peranan dapat disebutkan sebagai berikut (Hendropuspio, dalam Narwoko, 2007: 160).

Berdasarkan pelaksanaannya peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Peranan yang diharapkan (expected roles): cara ideal dalam pelaksanaan

peranan menurut penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan yang diharapkan dilaksanakan secermat-secermatnya dan peranan ini tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan. Peranan jenis ini antara lain peranan hakim, peranan protokoler diplomatik.


(22)

2. Peranan yang disesuaikan (actual roles), yaitu cara bagaimana sebenarnya peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tersebut. Peranan yang sisesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi kekurangan yang muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat.

Sementara itu, berdasarkan cara memperolehnya, peranan bisa dibedakan menjadi:

1. Peranan bawaan (ascribed roles), yaitu peranan yang diperoleh secara otomatis, bukan karena usaha, misalanya peranan sebagai nenek, anak, bupati, dan sebagainya; dan

2. Peranan pilihan (achives role), yaitu peranan yang diperoleh atas dasar keputusannya sendiri, misalanya seseorang yang memutuskan untuk memilih kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga dan menjadi mahasiswsa program studi sosiologi.

Dari jenis-jenis peranan yang ada dalam masyarakat, kita dapat mengetahui bahwa setiap orang memegang lebih dari satu peranan, tidak hanya peranan bawaan saja, tetapi juga peranan yang diperoleh melalui usaha sendiri maupun peranan yang ditunjuk oleh pihak lain.

2.2 Kelompok

Kelompok adalah kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih individu, dan kehadiran masing–masing individu mempunyai arti serta nilai bagi orang lain, dan ada dalam situasi saling mempengaruhi. Yang penting dalam kelompok adalah bukan persamaan dan perbedaan satu sama lainnya, akan tetapi ketergantungan atau interdepensinya. Sebab kelompok tidak terdiri dari atom–atom bebas yang lepas satu


(23)

sama lain. Juga bukan kesatuan yang statis, akan tetapi merupakan saatu totalitas (dari individu–individu). kelompok sebagai kumpulan individu yang bereksistensi sebagai kumpulan yana mendorong dan memberi ganjaran pada masing–masing individu. Kemudian Huraerah Abu mengemukakan kelompok adalah sekumpulan individu yang melakukan hubungan dengan orang lain (sesama anggota) yang menunjukkan saling ketergantungan pada tingkatan yang berarti (Huraerah, 2006: 4).

“Kelompok adalah sejumlah individu yang berinteraksi dengan sesamanya secara tatap muka atau serangkaian pertemuan, di mana masing–masing anggota tersebut saling menerima impresi atau persepsi anggota lain dalam suatu waktu tertentu dan menimbulkan pertanyaan–pertanyaan kemudian yang membuat masing– masing anggota bereaksi sebagai reaksi individual”. (Yusuf, dalam Bales, 1988: 18 – 19).

“ Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka (face to face interaction), yang masing–masing menyadari keanggotaanya dalam kelompok, dan masing–masing menyadari menyadari keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok dan masing–masing menyadari saling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama” (Sarlito, 2001: 4 – 5).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelompok adalah sekumpulan orang yang terdiri dari dua atau lebih individu yang melakukan interaksi satu dengan yang lainnya dalam satu aturan yang saling mempengaruhi pada setiap anggotanya dengan menyadari masing–masing keberadaanya dalam kelompok dan saling ketergantungan dalam mencapai tujuan bersama.


(24)

2.2.1 Kelompok Tani

Departemen Pertanian menyebutkan bahwa kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara nonformal atas dasar keserasian, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya), keakraban, kepentingan bersama dan saling mempercayai, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama (Marzuki, 1989: 191).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disebutkan beberapa ciri kelompok tani yaitu:

a) Saling mengenal dengan baik antara sesama anggotanya akrab dan saling percaya; b) Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani;

c) Memiliki kesamaan tradisi/ kebiasaan pemukiman, hamparan usaha tani, jenis usaha tani, serta mempunyai pembagian dan tanggung jawab atas dasar kesepakatan bersama baik tertulis maupun tidak.

Atas dasar kesamaan kepentingan, kondisi lingkungan serta kondisi sumber daya dalam usahatani maka kumpulan petani yang terikat secara non formal tersebut berada pada suatu wilayah hamparan usahatani (dalam suatu wilayah).

Dalam memperlancar dan mengefektifkan upaya mempercepat pemberdayaan ekonomi masyarakat, diharapkan anggota dapat membentuk kelompok. Pembentukan kelompok sebagai wadah kegiatan usaha produktif dimaksudkan agar penanganan usaha dapat terarah, interaksi diantara anggota dapat ditingkatkan dan kesetiakawanan serta kegotongroyongan dapat dibangun dan dikembangkan. Kesatuan dan persatuan di dalam kelompok bermanfaat untuk mengenali permasalahan bersama serta merumuskan langkah penanganan masalah diantara anggota. Keahlian kelompok memungkinkan terjadinya pengawasan manajemen produksi oleh masyarakat sendiri.


(25)

Ketepatan dalam penentuan kelompok sasaran program akan sangat menentukan keberhasilan program tersebut. Oleh karena itu, pembentukan harus melibatkan pihak yang paling mengetahui profil penduduk dilingkungan setempat. Pembentukan kelompok yang menjadi sasaran program diprakarsai oleh pemuka masyarakat setempat, pembentukan kelompok dilakukan melalui musyawarah desa dan disarankan pada daftar penduduk yang dibuat dan disepakati bersama.

Menurut Torres beberapa keuntungan pembentukan kelompok tani adalah sebagai berikut:

a) Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok;

b) Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani;

c) Semakin cepatnya proses proses perembesan penerapan inovasi (teknologi baru); d) Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang (pinjaman petani); e) Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan masukan

maupun produk yang dihasilkannya. (Mardikanto, 1994).

Kondisi ataupun kemajuan kelompok tani dapat dilihat dari dinamika kelompok tani yang terdiri dari 8 faktor yaitu:

1) Tujuan Kelompok Tani

Tujuan kelompok merupakan suatu keadaan di masa mendatang yang diinginkan oleh anggota–anggota kelompok dan oleh karena itu mereka melakukan berbagai tugas kelompok dalam rangka mencapai keadaan tersebut. Suatu tujuan kelompok yang efektif harus memiliki aspek sebagai berikut : a) Adanya kejelasan tujuan kelompok, b) ketetapan (relevan) dengan tujuan anggota.


(26)

Adapun tujuan kelompok tani Maju Jaya yaitu: menyediakan sarana produksi pertanian, meningkatkan kualitas hasil produksi, meningkatkan manajemen usaha, meningkatkan kesejahteraan anggota.

2) Struktur Kelompok

Struktur kelompok adalah pola–pola hubungan di antara berbagai posisi dalam susunan kelompok. Dalam menganalisis struktur kelompok maka empat unsur penting yang terkait dalam struktur kelompok, yaitu posisi, status dan peranan kelompok, serta komunikasi dalam kelompok.

Hubungan di antara individu–individu dalam kelompok tani Melati 1 saling terjalin erat, hal ini dilihat dari setiap pertemuan-pertemuan yang dilakukan para anggota berhak memberikan ide, gagasan, pendapat yang kemudian dipertimbangkan oleh kelompok.

3) Tugas Kelompok

Di dalam tugas kelompok dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu Tugas–tugas produksi adalah tugas–tugas yang bersangkut paut dengan upaya menghasilkan dan menyajikan berbagai gagasan dan penyusunan berbagai rencana. Selanjutnya tugas–tugas diskusi adalah tugas–tugas yang berkaitan dengan pembahasan atau pengkajian berbagai isu yang memerlukan kesepakatan dan keputusan bersama. Sementara itu tugas–tugas pemecahan masalah adalah tugas– tugas yang berkaitan dengan penentuan tindakan pemecahan masalah–masalah tertentu yang dihadapi oleh kelompok.

Mengenai hal ini anggota Kelompok Tani Melati 1 mempunyai inisiatif melaksanakan kegiatan dalam kelompok tani yaitu dengan mengikuti kegiatan yang telah dibuat oleh kelompok karena setiap anggota memiliki keinginan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dalam meningkatkan pertaniannya.


(27)

Informasi-informasi baru dapat diperoleh dalam kelompok tani ini karena Kelompok Tani Melati 1 mempunyai hubungan kerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, Penyuluh Pertanian, hingga pada hasil akhirnya para anggota merasa puas dengan adanya kelompok tani tersebut.

4) Kekompakan Kelompok

Kekompakan antar anggota dalam kelompok sangat berfungsi dalam kelanjutan dan berlangsungnya kelompok agar sebuah kelompok dapat mewujudkan keinginan bersama secara efektif. Kekompakan kelompok merupakan homogenitas yang ditunjukkan oleh kesamaan karakteristik individu yang ada dalam kelompok dan kerjasama. Dalam kelompok tani Melati 1, homogenitas yang ditunjukkan yaitu kesamaan jenjang pendidikan. Kerjasama antar anggota ditunjukkan dengan pelaksanaan kegiatan kelompok dilakukan secara berkelompok, setiap anggota berhak memberikan aspirasi dan keputusan akhir yang akan dilaksanakan adalah keputusan ketua kelompok yang diambil dari hasil keputusan bersama.

5) Suasana Kelompok

Suasana kelompok adalah suasana yang terdapat dalam kelompok sebagai hasil dari berlangsungnya hubungan–hubungan interpersonal atau hubungan antar anggota kelompok. Dengan demikian, suasana atau iklim kelompok mengacu kepada ciri–ciri khas interaksi anggota dalam kelompok.

6) Tekanan Kelompok

Tekanan kelompok yaitu desakan yang berasal dari kelompok. Tekanan kelompok berbeda dengan kelompok tekanan, kelompok tekanan mengacu pada desakan yang berasal dari luar kelompok.

Kelompok Tani Melati 1 memiliki suatu aturan atau kepatuhan terhadap kelompok yang harus ditaati oleh setiap anggota, dan memberikan sanksi kepada


(28)

anggota yang melanggar aturan tersebut. Hal ini dibuat agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

7) Keefektifan Kelompok

Kelompok yang efektif mempunyai tiga aktivitas dasar, yaitu: a) Aktivitas pencapaian tujuan, b) Aktivitas memelihara kelompok secara internal, c) Aktivitas mengubah dan mengembangkan cara meningkatkan keefektifan kelompok. Interaksi anggota kelompok yang memperlihatkan aktivitas dengan mengintegrasikan ketiga macam aktivitas dasar tersebut adalah mencerminkan bahwa kelompok dapat dikategorikan sebagai kelompok yang berhasil atau efektif. Anggota kelompok yang efektif memiliki keterampilan untuk mengatasi atau menghilangkan hambatan– hambaatan pencapaian tujuan kelompok, untuk memecahkan masalah di dalam memelihara dan meningkatkan kualitas interaksi diantara anggota kelompok, dan keterampilan untuk mengatasi hambatan peningkatan agar kelompok lebih efektif lagi.

Dalam pencapaian tujuan, dalam Kelompok Tani Melati 1 diajarkan bagaimana mengelola usahatani dengan baik sesuai Standart Operasional Perawatan (SOP) jenis tanaman.

8) Fungsi Kelompok Tani

kelompok tani terbentuk atas dasar kesadaran, jadi tidak secara terpaksa. Kelompok tani ini menghendaki terwujudnya pertanian yang baik, usahatani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam perkembangan kehidupannya. Para anggota terbina agar berpandangan sama, beminat yang sama dan atas dasar kekeluargaan (Kartasapoetra, 1994).

Dari uraian diatas, dapatlah dikatakan bahwa kelompok tani berfungsi sebagai wadah terpeliharanya dan berkembangnya pengertian, pengetahuan dan keterampilan


(29)

serta gotong-royong dan berusahatani para anggotanya. Fungsi tersebut dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Pengadaan sarana produksi murah dengan cara melakukan pembelian dengan secara bersama.

2. Pengadaan bibit yang resisten untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. 3. Mengusahakan kegiatan pemberantasan atau pengendalian hama dan penyakit

secara terpadu.

4. Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana yang menunjang usahataninya.

5. Guna memantapkan cara bertani dengan menyelenggarakan demonstasi bercocok tanam, pembibitan dan cara mengatasi hama yang dilakukan bersama penyuluh. 6. Mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujudnya kualitas yang

baik, beragam dan mengusahakan pemasaran secara bersama agar terwujudnya harga yang seragam.

2.3 Peranan Kelompok Tani

Peranan merupakan seperangkat harapan yang ditujukan pada diri seseorang dan hal-hal yang seharusnya dilaksanakan (Slamet, 2011). Kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan status dalam masyarakat/lingkungannya disebut sebagai peranan individu/kelompok yang bersangkutan. Jadi hal-hal yang menjadi harapan terhadap diri seseorang/kelompok dan seharusnya dilaksanakan oleh orang/kelompok tersebut merupakan peran seseorang/kelompok yang bersangkutan. Sesuai Surat Keputusan Mentri Pertanian Nomor: 273/Kpts/OT.160/4/. “ Kelompok Tani berperan dan berfungsi sebagai kelas belajar, unit produksi usaha tani, dan wahana kerjasama antara anggota kelompok”.


(30)

2.3.1. Sebagai Kelas Belajar

Kelompok tani sebagai kelas belajar bagi petani merupakan wadah bagi setiap anggotanya untuk berinteraksi guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dalam usahatani yang lebih baik dan menguntungkan serta berperilaku lebih mandiri untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera.

Dalam kelas belajar mengajar ini diarahkan agar anggota–anggota kelompok memiliki kemampuan dalam hal:

a. Menggali dan merumuskan keperluan belajar, yaitu mencari, mengetahui, dan menentukan keperluan dalam proses belajar mengajar.

b. Berhubungan dan bekerjasama dengan sumber informasi dan teknologi yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang berasal dari sesama petani, instansi pembina maupun pihak–pihak lain. Hal ini merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memenuhi keperluan belajar dengan mencari sumber–sumber informasi dan tekhnologi.

c. Menciptakan iklim lingkungan belajar yang sesuai.

d. Mempersiapkan sarana belajar yang dibutuhkan, yaitu telah tersedianya fasilitas–fasilitas yang dibutuhkan dalam proses belajar–mengajar.

e. Berperan serta aktif dalam proses belajar mengajar.

f. Mengemukakan keinginan, pendapat maupun masalah yang dihadapi sesama dalam kelompok.

g. Memahami keinginan, pandapat maupun masalah yang dihadapi orang lain dalam kelompok, yaitu adanya solidaritas dan toleransi sesama pihak yang terkait dengan menghargai keinginan dan pendapat orang lain dengan mengerti maksud dan tujuannya.


(31)

h. Merumuskan kesepakatan bersama baik dalam memecahkan masalah maupun untuk melaksanakan berbagai kegiatan kelompok.

i. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama, yaitu adanya kedisiplinan dalam menegakkan kesepakatan–kesepakatan yang telah diputuskan sebelumnya.

j. Merencanakan dan melaksanakan pertemuan–pertemuan berkala antar sub kelompok.

2.3.2 Sebagai Unit Produksi Usaha Tani

Kelompok tani merupakan satu kesatuan unit usahatani untuk mewujudkan kerjasama dalam mencapai skala ekonomi yang lebih menguntungkan. Upaya peningkatan peranan kelompok tani sebagai unit produksi berorientasi kepada agribisnis dan agro industri dan hal ini dilakukan dengan peningkatan berbagai kemampuan yang merupakan tugas dan tanggung jawab kelompok, kemampuan itu antara lain sebagai berikut:

a. Mengambil keputusan dalam menentukan pola usaha tani yang menguntungkan berdasarkan teknologi terapan dan berorientasi pasar tanpa melupakan kepentingan nasional.

b. Menyusun rencana usahatani/Rencana Defenitif Kelompok (RDK) serta rencana permodalan, yaitu adanya kemampuan dalam menyusun rencana kegiatan kegiatan kelompok tani untuk 1 tahun yang disusun berdasarkan kesepakatan kerjasama sebagai hasil musyawarah kelompok.


(32)

d. Berhubungan dan bekerjasama dengan pihak–pihak penyedia saran produksi dan pemasaran hasil, yaitu adanya usaha–usaha dalam kerjasama dalam penyedia sarana produksi di dalam kecepatan atau kelancaran usahatani.

e. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam kelompok.

f. Menganalisa dan menilai hasil usahatani yang dilaksanakan.

g. Mengatasi keadaan darurat, yaitu adanya usaha–usaha dalam menghadapi masalah dalam usahatani dengan keadaan–keadaan di luar dugaan atau di luar rencana. h. Mengelola administrasi kelompok, yaitu adanya suatu kemampuan kelompok

dalam mengelola atau mengurus suatu proses kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.

2.3.3 Sebagai Wahana Kerjasama Antara Anggota Kelompok

Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama antara sesama petani dalam kelompok untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan hambatan dan gangguan. Untuk dapat mengatasi ataupun untuk menekan resiko tersebut maka kelompok tani dapat menanggulangi/mengatasinya dengan cara memperkuat dan menjalin kerjasma diantara sesama petani dalam kelompok. Untuk dapat memperkuat dan menjalin kerjasama tersebut, maka kelompok tani sebagai wahana kerjasama antara anggota kelompok harus meningkatkan berbagai kemampuan. Kemampuan-kemampuan yang dimaksud yaitu:

a. Menciptakan suasana saling kenal, saling percaya, dan selalu berkeinginan untuk bekerjasama.

b. Menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan pandangan-pandangan diantara anggota untuk mencapai tujuan bersama, yaitu segala


(33)

sesuatu yang menyangkut kelompok, diketahui oleh semua pihak yang terkait dalam kelompok, tidak hanya sebatas pada orang–orang tertentu saja.

c. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesama anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.

d. Mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab diantara sesama anggota kelompok, yaitu menaati apa yang menjadi norma–norma kelompok, melaksanakan ketentuan–ketentuan ataupun keputusan–keputusan yang telah ditetapkan oleh kelompok.

e. Merencanakan dan melaksanakan musyawarah dan pertemuan–pertemuan lainnya agar tercapai kesepakatan bersama.

f. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama kelompok. g. Melaksanakan tukar pikiran.

h. Bekerjasama dengan pihak–pihak penyedia kemudahan sarana produksi, pengolahan dan pemasaran hasil.

i. Mengembangkan kader kepemimpinan di kalangan para anggota kelompok dengan jalan memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk mengembangkan keterampilannya di bidang tertentu sehingga berperan sebagai agen teknologi.

j. Mengadakan pemupukan modal untuk keperluan pengembangan usaha para anggota kelompok.

Fungsi penyuluhan pertanian dengan kontak tani dalam kelompok tani adalah sebagai berikut:

1. Penyuluhan pertanian berfungsi sebagai pengarah, pembimbing dan penasehat serta memberi materi guna kegiatan kelompok.


(34)

2. Kelompok tani berfungsi sebagai motor penggerak kelompok tersebut dengan mengembangkan pengaruhnya.

Ada tiga peranan penting dalam kelompok tani, yaitu sebagai berikut: 1. Media sosial atau media penyuluh yang hidup, wajar dan dinamis.

2. Alat untuk mencapai perubahan sesuai denga tujuan penyuluhan pertanian.

3. Tempat atau wadah pernyataan aspirasi yang murni dan sehat sesuai dengan keinginan petani itu sendiri.

Selanjunya dijelaskan bahwa perlunya penyuluhan sehingga dapat memperbesar kemampuan dan peranan kelompok tani dalam berbagai hal, yaitu menyangkut perbaikan usahatani serta tingkat kesejahteraan. Kemampuan setiap petani pada kelompok biasanya ada perbedaan abik keterampilan, penetahuan maupun permodalan. Oleh karena itu atas perbedaan karakteristik petani, maka perlu adanya kerjasama dalam kelompok tani.

2.4 Kemampuan dan Ciri-ciri Kelompok Tani

Berdasarkan tingkat kemampuan kelompok tani, dikenal empat belas kemampuan kelompok tani dengan ciri-ciri untuk setiap kelompok adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Pemula:

a. Kelompok tani masih belum aktif.

b. Tahap pembentukan kelompok masih awal. c. Pimpinan formal.

d. Kegiatan kelompok bersifat informatif. 2. Kelompok Lanjut:

a. Kelompok ini menyelenggarakan kegitan-kegitan terbatas. b. Kegiatan kelompok dalam perencanaan.


(35)

c. Pimpinan formal aktif.

d. Kontak tani mampu memimpin gerakan kerjasama kelompok tani. 3.Kelompok Madya

a. Kelompok tani menyelenggarakan kegiatan kerjasama usaha. b. Pimpinan formal kurang menonjol.

c. Kontak tani dan kelompok tani bertindak sebagai pimpinan kerjasama usahatani.

d. Berlatih mengembangkan program sendiri. 4.Kelompok Utami

a. Hubungan melembaga dengan koperasi.

b. Perencanaan program tahunan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan.

c. Program usaha tani terpadu.

d. Program diusahakan dengan usaha koperasi.

e. Pemupukan modal dan pemilikan atau penggunaan benda modal (DPTP, 2002).

2.5 Pengertian Petani

Petani adalah orang yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Secara garis besar terdapat tiga jenis petani, yaitu petani pemilik lahan, petani pemilik yang sekaligus juga menggarap lahan, dan buruh tani. Secara umum, petani bertempat tinggal di pedesaan dan sebagian besar di antaranya, terutama yang tinggal di daerah-daerah yang padat penduduk di Asia Tenggara, hidup di bawah garis kemiskinan.


(36)

Ciri-ciri Petani :

1. Petani berbeda satu dengan yang lain. 2. Hidup dibawah kesanggupan mereka.

3. Enggan mencoba metode baru yang dianjurkan.

4. Menghargai persetujuan keluarga dan masyarakat sekitarnya. 5. Petani progressif, percaya pada diri sendiri.

6. Tidak senang didesak dan diberi instruksi tentang apa yang mereka harus lakukan .

2.6 Tingkat Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tingkat adalah tinggi rendah martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan, peradaban), pangkat, derajat, taraf, kelas ataupun susunan yang berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek. Social artinya sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, sedangkan arti kata ekonomi adalah ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti halnya keuangan, perindustrian dan perdagangan. Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi berhubungan dengan proses pemenuhan kebutuhan hidup manusia sehari-hari (KBBI, 2007: 287).

Dalam konsep sosiologis, manusia sering disebut mahluk social yang artinya bahwa manusia tidak dapat hidup dengan wajar tanpa orang lain disekitarnya. Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status (Soekanto, 2007: 76).

Sosial ekonomi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain dalam sandang, pangan, pemenuhan,


(37)

pendidikan, kesehatan dan lainya. Pemenuhan yang dimaksud berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem sosial yaitu suatu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam suatu kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan yang hidup dalam suatu pergaulan.

Oleh karena itu, kehidupan sosial pada dasarnya ditandai dengan:

1. Adanya kehidupan bersama yang pada ukuran minimalnya berjumlah dua atau lebih.

2. Manusia tersebut bergaul (berhubungan) dan hidup bersama dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, berhubungan dan bergaul cukup lama bersama, maka akan terjadi adaptasi dan pengorganisasian perilaku serta munculnya satu perasaan sebagai kesatuan.

3. Adanya kesadaran bahwa mereka merupakn satu kesatuan. 4. Suatu kehidupan sistem bersama (Soleman, 1986: 9).

Dalam kehidupan manusia mempunyai banyak kebutuhan dan sudah menjadi keharusan baginya untuk memenuhi kebutuhan tersebut baik moral maupun materil. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia tidak terlepas dari manusia lain. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut manusia juga salig berinteraksi satu sama lain, disamping sebagai mahluk pribadi. Tingkat sosial ekonomi adalah adanya suatu jenjang yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyrakat.

Kebutuhan pokok atau human needs dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Kehidupan sosial ekonomi adalah perilaku sosial dari masyarakat yang menyangkut interaksinya dan perilaku ekonomi dari masyarakat yang berhubungan dengan pendapatan dan pemanfaatan hasil ekonomi yang diperoleh. Jadi, kehidupan sosial ekonomi yang dimaksud adalah


(38)

cara-cara atau strategi yang diterapkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta pemanfaatan penghasilan atau hasil ekonomi yang diperoleh dan juga berbicara mengenai keadaan hidup sehari-hari.

Manusia dikatakan hidup layak jika mampu memenuhi kebutuhan hidup minimalnya. Kebutuhan hidup tersebut meliputi, sandang, pangan, pendidikan dan kesehatan. Abraham Maslow berpendapat bahwa kebutuhan manusia terdiri atas lima tingkatan yaitu:

1. Kebutuhan fisik atau biologik dengan dengan indikator lapar, haus, seks, rasa enak, tidur dan istirahat.

2. Kebutuhan rasa aman dengan indikator psikologi terhindar dari bahaya dan bebas dari rasa takut atau ancaman.

3. Kebutuhan disertakan, rasa cinta dan aktifitas sosial dengan indikator psikologik berupa rasa bahagia, berkumpul dan berserikat, perasaan diterima dalam kelompok, rasa bersahabat atau afeksi.

4. Kebutuhan rasa hormat dengan indikator psikologik: menerima keberhasilan diri, kompetensi, keyakinan, rasa diterima orang lain, apresiasi dengan martabat. 5. Kebutuhan aktualisasi dan realisasi diri dengan indikator psikologik berupa

keinginan mengembangkan diri secara optimal melalui usaha sendiri, kreativitas dan ekspresi (Maslow, dalam Damin. 1995: 34-35).

2.7 Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan jika diartikan mengandung makna yang luas dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang suatu hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermulah dari kata sejahtera yang berarti aman dan sentosa, makmur atau selamat dan artinya terlepas dari segala


(39)

macam gangguan dan kesukaran. Istilah social berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti kawan atau teman.

Di dalam kamus ilmu kesejahteraan sosial disebut bahwa kesejahteraan sosial adalah merupakan keadaan yang sejahtera yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial tertentu saja. Kesejahteraan sosial adalah kesejahteraan yang menyangkut keseluruhan syarat yang memungkinkan dan mempermudah manusia dalam mengembangkan kepribadiannya secara sempurna. Kesejahteraan sosial dalam arti yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, ini tidak diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut memperhatikan aspek sosial, mental dan segi kehidupan spiritual.

Menurut Pre-Conference Working Committee for the 15 Internasional Conference of Social Walfare

“social walfer is all organized social arrangements which have as their direct and primary objective the well being off people in social context. It includes the broad range of policies and service which are concerned with various aspects of people live their income, security, health, housing, education, recreation, cultural traditions, etc”

(kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Didalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang bekaitan dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya dan sebagainya) (Rukminto,2003: 46-47).


(40)

Kesejahteraan sosial dewasa ini lebih ditujukan guna mencapai produktivitas yang maksimum, setiap masyarakat perlu mengembangkan cara-cara meningkatkan kemampuannya, melindungi masyarakat dari gangguan-gangguan dan masalah-masalah yang dapat mengurangi dan merusak kemampuan yang telah dimiliki. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kesejahteraan sosial adalah sebagai suatu kondisi atau keadaan sejahtera baik fisik, mental, maupun sosial dan tidak hanya perbaikan-perbaikan penyakit sosial tertentu saja (Nurdin, 1990: 28).

Sementara itu menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial, mendefenisikan bahwa kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spitual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi

sosialnya

Dengan demikian kesejahteraan sosial memiliki beberapa makna yang relatif berbeda, meskipun substansinya tetap sama. Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi yaitu:

1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial.

2. Institusi, arena atau kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejateraan sosial dan pelayanan sosial.

3. Aktivitas yakni kegiatan-kegiatan atau usaha terorganisir untuk mencapai kondisi sejahtera (Suharto , 2009: 2).

Berdasarkan defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kesejahteraan sosial mencakup bebagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup


(41)

manusia, baik di bidang fisik, mental, emosional, sosial ekonomi ataupun kehidupan spiritual.

2.8 Kerangka Pemikiran

Pembangunan pertanian tidak terlepas dari peran serta masyarakat tani. Dengan peran yang sangat penting sebagai pemutar roda perekonomian negara, maka perlu pemberdayaan masyarakat tani, sehingga petani mempunyai power yang mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Salah satu usaha pemerintah bersama petani dalam rangka membangun upaya kemandiriannya telah dibentuk kelompok-kelompok tani di pedesaan. Kelompok tani dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang kelas kemampuan kelompok yang terdiri dari kelas pemula, kelas lanjut, kelas madya dan kelas utama.

Tujuan pembangunan pertanian adalah meningkatkan produksi tanaman pangan baik secara kuantitatif maupun kualitatif sebagai upaya mencapai swasembada pangan. Selain itu diharapkan dengan peningkatan produksi dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan petani dan perluasan kesempatan kerja sesuai dengan tujuan pembangunan pertanian yang tangguh, maju dan efisien yang dicirikan oleh kemampuan dalam mensejahterakan keluarganya.

Peranan kelompok tani dapat dimainkan setiap waktu oleh pemimpin kelompok maupun oleh anggota lainnya. Pemimpin kelompok tani dengan kata lain pengurus dalam kelompok memiliki peran sebagai koordinator dimana mereka yang menjelaskan atau menunjukan hubungan antara berbagai pendapat dan saran, yang mencoba mempersatukan pendapat dan saran-saran atau mencoba mengkoordinir kegiatan anggota atau sub kelompok.


(42)

Desa Nagori Dolok Hataran merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun, yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Di Desa Nagori Dolok Hataran terdapat 120 orang petani yang mengusahakan padi sawah, yang tergabung dalam 4 kelompok tani.

Fungsi kelompok tani sebagai kelas belajar sebagai, unit produksi usaha tani dan sebagai wahana kerjasama antar anggota kelompok. Melalui peranan kelompok tani yang ada di Desa Nagori Dolok Hataran diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani khususnya persawahan. Peranan kelompok tani terhadap peningkatan kesejahteraan usahatani dapat diukur dengan indikator yaitu, pendidikan, kesehatan, pendapatan, perumahan, kebutuhan pokok dan interaksi sosial.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan kerangka pemikiran sebagai berikut berikut:


(43)

BAGAN I

KERANGKA PEMIKIRAN

2.9 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.9.1 Defenisi Konsep

Konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi dan hal lain yang sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep adalah defenisi yang menggambarkan konsep dengan penggunaan konsep-konsep lain (silalahi, 2009: 118). Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang

Peranan Kelompok Tani Melati I

1. Sebagai kelas belajar. 2. Sebagai unit produksi

usaha tani. 3. Sebagai wahana

kerjasama antar anggota kelompok

Kesejahteraan petani

1. Pendidikan 2. Kesehatan

3. Pendapatan

4. Perumahan

5. Kebutuhan pokok


(44)

digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian.

Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Yang dimaksud dengan peranan dalam penelitian ini adalah tindakan yang dilakukan dan member arah pada proses sosialisasi.

2. Yang dimaksud dengan kelompok tani dalam penelitian ini adalah kumpulan petani yang bergabung dalam suatu organisasi kecil dalam masyarakat yang mempunyai tujuan mengembangkan kesejahteraan sesama anggota kelompok dalam bidang pertanian.

3. Yang dimaksud dengan Kesejahteraan petani dalam penelitian ini adalah keadaan sejahterah yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial petani, berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan antara lain sandang, pangan dan pendidikan.

4. Peranan Kelompok tani adalah kerbefungsian kelompok tani dalam mengembangkan hasil tani.

2.9.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional menyatakan bagaimana operasi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data atau indikator yang menunjukkan konsep yang dimaksud. Defenisi ini sangat diperlukan dalam penelitian karena defenisi ini menghubungkan konsep yang diteliti dengan gejala empirik (soehartono, 2004:29). Yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Tingkat peranan Kelompok Tani Mealati 1 adalah tingkat kemampuan petani yang tergabung dalam kelompok tani:


(45)

a. Sebagai kelas belajar yaitu kelas mendapat ilmu tentang pertanian dan cara-cara membuat tanaman yang lebih baik.

b. Sebagai unit produksi usahatani yaitu unit penyalur hasil produksi serta pembuatan bibit dan kompos.

c. Sebagai wahana kerjasama antar anggota kelompok yaitu kerjasama menggarap lahan.

2. kesejahteraan meliputi:

a. pendidikan yaitu tingkat pendidikan yang dimiliki anggota kelompok tani dan kemampuan anggota kelompok tani dalam mengolah lahan.

b. Kesehatan yaitu pelayanan kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Indikatornya adalah kemampuan untuk memebeli obat-obatan dan kemampuan berobat ke Rumah Sakit, Puskesmas dan pengobatan tradisional.

c. Pendapatan yaitu hasil yang didapat dari pekerjaan yang dilakukan anggota kelompok tani dapat membuat pendapatan meningkat atau tidak. d. Perumahan yaitu kondisi perumahan anggota kelompok tani yang

ditempati.

e. Kebutuhan pokok yaitu kebutuhan pangan, sandang dan papan anggota kelompok tani.

f. interaksi sosial yaitu bagaimana interaksi anggota kelompok tani dengan anggota kelompok tani yang lain dan dengan lingkungan sekitarnya.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan atau melukiskan suatu hal. Penelitian ini bertujuan untuk meberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran suatu gejala atau hubungan atara dua gejala atau lebih ( Soehartono, 2004: 35).

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, yaitu membuat gambaran kondisi secara menyeluruh tentang peranan Kelompok Tani Melati 1 dalam meningkatkan kesejahteraan petani di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi tersebut karena peneliti ingin mengetahui bagaimana kesejahteraan petani yang bergabung dengan Kelompok Tani Melati 1 di desa tersebut.

3.3 Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit analisis atau objek yang akan diteliti. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri-ciri


(47)

dan harus didefenisikan secara spesifik dan tidak secara mendua (Silalahi, 2009: 253).

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anggota Kelompok Tani Melati 1 di Desa Nagori Dolok Hataran yaitu anggota kelompok taninya 25 orang. Karena jumlah populasi kurang dari seratus (100) maka yang diteliti adalah semua populasi (Idrus, 2009: 95).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, jurnal, majalah, surat kabar dan berbagi tulisan atau media informasi yang menyangkut masalah yang diteliti.

2. Studi lapangan, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu dengan melakukan: a. Observasi (pengamatan), yaitu mengumpulkan data tentang gejala

tertentu yang dilakukan dengan mengamati, mendengar dan mencatat yang menjadi sasaran penelitian.

b. Kuesioner, yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan cara menyebarkan suatu daftar pertanyaan tertentu untuk dijawab oleh responden.

c. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara tatap muka atau berhadapan langsung dengan responden yang


(48)

bertujuan untuk melengkapi data yang diperoleh dari kuesioner yang diajukan.

3.5 Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dengan mendeskripsikan per kasus data-data yang telah dikumpulkan. Peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif, dilakukan dengan pengamatan peserta yang menjadi subjek penelitian. Hasil pengamatan ini dituangkan dalam sebuah catatan lapangan sebagai salah satu sumber data. Hal-hal yang akan digali dari wawancara yaitu tujuannya adalah untuk mengetahui detail-detail kehidupan dan pengalaman dan perasaan subjek serta kehidupan keluarga mereka.

Setiap informasi yang telah dikumpulkan dalam catatan lapangan baik data utama dari hasil wawancara ataupun data penunjang lainnya dilakukan analisis data, yang akhirnya nanti dapat menghasilkan suatu analisis data yang baik dan dapat mengungkapkan permasalahan dari penelitian ini.


(49)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Desa Nagori Dolok Hataran

Desa Nagori Dolok Hataran merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Desa Nagori Dolok Hataran terletak 2386 m di atas permukaan laut, dengan luas daerah 400.580 Ha dan memiliki jarak 4 Km dari pusat kecamatan yaitu Kecamatan Siantar dan memiliki jarak 4,5 Km dari ibukota kabupaten yaitu Kabupaten Simalungun dan 131,5 Km jarak dari ibukota Propinsi yaitu kota Medan. Waktu tempuh ke kota sekitar 15 menit dan ke ibu kota sekitar 3 jam diukur dengan menggunakan transportasi kendaraan umum.

Penduduk yang ada di Desa Nagori Dolok Hataran mayoritas adalah suku simalungun sehingga karakteristik sosial adat istiadat di Desa Nagori Dolok Hataran dipengaruhi oleh penduduk yang ada. Desa Nagori Dolok Hataran dapat dikatakan desa swasembada pangan karena Desa Nagori Dolok Hataran memiliki potensi yang sangat besar dalam bidang pertanian khususnya persawahan yang luas. Hasil pertanian yang di dapat dari Desa Nagori Dolok Hataran yaitu, padi, jagung, cabe, tomat dan tanaman palawija. Jenis ternak yang dipelihara warga yaitu, babi, kerbau, ikan dan unggas.

Adapun batas-batas wilayah Desa Nagori Dolok Hataran adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Jalan Asahan Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Sungai Bah Bolon Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Silaumalaha Sebelah Timur : Berbatasan dengan Sungai Bah Bolon


(50)

Desa Nagori Dolok Hataran terbentuk dari 5 (lima) dusun/huta yaitu: 1. Huta Batu VI

2. Huta Batu VII 3. Huta Batu VIII 4. Huta Sidauruk 5. Huta Sidomulyo

4.2 Keadaan Demografis 4.2.1 Jumlah Penduduk

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari Kantor Kepala Desa Nagori Dolok Hataran diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Nagori Dolok Hataran pada tahun 2011 berjumlah 4187 jiwa dengan 1073 Kepala Keluarga (KK), dimana jumlah laki-laki 2213 orang dan jumlah perempuan sebanyak 1971 orang.

4.2.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa Nagori Dolok Hataran, distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jiwa Persentase (%)

1 2

Laki-laki Perempuan

2213 1974

52,85 47,14

Total 4187 100


(51)

Data yang yang disajikan pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa penduduk di Desa Nagori Dolok Hataran didominasi oleh laki-laki, karena lebih dari setengah jumlah penduduk Desa Nagori Dolok Hataran adalah berjenis kelamin laki-laki.

4.2.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian adalah salah satu yang terpenting dalam mensejahterakan keluarga, mata pencaharian yang tetap dan mempunyai hasil yang baik dapat memberi kelayakan bagi keluarga, apalagi kehidupan di pedesaan. Desa Nagori Dolok Hataran adalah salah satu desa di Kecamatan Siantar yang masyarakatnya bekerja sebagai petani, dimana terlihat dari lokasi desa lebih banyak ditemukan lokasi-lokasi pertanian yang digarap petani. Dari 1073 KK di Desa Nagori Dolok Hataran. Petani adalah profesi dominan di daerah pedesaan.

Tabel 4.2

Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jiwa Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 Petani PNS/pegawai Pegawai swasta Wiraswasta/pedagang Buruh tani Pensiunan Jasa/supir Pertukangan 575 91 247 152 233 34 75 31 39, 98 6,32 17,17 10,57 16,20 2,36 5,21 2,15

Total 1438 100


(52)

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Nagori Dolok Hataran adalah sebagai petani yaitu dari 1438 orang, sebanyak 575 dengan persentase 39,98% orang yang bermata pencaharian sebagai petani. Dengan melihat persentase yang dominan sebagai petani maka di Desa Nagori Dolok Hataran ini sangat membutuhkan ilmu pengetahuan tentang cara bertani dengan baik dan memerlukan dana dan modal dalam menciptakan hasil pertanian yang baik.

4.2.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Berikut adalah data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa Nagori Dolok Hataran distribusi penduduk berdasarkan agama atau kepercayaan.

Table 4.3

Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jiwa Persentase (%)

1 2 3

Kristen Protestan Kristen Katolik Islam

1766 883 1538

42,17 21,08 36,73

Total 4187 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Nagori Dolok Hataran 2012

Dari data yang terdapat pada table 4.3 menunjukknan bahwa penduduk Desa Nagori Dolok Hataran mempunyai agama dan kepercayaan yang persentasenya tidak begitu jauh berbeda, artinya keseimbangan dan keberanekaragaman penduduk terlihat jelas.


(53)

4.3 Kondisi Sosial Budaya

Kehidupan masyarakat Desa Nagori Dolok Hataran sangat erat satu sama lain, terlihat dari adanya perkumpulan-perkumpulan yang dibentuk seperti arisan satu marga, arisan satu lorong dan adanya kelompok tani yang terbentuk. Dari sana dapat dikatakan masyarakat Desa Nagori Dolok Hataran menjalin kekeluargaan yang sangat baik.

Dari sisi lain masyarakat di desa tersebut selalu bekerja sama jika ada yang membutuhkan, seperti menggelar adat istiadat (perkawian, meninggal dunia dan acara-acara hari raya besar), adanya keinginan yang saling membutuhkan sesama tetangga. Masyarakat Desa Nagori Dolok Hataran juga memiliki kehidupan yang aman dan nyaman terbukti dari jarangnya kemalingan ataupun pecurian baik dari rumah maupun dari ladang, itu artinya masyarakat masing-masing mengerjakan pekerjaannya demi terciptanya kerukunan bermasyarakat.

4.4 Sarana dan Prasarana

Desa Nagori Dolok Hataran terhubung dengan daerah lain dengan adanya jalaan lintas yang terdapat di desa ini. Keadaan jalan di desa ini cukup baik, jalan tersebut selalu dilewati kendaraan umum dan pribadi baik bus-bus besar maupun angkot, sehingga sanagt sering terjadi kecelakaana akibat banyaknya kendraan yang melintas.

Jaringan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah tersedia di desa ini, jadi semua pemukiman penduduk sudah menikmati fasilitas litrik dan memanfaatkannya dalam mengerjakan dan memenuhi kehidupan sehari-hari. Begitu juga fasilitas air bersih telah ada di setiap rumah warga.


(54)

4.4.1 Sarana Pendidikan di Desa Nagori Dolok Hataran

Pendidikan sangat dibutuhkan setiap orang dalam menunjang keberhasilan di masa yang akan datang, dengan demikian terdapat 5 unit sarana pendidikan, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Sarana Pendidikan di Desa Nagori Dolok Hataran

No Jenis Pendidikan Jumlah (unit)

1 2 3 4

MADRASAH PAUD

SD NEGERI SLTP SWASTA

1 1 3 1

Total 6

Sumber: Kantor Kepala Desa Nagori Dolok Hataran 2012

Dari data yang terdapat pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa pendidakan SMA belum terdapat di desa ini, maka warga desa yang ingin melanjutkan sekolah ketingkat SMA harus keluar desa dan menujuh kota Pematang Siantar yang menempuh jarak sekitar 3 Km. Begitu juga dengan warga yang masih SLTP, ada yang keluar desa tetapi ada juga yang bertahan di desa dengan bersekolah di SLTP swasta akibat terbentur biaya.

Sarana pendidikan yang ada hanya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP). PAUD di desa ini sudah bejalan dengan baik akan tetapi gedung yang menjadi tempat untuk belajar masih sering berpinda-pinda akibat tidak ada gedung yang tetap.


(55)

4.4.2 Sarana Kesehatan di Desa Nagori Dolok Hataran

Sarana kesehatan sangat penting bagi warga demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang baik, di Desa Nagori Dolok Hataran hanya terdapat satu Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS), sangat minim fasilitas kesehatan di desa ini, akibatnya masyarakat desa ini lebih banyak menggunakan jasa Bidan yang ada di desa ini. Biaya yang dikeluarkan untuk berobat tidak sedikit akan tetapi masyarakat lebih memilih Bidan karena sudah terbiasa mengobati setiap orang yang sakit.

4.4.3 Sarana Rumah Ibadah di Desa Nagori Dolok Hataran

Setiap individu memiliki hak dan kewajibaan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh sebab itu di Desa Nagori Dolok Hataran terdapat 7 unit gedung-gedung ibadah. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Sarana Rumah Ibadah di Desa Nagori Dolok Hataran

No Jenis Sarana Jumlah (unit)

1 2 3

Gereja Protestan Gereja Katolik Mesjid

4 1 2

Total 7

Sumber: Kantor Kepala Desa Nagori Dolok Hataran 2012

Dari data yang ada pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa gedung gereja lebih banyak karena jumlah jemaat yang ada di Desa Nagori Dolok Hataran lebih dominan kristiani dan nama-nama gerejanya juga berbeda-beda yaitu menurut suku yaitu ada Batak Toba, Simalungun dan Karo. Untuk umat muslim difasilitasi dua gedung


(56)

mesjid akan tetapi gedungnya cukup besar menampng umat yang ada di sana sehingga tidak menjadi masalah bagi masyarakat yang beragama muslim.

4.4.4 Sarana Olahraga di Desa Nagori Dolok Hataran

Untuk menciptakan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam bidang olahraga dan menyalurkan hobby, Desa Nagori Dolok Hataran menyediakan fasilitas olahraga, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6

Fasilitas Sarana Olahraga Desa Nagori Dolok Hataran

No Fasilitas olahraga Jumlah

1 2 3

Sepak bola Volley ball Bulu tangkis

3 2 2

Total 7

Sumber: Kantor Kepala Desa Nagori Dolok Hataran 2012

Masyarakat yang mempunyai hobbi dalaam bidang sepak bola, Desa Nagori Dolok Hataran memiliki 3 lapangan sepak bola, walapun kondisi lapangan tidak sebagus lapangan bola biasanya, akan tetapi warga sering memanfaatkannya, apalagi hari-hari libur. Dalam meningkatkan keeratan antar warga sering diadakan turnamen antar desa di Kecamatan Siantar.

4.4.5 Organisasi Masyarakat di Desa Nagori Dolok Hataran

Organisasi di Desa Nagori Dolok Hataran berjalan dengan baik, terlihat dari adanya beberapa kumpulan organisasi di desa ini, untuk lebih jelasnya dapat dilihat ada tabel berikut:


(57)

Tabel 4.7

Organisasi Masyarakat di Desa Nagori Dolok Hataran

No Nama Organisasi Jumlah

1 2

Kelompok Tani Credit Union

4 2

Total 6

Sumber: Kantor Kepala Desa Nagori Dolok Hataran 2012

Ada dua organisasi yang terdapat di Desa Nagori Dolok Hataran, organisasi tersebut hadir untuk membantu masyarakat dalam bidang ekonomi maupun ilmu pengetahuan. Seperti Kelompok Tani yang membantu para petani di desa ini dalam bercocok tanam dengan baik, begitu juga dengan kehadiran Credit Union yang membantu masyarakat meminjamkan modal untuk menjalankan usahanya.

4.5 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Nagori Dolok Hataran

Suatu desa dapat terorganisir dengan baik apabila pemimpin terstruktur dengan baik. Dan dalam mencapai visi dan misi desa dibutuhkan kerja keras pemerintah desa. Desa Nagori Dolok Hataran dipimpin seorang Kepala Desa yaitu: Kepala Desa : Suhardi

Sekretaris Desa : Misrawati Bendahara Desa : Iwan

4.6 Sejarah Singkat Kelompok Tani Melati 1

Awal terbentuknya Kelompok Tani Melati 1 pada tahun 1996 di Desa Nagor Dolok Hataran. Akan tetapi kelompok ini tidak berjalan hingga tahun berganti tahun akibat tidak efektifnya para pengurus didalamnya. Pada tahun 2008 Kelompok Tani Melati 1 kembali aktif dan berjalan dengan anggota yang tidak banyak, karena


(58)

anggota yang ingin bergabung dengan kelompok ini tidak tidak dibatasi sehingga ada anggota lama dan anggota baru yang bergabung. dikarenakan oleh kondisi pertanian warga yang makin lama makin menurun. Akan tetapi Sumber kehidupan yang lebih dominan di desa ini adalah dari pertanian, sehingga ada keinginan dari masyarakat membuat kelompok tani yang bertujuan saling membantu dan mengatasi masalah-masalah dalam bidang pertanian. Kondisi pertanian yang semakin buruk terlihat dari unsur-unsur tanah yang sudah rusak dan unsur-unsur hara dalam tanah makin tipis membuat para petani di desa ini berpikir keras dalam mengatasi masalah itu.

Salah satu tujuan dari hadirnya Kelompok Tani Melati 1 adalah mengurangi pemakaian pupuk kimia dan lebih dianjurkan penggunaan pupuk organik yang bermanfaat megembalikan unsur-unsur hara dalam tanah dan dapat mengahasilkan panen yang lumayan bagus dari sebelumnya. Keadaan inilah yang membuat masyarakat ingin bergabung pada Kelompok Tani Melati 1, walaupun awalnya yang ikut bergabung dalam Kelompok Tani Melati 1 hanya beberapa orang akan tetapi tidak membuat kelompok ini terpuruk dan tidak aktif, melainkan sebaliknya kelompok ini berjalan dengan baik dan saling menolong antar anggota yang ada dalam kelompok ini. Berjalannya suatu kelompok karena adanya kerjasama yang baik didalamnya, untuk mengatur berjalannya kerjasama tersebut adanya peranan ketua, sekretaris dan bendahara dalam kelompok sehingga terorganisasi kegiatan yang akan dilakukan.


(59)

BAGAN II

STRUKTUR KEPEMIMPINAN KELOMPOK TANI MELATI 1:

Ketua Kelompok Tani Melati 1 (Drs. P. Haposan Rajagukguk)

Sekretaris (Liversius Sinaga)

Bendahara (Sahat Sidauruk)


(60)

BAB V ANALISIS DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dilapangan, yang diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh responden. Data-data tersebut juga diperoleh dari hasil wawancara dengan responden sebanyak 25 orang. Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi dan wawancara dengan menggunakan kuesioner, penulis akan menganalisis data tersebut mulai dari identitas responden, peranan kelompok tani bagi anggota kelompok tani dan kondisi kehidupan anggota kelompok tani. Adapun data-data yang di analisis pada bab ini adalah sebagai berikut:

5.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Kelompok Tani Melati 1 di Desa Nagori Dolok Hataran yang terbentuk pada tahun 2008.

5.2 Identitas Responden

Data tentang identitas responden yang akan disajikan terdiri dari: jenis kelamin, umur, agama, suku bangsa, jumlah anak, pendidikan formal terakhir. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel-tabel serta penjelasannya berikut.


(61)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 2

Laki-laki Perempuan

17 8

68 32

Total 25 100

Sumber: kuesioner, April 2012

Pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa persentase laki-laki lebih tinggi dari perempuan, ini dikarenakan lebih banyak pekerjaan petani dilakukan kaum laki-laki daripada perempuan, dominan perempuan sebagai ibu rumah tangga dan pedagang, Akan tetapi tidak menutup kemungkinan perempuan membantu para suami mengerjakan pekerjaan di ladang, karena tenaga untuk megerjakan ladang cukup membutuhkan tenaga yang cukup. Responden perempuan sekitar 32%, hal ini dikarenakan suami responden mempunyai pekerjaan lain dan ada juga responden yang sudah meninggal dunia suaminya, sehingga responden perempuan berusaha keras mengerjakan pekerjaan sebagai petani. Kelompok Tani Melati 1 menjadi wadah bagi responden untuk mendapat pengetahuan tentang bertani terutama responden perempuan, karena tidak ada lagi tempat untuk bertanya selain kelompok tani tersebut.


(62)

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 2 3 2 5 2 4 3 1 3 8 12 8 20 8 16 12 4 12

Total 25 100

Sumber: Kuesioner, April 2012

Data yang disajikan pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa usia rata-rata responden diatas 30 tahun. Hal ini disebabkan karena semua anggota Kelompok Tani Melati 1 sudah berkeluarga dan mempunyai tanggungan. Walaupun ada yang umur 70-an sekitar 12% masuk dalam anggota kelompok tani, ini dikarenakan masih tingginya semangat dalam mengelolah lahan dan membutuhkan ilmu-ilmu baru dari perkumpulan Kelompok Tani Melati 1. Dan dalam sistem pertanian tidak ada kata pensiun dalam bertani, karena selama masih hidup berarti masih membutuhkan makanan dan kebutuhan lainnya sehingga petani yang sudah lanjut usia juga masih bekerja, selama masih bisa melakukan pekerjaan tersebut.


(1)

14.Apakah ada pemberian bibit tanaman kepada Bapak/Ibu oleh kelompok tani Melati 1?

a) Ada b) Tidak ada

15.Apakah ada lahan yang disediakan oleh kelompok tani 1 sebagai tempat percontohan tanaman?

a) Ada,………

b) Tidak ada

16.Setelah mengikuti kelompok tani, apakah Bapak/Ibu merasa kelompok itu penting untuk Bapak/Ibu?

a) Penting

b) Kurang penting c) Tidak penting

17.Menurut Bapak/Ibu adakah manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya kelompok tani dalam mensejahterakan hidup?

a) Sangat bermanfaat b) Tidak bermanfaat

18.Bagaimana frekuensi pemberian dukungan kelompok tani terhadap kegiatan yang dilakukan anggotanya?

a) mendukung

b) Kurang mendukung c) Tidak mendukung

19.Apakah ada informasi-informasi yang disampaikan kelompok tani kepada anggota dalam peningkatan hasil pertanian?


(2)

b) Tidak ada

20.Apakah Bapak/Ibu pernah diberi pelatihan seperti cara penggunaan dosis pupuk dan lain-lain demi kemajuan kelompok tani?

a) Pernah

b) Kadang-kadang c) Tidak pernah

21.Apakah tujuan kelompok tani sudah sesuai dengan tujuan anggota? a) Sudah sesuai

b) Tidak sesuai

22.Bagaimana peningkatan hasil pertanian Bapak/Ibu setelah mengikuti kelompok tani?

a) Hasil pertanian meningkat b) Hasil pertanian menetap c) Hasil pertanian menurun III. KESEJAHTERAAN PETANI

A. Pendidikan

23.Berapa jumlah anak Bapak/Ibu yang bersekolah? Sebutkan………. 24.Bagaimana tingkat pendidikan anak Bapak/Ibu?

Jelaskan………

25.Apakah pendapatan Bapak/Ibu mencukupi biaya pendidikan anak? a) Mencukupi

b) Kurang mencukupi c) Tidak mencukupi


(3)

a) Saudara b) Bank

c) Kelompok tani

d) Lain-lain,………

27.Berasal dari manakah biaya pendidikan anak Bapak/Ibu? a) Bank

b) Biaya sendiri

c) Lain-lain,………..

B. Kesehatan

28.Bagaimanakah frekuensi keluarga Bapak/Ibu yang sakit, apakah sering mengeluh sakit?

a) Sering b) Jarang

c) Sangat jarang

29.Jika menderita sakit dimanakah Bapak/Ibu berobat? a) Rumah Sakit

b) Puskesmas c) Bidan

d) Dukun/Pengobatan Alternatif

30.Bagaimana pelayanan kesehatan yang diperoleh? a) Baik

b) Cukup baik c) Kurang baik d) Tidak baik


(4)

31.Apakah makanan yang Bapak/Ibu konsumsi telah memenuhi standart gizi empat sehat lima sempurna?

a) Memenuhi

b) Kurang memenuhi c) Tidak memenuhi

C.Pendapatan

32.Berapa jumlah pendapatan Bapak/Ibu perbulannya? Sebutkan……… 33.Darimanakah sumber pendapatan Bapak/Ibu?

a) Bertani b) Beternak c) Berdagang d) Buruh

e) Dan lain-lain, sebutkan………

34.Menurut Bapak/ibu, apakah pendapatan Bapak/Ibu dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga?

a) Memenuhi

b) Kurang memenuhi

c) Tidak memenuhi, alasannya……….

35.Digunakan untuk apa saja pendapatan yang diperoleh Bapk/Ibu selain untuk kebutuhan sehari-hari?

a) Memperluas lahan b) Membeli perhiasan c) Pendidikan anak


(5)

d) Tabungan masa depan

e) Dan lain-lain, sebutkan………

36.Apakah setelah bergabung dengan kelompok tani pendapatan Bapak/Ibu mengalami perubahan?

a) Berubah b) Tidak berubah

D. Perumahan

37.Bagaimana status kepemilikan rumah yang saat ini Bapak/Ibu tempati? a) Milik sendiri (Warisan)

b) Milik sendiri (Modal sendiri) c) Menyewa

d) Menumpang

38.Bagaimana kondisi bangunan rumah Bapak/Ibu? a) Papan

b) Semi permanen c) Permanen

39.Berasal dari manakah modal pembangunan rumah Bapak/Ibu? a) Orang tua

b) Modal sendiri c) Bank

d) Lain-lain,………

40.Apakah tersedia fasilitas MCK (Mandi, Cuci dan Kakus) di rumah Bapak/Ibu? a) Tersedia


(6)

E.Kebutuhan Pokok

41.Apakah keluarga Bapak//Ibu dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari? a) Memenuhi

b) Kurang memenuhi c) Tidak memenuhi

42.Apakah kebutuhan pokok seperti beras, sayur-sayuran dan lain-lain didapat dari hasil pertanian?

a) Dari Pertanian b) Dibeli dari pasar

F.Interaksi Sosial

43.Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kelompok tani?

a) Dilakukan secara bersama

b) Dilakukan secara individu atau sendiri c) Tidak ada kerjasama

44.Bagaimana perasaan Bapak/Ibu dalam melakukan kerjasama dengan anggota lainnya?

a) Senang bekerjasama dengan anggota lainya

b) Kurang senang bekerjasama dengan anggota lainnya c) Tidak senang bekerjasama dengan anggota lainnya

45.Apakah ada kegiatan rutin yang Bapak/Ibu lakukan secara kekeluargaan? a) Ada, sebutkan……….


Dokumen yang terkait

Peran Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Terhadap Masyarakat Dikecamatan Sidamanik Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Serta Pelaksanaannya Berdasarkan Uu Pa Dan Peraturan Pemerintah Nomor24 Tahun 1997

2 111 115

Dampak Relokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Raya

2 36 189

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 0 10

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 0 30

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 0 4

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 0 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan 2.1.1 Pengertian Peranan - Peranan Kelompok Tani Melati I Terhadap Kesejahteraan Petani Di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 2 25

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata - Peranan Kelompok Tani Melati I Terhadap Kesejahteraan Petani Di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 0 8

Peranan Kelompok Tani Melati I Terhadap Kesejahteraan Petani Di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 0 11