Kelayakan Jaminan Untuk Mendapatkan Kredit Melalui PT. Bank Sumut

10. Persetujuan permohonan kredit Adalah keputusan bank untuk mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur. Untuk melindungi kepentingan bank dalam pelaksanaan persetujuan tersebut, biasanya ditegaskan syarat-syarat fasilitas kredit dan prosedur yang harus ditempuh oleh nasabah. Setelah pengusaha ekonomi kecil mendapatkan kredit yang dimaksudkan, maka dalam proses berikutnya pihak bank tidak akan berlepas diri mengawasi pelaksanaan penggunaan dana yang dikucurkannya kepada pengusaha ekonomi kecil tersebut. Maka dalam tindakan ini selanjutnya akan diberikan pengawasan dan pembinaan kredit oleh pihak bank kepada pengusaha ekonomi lemah.

D. Kelayakan Jaminan Untuk Mendapatkan Kredit Melalui PT. Bank Sumut

Jaminan dapat diartikan sebagai tanggungan, yaitu tanggungan atas segala perikatan dari seseorang seperti yang ditentukan pasal 1131 KUH Perdata maupun tanggungan atas perikatan tertentu dari seseorang seperti yang diatur dalam pasal 1139-1149 piutang yang diistimewakan, pasal 1150-1160 gadai, UU No. 4 Tahun 1996 Tentang Pertanggungan, pasal 1820-1850 penanggung utang, dan akhirnya fiducia yang diatur di dalam UU 24 Tahun 1999 Tentang Fidusia. Universitas Sumatera Utara Tanggungan atas segala perikatan seseorang disebut jaminan secara umum sedangkan tanggungan atas perikatan tertentu dari seseorang disebut jaminan secara khusus. Jaminan khusus disebut juga dengan nama jaminan kebendaan. Timbul karena dirasakan jaminan secara umum kurang cukup dan kurang aman. Kemudian untuk mendapatkan pembayaran yang cukup dan aman, seorang kreditur dapat meminta kepada debitur untuk mengadakan perjanjian tambahan, yang merupakan perjanjian jaminan khusus yang menunjuk barang-barang tertentu milik debitur sebagai jaminan pelunasan hutang. Keberadaan jaminan ini sangat penting bilamana debitur lalai membayar hutangnya kreditur berhak menjual barang-barang yang dijaminkan dan mengambil sebagian atau seluruh hasil penjualan itu untuk pelunasan hutang, tanpa perlu memperhatikan kreditur- kreditur yang lain. Selain jaminan khususkebendaan tersebut, KUH Perdata mengenal jaminan orang atau penanggung hutang borgtocht. Penanggungan hutang ini selalu diadakan antara kreditur dan pihak ketiga dalam perjanjian dengan mana pihak ketiga guna kepentingan kreditur mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya, debitur sendiri tidak memenuhinya, demikian dikatakan oleh pasal 1820 KUH Perdata. Oleh karena lembaga jaminan mempunyai tugas melancarkan dan mengamankan pemberian kredit, maka jaminan yang sering dipergunkan untuk Universitas Sumatera Utara pemberian kredit bagi pengusaha kecil adalah: 1. Mudah membantu perolehan kredit itu oleh pihak yang memerlukannya, 2. Tidak melemahkan potensi pencari kredit untuk meneruskan usahanya. 3. Memberi kepastian kepada si pemberi kredit, dalam arti bahwa barang jaminan setiap waktu tersedia untuk dieksekusi, yaitu bila perlu dapat mudah diuangkan untuk melunasi hutangnya si penerima kredit. Jaminan identik sekali dengan kredit, atau dapat diberikan suatu pengertian bahwa apabila seseorang membutuhkan kredit maka itu berarti ia harus memiliki jaminan. Dalam Undang-Undang Pokok Perbankan UU No. 10 Tahun 1998 pasal 1 huruf w disebutkan, arti jaminan itu ialah agunan, yang lengkapnya disebutkan “ agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah”. Kewajiban debitur untuk melunasi hutangnya adalah karena debitur telah menikmati kredit, dan yang mendapatkan fasilitas kredit karena dianggap orang yang sanggup untuk melunasi hutang-hutangnya pada waktu yang ditentukan, oleh karena itu Bank memberi persyaratan bahwa ia tidak akan memperoleh fasilitas kredit kepada debitur yang tidak menyediakan jaminan. Prinsip ini sesuai dengan kehati-hatian bank memberikan kredit. Jelasnya Kredit berfungsi kooperatif antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit atau antara kreditur dan debitur, mereka menarik keuntungan dan saling menanggung resiko, singkatnya kredit dalam arti lunas didasarkan Universitas Sumatera Utara atas komponen-komponen kepercayan, resiko dan pertukaran ekonomi dimasa mendatang. 20 Pemberian fasilitas kredit juga memperhatikan faktor-faktor yang memungkinkan kepentingan kebutuhan masyarakat sehingga dengan pemberian kredit debitur khususnya mendapat keuntungan. Dalam GBHN Tap II MPR 2000, dalam bidang ekonomi di jelaskan bahwa “Pembinaan usaha golongan lemah perlu dilanjutkan dan lebih ditingkatkan antara lain dengan jalan penyuluhan dan bimbingan meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran dalam rangka mengembangkan kewiraswastaannya “. Pembinaan usaha golongan pengusaha kecil dilaksanakan oleh pemerintah dan oleh usaha golongan kecil itu sendiri, selanjutnya untuk mendorong usaha golongan ekonomi kecil disediakan berbagai fasilitas yang diperlukan seperti kredit dengan syarat yang memadai, penyediaan fasilitas yang diperlukan seperti kredit dengan syarat yang memadai. Jenis-jenis usaha terutama jenis usaha tradisional, yang merupakan bidang usaha golongan kecil perlu dilanjutkan. Selanjutnya dalam pola umum pembangunan jangka panjang, yang telah digariskan oleh Pemerintah disebutkan bahwa “Titik berat pembangunan jangka panjang adalah pembangunan ekonomi dengan sasaran utama untuk mencapai kesinambungan antara lain bidang pertanian dan bidang industri serta 20 O.P. Simorangkir, Seluk-Beluk Bank Komersil, Aksara Press, Jakarta, 1984, hal. 91. Universitas Sumatera Utara terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat yang berarti bahwa sebagian besar dari usaha pembangunan diarahkan kepada pembangunan ekonomi”. Ini menunjukkan bahwa pembangunan bangsa Indonesia itu dilakukan dengan cara berkepanjangan terus menerus, dengan perioritas utama pembangunan bidang ekonomi, dan pengembangan ekonomi ini dititik beratkan kepada golongan ekonomi kecil yaitu dengan melakukan pemberian kredit dengan syarat yang ringan yang tidak memberatkan serta realisasi dari semua diatur dalam UU Pokok Perbankan No. 2 Tahun 1992 tentang Perbankan dan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.. Motivasi pemerintah mengenai pemberian kredit kepada pengusaha yang kecil golongan ekonominya, adalah memberikan kesempatan kepada mereka untuk lebih memperluas usaha-usaha dan kesempatan kerja. Sumardi Mangunkusumo, dalam kesimpulannya dan sarannya yang dikemukakan dalam seminar hipotik dan lembaga jaminan lainnya menyebutkan bahwa : Lembaga jaminan fidusia banyak sekali digunakan dalam praktek perbankan terutama untuk membiayai kebutuhan modal kerja baik bagi pengusaha besar maupun kecil, yang dapat diberikan secara pemberian pinjaman kredit dengan jangka waktu tertentu maupun kredit terus menerus yang permanen dengan bentuk rekening yang berjalan, ini disebabkan karena relatif mudah dan murah penggunaannya, karena tidak melibatkat birokrasi instansi lain- lainnya kecuali birokrasi Bank sendiri. 21 21 Sumardi Mangunkusumo, Fiducia Bangun-Bangunan di Atas Tanah Hak Sewa, Majalah Hukum dan Keadilan No. 3 Tahun III, Mei – Juni 1972, hal. 176. Universitas Sumatera Utara Adapun keberadaan dan kepentingan pemakaian lembaga jaminan bagi pengusaha ekonomi kecil ini meliputi : - Perusahaan-perusahaan kecil, pertokoan, pengecer, rumah makan memerlukan kredit untuk memperluas usahanya dengan jaminan barang dagangaannya. - Pegawai-pegawai kecil, rumah tangga memerlukan kredit untuk keperluan rumah tangga dan jaminan perkakas rumah tangga. - Perusahaan tembakau dan beras memerlukan kredit untuk memperluas usahanya dengan jaminan pergudangan dan pabrik-pabriknya. - Usaha-usaha pertanian memerlukan kredit untuk meningkatkan hasil pertanianannya dengan jaminan alat-alat pertaniannya. Kenyataan tersebut menunjukkan betapa pentingnya arti lembaga jaminan di dalam lapangan perkreditan khususnya bagi membantu usaha-usaha golongan pengusaha kecil.

E. Akibat Hukum Wanprestasi Pada Bank Sumut